"Kenapa Naina tidak kita bawa ke mansion saja? Aku rasa Uncle Erick dan ibu tidak akan keberatan," ujar Reynard yang tadi sempat berkeras mengantar Serra ke toko roti. Serra tak mengijinkannya ikut karena mengingat kondisi dirinya yang sedang tidak sehat. "Nanti aku akan membahasnya dengan Naina, tapi kita tidak bisa memaksanya jika dia tidak mau. Aku tak bisa biarkan ia tinggal sendirian di rumah, jika diijinkan aku akan tinggal selama beberapa hari ke depan sebelum Uncle dan ibu pulang dari bulan madunya."Reynard tersenyum dalam diamnya, kata kata dari Serra menghangatkan hatinya. Mungkin terdengar sepele, hanya meminta sebuah ijin. Tapi hal itu membuatnya merasa sangat dihargai."Ya sudah kita akan tinggal di kediaman Wilson, kau dan putraku adalah rumahku jadi aku akan mengikuti kemanapun kau pergi!" "Kenapa kau sangat yakin jika dia laki laki? Sayang kau tak melihatnya kemarin, dia bahkan baru sebesar biji kacang."Serra terhenyak dengan kata katanya sendiri yang terdengar sep
Mia menatap sekilas suaminya yang saat ini sedang minum kopi diruang tengah bersama putra bungsu mereka. Kabar akurnya putra sulung mereka dan Serra saja sudah menjadi kejutan untuk mereka. Dan hari ini gio membuat kejutan lain dengan mengundang mereka makan malam untuk menyampaikan sesuatu."Kenapa Mommy memandangku seperti itu? Aku memang sudah berbuat satu kesalahan, tapi bukan sepenuhnya salahku. Maksudku aku terpaksa melakukannya, dia dan aku dalam situasi yang salah....""Stop!" Mia meminta putranya berhenti bicara karena bingung dengan arah pembicaraan Gio.Dari raut datar Dimitri ia yakin jika suaminya itu sudah mengetahui semuanya, tapi seperti biasanya...Dimitri akan diam dan membiarkan semua berjalan sesuai alurnya."Dari tadi Mommy mendengar kata salah dan salah, memang kesalahan apa yang kau perbuat? Apa kau membuat Alexander bangkrut? Atau kau membuat perusahaan kakakmu bangkrut? Atau jangan jangan kau sedang terjerat hutang!"Dimitri terbahak mendengar perkataan istriny
Bryan terus saja memperhatikan gadisnya yang sedang menyiapkan makan malam untuknya. Seharusnya malam ini mereka di undang makan malam di mansion Alexander, tapi karena kondisi Naina akhirnya ia menemani gadis itu di rumah.Setelah semua siap akhirnya mereka makan dalam diam. Sesekali Naina melirik ke arah pria didepannya, gadis itu merasa malam ini Bryan terlalu diam. Pria itu tidak memarahinya walaupun mengetahui kondisinya lemah gara gara siang tadi ia bekerja di toko roti ibunya.Setelah selesai pun Bryan tetap diam dan langsung duduk di teras depan untuk menyalakan rokoknya. Dia terlihat berbicara dengan salah satu penjaga di rumahnya. Sengaja Naina membiarkan pria itu duduk di teras untuk menghabiskan rokoknya. Gadis itu merasa jika Bryan sedang marah padanya , walau ia tidak tahu apa kesalahannya."Ehhmm sepertinya saya harus permisi sebentar, saya harus memeriksa penjagaan di belakang!" ujar sang penjaga ketika melihat Naina datang dengan membawa minuman dingin. Beberapa har
"Kalian sudah akan menjadi ayah, aku harap kalian bisa lebih dewasa ketika menghadapi sebuah masalah. Jangan pernah telan mentah mentah nasehat dari orang lain!" ujar Dimitri melirik putra sulungnya. Kemarin dia sempat menasehati putranya agar sementara menuruti keinginan Serra yang menginginkan Reynard 'menjauh'. Dan Reynard benar benar melakukannya dengan cara yang salah dan tanpa memikirkan perasaan Serra."Kenapa melihatku seperti itu? Bukan salahku jika aku menjauhi istriku, Daddy yang terlalu berbelit belit menasehati!" gerutu Reynard memukul lengan Gio yang tertawa terbahak di sampingnya.Setelah makan malam mereka duduk di taman samping untuk minum kopi dan sedikit membahas masalah perusahaan. Sedang para wanita berkumpul diruang tengah untuk minum teh."Dan kalian jangan ulangi kesalahan Daddy dulu, cintai istri kalian sepenuh hati. Belajar untuk saling menerima kekurangan ataupun kelebihan masing masing. Jangan mementingkan ego karena anak anak akan bisa merasakan masalah k
