Home / Rumah Tangga / Jerat Dendam CEO Kejam / Bab 87. Rencana Rahasia

Share

Bab 87. Rencana Rahasia

Author: Mbak Ai
last update Last Updated: 2025-01-19 18:30:29

Jalanan nampak padat meski terik matahari sedang membakar seluruh penjuru kota. Orang-orang berdesakan di segala arah dengan tempo cepat. Beberapa di antaranya terus-menerus mengecek jam tangan, mungkin takut kehabisan waktu istirahat makan siang.

Semua orang sibuk. Hanya Ivy yang tetap duduk tenang di lantai dua kafe Evora selama empat puluh menit terakhir.

Air mukanya tenang. Pun tak ada pergerakan berarti dari tubuhnya selain sesekali mengangkat cangkir cokelat panasnya yang mulai mendingin ke bela bibir. Namun, apa yang ada dalam hati dan jiwanya lebih berantakan dari segala hal yang sedang ia lihat di jalanan.

Sudah dua malam ia tak bisa tidur sejak menyaksikan perselingkuhan Noah dan Clara. Meski sudah meyakinkan diri berkali-kali kalau ia tak masalah, nyatanya ia memang terluka cukup parah.

“Maaf sudah terlambat!” Ezra menarik kursi di depan Ivy dengan napas tersendat-sendat.

Lilitan dasi yang melingkar di lehernya ia kendorkan. Ivy tersenyum kecil, lalu mendorong cold brew yan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 88. Keseriusan

    “Kau serius?”Ezra masih menanyakan hal yang sama selama sepuluh kali selama lima menit terakhir dan Ivy juga mengangguk selama sepuluh kali pula. Ivy tahu kalau keputusannya akan mengejutkan Ezra.Sebagai teman, Ivy berpikir kalau bisa mengatakannya pada Ezra. Apalagi mereka sedang merencanakan hal penti yang terkait perusahaan Noah juga.“Lupakan masalah rencana pembatalan akuisisi ini. Sekarang ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi.”Ezra menyingkirkan berkas di depan Ivy, juga cangkir kopi dan segelas blueberry smoothies milik Ivy. Kemudian, ia memajukan tubuhnya seolah siap mendengar semua cerita yang Ivy tumpahkan.Namun, Ivy bukan orang yang bisa menceritakan masalah keluarganya kepada orang lain. Meskipun ia cukup dengan Ezra, ia tak bisa melupakan bagaimana kacaunya keadaaan ini bermula saat Noah menuduhnya berselingkuh dengan Ezra.“Aku tak bisa mengatakannya,” tolak Ivy.Ada gurat kekecewaan yang besar di wajah Ezra.“Yang jelas hubunganku dengan Noah akan berakhir,”

    Last Updated : 2025-01-22
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 89. Berita Besar

    Ketika Ivy membuka mata, hanya langit-langit dan dinding putih yang memenuhi matanya. Namun, Ivy sudah terbiasa dengan pemandangan ini sehingga ia tahu kalau sedang berada di rumah sakit.“Kau sudah bangun?”Ivy menoleh pada sumber suara. Ezra berdiri dari duduknya dengan wajah panik. Membuat Ivy berusaha ikut beranjak, tetapi urung saat kepalanya masih berdenyut nyeri.“Aku kenapa?” tanyanya, kebingungan.Pasalnya, ia pingsan sampai di bawah ke rumah sakit karena setelah disiksa oleh ayahnya. Ia tak mengira kalau akan jatuh pingsan hanya karena sakit perut.Ivy masih menunggu jawaban Ezra, tetapi Ezra tetap membisu. Ia seperti enggan memberi jawaban.“Aku kenapa, Ezra?” tanyanya lagi.“Kau….”Melihat Ezra yang masih ragu untuk menjawab membuat perasaan Ivy jadi tak enak. Segala praduga buruk sudah memenuhi kepalanya.“Apa jangan-jangan aku sakit keras?” pikirnya.“Kalau kau tak bisa menjawabnya biar aku tanyakan pada dokter saja,” ujar Ivy kemudian.Ivy tetap berusaha menunjukkan sen

