"Kau punya hutang banyak sekali penjelasan padaku! Ken bilang kau sedang hamil, apa itu benar?"Setelah selesai makan siang Serra mengantarkan Deela kembali ke perusahaan. Makan siang dengan durasi cukup singkat itu menyisakan banyak pertanyaan dari sahabatnya. Bahkan wanita berpipi chubby itu sedikit terkejut ketika tadi dua penjaga sudah menunggu mereka di mobil."Benar, aku sedang hamil," jawab Serra singkat karena yakin akan ada pertanyaan lainnnya."Kau sudah menikah?""Nyaris!""Oh God jadi kau hamil tanpa ada suami? Apa kau gila? Apa keluargamu tahu tentang hal ini?" tanya Deela dengan raut tak percaya karena selama berteman dengannya Serra bukanlah wanita yang mudah tertarik pada seorang pria."Siapa ayah dari bayimu? Kenapa dia tak mau bertanggung jawab? Kau bisa andalkan aku, kita akan lapor pada polisi...atau lapor ke organisasi pembela perempuan! Kita akan viralkan ini! Kita buat ayah bayi itu bertanggung jawab!" ujar Deela berapi api, dia yakin Serra adalah korban janji p
"Tidak usah tersenyum senyum seperti itu, apanya yang lucu?" gerutu Elle, sore ini Gio datang di rumah sakit tempat prakteknya. Mungkin pria itu tahu jika saat ini jam prakteknya sudah selesai."Aku antar kau pulang!""Terimakasih, tapi aku bawah mobil sendiri. Masih menumpang di apartemen kakakmu Tuan kaya?" sinis Elle yang sempat ditemui oleh Reynard yang menanyakan apakah dirinya sering bertemu dengan Gio. Dan apakah ada perilaku adiknya yang terlihat aneh karena tak pernah adiknya itu menginap begitu lama di apartemen miliknya."Tapi mobilmu sudah ada di apartemen."Elle berdecih karena ternyata Gio dan Reynard mempunyai sifat yang sama. Selalu melakukan apapun semaunya sendiri."Kemarin kakakmu menanyakan tentang dirimu, dia khawatir jika terjadi apa apa pada dirimu.""Kau ingin aku ambil alih gedung itu?"Elle memutar bola matanya malas melihat pria sok kaya yang nyatanya memang kaya raya itu memamerkan kuasanya. Saat berjalan menuju area parkir kebetulan mereka melewati kantin
Malam ini Reynard dan Bryan tiba disebuah restoran ala Jepang yang baru beberapa minggu lalu buka. Sang pemilik adalah salah satu klien istimewa mereka dari Jepang. Seharusnya siang tadi mereka bertemu tapi karena sesuatu mereka harus mengundurnya. Beruntung sang klien mau mengerti dan bersedia mengundurkan pertemuan pada malam ini."Selamat malam tuan tuan, sebuah kehormatan anda sekalian sudi datang ke tempat ini," seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan wajah oriental tampak menyambut mereka. "Selamat malam Tuan Kenichi Jhonson, maaf sekali jika tadi kami terpaksa mengundur pertemuan ini," sahut Reynard memeluk sekilas kliennya, begitupun Bryan."Tapi karena hal itu saya bisa makan siang bersama wanita istimewa, saya berhutang satu terimakasih pada anda sekalian," sahut pria bernama Ken itu tersenyum ramah."Mungkin itu sebuah pertanda jika anda harus segera mengakhiri masa lajang anda Tuan Ken!" kata Reynard mencoba beramah tamah. Jika dilihat Ken memang terlihat seperti peng
Rencananya untuk mengantar Naina ke sekolah harus batal karena pagi tadi ia diberitahu jika Reynard sedang sakit. Menurut yang ia dengar semalam pria itu terus saja muntah dan demam tinggi.Pagi ini dia datang ke mansion Alexander untuk sekedar melihat kondisi ayah dari janin yang dikandungnya. Suasana terlihat sepi saat ia datang, seperti biasanya.Kepala maid yang melihat kedatangannya langsung datang datang menyambut. Pria parubaya itu tahu jika Serra adalah calon menantu di keluarga ini. Satu saja kesalahan akan berakibat fatal untuknya."Tuan Muda ada di kamarnya, mari saya antar kesana Nona. Semalam Dokter Elle sudah datang memeriksanya, dan beliau bilang jika Tuan Reynard hanya kelelahan. Ada sedikit gangguan pencernaan karena akhir akhir ini Tuan Muda jarang sekali makan. Perutnya hanya di isi dengan kopi dan wine. Berkali kali Nyonya besar menelpon Tuan Muda tapi tidak didengarkan," ujar sang kepala pelayan menjelaskan. "Terimakasih atas penjelasannya.""Jangan sungkan Nona,
