Share

147. Pernikahan Gio-Elle

Penulis: Lindra lfana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-21 01:11:13

Satu minggu kemudian...

Suasana mansion tampak begitu sibuk, hari ini adalah hari pernikahan Gio dan Gabrielle. Hanya akan ada keluarga dan beberapa klien terdekat keluarga yang akan menyaksikan pengucapan acara sakral itu.

"Hei jangan tegang, nanti kau hanya akan berkata 'aku bersedia'. Dan semua selesai..." ujar Serra yang melihat kegugupan Elle. Dokter cantik itu mengenakan dress putih sebatas lutut dengan model yang simpel. Jepit rambut warna senada yang terbuat dari berlian menambah keanggunannya.

Begitupun dengan semua wanita Alexander yang hari ini mengenakan dress putih sebagai dress code-nya.

"Apa dulu kau tidak merasakan apa yang aku rasakan? Aku seperti sedang menghadapi sidang skripsiku. Ya Tuhan jantungku! Dan jangan tertawa gadis kecil karena sebentar lagi kau akan mengalaminya," ujar Elle pada Naina yang duduk disampingnya.

"Aku belum kuliah Kak, mana aku tahu bagaimana rasanya sidang skripsi!" sahut Naina yang langsung mendapat hadiah cubitan gemas oleh dua kakak per
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   148. ML (2)

    Elle berdiri di depan sebuah kaca besar melihat pantulan dirinya. Mulai saat ini kamar ini akan menjadi saksi alur hidupnya, karena dia sudah menjadi bagian dari rumah ini..keluarga Alexander. Kamar bernuansa putih dengan aroma citrus yang menenangkan ini menggambarkan watak pemiliknya.CEKLEKK...Gio membuka pintu kamar dan tersenyum ketika melihat istrinya sudah ada disana. Tadi dia sempat mengantar Elle ke kamar tapi ia kembali ke bawah karena masih ada tamu yang harus ia temui."Belum ganti baju sayang? Atau kau memang sedang menungguku untuk membantu membukanya?" ujar Gio sengaja memecah kekakuan. Dia tahu jika Elle sedang sangat gugup saat ini. Malam ini adalah malam pertama pernikahannya, dan malam kedua setelah kejadian malam itu. Ya, setelah malam itu mereka tak pernah lagi bersentuhan. "Ehmm koperku masih ada di bawah, aku lupa membawanya. Baju gantiku ada disana semua," cicit Elle membuang pandangannya ketika dengan tenangnya Gio melepas jas dan kemejanya. Sekilas ia bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   149. Sisi lain tiga pria

    "Perasaan aku yang jadi pengantin baru, tapi kenapa jadi kalian yang telat turun?" gerutu Giorgio karena acara makan malam tertunda hanya karena menanti sang putra sulung Alexander. "Bukan salahku, kenapa kau tidak menikmati waktumu lebih lama dariku! Kau harus belajar banyak dariku.""Kapan kapan jika perlu kita akan membawa timer, baru kita akan tahu durasi siapa yang lebih lama!" tantang Gio pada sang kakak."Ya Tuhan...bicara apa kalian, ada Naina disini!" kata Mia tak habis pikir dengan kelakuan kedua putranya.Serra menundukkan wajahnya, jika ada yang ingin dia lakukan adalah segera menghilang dari tempat ini. Semua sorot mata anggota keluarga sedang tertuju padanya.Mereka semua pasti sedang memandang aneh dirinya, saat ini dia memakai baju dengan kerah turtleneck yang pasti tidak cocok di kenakan saat musim panas seperti sekarang."Apa kakak sedang sakit? Kak Gabrielle juga mengenakan baju seperti itu. Kenapa kalian memakai baju hangat di musim panas seperti ini?" tanya Naina

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   150. Menyerah sebelum Berjuang

