Share

Chapter 50

Author: Rara Radika
last update Last Updated: 2024-05-24 10:15:38

"Jadi akhirnya kau memberitahunya?" bisik Theodore tepat di depan telinga Leoni.

"Aku tidak memberitahunya, dia mencaritahu sendiri."

Pasangan itu sengaja berkunjung pada kediaman Calis untuk makan malam bersama. Sengaja Leoni bawa Xander untuk menghadap pada kedua orang tuanya.

KIni, keluarga itu bersama-sama berkumpul pada ruang makan.

Tuan dan Nyonya Calis menatap Xander dengan penuh selidik. Isi kepala dua orang paruh baya itu terpenuhi dengan hubungan putrinya yang rumit. Meskipun telah Leoni jelaskan masalah awal kenapa dirinya sampai bisa berakhir dengan Xander, namun rasanya itu tak masuk akal bagi keduanya.

Itu karena Leoni tak menjelaskan secara detail mengenai balas dendamnya, hanya sebatas bercerita pergi ke club malam karena marah.

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 51

    Xander pergi keluar dari kamar setelah memastikan Leoni terlelap pulas. Pria ini pergi menuju taman mansion untuk menulut satu batang nikotin di sana. Dirinya bertemu Theodore yang juga tengah melakukan hal yang sama. Ia duduk di samping calon adik iparnya. "Kau bersungguh-sungguh ingin menikahinya?" tanya Theodore tiba-tiba, menghisap rokok lau menghembuskan asapnya menjauh. "Kau siap hidup bersama wanita tempramental seperti dirinya?" Xander terkekeh menahan tawanya. Ia pikir pernyataan apa yang akan terlontar dari Theodore. Ternyata, hanya ungkapan konyol yang tentu saja Xander ketahui. "Aku menyayanginya. Bagaimana pun sikapnya, akan kuterima dengan sepenuh hati." Theodore menghela napasnya. "Kutahu kau menyayanginya. Tak pernah kulihat pria sehancur dirimu ketika mencintai seorang wanita." Ya, Theodore menyinggung

    Last Updated : 2024-05-24
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 52

    Kini waktu telah menunjukan pukul setengah satu malam. Leoni baru kembali pulang ke penthouse setelah ia menyelesaikan beberapa pertemuan. Dalam keadaan penthousenya yang gelap, ia pikir jika orang yang tinggal di sana telah tertidur. tapi, Leoni salah saat tiba-tiba langkahnya tercekat kala ia lihat Xander duduk pada sofa tunggal di ruang utama. "Kau belum tidur? Kenapa tidak menyalakan lampu?" tanya Leoni, santai ia nyalakan lampu ruang utama, menatap Xander sekilas sebelum akhirnya ia melangkah menuju kamar. Tanpa beranjak dari duduknya Xander mengatakan, "Kau baru kembali larut malam seperti ini?" "Hm ya, aku sibuk dan memiliki banyak pertemuan," timpal Leoni. Beranjak Xander dari duduknya. Ia telah berada di sana dan menunggu

    Last Updated : 2024-05-24
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 53

    "Kau seharusnya berkaca, Jalang." Dua wanita itu saling menatap nyalang. Sama-sama menebarkan aura kebencian yang amat menyala. Tatapan keduanya diakhiri dengan Liza yang bedecih seraya mengalihkan pandangan terlebih dulu. "Mungkin kau benar. Xander memang mencintaimu sekarang, tapi sebelum dirimu, dia sangat-sangat mencintaiku dulu," papar Liza. Kembali ia tajamkan sorot matanya, namun kali ini agak meledek. Sesaat Leoni memutar bola matanya malas, sama sekali tidak peduli. "Kami bercinta setiap hari, setiap detik dan bahkan di mana pun dan kapan pun. Di kamar mandi, dapur, di atas meja. Mungkinkah dia melakukanya juga denganmu sekarang?" Liza terkekeh amat puas setelah membeberkan

    Last Updated : 2024-05-25
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 54

