Beranda / Rumah Tangga / Jerat Dendam CEO Kejam / Bab 83. Siasat Cairan Cinta

Share

Bab 83. Siasat Cairan Cinta

Penulis: Mbak Ai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-16 20:56:24

Clara membanting pintu kamarnya dengan penuh emosi. Semua ini karena Ivy yang sudah berbuat sesukanya.

“Kurang ajar. Dia sudah mulai berani,” gumamnya dengan napas pendek-pendek, menahan amarah.

Wajah Ivy yang menyebalkan membuatnya makin geram. Bantal di dekatnya menjadi pelampiasan emosi. Ia meninju-ninju bantal itu dengan kekuatan penuh selagi membayangkan wajah Ivy.

“Awas saja. Akan kubuat kau menyesal,” geram Clara.

Ada sebuah ide yang tiba-tiba muncul di kepalanya. Mengundang senyuman kecil yang penuh kelicikan.

“Aku hampir melupakan ide itu.”

Clara segera membuka laci mejanya, lalu meraih botol kecil yang baru ia beli melalui daring beberapa hari yang lalu.

“Aku tahu kalau kau akan bermanfaat, tapi aku tak tahu kalau akan kugunakan secepat ini,” ucap Clara dengan tertawa girang sambil menatap botol berisi cairan cinta itu.

Clara segera memasukkannya ke dalam saku, lalu buru-buru kembali keluar dari kamar untuk melancarkan aksi.

Sebentar lagi Noah akan berangkat kerja dan biasan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 84. Gairah Panas Adik Ipar

    Clara segera mengembalikan botol yang sudah kosong ke saku celananya setelah usai melaksanakan rencana besarnya. Ia pun mengaduk kopi Noah, lalu memasukkan satu gula lagi di kopinya agar ia terlihat sibuk di depan nampan. “Kopi datang!”Clara tersenyum riang saat meletakkan kopi Noah di sebelah piringnya dan kopinya sendiri di depannya. “Terima kasih,” ucap Noah dengan acuh. “Sama-sama,” balas Clara, masih dengan senyuman lima jarinya. “Dan kurasa kau harus makan dulu sebelum minum kopi demi kebaikan lambungmu,” lanjutnya kemudian. Ivy mengangguk-angguk. “Benar kata Clara. Kau ini memang memiliki kebiasaan buruk dengan minum kopi saat perut kosong.”Cangkir yang sudah di depan bibir kembali Noah letakkan di atas meja. Ia tak bisa mengelak ketika istrinya sudah bersabda. Clara sendiri merasa cukup lega, karena efek cairan cinta yang ia letakkan di kopi Noah cukup banyak sehingga pasti langsung berefek. Ia tak ingin ada Ivy saat efek dari minuman itu mulai bereaksi. Ia harus menci

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 85. Hancur Sepenuhnya

    “Eh? Ini bukannya jam tangan Noah?” Ivy mengambil jam tangan yang tergeletak di meja makan dengan bingung. “Bagaimana bisa Noah melupakan jam tangannya dan pergi begitu saja?” gumamnya kemudian.Ia segera mengantongi jam tangan Noah dan melupakan niatnya untuk membantu Bi Dina membersihkan meja.“Maaf ya, Bi. Saya harus menyusul Noah ke depan secepatnya,” pamit Ivy.“Iya, tak masalah, Nyonya. Saya memang tak enak dan sungkan kalau Nyonya selalu membantu saya,” balas Bi Dina.Ivy tersenyum. “Tenang saja. Tak merepotkan kok.”Ivy menggerakkan kruknya dengan lebih cepat agar masih sempat menahan Noah yang akan berangkat kerja. Namun, langkahnya dihentikan oleh seorang staf keamanan saat ia akan memasuki garasi.“Kenapa?” tanya Ivy dengan bingung.Pegawai bernama Beni itu tampak canggung dan gugup.“Tuan Noah masih sibuk di dalam,” jawabnya.Tentu jawaban itu sangat aneh bagi Ivy. Apa yang Noah lakukan sampai dia sibuk di garasi? Jangan-jangan ayahnya membuat ulah lagi hingga Noah samp