"Selamat malam Tuan Tuan, maaf menantu saya tidak bisa ikut bersama kalian karena mengingat kondisinya. Tapi saya dan putra saya bersedia membantu tugas anda malam ini," sapa Dimitri pada tiga pria berseragam yang ada di area luar mansion, penjagaan di mansion sangat ketat hingga tak ada siapapun bisa masuk tanpa ijin darinya."Selamat malam malam Tuan Dimitri dan Tuan Reynard, maaf kami sudah mengganggu waktu istirahat kalian. Kami sama sekali tidak tahu jika ternyata Nona...maksud kami Nyonya Serra adalah menantu di keluarga ini. Kami hanya ingin memastikan jika mayat yang kami temukan di depan kediaman Wilson bukanlah Nona Naina."Para petugas mendatangi mansion Alexander karena mendapat laporan dari salah satu warga yang melihat yang melihat Reynard belum lama keluar dari kediaman Wilson bersama Serra. Dan kebetulan mereka tak menemukan siapapun di dalam kediaman.Dan untungnya ketiga petugas itu sangat memaklumi aturan di rumahnya. Mereka pergi ke mansion Alexander karena ada beb
"Mana kakakmu? Ini sudah larut, kakak iparmu ingin pulang," tanya Mia pada putra bungsunya yang baru saja kembali dari taman samping.Giorgio menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia harus mencari jawaban yang tepat agar para wanita tidak bertanya lebih detail kenapa daddy dan kakaknya pergi. Mengatakan keduanya pergi bersama polisi hanya akan membuat kehebohan yang akan membuatnya susah."Sepertinya kakak ipar harus menginap disini dulu, tadi tiba tiba ada klien yang ingin bertemu dengan mereka.""Bertemu? Malam malam begini?" "Mereka baru tiba dari luar negeri Mom, mereka tidak punya waktu banyak karena besok harus terbang ke kota lain," ujar Giorgio menjelaskan, tanpa sekalipun membalas tatapan mommy-nya."Dari dulu kau tak pandai berbohong, apa yang terjadi?""Ckk aku benar benar tidak tahu Mom, tapi sepertinya masalahnya sedikit serius. Mereka berpesan padaku agar tidak mengatakan apapun dulu pada kalian!"Mia mengangguk dan menghela nafasnya, menjadi nyonya besar Alexander beb
"Sayang, semua pesananmu sudah datang. Apa perlu aku suapi?" Serra menatap sinis suaminya, beberapa maid membawa troli makanan berisi semua makanan yang ia pesan. Sepertinya semua sudah disiapkan di piring piring saji.Padahal bukan ini yang dia inginkan, awalnya dia hanya ingin menguji bagaimana usaha suaminya untuk mendapatkan semua makanan itu untuk dirinya. Tapi dengan mudahnya Reynard malah mengerahkan semua orangnya untuk memudahkan tugasnya."Hei kenapa kau marah? Tak ada satupun dari pesanan yang terlupa!"Mendengarkan suaminya bicara malah membuatnya bertambah kesal. Tapi terlalu kekanakan jika dia marah hanya karena hal ini. Dari awal dia sadar jika suaminya bukanlah pria romantis bahkan kurang peka! Hidup Reynard sudah terbiasa memberi perintah. Manajemen waktu yang sangat teratur dan terkondisi untuk kehidupan sehari harinya. Mungkin pria itu berpikir mencari begitu banyak makanan hanya akan membuang waktunya."Tadi aku sudah makan roti isi tuna buatan Mommy, sekarang ak
"Uncle apa tidak sebaiknya kita ke rumah sakit? Lukanya terus mengeluarkan darah," cicit Naina hampir putus asa karena sedari tadi tak bisa membujuk Bryan pergi ke rumah sakit.Sebenarnya Naina masih sangat shock dengan serangan yang terjadi dirumahnya. Kekacauan hebat yang sangat tenang karena masing masing kubu menggunakan peredam pada senjata yang digunakan. Mungkin karena masing masing tak ingin menarik perhatian warga lain, ada beberapa rumah yang letaknya tak jauh dari kediaman Wilson.Naina yakin jika saja Bryan tak melindunginya maka pria itu tak akan tertembak seperti ini. Dia tak tahu apa saja yang terjadi karena ia terus memejamkan mata, tapi telinganya masih bisa mendengar keributan yang terjadi diluar.Bryan membawanya ke sebuah tempat yang baru kali ini ia datangi. Sebuah tempat cukup luas dengan pagar beton yang tinggi, dan ada beberapa bangunan di dalamnya. Dan saat ini mereka ada didalam bangunan terkecil, lebih mirip sebuah rumah walau sangat minimalis."Ini hanya l