    Last Updated : 2025-01-24
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 90. Perjanjian Rahasia

    “Jadi kau akan tetap bercerai dengan Noah meski kau tahu kalau sekarang sedang hamil?” Ivy berusaha menghindari tatapan tajam Ezra. Namun, Ezra terus memaksanya dan bahkan berjalan memutari kasurnya agar bisa menangkap arah wajahnya.“Ivy, jawab aku!” “Iya! Aku tetap menceraikannya! Keputusanku tak berubah! Sekarang kau puas?!”Ivy menjawab dengan suara tinggi tanpa disadari. Ivy bahkan tersentak dengan emosionalnya yang tak bisa dikendalikan. Mungkin kehamilan menjadi faktor utama ketidakstabilan emosinya, atau juga stress yang terlalu besar. “Kau yakin bisa membesarkannya seorang diri?” tanya Ezra. Pertanyaan itu cukup memicu kembali emosi Ivy. “Kau mengira aku akan menjadi ibu yang buruk?” balik Ivy dengan pancaran mata terluka.“Bu–bukan seperti itu maksudku. Aku tahu kau akan jadi ibu yang baik, hanya saja membesarkan anak itu sangat sulit. Kau pasti akan kewalahan dan–”“Dan apa? Dan aku tak akan sanggup?” Ivy memotong ucapan Ezra dengan emosi yang tak kunjung mereda.Ezra

    Last Updated : 2025-01-25
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 91. Terpaksa Talak

    Tak ada hal yang lebih menyakitkan bagi Ivy saat ini selain melihat Noah dan Clara di tempat yang sama. Mereka berdua terlihat sedang mengobrol serius di ruang tengah hingga kedatangan Ivy menginterupsi.“Ivy! Kau dari mana saja?” Noah berdiri dan mendekati Ivy, tetapi Ivy lebih memilih berbelok menuju kamar.“Hanya cari angin segar,” balasnya.“Kau pergi dari pagi dan baru kembali saat matahari hampir terbenam. Tak mungkin hanya jalan-jalan cari angin segar saja.”Ivy menahan napas saat Noah sengaja menghadang jalannya dan berdiri tegap di depan pintu kamar hingga Ivy tak bisa masuk.“Memangnya kenapa kalau aku pergi seharian? Ini sudah bukan urusanmu, Noah,” celetuk Ivy.Noah berdecak tak suka. Sejak kejadian di garasi waktu itu, Ivy jadi makin dingin padanya.“Kau masih urusanku. Kau istriku,” ucap Noah dengan menekan kata terakhir.“Sebentar lagi tidak. Kita akan bercerai. Ingat itu.”Ivy berusaha mendorong tubuh Noah agar minggir, tetapi Noah tak bergerak sesenti pun. Ivy bahkan

    Last Updated : 2025-01-26
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 92. Menghindar

    Ivy mencoret-coret di kertasnya dengan raut frustrasi. Ia sudah menulis lebih dari sepuluh rekomendasi tempat tinggal yang akan menjadi rumahnya setelah bercerai dengan Noah, tetapi tak ada yang benar-benar membuatnya tertarik.“Aku tak bisa tinggal di kota ini, nanti Noah pasti menemukanku,” gumam Ivy.Ivy juga sudah mencari-cari tempat di pelosok pedesaan, tetapi ia takut akses tenaga medisnya sulit sedangkan ia dalam posisi mengandung.“Apa aku ke luar Jawa saja? Atau keluar negeri sekalian?”Jari-jemari Ivy kembali bergerak cepat di atas papan ketik untuk mengakses informasi tentang beberapa negara.“Kalau memang harus di luar negeri, aku harus menemukan negara yang kemungkinannya kecil Noah berpikir aku di sana.”Ivy terus berbicara dengan dirinya sendiri selama membaca beberapa informasi di lama web yang sedang ia buka. Ia begitu tenggelam dengan analisis dan buku catatannya hingga tak sadar melewatkan makan siang.Perutnya terasa terlilit saat ia melihat kalau jam sudah menunju