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 86. Keputusan Sulit

    Sebesar apapun usaha Ivy untuk menjauhi Noah, kakinya yang cacat ini tak pernah sebanding dengan langkah Noah yang lebar-lebar. “Ivy! Dengarkan penjelasanku dulu!” Noah menghadang langkah Ivy.Ivy tak bisa menatap Noah sedikitpun. Wajahnya langsung berpaling dari Noah, lalu memilih berbelok untuk menghindar dari Noah.“Ivy….” Noah menjambak rambutnya frustrasi.Tubuhnya masih panas, tetapi ia harus menguasai diri agar tak membuat semuanya lebih hancur lagi.“Ivy!” Noah berteriak putus asa saat Ivy membanting pintu kamar di depannya. Ia terus berusaha mengetuk pintu itu sekeras mungkin, tapi Ivy tetap tak menyahutinya sama sekali.Di dalam kamar, Ivy hanya bisa tenggelam dalam air matanya. Ia tergugu di atas tempat tidur dengan kekecewaan yang telah menggunung.“Kenapa aku kaget? Kenapa aku kecewa? Bukannya aku sudah mengatakan kalau aku mengizinkan Noah seandainya ia bersama Clara?”Sejak tadi, Ivy hanya bisa menanyai dirinya sendiri. Ia merasa menjadi manusia yang paling bermuka du

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 87. Rencana Rahasia

    Jalanan nampak padat meski terik matahari sedang membakar seluruh penjuru kota. Orang-orang berdesakan di segala arah dengan tempo cepat. Beberapa di antaranya terus-menerus mengecek jam tangan, mungkin takut kehabisan waktu istirahat makan siang.Semua orang sibuk. Hanya Ivy yang tetap duduk tenang di lantai dua kafe Evora selama empat puluh menit terakhir.Air mukanya tenang. Pun tak ada pergerakan berarti dari tubuhnya selain sesekali mengangkat cangkir cokelat panasnya yang mulai mendingin ke bela bibir. Namun, apa yang ada dalam hati dan jiwanya lebih berantakan dari segala hal yang sedang ia lihat di jalanan.Sudah dua malam ia tak bisa tidur sejak menyaksikan perselingkuhan Noah dan Clara. Meski sudah meyakinkan diri berkali-kali kalau ia tak masalah, nyatanya ia memang terluka cukup parah.“Maaf sudah terlambat!” Ezra menarik kursi di depan Ivy dengan napas tersendat-sendat.Lilitan dasi yang melingkar di lehernya ia kendorkan. Ivy tersenyum kecil, lalu mendorong cold brew yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 88. Keseriusan

    “Kau serius?”Ezra masih menanyakan hal yang sama selama sepuluh kali selama lima menit terakhir dan Ivy juga mengangguk selama sepuluh kali pula. Ivy tahu kalau keputusannya akan mengejutkan Ezra.Sebagai teman, Ivy berpikir kalau bisa mengatakannya pada Ezra. Apalagi mereka sedang merencanakan hal penti yang terkait perusahaan Noah juga.“Lupakan masalah rencana pembatalan akuisisi ini. Sekarang ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi.”Ezra menyingkirkan berkas di depan Ivy, juga cangkir kopi dan segelas blueberry smoothies milik Ivy. Kemudian, ia memajukan tubuhnya seolah siap mendengar semua cerita yang Ivy tumpahkan.Namun, Ivy bukan orang yang bisa menceritakan masalah keluarganya kepada orang lain. Meskipun ia cukup dengan Ezra, ia tak bisa melupakan bagaimana kacaunya keadaaan ini bermula saat Noah menuduhnya berselingkuh dengan Ezra.“Aku tak bisa mengatakannya,” tolak Ivy.Ada gurat kekecewaan yang besar di wajah Ezra.“Yang jelas hubunganku dengan Noah akan berakhir,”