    Saat Xander mengatakan dirinya akan pulang larut malam karena menghadiri sebuah pertemuan, saat itulah waktu Leoni manfaatkan sebaik mungkin. Bertemu sahabatnya, Kizzie, dan menghabiskan waktu dengan minuman beralkohol bersama wanita itu hingga keduanya kini mabuk tersungkur. Beberapa kali Lucas menghubunginya, mengirimkan foto Leoni yang mabuk pun tak kunjung Xander buka pesan chat darinya. Pria itu pasti tengah sibuk pada pertemuanya. "Tidak perlu menghubunginya lagi, dia pasti sedang sibuk." Leoni mengangkat tanganya pada Lucas dengan gaya orang mabuk serta mata yang memerah. "Dua hari lagi adalah hari pernikahanya, pria itu sedang bersiap melakukan pemotretan mesra bersama calon istrinya." Di dalam pelukan Lucas, Kizzie terkekeh melihat tingkah Leoni. Wan

    Last Updated : 2024-05-25
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 55

    Leoni menggeliatkan tubuhnya di atas ranjang. Mengerjap beberapa kali menatap pada langit-langit kamar, merasakan kepalanya yang pening pusing akibat mabuk tadi malam. Ia beranjak dari tidurnya seraya mengucak kedua mata. Terhenyak seketika saat ia lihat Xander tengah duduk pads sofa tunggal dan menatap tajam ke arahnya. Pandangan Leoni bergerak menilik seisi kamar yang baru ia sadari jika dirinya berada di penthouse miliknya, dan bukan di penthouse Kizzie yang mana ia ingat terakhir kali ia mengajak Kizzie untuk mabuk. "Kau yang membawaku pulang?" tanya Leoni, tersenyum terpaksa. Lingkar hitam serta merah pada mata Xander menunjukan jika pria itu tak memiliki tidur yang nyenyak tadi malam. Bagaimana ia bisa tidur dengan nyenyak sementara Leoni yang mabuk terus saja menumbuki dirinya saat wanita itu melihat wajah Xander sedikit saja. Leoni terlampau kesal.

    Last Updated : 2024-05-25
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 56

    "Apa yang kau lakukan, Liza?" Tatapan Xander memicing pada wanita di hadapanya, penuh akan amarah yang menggebu-gebu pria itu seolah tak sabar ingin menghancurkan kepala wanita itu sekarang juga. Seorang bocah kecil berusia enam tahun tengah bergelayut di bawah kakinya. Ceria wajah bocah itu pun memanggil Xander dengan sebutan 'Papa'. Tiba-tiba seorang anak muncul satu hari sebelum hari pernikahan mereka. Bocah lelaki itu datang membawa bukti identitasnya yang menyertakan jika Xander lah ayah biologis bocah tersebut serta nama ibu yang tertera di sana ialah, Liza. Mungkin Xander tak menyangka jika hasil kerja kerasnya beberapa tahun yang lalu akan membuahkan hasil seorang bocah tampan yang saat ini berada bergelayut pada kakinya. "Aku ingin membawanya padamu setelah pernikahan nanti. Namun dia terus merengek tak sabar ingin bertemu papanya, Xander. Dia putramu, putra kandungmu yang kulahirkan beberapa tahun yang lalu." Perasaan tak menentu Xander bagai tertimpa bogem besar

    Last Updated : 2024-05-27
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 57

    Langkah kaki Leoni mundur hingga menabrak sofa di belakangnya. Kilatan petir bergemuruh di dalam dada pun membuat napasnya seolah tersekat tiba-tiba ketika ia dengar penuturan dari pria yang dicintainya. Dirinya bergeming di sana, menatap Xander dengan mata indahnya yang dipenuhi cairan bening, tak kuasa tertampung kontan luruh jatuh membasahi wajah cantiknya. Xander segera melangkah menghampirinya. Menarik lengan Leoni hingga menabrak dada Xander lalu pria itu dekap erat. Tenaga Leoni terkuras habis saat itu, ia bahkan tak menolak tindakan apapun dari pria itu. "Ketahuilah bahwa aku hanya mencintaimu, aku hanya ingin hidup bersamamu," parau Xander berucap. Ia takup sisi wajah Leoni lalu menyatukan kening mereka. "Tunggu aku menyelesaikan semuanya, kumohon tunggu aku dan jangan pergi dari sisiku." ******* Sesuai un