CEKLEKKK...Bau sabun yang menguar membuat Serra tergoda untuk melihat apa yang ada di belakang tubuhnya. Sekali lagi Serra harus berdecak kesal karena dengan santainya Reynard seperti sengaja berganti baju didepannya.Tubuh polos setengah basah itu membuatnya kesulitan bernafas, seperti tak ada udara disekitarnya. Setiap lekuk pahatan sempurna itu seperti sedang mengundang untuk menyentuhnya."Kau sedang mencuri pandang Nyonya?""Terlalu percaya diri!" sinis Serra yang kaget ketika satu tangannya sudah diraih oleh pria yang ternyata sudah selesai berpakaian itu. Dahinya berkerut ketika melihat penampilan Reynard yang setengah formal. Padahal ia tahu pria itu tak mungkin pergi ke perusahaan dengan kondisi seperti ini.Tapi dia menurut ketika Reynard menuntunnya keluar kamar menuju ruang kerjanya."Aku sudah tidak bekerja untuk Jayde's, kenapa kau mengajakku kesini?" tanya Serra, ia curiga pada senyum iblis tampan didepannya.Benar saja, sudah ada tiga orang pria yang sudah menunggu me
"Kenapa Naina tidak kita bawa ke mansion saja? Aku rasa Uncle Erick dan ibu tidak akan keberatan," ujar Reynard yang tadi sempat berkeras mengantar Serra ke toko roti. Serra tak mengijinkannya ikut karena mengingat kondisi dirinya yang sedang tidak sehat. "Nanti aku akan membahasnya dengan Naina, tapi kita tidak bisa memaksanya jika dia tidak mau. Aku tak bisa biarkan ia tinggal sendirian di rumah, jika diijinkan aku akan tinggal selama beberapa hari ke depan sebelum Uncle dan ibu pulang dari bulan madunya."Reynard tersenyum dalam diamnya, kata kata dari Serra menghangatkan hatinya. Mungkin terdengar sepele, hanya meminta sebuah ijin. Tapi hal itu membuatnya merasa sangat dihargai."Ya sudah kita akan tinggal di kediaman Wilson, kau dan putraku adalah rumahku jadi aku akan mengikuti kemanapun kau pergi!" "Kenapa kau sangat yakin jika dia laki laki? Sayang kau tak melihatnya kemarin, dia bahkan baru sebesar biji kacang."Serra terhenyak dengan kata katanya sendiri yang terdengar sep
Mia menatap sekilas suaminya yang saat ini sedang minum kopi diruang tengah bersama putra bungsu mereka. Kabar akurnya putra sulung mereka dan Serra saja sudah menjadi kejutan untuk mereka. Dan hari ini gio membuat kejutan lain dengan mengundang mereka makan malam untuk menyampaikan sesuatu."Kenapa Mommy memandangku seperti itu? Aku memang sudah berbuat satu kesalahan, tapi bukan sepenuhnya salahku. Maksudku aku terpaksa melakukannya, dia dan aku dalam situasi yang salah....""Stop!" Mia meminta putranya berhenti bicara karena bingung dengan arah pembicaraan Gio.Dari raut datar Dimitri ia yakin jika suaminya itu sudah mengetahui semuanya, tapi seperti biasanya...Dimitri akan diam dan membiarkan semua berjalan sesuai alurnya."Dari tadi Mommy mendengar kata salah dan salah, memang kesalahan apa yang kau perbuat? Apa kau membuat Alexander bangkrut? Atau kau membuat perusahaan kakakmu bangkrut? Atau jangan jangan kau sedang terjerat hutang!"Dimitri terbahak mendengar perkataan istriny
Bryan terus saja memperhatikan gadisnya yang sedang menyiapkan makan malam untuknya. Seharusnya malam ini mereka di undang makan malam di mansion Alexander, tapi karena kondisi Naina akhirnya ia menemani gadis itu di rumah.Setelah semua siap akhirnya mereka makan dalam diam. Sesekali Naina melirik ke arah pria didepannya, gadis itu merasa malam ini Bryan terlalu diam. Pria itu tidak memarahinya walaupun mengetahui kondisinya lemah gara gara siang tadi ia bekerja di toko roti ibunya.Setelah selesai pun Bryan tetap diam dan langsung duduk di teras depan untuk menyalakan rokoknya. Dia terlihat berbicara dengan salah satu penjaga di rumahnya. Sengaja Naina membiarkan pria itu duduk di teras untuk menghabiskan rokoknya. Gadis itu merasa jika Bryan sedang marah padanya , walau ia tidak tahu apa kesalahannya."Ehhmm sepertinya saya harus permisi sebentar, saya harus memeriksa penjagaan di belakang!" ujar sang penjaga ketika melihat Naina datang dengan membawa minuman dingin. Beberapa har