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 89. Berita Besar

    Ketika Ivy membuka mata, hanya langit-langit dan dinding putih yang memenuhi matanya. Namun, Ivy sudah terbiasa dengan pemandangan ini sehingga ia tahu kalau sedang berada di rumah sakit.“Kau sudah bangun?”Ivy menoleh pada sumber suara. Ezra berdiri dari duduknya dengan wajah panik. Membuat Ivy berusaha ikut beranjak, tetapi urung saat kepalanya masih berdenyut nyeri.“Aku kenapa?” tanyanya, kebingungan.Pasalnya, ia pingsan sampai di bawah ke rumah sakit karena setelah disiksa oleh ayahnya. Ia tak mengira kalau akan jatuh pingsan hanya karena sakit perut.Ivy masih menunggu jawaban Ezra, tetapi Ezra tetap membisu. Ia seperti enggan memberi jawaban.“Aku kenapa, Ezra?” tanyanya lagi.“Kau….”Melihat Ezra yang masih ragu untuk menjawab membuat perasaan Ivy jadi tak enak. Segala praduga buruk sudah memenuhi kepalanya.“Apa jangan-jangan aku sakit keras?” pikirnya.“Kalau kau tak bisa menjawabnya biar aku tanyakan pada dokter saja,” ujar Ivy kemudian.Ivy tetap berusaha menunjukkan sen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 90. Perjanjian Rahasia

    “Jadi kau akan tetap bercerai dengan Noah meski kau tahu kalau sekarang sedang hamil?” Ivy berusaha menghindari tatapan tajam Ezra. Namun, Ezra terus memaksanya dan bahkan berjalan memutari kasurnya agar bisa menangkap arah wajahnya.“Ivy, jawab aku!” “Iya! Aku tetap menceraikannya! Keputusanku tak berubah! Sekarang kau puas?!”Ivy menjawab dengan suara tinggi tanpa disadari. Ivy bahkan tersentak dengan emosionalnya yang tak bisa dikendalikan. Mungkin kehamilan menjadi faktor utama ketidakstabilan emosinya, atau juga stress yang terlalu besar. “Kau yakin bisa membesarkannya seorang diri?” tanya Ezra. Pertanyaan itu cukup memicu kembali emosi Ivy. “Kau mengira aku akan menjadi ibu yang buruk?” balik Ivy dengan pancaran mata terluka.“Bu–bukan seperti itu maksudku. Aku tahu kau akan jadi ibu yang baik, hanya saja membesarkan anak itu sangat sulit. Kau pasti akan kewalahan dan–”“Dan apa? Dan aku tak akan sanggup?” Ivy memotong ucapan Ezra dengan emosi yang tak kunjung mereda.Ezra

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 91. Terpaksa Talak

    Tak ada hal yang lebih menyakitkan bagi Ivy saat ini selain melihat Noah dan Clara di tempat yang sama. Mereka berdua terlihat sedang mengobrol serius di ruang tengah hingga kedatangan Ivy menginterupsi.“Ivy! Kau dari mana saja?” Noah berdiri dan mendekati Ivy, tetapi Ivy lebih memilih berbelok menuju kamar.“Hanya cari angin segar,” balasnya.“Kau pergi dari pagi dan baru kembali saat matahari hampir terbenam. Tak mungkin hanya jalan-jalan cari angin segar saja.”Ivy menahan napas saat Noah sengaja menghadang jalannya dan berdiri tegap di depan pintu kamar hingga Ivy tak bisa masuk.“Memangnya kenapa kalau aku pergi seharian? Ini sudah bukan urusanmu, Noah,” celetuk Ivy.Noah berdecak tak suka. Sejak kejadian di garasi waktu itu, Ivy jadi makin dingin padanya.“Kau masih urusanku. Kau istriku,” ucap Noah dengan menekan kata terakhir.“Sebentar lagi tidak. Kita akan bercerai. Ingat itu.”Ivy berusaha mendorong tubuh Noah agar minggir, tetapi Noah tak bergerak sesenti pun. Ivy bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26