    Last Updated : 2025-01-28
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 93: Ancaman Putih

    “Aku tak akan menandatanganinya.”Ivy menatap kertas perceraian yang sudah sudah disobek-sobek di atas meja kerja Noah. Ia hanya menghela napas panjang. Sudah hafal jika Noah akan melakukannya.“Aku butuh kerja samamu,” ucap Ivy sembari menyodorkan kertas perceraian lain yang sudah ia bawa.Ini adalah berkas kelima yang ia berikan kepada Noah. Sudah beberapa hari ini, Noah masih tak memberikan surat perceraian yang sudah bertanda tangan, bahkan sengaja menyobeknya.“Ivy!”Noah meraih kertas itu dan kembali menyobeknya menjadi potongan-potongan kecil. Kemudian, ia membuangnya ke tempat sampah.“Sudah kukatakan aku tak mau menceraikanmu!” seru Noah.“Kenapa?” Ivy bertanya keheranan. “Kenapa kau tak bisa melepaskanku saat sudah ada penggantiku? Bukannya kau bahagia dengan Clara?”Noah mengacak rambutnya frustrasi. Ia berjalan memutar dari meja kerjanya agar bisa berhadapan langsung dengan Ivy, tetapi Ivy segera mengambil langkah mundur.Sikap Ivy sukses membuat Noah terdiam. Hatinya bahk

    Last Updated : 2025-01-30
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 94: Pelukan Terakhir

    Ivy terbangun dengan rasa pusing yang luar biasa. Belum lagi mual yang sudah mengaduk-aduk perutnya. Ia sudah membaca-baca beberapa pengalaman dari ibu hamil, tetapi ia tetap terkejut dengan penderitaan yang ia alami karena kehamilan ini. Akan tetapi, ia juga merasa bersyukur karena diberi kesempatan untuk merasakan hal ini. Dikaruniai oleh buah hati dan menjaganya dengan sepenuh cinta adalah hal paling indah di dunia. Hanya saja, ia masih menyayangkan karena merayakan kehadiran janinnya seorang diri. “Seandainya semua baik-baik saja apa Noah akan bahagia saat mendengar kehamilanku?” gumam Ivy. Helaan napas berat memenuhi ruang kamarnya. Ia berusaha menekan habis kesedihannya. Hari masih terlalu pagi untuk tenggelam dalam rintihan sendu. Ketika Ivy membuka selimut dan turun dari dari tempat tidur, ponsel yang terletak di atas nakas berdering keras. Ia segera meraihnya dan menemukan nama Ezra terpampar di layar.“Halo? Kenapa, Ra?” Ivy bertanya dengan suara serak khas bangun tidur.

    Last Updated : 2025-01-31
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 1. Hancurnya Malam Pertama

    Hari pernikahan telah tiba. Ivy menatap dirinya di pantulan cermin dengan gugup. Gaun pengantin ini nampak begitu mewah. Kainnya memang dibuat sangat tertutup hingga tak menunjukkan punggung bahkan lengannya.Ivy tahu bahwa ayahnya telah mengatur desain gaun pengantin ini karena ingin menutup memar yang memenuhi punggung, lengan, dan kakinya. Memar dan bekas luka di tubuhnya tak akan bisa hilang karena telah menumpuk di kulitnya selama lima belas tahun lamanya.Ada ketakutan yang kini memenuhi hatinya. “Bagaimana malam pertamanya nanti? Apa aku harus mengatakan yang sejujurnya pada Noah?”“Jangan sampai Noah tahu.”Ivy tersentak saat suara ayahnya tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya. Tenggorokannya seketika tercekat dan ia merasa tercekik karena ketakutan.“Kau akan mati kalau ada orang yang tahu,” ancam Evan.“Ya—ya...,” jawab Ivy dengan terpatah-patah.“Sekarang tersenyumlah. Kita harus bergandengan tangan saat masuk ke aula pernikahan.” Evan mengulurkan tangannya, Ivy meraihnya den