    Serra melirik sinis suaminya yang saat ini duduk bersandar di atas ranjang dengan netra yang terus memandangnya. Dia tahu benar apa arti pandangan itu! "Mommy bilang malam ini kita harus tidur...hanya tidur, jadi jangan macam macam!" gumam Serra yang masih bisa didengar suaminya. Seperti tak ada habisnya pria itu membuatnya kesal dengan selalu memancing hasratnya.Kadang dia bingung dengan dirinya sendiri yang sangat bersemangat dan menikmati ketika Reynard menyentuhnya. Padahal menurut sebuah artikel yang dibacanya di media sosial menyebutkan bahwa wanita hamil di semester pertama sepertinya biasanya kurang bergairah untuk urusan ranjangSeperti tadi ketika dia ada di walk in closet untuk berganti baju, Reynard mengangkat tubuhnya diatas etalase koleksi jam tangan mewahnya. Pria itu membuatnya gila dengan memanjakan pusat tubuhnya. Dan ketika dirinya hampir mencapai puncak hasratnya tiba tiba pria itu menyudahi kegiatan mereka dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.R

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   151. Bertemu Saudara

    Balai pertemuan tempat diadakan acara makan malam mulai ramai. Beberapa pengusaha besar, artis bahkan pejabat terlihat menjadi tamu undangan di acara tersebut. Dua putra Alexander berdiri disamping pasangan masing masing, mereka dikelilingi tamu yang ingin melobi perusahaan mereka. Reynard dan Giorgio terlihat tak pernah melepaskan tangan dari pinggang istri mereka.Sebagai pria mereka tahu kecantikan istri mereka sedang menjadi magnet kuat bagi para kaum adam di ruangan ini."Sayang jika kau lelah kau bisa duduk bersama ibu dan mommy disana," ujar Reynard menunjuk sebuah tempat di sudut ruangan yang khusus digunakan keluarga untuk sekedar duduk beristirahat."Apa tidak apa apa jika kau sendirian disini?" tanya Serra karena dari tadi ia mendengar Reynard dan ayah mertuanya mengenalkan dia sebagai menantu pertama di keluarga Alexander. "Tidak apa apa sayang, sekitar setengah jam lagi acara di mulai. Dan jangan tiba tiba pergi tanpa pengawalan, kau mengerti?""Bisakah aku minta tolong

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   152. Ditolak

    "K-kau? Adrian Mendoza..."Serra menatap pria yang baru saja hadir di belakangnya, pria yang mempunyai warna kulit dan mata yang sama dengannya. Pria yang mempunyai darah yang sama walau tak sekalipun mereka pernah bertemu."Hai senang akhirnya bisa bertemu denganmu Serra Wilson," sapa pria bernama Adrian itu ramah, Serra membalasnya dengan senyuman yang kaku."Saya tak menyangka jika kalian sudah saling mengenal. Ternyata Tuan Alexander mempunyai tamu tamu istimewa," ujar Ken dengan senyum sinis pada Adrian, dia tahu jika pemimpin klan Mendoza itu juga sedang mengincar Serra.Pimpinan klan kejam itu menatap Serra dengan penuh kelembutan, dan sialnya ia merasa kontur wajah, postur dan warna kulit mereka sekilas sama.Sebenarnya tak ada yang salah dengan itu, semua orang bebas menjatuhkan pilihan. Tapi Ken tidak akan membiarkan Serra mengenal Adrian lebih jauh mengingat reputasi kelam klan itu. Serra benar benar akan adai dalam bahaya jika jatuh ke tangan Mendoza. Klan yang dikenal ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   153.Satu Pukulan

    "Selamat malam Nyonya Alexander, selamat malam Nyonya Kylen. Senang bisa bertemu dengan wanita wanita hebat seperti anda," sapa Adrian pada Mia dan Jane yang masih duduk di sudut ruangan.Kemudian pandangan pria itu tertuju pada gadis muda berambut pendek yang juga sedang menatapnya. Serra mengangguk pelan ketika Adrian menatapnya sekilas, seolah mengatakan jika apa yang ada dipikiran pria itu benar. Gadis yang dilihat adalah bungsu mereka."Selamat malam juga Tuan Adrian Mendoza, kami juga senang akhirnya bisa bertemu dengan pemuda hebat seperti anda. Dan gadis muda disebelah kami adalah Naina Wilson," ujar Jane menanggapi sapaan dari Adrian."Hai aku Naina Wilson, apa kau kakak sepupuku?" Naina beranjak kemudian mendekat ke arah pria yang baru saja ia lihat. Pria itu terlihat tersenyum hangat padanya. Semalam ibunya mengatakan jika saudara sepupunya akan datang di acara ini secara khusus agar bisa menemuinya."Kenapa baru sekarang? Kenapa kau baru muncul sekarang? Kenapa kau tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   154.Penyelesaian