    Last Updated : 2024-05-28
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 58

    Di luar, tengah marak diperbincangkan mengenai masalah gagalnya pernikahan Xander Miller serta terungkap scandal bersama mantan sang kakak ipar. Pada media, publik, serta saluran televisi gencar memberitakan gosip panas mengenai pasangan tersebut. Setelah kejadian besar tersebut, Liza entah pergi ke mana, wanita itu menghilang seketika tak membawa serta bocah laki-laki yang ia bawa. Bocah lelaki berusia enam tahun tersebut terlanjut sudah diperkenalkan sebagai keluarga baru Miller, pun Pero dan Deliana telah mengurus surat hak asuh kepada panti asuhan di mana tempat Liza membawanya. Kini, bocah tersebut resmi menjadi anak angkat Pero serta Deliana. “Aku senang kita tak perlu menyembunyikan hubungan kita lagi.” Xander memeluk Leoni dari belakang serta mencium tengkuk lehernya lembut. Wanita yang berdiri di depan jendela penthousenya seraya membawa satu cangkir teh hangat.

    Last Updated : 2024-05-28

Latest chapter

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 106

    “Xavion, berhenti berlari nak atau kau akan ja ... tuh.”Menghilang suara Leoni bersamaan dengan terjatuhnya bocah kecil lelaki lucu berusia empat tahun di atas rerumputan yang basah. Kontan membuat seluruh baju serta wajahnya basah kotor terkena lumpur. Setelah jatuh, bocah kecil itu tak menangis melainkan bertambah asik bermain di atas genangan.“God. Nakal sekali anak ini.”Segera Leoni hampiri putranya yang nakal. Satu langkah lagi ia mencapai Xavion, bocah kecil itu malah melemparkan satu genggam lumpur yang tepat mengenai dress putih yang Leoni kenakan. Tanpa rasa bersalah wajah mungilnya dan hanya tahu tertawa-tertawa menggemaskan.“Tolonglah Xavion, berhenti bermain-main. Kau harus pergi ke sekolah.”Meraup tubuh kecil itu dengan dua tangannya dan ia bawa ke dalam gendongan. Membawanya masuk ke dalam rumah tak peduli jika Xavion terus meronta ingin diturunkan hingga berakhir dirinya dengan tangisan yang begitu melengking.“HUUUUAAAAAAA!” Si bontot Xavion menangis begitu nyaring

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 105

    Pandangan mereka bertemu amat dalam dengan posisi mereka yang berjauhan. Xander yang duduk di sofa dalam home theater sementara Leoni berdiri pada ambang pintu. Di antara mereka telah tertidur dua putri cantik di atas sofa. Zenna dan Zeline tertidur setelah film favorit mereka selesai ditayangkan.Xander yang menemani dua putrinya menonton, dan Leoni baru saja datang setelah sibuk dengan persiapan kamar bayi mereka.Melipat bibirnya ke dalam sebelum ia melangkah mendekati sang suami. Langkahnya sudah amat berat pun tangannya terus memegangi bawah perut dan pinggang. Ia duduk di atas pangkuan Xander yang mengulurkan tangan padanya.“Belum tidur, um?” tanya Xander. Lantas ia kecupi leher jenjang istrinya.Tersenyum Leoni. Tak bisa tertidur sebab dirinya merasakan kontraksi yang datang cukup sering. Seharusnya tanggal HPL masih dua minggu lagi, namun perutnya terus merasakan kontraksi.“Xander ... kurasa putramu sudah tak sabar ingin melihat dunia.” Leoni tersenyum canggung. Sesungguhnya