Bab terbaru

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 92. Menghindar

    Ivy mencoret-coret di kertasnya dengan raut frustrasi. Ia sudah menulis lebih dari sepuluh rekomendasi tempat tinggal yang akan menjadi rumahnya setelah bercerai dengan Noah, tetapi tak ada yang benar-benar membuatnya tertarik.“Aku tak bisa tinggal di kota ini, nanti Noah pasti menemukanku,” gumam Ivy.Ivy juga sudah mencari-cari tempat di pelosok pedesaan, tetapi ia takut akses tenaga medisnya sulit sedangkan ia dalam posisi mengandung.“Apa aku ke luar Jawa saja? Atau keluar negeri sekalian?”Jari-jemari Ivy kembali bergerak cepat di atas papan ketik untuk mengakses informasi tentang beberapa negara.“Kalau memang harus di luar negeri, aku harus menemukan negara yang kemungkinannya kecil Noah berpikir aku di sana.”Ivy terus berbicara dengan dirinya sendiri selama membaca beberapa informasi di lama web yang sedang ia buka. Ia begitu tenggelam dengan analisis dan buku catatannya hingga tak sadar melewatkan makan siang.Perutnya terasa terlilit saat ia melihat kalau jam sudah menunju

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 91. Terpaksa Talak

    Tak ada hal yang lebih menyakitkan bagi Ivy saat ini selain melihat Noah dan Clara di tempat yang sama. Mereka berdua terlihat sedang mengobrol serius di ruang tengah hingga kedatangan Ivy menginterupsi.“Ivy! Kau dari mana saja?” Noah berdiri dan mendekati Ivy, tetapi Ivy lebih memilih berbelok menuju kamar.“Hanya cari angin segar,” balasnya.“Kau pergi dari pagi dan baru kembali saat matahari hampir terbenam. Tak mungkin hanya jalan-jalan cari angin segar saja.”Ivy menahan napas saat Noah sengaja menghadang jalannya dan berdiri tegap di depan pintu kamar hingga Ivy tak bisa masuk.“Memangnya kenapa kalau aku pergi seharian? Ini sudah bukan urusanmu, Noah,” celetuk Ivy.Noah berdecak tak suka. Sejak kejadian di garasi waktu itu, Ivy jadi makin dingin padanya.“Kau masih urusanku. Kau istriku,” ucap Noah dengan menekan kata terakhir.“Sebentar lagi tidak. Kita akan bercerai. Ingat itu.”Ivy berusaha mendorong tubuh Noah agar minggir, tetapi Noah tak bergerak sesenti pun. Ivy bahkan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 90. Perjanjian Rahasia

    “Jadi kau akan tetap bercerai dengan Noah meski kau tahu kalau sekarang sedang hamil?” Ivy berusaha menghindari tatapan tajam Ezra. Namun, Ezra terus memaksanya dan bahkan berjalan memutari kasurnya agar bisa menangkap arah wajahnya.“Ivy, jawab aku!” “Iya! Aku tetap menceraikannya! Keputusanku tak berubah! Sekarang kau puas?!”Ivy menjawab dengan suara tinggi tanpa disadari. Ivy bahkan tersentak dengan emosionalnya yang tak bisa dikendalikan. Mungkin kehamilan menjadi faktor utama ketidakstabilan emosinya, atau juga stress yang terlalu besar. “Kau yakin bisa membesarkannya seorang diri?” tanya Ezra. Pertanyaan itu cukup memicu kembali emosi Ivy. “Kau mengira aku akan menjadi ibu yang buruk?” balik Ivy dengan pancaran mata terluka.“Bu–bukan seperti itu maksudku. Aku tahu kau akan jadi ibu yang baik, hanya saja membesarkan anak itu sangat sulit. Kau pasti akan kewalahan dan–”“Dan apa? Dan aku tak akan sanggup?” Ivy memotong ucapan Ezra dengan emosi yang tak kunjung mereda.Ezra