    Ken menghapus darah yang keluar dari sudut bibirnya, satu pukulan telak mengenai rahangnya. Pria berwajah oriental itu tersenyum hambar karena tahu Reynard hanya mengeluarkan separuh tenaganya. Mungkin pria itu tidak mau membuat keributan lebih besar yang akan menggangu jalannya acara.Tapi seperti biasanya, tidak akan ada media atau siapapun yang berani merekam kejadian barusan. Mereka tahu benar apa resikonya jika berani mengganggu sang malaikat maut Jayde's."Jauhi dia bangsat!" seru Reynard dengan penuh penekanan. Darahnya serasa mendidih, jika bukan ditempat ini maka ingin sekali ia buat pria didepannya jatuh bersimbah darah. "Jaga sikapmu Dude, kau bisa menakuti mommy dan ibumu..." Erick terlihat sudah ada di depan Ken, mungkin mencegah Reynard melakukan hal yang melampaui batas lagi. "Bisakah kita duduk dan bicara di luar? Jangan kacaukan acara ini hanya karena emosi sesaat. Uncle rasa kalian sudah cukup dewasa untuk berbicara tentang masalah seperti ini. Aku yakin ada kesal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   155. Adrian Mendoza

    "Sudah selesai?" tanya Dimitri melihat Erick yang baru saja datang dari pintu samping bangunan. Sengaja ia membiarkan Erick menjadi penengah karena tak yakin bisa mengendalikan diri dan menghajar putranya. Bisa bisanya Reynard memukul Ken ditengah acara penting seperti ini."Tentu, mereka sudah dewasa. Apa aku ketinggalan sesuatu? Mana Naina?" "Saya sudah mengantarnya ke atas sebelum pawangnya marah(tertawa kecil). Kedua adik saya beruntung karena mendapatkan pria yang tepat, pria yang mencintai mereka dengan sepenuh jiwa," ujar Adrian, dia tahu Bryan selalu mengawasi Naina. Mungkin nanti dia akan berbicara pada calon suami di bungsu itu."Putraku yang beruntung mendapatkan saudarimu, bukan sebaliknya," sahut Dimitri yang saat ini duduk bersamanya.Dulu bahkan Dimitri sempat khawatir apakah ada wanita yang mau menjadi istri Reynard. Sejak kecil putranya tak begitu dekat dengan makhluk bernama perempuan, ditambah lagi dengan berita kekejaman putranya sebagai pengusaha paling berpengar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25

Bab terbaru

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   177. The End

    Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Adiknya harus menjalani beberapa prosedur medis untuk memastikan jika kanker tak akan tumbuh lagi at

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   176. The End

    Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya. Pria itu akan selalu berusaha berada di sisi istrinya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, akhir akhir ini perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Dia mendengar

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   175. Bon Chap5 (Adrian vs Deela)

    Adrian terbangun dengan mengerjabkan matanya, indera penciumannya terganggu dengan bau gurih dan wangi masakan. Hal yang ia rindukan setelah sepuluh tahun terakhir ini kehilangan ibunya.Ibunya meninggal tak lama setelah ia kehilangan ayahnya. Dan ayahnya adalah pengganti ayah Serra sebagai pemegsjg tampu tertinggi klan Mendoza, tapi karena membuat sistem yang berbeda ayahnya dibenci dan akhirnya klan terbagi menjadi dua bagian.Karena rasa cintanya pada kedua orang tuanya sampai sekarang Adrian masih terus berusaha meneruskan perjuangan mereka, yaitu mengarahkan klan-nya ke arah yang lebih baik. Dia ingin dunia mengenal nama Mendoza sebagai klan terhormat, bukan sebagai klan kotor penuh kejahatan.Dia masih sangat muda waktu itu, tapi ia beruntung karena didukung oleh orang orang yang masih setia pada ayahnya. Hidupnya selalu penuh ancaman, dan hal itulah yang menempanya menjadi pria yang lebih kuat. Tak sekalipun ia gegabah mengambil tindakan, semua langkahnya selalu penuh perhitung