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 104

    Leoni berjalan-jalan di halaman rumahnya dan mendapati Xander yang tengah merokok seraya melamun di dalam gazebo. Ia meringankan langkahnya agar suaminya itu tak mendengar kehadirannya. Dehaman samar dari Leoni membuat Xander menoleh. Dengan cepat ia segera mematikan sulutan rokoknya dan mengipas-ngipas asap yang masih mengepul di area sekitar. "Apa yang sedang kau pikirkan sehingga tak menyadari kehadiranku?" tanya Leoni. Berdiri satu meter dari Xander sebab suaminya itu yang mundur menjauh, merasa dirinya kotor sebab asap rokok yang menempel pada baju dan sangat tidak cocok jika dekat-dekat dengan ibu hamil. "Apa yang kau lakukan di sini? Ini sudah malam," katanya malah balik bertanya, bukan menjawab pertanyaan dari Leoni. Apa yang Leoni lakukan malam-malam dengan berjalan-jalan di sekitar taman rumahnya, apalagi jika bukan mencari keberadaan Xander yang tiba-tiba merajuk sekaligus mengadu kepada dua putri mereka jika Leoni sudah tak mencintainya. Hati Leoni resah sebab suam

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 103

    "Satu, dua, tiga!" Semua orang bersorak meriah ketika Leoni dan Xander bersiap memotong kue di acara Gender reveal anak ke tiga mereka. Disertai jantung yang berdegup kencang serta mata yang memejam Leoni berpegang tangan pada Xander yang mengarahkan pisau pada kue. Keluarga Calis serta Miller turut meramaikan acara gender reveal yang diadakan di rumah baru Xander dan Leoni. Pada halaman belakang yang sangat luas pesta diadakan. Leoni dan Xander akan menerima apapun jenis kelamin anak ke tiga mereka tanpa mengeluh atau menyesal kepada Tuhan yang memberi. Pasutri itu sama-sama merelakan jika saja takdir memang menghadirkan seorang putri kecil lagi di keluarga mereka. Leoni tak akan kecewa, sungguh. Kehamilan yang ketiga ini merupakan kehamilanya yang terakhir, Xander dan Leoni sudah sama-sama berjanji pun memutuskan, meskipun tanpa kehadiran seorang putra nantinya. Xander tak mengijinkan istrinya untuk mengandung anak terus-menerus. Tak masalah keluarga kecilnya hanya dipenuhi

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 102

    "Mommy?" "Yes. Honey?" "Apakah tadi malam daddy menyakitimu?" "Hm ... no." "Why? Daddy mengatakan akan menyakiti Mommy jika kembali." Leoni mengeryitkan alisnya bingung. "Why?" Zeline mengedikkan bahu. "Tak tahu." Leoni menggeleng, merasa aneh dengan pertanyaan putri sulungnya. Ia berbalik untuk mengambil jus , kontan berjengit kaget dirinya saat Zeline tiba-tiba menjerit. "AAAAAH MOMMY!" "Ada apa?" tanya Leoni, segera menghampiri gadis kecil itu di meja makan disertai raut wajahnya yang khawatir. "Lihat itu." Zeline menunjuk pada leher Leoni yang memerah. "Daddy menyakitimu, right?" Ibu dua anak itu menegakkan tubuhnya, memegang leher yang mana terdapat bekas hisapan Xander tadi malam. Ia menelan salivanya kasar, kenapa putrinya bisa berpikir demikian. Tatapannya bergerak melirik pengasuh Zeline yang sedang mengulum senyum di sana. Malu sungguh malu dirinya. "No, daddy tidak menyakiti Mommy," tutur Leoni, mencoba memberikan penjelasan pada putri sulungnya y

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 101

    Leoni sibuk memotong sayuran di dapur. Dia sedang menyiapkan bahan untuk memasak makan malam. Satu porsi cukup untuk dirinya sendiri sebab tak ada siapapun di rumah. Setiap yang ia lakukan, pikirannya berputar mengingat Xander. Pun setiap pandangannya mengedar, sudut rumah mengingatkannya akan pria itu. Tak henti Leoni memohon agar Tuhan segera mengembalikan suaminya seperti semula. "God, aku merindukan suamiku," gumamnya rendah, tak lama disusul dengan ringis kesakitan sebab pisau tak sengaja mengenai telunjuknya hingga berdarah. "Uh ...." Segera Leoni membasuh lukanya di bawah air, mengambil tissu lalu menekankannya pada bagian yang terluka agar darah berhenti mengalir. Mengambil kotak P3K kemudian mengoleskan obat. Sibuk ia mengurus lukanya hingga tak memperhatkan pintu penthousenya terbuka. Xander datang menggendong Zeline yang tertidur. Tak bersuara langkah pria itu menuju kamar, menidurkan Zeline di atas ranjang. Seteahnya, ia melangkah mendekati istrinya yang sedang si