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 89. Berita Besar

    Ketika Ivy membuka mata, hanya langit-langit dan dinding putih yang memenuhi matanya. Namun, Ivy sudah terbiasa dengan pemandangan ini sehingga ia tahu kalau sedang berada di rumah sakit.“Kau sudah bangun?”Ivy menoleh pada sumber suara. Ezra berdiri dari duduknya dengan wajah panik. Membuat Ivy berusaha ikut beranjak, tetapi urung saat kepalanya masih berdenyut nyeri.“Aku kenapa?” tanyanya, kebingungan.Pasalnya, ia pingsan sampai di bawah ke rumah sakit karena setelah disiksa oleh ayahnya. Ia tak mengira kalau akan jatuh pingsan hanya karena sakit perut.Ivy masih menunggu jawaban Ezra, tetapi Ezra tetap membisu. Ia seperti enggan memberi jawaban.“Aku kenapa, Ezra?” tanyanya lagi.“Kau….”Melihat Ezra yang masih ragu untuk menjawab membuat perasaan Ivy jadi tak enak. Segala praduga buruk sudah memenuhi kepalanya.“Apa jangan-jangan aku sakit keras?” pikirnya.“Kalau kau tak bisa menjawabnya biar aku tanyakan pada dokter saja,” ujar Ivy kemudian.Ivy tetap berusaha menunjukkan sen

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 88. Keseriusan

    “Kau serius?”Ezra masih menanyakan hal yang sama selama sepuluh kali selama lima menit terakhir dan Ivy juga mengangguk selama sepuluh kali pula. Ivy tahu kalau keputusannya akan mengejutkan Ezra.Sebagai teman, Ivy berpikir kalau bisa mengatakannya pada Ezra. Apalagi mereka sedang merencanakan hal penti yang terkait perusahaan Noah juga.“Lupakan masalah rencana pembatalan akuisisi ini. Sekarang ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi.”Ezra menyingkirkan berkas di depan Ivy, juga cangkir kopi dan segelas blueberry smoothies milik Ivy. Kemudian, ia memajukan tubuhnya seolah siap mendengar semua cerita yang Ivy tumpahkan.Namun, Ivy bukan orang yang bisa menceritakan masalah keluarganya kepada orang lain. Meskipun ia cukup dengan Ezra, ia tak bisa melupakan bagaimana kacaunya keadaaan ini bermula saat Noah menuduhnya berselingkuh dengan Ezra.“Aku tak bisa mengatakannya,” tolak Ivy.Ada gurat kekecewaan yang besar di wajah Ezra.“Yang jelas hubunganku dengan Noah akan berakhir,”

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 87. Rencana Rahasia

    Jalanan nampak padat meski terik matahari sedang membakar seluruh penjuru kota. Orang-orang berdesakan di segala arah dengan tempo cepat. Beberapa di antaranya terus-menerus mengecek jam tangan, mungkin takut kehabisan waktu istirahat makan siang.Semua orang sibuk. Hanya Ivy yang tetap duduk tenang di lantai dua kafe Evora selama empat puluh menit terakhir.Air mukanya tenang. Pun tak ada pergerakan berarti dari tubuhnya selain sesekali mengangkat cangkir cokelat panasnya yang mulai mendingin ke bela bibir. Namun, apa yang ada dalam hati dan jiwanya lebih berantakan dari segala hal yang sedang ia lihat di jalanan.Sudah dua malam ia tak bisa tidur sejak menyaksikan perselingkuhan Noah dan Clara. Meski sudah meyakinkan diri berkali-kali kalau ia tak masalah, nyatanya ia memang terluka cukup parah.“Maaf sudah terlambat!” Ezra menarik kursi di depan Ivy dengan napas tersendat-sendat.Lilitan dasi yang melingkar di lehernya ia kendorkan. Ivy tersenyum kecil, lalu mendorong cold brew yan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 86. Keputusan Sulit