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   174. Bon Chap4 (Bryan vs Naina)

    "Apa? Kak Adrian meminta Deela ikut bekerja dengannya? Jangan bercanda?" ujar Serra tak percaya ketika baru saja suaminya mengatakan jika sahabatnya sudah diminta bekerja menjadi asisten kakak sepupunya."Semalam dia sudah memintanya secara resmi padaku sayang, dia bilang sangat kerepotan jika melakukan perjalanan bisnis tanpa seorang asisten disampingnya. Adrian memperbesar pengaruh bisnis agar lebih mudah mengendalikan sayap kiri klan yang tidak pernah mendukungnya."Serra menghela nafas panjang, pantas saja semalam suaminya bersikukuh meninggalkan Deela. Reynard sengaja meninggalkan Deela agar Adrian bisa mengantarnya pulang, mungkin pria itu ingin hubungan Adrian dan Deela lebih dekat."Bagaimana jika Deela menolak? Dia tak punya pengalaman menjadi asisten pribadi. Jika sedang bekerja maka dia akan menjadi sosok yang perfeksionis," ujar Serra masih khawatir jika kakak sepupu maupun sahabatnya bukanlah partner kerja yang baik "Adrian menawarkan gaji tiga kali lipat lebih besar, se

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   171.Bon Chap3 (Adrian vs Deela)

    Setelah sekitar satu setengah jam perjalanan akhirnya Deela bisa bernafas lega, dia sudah sampai di halaman depan area rumah sewanya. Dari balik jendela mobil ia bisa melihat jika kedatangan mereka sangat menarik perhatian penghuni lain area tempat tinggalnya.Wajar saja terjadi karena mobil yang ia tumpangi merupakan salah satu mobil termahal yang hanya beberapa gelintir orang saja memiliki. Dan lamunannya buyar ketika tiba tiba pintu mobil sudah terbuka lebar untuknya. Adrian ternyata sudah berdiri di sisi pintu, pria itu membukakan pintu untuknya! Tapi sejak kejadian di supermarket tadi ia tak berani menatap netra setajam elang itu. Sungguh ia sama sekali tak menduga jika pria itu mau dan mampu mengangkat tubuhnya.Tapi ini bukan negeri dongeng di mana upik abu di gendong pangeran untuk dibawanya ke istana dan kemudian akan hidup berbahagia selamanya. Dia cukup tahu diri tentang siapa dirinya. Adrian adalah pria tampan kaya raya yang tak akan mungkin ia jangkau, pria itu juga t

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   170. Bon Chap1 (Adrian vs Deela)

    Deela langsung turun dari mobil ketika mereka berhenti disebuah mini market yang ada di pinggiran kota. Tak peduli dengan suara yang berkali kali memanggilnya, yang ada di otaknya sekarang hanyalah beberapa batang coklat, satu bungkus besar keripik kentang dan sebotol susu pisang dingin yang pasti menyegarkan tenggorokannya.Dan benar saja, tak berapa lama wanita itu sudah memenuhi keranjang belanjanya. Dan Adrian sudah berdiri disamping kasir seakan sedang menantinya. Deela segera mengikuti arah pandang Adrian yang terus saja memandang ke bawah, dan dia berdecak malas ketika menyadari jika ia sedang tidak mengenakan alas kakinya. Kakinya pegal karena seharian ini tak melepas sepatunya. Sepatu yang ia kenakan di kantor adalah sepatu hak yang tak terlalu tinggi, tapi tetap saja tak nyaman jika dikenakan terus menerus. Dan tanpa sadar ia melepas sepatunya tadi di dalam mobil."Kau seperti suku primitif yang baru pertama kali masuk ke dalam toko. Lantainya dingin sekali, kau bisa sakit