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 100

    Xander masih terbaring di atas peraduannya. Posisi tubuh telungkup memperlihatkan punggungnya yang besar nan berotot, pria ini tak memakai kaos atas, sengaja tak menutupi bentuk tubuhnya yang panas nan menggoda. Sudah tiga hari ini Xander menghabiskan waktunya menginap di kamar hotel tanpa pulang, tanpa memberi kabar pada Leoni, dan juga tak ia aktifkan nomor ponselnya. Ia memberi jarak untuk wanita itu agar berpikir jika kebohongan besar akan sangat berdampa buruk pun mampu mengubah segalanya. "Selamat pagi, Darling." Suara manja nan manis itu membuat matanya terbuka. Serta sinar mentari yang menyilaukan menyeruak masuk dari gorden yang baru saja ditarik oleh seseorang yang menyapanya tadi, membuat Xander enggan untuk membuka matanya. Bibir seksi pria ini tertarik membentuk sebuah senyuman kala ia menatap wajah cantik wanita yang amat ia cintai. Berjalan dia menuj Xander, duduk pada tepi ranjang memeluk serta mencium pipinya. "Selamat pagi, Sweetheart," sapa Xander padanya.

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 99

    "Biar kujelaskan ...." Leoni meminta pada Xander yang terus menerus mengabaikannya. Telah berpakaian rapi pria itu kini pun siap untuk pergi. Leoni menahan Xander, tak membiarkan suaminya pergi ke mana pun dalam keadaanya yang marah. Rahang Xander mengetat menahan amarahnya yang meledak-ledak di dalam, berusaha ia tahan agar tak mengatakan apapun pada istrinya meski ia kecewa, Xander takut kata-kata amarahnya akan melukai Leoni jadi ia hanya diam, bersiap untuk pergi agar amarahnya tak ia luapkan kepada sang istri. Tidak, Leoni sedikit pun tak mengijinkan Xander pergi dalam keadaan pria itu marah, hal-hal buruk bisa saja terjadi padanya, dan Leoni menginginkan hal itu terjadi. "Kumohon, biar kujelaskan padamu." Memejam mata Xander untuk sesaat menahan amarahnya, ia tarik dalam-dalam napas lalu menatap Leoni, tatapannya yang tajam pun mengintimidasi penuh amarah. "Xander ... aku tak bermaksud membohongimu, aku ingin memberitahu segalanya, hanya saja aku belum menemukan wakt

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 98

    Leoni berdiri di depan cermin, memperhatikan bentuk tubuhnya yang lumayan berisi serta perutnya yang mulai menonjol. Usia kehamilannya kini telah menginjak lima belas minggu. Ia mengangkat kaos yang dikenakan lalu mengelus perutnya. Tubuhnya ia condongkan sedikit ke belakang, membayangkan perutnya beberapa bulan lagi akan seperti apa. "Bagaimana nanti aku menutupinya?" gumam Leoni. Ya! Sampai saat ini ia belum memberitahu Xandr, entah bila suaminya itu akan diberitahu. Leoni sedikit gila, bahkan Savalza dan Kizzie terus memperingati tapi dirinya selalu meminta waktu lebih lama untuk jujur. "Babe?" Suara Xander berasal dari dalam kamar. Segera Leoni benarkan posisi kaosnya yang terangkat lalu tak lama Xander datang, memeluknya dari belakang membuat bagian belakang tubuh Leoni basah sebab pria itu baru saja selesai berenang. "Um, kau basah," ujarnya. Namun tak ia lepaskan pelukan Xander atau membuat suaminya menjauh, Leoni malah nyaman Xander terus memeluknya. "Aku berniat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status