    Sebesar apapun usaha Ivy untuk menjauhi Noah, kakinya yang cacat ini tak pernah sebanding dengan langkah Noah yang lebar-lebar. “Ivy! Dengarkan penjelasanku dulu!” Noah menghadang langkah Ivy.Ivy tak bisa menatap Noah sedikitpun. Wajahnya langsung berpaling dari Noah, lalu memilih berbelok untuk menghindar dari Noah.“Ivy….” Noah menjambak rambutnya frustrasi.Tubuhnya masih panas, tetapi ia harus menguasai diri agar tak membuat semuanya lebih hancur lagi.“Ivy!” Noah berteriak putus asa saat Ivy membanting pintu kamar di depannya. Ia terus berusaha mengetuk pintu itu sekeras mungkin, tapi Ivy tetap tak menyahutinya sama sekali.Di dalam kamar, Ivy hanya bisa tenggelam dalam air matanya. Ia tergugu di atas tempat tidur dengan kekecewaan yang telah menggunung.“Kenapa aku kaget? Kenapa aku kecewa? Bukannya aku sudah mengatakan kalau aku mengizinkan Noah seandainya ia bersama Clara?”Sejak tadi, Ivy hanya bisa menanyai dirinya sendiri. Ia merasa menjadi manusia yang paling bermuka du

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 85. Hancur Sepenuhnya

    “Eh? Ini bukannya jam tangan Noah?” Ivy mengambil jam tangan yang tergeletak di meja makan dengan bingung. “Bagaimana bisa Noah melupakan jam tangannya dan pergi begitu saja?” gumamnya kemudian.Ia segera mengantongi jam tangan Noah dan melupakan niatnya untuk membantu Bi Dina membersihkan meja.“Maaf ya, Bi. Saya harus menyusul Noah ke depan secepatnya,” pamit Ivy.“Iya, tak masalah, Nyonya. Saya memang tak enak dan sungkan kalau Nyonya selalu membantu saya,” balas Bi Dina.Ivy tersenyum. “Tenang saja. Tak merepotkan kok.”Ivy menggerakkan kruknya dengan lebih cepat agar masih sempat menahan Noah yang akan berangkat kerja. Namun, langkahnya dihentikan oleh seorang staf keamanan saat ia akan memasuki garasi.“Kenapa?” tanya Ivy dengan bingung.Pegawai bernama Beni itu tampak canggung dan gugup.“Tuan Noah masih sibuk di dalam,” jawabnya.Tentu jawaban itu sangat aneh bagi Ivy. Apa yang Noah lakukan sampai dia sibuk di garasi? Jangan-jangan ayahnya membuat ulah lagi hingga Noah samp

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 84. Gairah Panas Adik Ipar

    Clara segera mengembalikan botol yang sudah kosong ke saku celananya setelah usai melaksanakan rencana besarnya. Ia pun mengaduk kopi Noah, lalu memasukkan satu gula lagi di kopinya agar ia terlihat sibuk di depan nampan. “Kopi datang!”Clara tersenyum riang saat meletakkan kopi Noah di sebelah piringnya dan kopinya sendiri di depannya. “Terima kasih,” ucap Noah dengan acuh. “Sama-sama,” balas Clara, masih dengan senyuman lima jarinya. “Dan kurasa kau harus makan dulu sebelum minum kopi demi kebaikan lambungmu,” lanjutnya kemudian. Ivy mengangguk-angguk. “Benar kata Clara. Kau ini memang memiliki kebiasaan buruk dengan minum kopi saat perut kosong.”Cangkir yang sudah di depan bibir kembali Noah letakkan di atas meja. Ia tak bisa mengelak ketika istrinya sudah bersabda. Clara sendiri merasa cukup lega, karena efek cairan cinta yang ia letakkan di kopi Noah cukup banyak sehingga pasti langsung berefek. Ia tak ingin ada Ivy saat efek dari minuman itu mulai bereaksi. Ia harus menci

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status