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   169. Bon Chap1( Adrian Deela)

    Deela melihat ke arah sekitarnya, dirinya seperti seorang perempuan di sarang penyamun. Dia satu satunya wanita yang ada di tempat ini. Dan seperti biasanya, tak akan ada yang seorang pun memperhatikannya. Dia tak menyalahkan Serra yang terlebih dulu pulang tanpa mengajaknya karena ia yakin situasinya tak memungkinkan untuk pulang bersama sama. Tapi sesaat kemudian dia bisa bernafas dengan lega ketika dua penjaga Jayde's datang menghampirinya."Nona Deela, Nyonya Muda meminta kami untuk mengantar anda pulang. Beliau juga meminta kami membeli ini untuk Nona," ujar salah satu penjaga memberikan satu kantong plastik penuh berisi beberapa anak dan coklat. Serra tahu jika sahabatnya sangat suka dengan cemilan setelah makan malam."Terimakasih, sebaiknya kita pulang sekarang saja. Besok pagi pagi sekali aku harus berangkat kerja, ada tugas yang harus aku selesaikan," sahut Deela sangat bersemangat melihat banyaknya makanan ringan di tangannya.Wanita itu segera mengikuti langkah dua penjag

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   168. Akhir Yang Bahagia (2)

    "Ehh...Tuan Adrian? Saya hanya membawa ini untuk kentang dan sayurannya," ujar Deela dengan menunjukkan dua wadah yang tadi dibawanya. "Tapi tidak begitu dengan yang aku lihat, kembali ke tempatmu sekarang juga.""Memang apa yang sedang anda lihat? Saya disini untuk membantu mereka, bukan sedang menari telanjang dan menggoda mereka!" seru Deela, tanpa sadar matanya menatap tajam pria yang berdiri menjulang didepannya. Dia hanya tidak suka dengan kata kata bernada ancaman yang ditujukan padanya.Tinggi badannya yang hanya sebatas dada pria arogan didepannya membuatnya harus mendongakkan kepala."Turuti kata kataku, atau...""Atau apa? Membunuhku? Kau bukan siapa siapa bagiku! Jadi kau tidak punya hak untuk mengatur hidupku. Jangan kau pikir semua orang harus tunduk di kakimu Tuan Adrian yang terhormat," ujar Deela dengan suara pelan tapi penuh penekanan. Dia bahkan tidak menggunakan kata kata formal lagi pada kakak sahabatnya itu.Sebenarnya Deela sedang menahan rasa takutnya karna sa

  • Jerat Obsesi Dua Presdir Berkuasa   167. Akhir yang bahagia (1)

    "Kau suka?" tanya Gio memeluk istrinya dari belakang. Sekarang mereka berada di sebuah resort pinggir pantai yang ada di Bali. Liburan kali ini adalah hadiah pernikahan mereka dari Mia Alexander."Suka sekali, sudah lama aku ingin kesini. Sayangnya Serra dan kakakmu tak bisa berlibur disini bersama kita.""Mana mau kakakku pergi bersama, dia pasti lebih suka pergi ke pulau tak berpenghuni agar tak ada satupun orang yang bisa mengganggu mereka," ujar Gio yang membuat istrinya tertawa.Gabrielle sangat paham bagaimana watak Reynard karena sudah cukup lama mereka bersahabat. Reynard bukanlah pria yang bisa bersikap hangat ataupun lembut pada wanita. Tapi dia akan benar benar menjaga apa yang sudah ia klaim menjadi miliknya jika sudah menjatuhkan hatinya."Rasanya aku masih tak percaya berada disini bersamamu, bertahun tahun menjadi sahabat kakakmu tapi aku bahkan tak pernah bertemu secara langsung denganmu," ujar Elle mencium sekilas rahang suaminya. Angin pantai di sore hari membuatn

DMCA.com Protection Status