    Last Updated : 2024-08-05

Latest chapter

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 94: Pelukan Terakhir

    Ivy terbangun dengan rasa pusing yang luar biasa. Belum lagi mual yang sudah mengaduk-aduk perutnya. Ia sudah membaca-baca beberapa pengalaman dari ibu hamil, tetapi ia tetap terkejut dengan penderitaan yang ia alami karena kehamilan ini. Akan tetapi, ia juga merasa bersyukur karena diberi kesempatan untuk merasakan hal ini. Dikaruniai oleh buah hati dan menjaganya dengan sepenuh cinta adalah hal paling indah di dunia. Hanya saja, ia masih menyayangkan karena merayakan kehadiran janinnya seorang diri. “Seandainya semua baik-baik saja apa Noah akan bahagia saat mendengar kehamilanku?” gumam Ivy. Helaan napas berat memenuhi ruang kamarnya. Ia berusaha menekan habis kesedihannya. Hari masih terlalu pagi untuk tenggelam dalam rintihan sendu. Ketika Ivy membuka selimut dan turun dari dari tempat tidur, ponsel yang terletak di atas nakas berdering keras. Ia segera meraihnya dan menemukan nama Ezra terpampar di layar.“Halo? Kenapa, Ra?” Ivy bertanya dengan suara serak khas bangun tidur.

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 93: Ancaman Putih

    “Aku tak akan menandatanganinya.”Ivy menatap kertas perceraian yang sudah sudah disobek-sobek di atas meja kerja Noah. Ia hanya menghela napas panjang. Sudah hafal jika Noah akan melakukannya.“Aku butuh kerja samamu,” ucap Ivy sembari menyodorkan kertas perceraian lain yang sudah ia bawa.Ini adalah berkas kelima yang ia berikan kepada Noah. Sudah beberapa hari ini, Noah masih tak memberikan surat perceraian yang sudah bertanda tangan, bahkan sengaja menyobeknya.“Ivy!”Noah meraih kertas itu dan kembali menyobeknya menjadi potongan-potongan kecil. Kemudian, ia membuangnya ke tempat sampah.“Sudah kukatakan aku tak mau menceraikanmu!” seru Noah.“Kenapa?” Ivy bertanya keheranan. “Kenapa kau tak bisa melepaskanku saat sudah ada penggantiku? Bukannya kau bahagia dengan Clara?”Noah mengacak rambutnya frustrasi. Ia berjalan memutar dari meja kerjanya agar bisa berhadapan langsung dengan Ivy, tetapi Ivy segera mengambil langkah mundur.Sikap Ivy sukses membuat Noah terdiam. Hatinya bahk

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 92. Menghindar

    Ivy mencoret-coret di kertasnya dengan raut frustrasi. Ia sudah menulis lebih dari sepuluh rekomendasi tempat tinggal yang akan menjadi rumahnya setelah bercerai dengan Noah, tetapi tak ada yang benar-benar membuatnya tertarik.“Aku tak bisa tinggal di kota ini, nanti Noah pasti menemukanku,” gumam Ivy.Ivy juga sudah mencari-cari tempat di pelosok pedesaan, tetapi ia takut akses tenaga medisnya sulit sedangkan ia dalam posisi mengandung.“Apa aku ke luar Jawa saja? Atau keluar negeri sekalian?”Jari-jemari Ivy kembali bergerak cepat di atas papan ketik untuk mengakses informasi tentang beberapa negara.“Kalau memang harus di luar negeri, aku harus menemukan negara yang kemungkinannya kecil Noah berpikir aku di sana.”Ivy terus berbicara dengan dirinya sendiri selama membaca beberapa informasi di lama web yang sedang ia buka. Ia begitu tenggelam dengan analisis dan buku catatannya hingga tak sadar melewatkan makan siang.Perutnya terasa terlilit saat ia melihat kalau jam sudah menunju

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 91. Terpaksa Talak

    Tak ada hal yang lebih menyakitkan bagi Ivy saat ini selain melihat Noah dan Clara di tempat yang sama. Mereka berdua terlihat sedang mengobrol serius di ruang tengah hingga kedatangan Ivy menginterupsi.“Ivy! Kau dari mana saja?” Noah berdiri dan mendekati Ivy, tetapi Ivy lebih memilih berbelok menuju kamar.“Hanya cari angin segar,” balasnya.“Kau pergi dari pagi dan baru kembali saat matahari hampir terbenam. Tak mungkin hanya jalan-jalan cari angin segar saja.”Ivy menahan napas saat Noah sengaja menghadang jalannya dan berdiri tegap di depan pintu kamar hingga Ivy tak bisa masuk.“Memangnya kenapa kalau aku pergi seharian? Ini sudah bukan urusanmu, Noah,” celetuk Ivy.Noah berdecak tak suka. Sejak kejadian di garasi waktu itu, Ivy jadi makin dingin padanya.“Kau masih urusanku. Kau istriku,” ucap Noah dengan menekan kata terakhir.“Sebentar lagi tidak. Kita akan bercerai. Ingat itu.”Ivy berusaha mendorong tubuh Noah agar minggir, tetapi Noah tak bergerak sesenti pun. Ivy bahkan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 90. Perjanjian Rahasia

    “Jadi kau akan tetap bercerai dengan Noah meski kau tahu kalau sekarang sedang hamil?” Ivy berusaha menghindari tatapan tajam Ezra. Namun, Ezra terus memaksanya dan bahkan berjalan memutari kasurnya agar bisa menangkap arah wajahnya.“Ivy, jawab aku!” “Iya! Aku tetap menceraikannya! Keputusanku tak berubah! Sekarang kau puas?!”Ivy menjawab dengan suara tinggi tanpa disadari. Ivy bahkan tersentak dengan emosionalnya yang tak bisa dikendalikan. Mungkin kehamilan menjadi faktor utama ketidakstabilan emosinya, atau juga stress yang terlalu besar. “Kau yakin bisa membesarkannya seorang diri?” tanya Ezra. Pertanyaan itu cukup memicu kembali emosi Ivy. “Kau mengira aku akan menjadi ibu yang buruk?” balik Ivy dengan pancaran mata terluka.“Bu–bukan seperti itu maksudku. Aku tahu kau akan jadi ibu yang baik, hanya saja membesarkan anak itu sangat sulit. Kau pasti akan kewalahan dan–”“Dan apa? Dan aku tak akan sanggup?” Ivy memotong ucapan Ezra dengan emosi yang tak kunjung mereda.Ezra

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 89. Berita Besar

    Ketika Ivy membuka mata, hanya langit-langit dan dinding putih yang memenuhi matanya. Namun, Ivy sudah terbiasa dengan pemandangan ini sehingga ia tahu kalau sedang berada di rumah sakit.“Kau sudah bangun?”Ivy menoleh pada sumber suara. Ezra berdiri dari duduknya dengan wajah panik. Membuat Ivy berusaha ikut beranjak, tetapi urung saat kepalanya masih berdenyut nyeri.“Aku kenapa?” tanyanya, kebingungan.Pasalnya, ia pingsan sampai di bawah ke rumah sakit karena setelah disiksa oleh ayahnya. Ia tak mengira kalau akan jatuh pingsan hanya karena sakit perut.Ivy masih menunggu jawaban Ezra, tetapi Ezra tetap membisu. Ia seperti enggan memberi jawaban.“Aku kenapa, Ezra?” tanyanya lagi.“Kau….”Melihat Ezra yang masih ragu untuk menjawab membuat perasaan Ivy jadi tak enak. Segala praduga buruk sudah memenuhi kepalanya.“Apa jangan-jangan aku sakit keras?” pikirnya.“Kalau kau tak bisa menjawabnya biar aku tanyakan pada dokter saja,” ujar Ivy kemudian.Ivy tetap berusaha menunjukkan sen

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 88. Keseriusan

    “Kau serius?”Ezra masih menanyakan hal yang sama selama sepuluh kali selama lima menit terakhir dan Ivy juga mengangguk selama sepuluh kali pula. Ivy tahu kalau keputusannya akan mengejutkan Ezra.Sebagai teman, Ivy berpikir kalau bisa mengatakannya pada Ezra. Apalagi mereka sedang merencanakan hal penti yang terkait perusahaan Noah juga.“Lupakan masalah rencana pembatalan akuisisi ini. Sekarang ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi.”Ezra menyingkirkan berkas di depan Ivy, juga cangkir kopi dan segelas blueberry smoothies milik Ivy. Kemudian, ia memajukan tubuhnya seolah siap mendengar semua cerita yang Ivy tumpahkan.Namun, Ivy bukan orang yang bisa menceritakan masalah keluarganya kepada orang lain. Meskipun ia cukup dengan Ezra, ia tak bisa melupakan bagaimana kacaunya keadaaan ini bermula saat Noah menuduhnya berselingkuh dengan Ezra.“Aku tak bisa mengatakannya,” tolak Ivy.Ada gurat kekecewaan yang besar di wajah Ezra.“Yang jelas hubunganku dengan Noah akan berakhir,”

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 87. Rencana Rahasia

    Jalanan nampak padat meski terik matahari sedang membakar seluruh penjuru kota. Orang-orang berdesakan di segala arah dengan tempo cepat. Beberapa di antaranya terus-menerus mengecek jam tangan, mungkin takut kehabisan waktu istirahat makan siang.Semua orang sibuk. Hanya Ivy yang tetap duduk tenang di lantai dua kafe Evora selama empat puluh menit terakhir.Air mukanya tenang. Pun tak ada pergerakan berarti dari tubuhnya selain sesekali mengangkat cangkir cokelat panasnya yang mulai mendingin ke bela bibir. Namun, apa yang ada dalam hati dan jiwanya lebih berantakan dari segala hal yang sedang ia lihat di jalanan.Sudah dua malam ia tak bisa tidur sejak menyaksikan perselingkuhan Noah dan Clara. Meski sudah meyakinkan diri berkali-kali kalau ia tak masalah, nyatanya ia memang terluka cukup parah.“Maaf sudah terlambat!” Ezra menarik kursi di depan Ivy dengan napas tersendat-sendat.Lilitan dasi yang melingkar di lehernya ia kendorkan. Ivy tersenyum kecil, lalu mendorong cold brew yan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 86. Keputusan Sulit

    Sebesar apapun usaha Ivy untuk menjauhi Noah, kakinya yang cacat ini tak pernah sebanding dengan langkah Noah yang lebar-lebar. “Ivy! Dengarkan penjelasanku dulu!” Noah menghadang langkah Ivy.Ivy tak bisa menatap Noah sedikitpun. Wajahnya langsung berpaling dari Noah, lalu memilih berbelok untuk menghindar dari Noah.“Ivy….” Noah menjambak rambutnya frustrasi.Tubuhnya masih panas, tetapi ia harus menguasai diri agar tak membuat semuanya lebih hancur lagi.“Ivy!” Noah berteriak putus asa saat Ivy membanting pintu kamar di depannya. Ia terus berusaha mengetuk pintu itu sekeras mungkin, tapi Ivy tetap tak menyahutinya sama sekali.Di dalam kamar, Ivy hanya bisa tenggelam dalam air matanya. Ia tergugu di atas tempat tidur dengan kekecewaan yang telah menggunung.“Kenapa aku kaget? Kenapa aku kecewa? Bukannya aku sudah mengatakan kalau aku mengizinkan Noah seandainya ia bersama Clara?”Sejak tadi, Ivy hanya bisa menanyai dirinya sendiri. Ia merasa menjadi manusia yang paling bermuka du

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status