Beranda / CEO / Jerat Cinta Tuan CEO / CHAPTER 4 – Everything About You

Share

CHAPTER 4 – Everything About You

Penulis: A. Rietha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-19 20:58:31

Evanna sudah bangun tidur beberap menit yang lalu, tapi ia masih tetap bergelung di bawah selimut tebalnya. Ia segan bangun dan keluar kamar. Kalau hanya untuk bertatap muka dengan monster menyeramkan seperti semalam, ia lebih memilih sembunyi di bawah selimutnya.

Tanpa sadar Evanna bergidik kalau mengingat kejadian semalam. Khandra jelas tidak menyukainya. Atau lebih tepatnya Khandra membencinya. Evanna tak tahu apa sebabnya. Ia merasa tak pernah menyinggungnya dalam hal apa pun. Apa karena Khandra sebenarnya tidak menginginkan pernikahan ini, lalu ia melampiaskan kemarahannya pada Evanna.

Evanna menguap lebar dan membalikkan tubuhnya menatap langit-langit kamar. Setelah ini apa yang harus dilakukannya? Apa ia harus angkat kaki dari sini dan pergi menjauh? Kalau harus pergi di mana ia akan tinggal?

Evanna tak pernah mempunyai banyak uang. Kalau ia harus mencari tempat tinggal sendiri, tentu akan memerlukan uang yang tidak sedikit. Kembali ke rumah orang tuanya? Hell, mending ia tinggal di kolong jembatan daripada kembali ke rumah itu.

Pintu kamarnya terbuka dan Evanna melihat Khandra memasuki kamar dengan membawa tumpukan kertas-kertas di tangan kanannya. Evanna cepat-cepat bangun dan duduk dengan mencengkeram kuat-kuat selimutnya.

Melihat Evanna yang duduk tegak dengan segera membuat Khandra tersenyum miring, lalu melemparkan kertas-kertas yang dipegangnya ke arah Evanna. Kertas-kertas itu berhamburan di atas ranjang. Evanna melirik isinya, dan bola matanya membulat saat ia melihat isi kertas-kertas itu.

“Kau memata-mataiku?” tanya Evanna sambil memungut satu demi satu kertas yang terserak dan melihat isinya.

Lembaran itu berisi banyak hal tentang diri-dirinya. Foto-foto sejak masa kecilnya, fotonya saat ada di kafe dan supermarket, feed meedia sosialnya, hingga screenshhot chat pribadinya melalui w******p.

Evanna menatap tak percaya pada Khandra yang tengah berdiri menatapnya. Laki-laki itu tampak seperti tanpa rasa bersalah membobol hal pribadi Evanna dan bahkan masih tersenyum miring menatapnya.

“Aku tak mau membeli kucing dalam karung. Aku tidak bodoh untuk diam saja dan tidak mencari tahu dengan siapa aku akan tinggal,” jawabnya enteng.

Evanna merasa tersinggung. Mengobrak-abrik media sosialnya tanpa izin sudah merupakan hal ilegal yang bukan hanya tidak sopan, tapi juga kurang ajar.

“Kau bisa bertanya langsung padaku. Buat apa kau membobol media sosialku, bahkan juga chat w******p milikku?” seru Evanna marah.

“Hah, kau kira aku bisa mempercayaimu. Apa yang tidak terlihat justru lebih jujur daripada yang seringkali ditunjukkan manusia,” balas Khandra tak mau kalah.

Khandra duduk di tepi ranjang. Evanna beringsut menjauh saat Khandra mencondongkan tubuhnya mendekat padanya.

Khandra menatapnya dingin, "Aku tidak peduli dengan ucapanmu. Aku hanya ingin tahu kebenaran, bukan sekadar omong kosong yang bisa kau atau keluargamu tunjukkan ."

Evanna menghela nafas dalam-dalam. Ia mencoba menata hatinya supaya mulutnya tidak mengatakan hal yang tidak perlu. Meskipun tindakan Khandra merupakan pelanggaran privasi yang serius, tapi Evanna mencoba menenangkan hatinya.

"Baiklah, kita bicara. Tapi tolong, jangan bersikap seolah kau paling benar tanpa memberiku kesempatan untuk menjelaskan!" ujar Evanna dan menatap suaminya.

"Kau tahu betapa sulitnya untuk mempercayaimu ketika segala sesuatunya terasa begitu janggal. Kita tidak pernah saling mengenal, tapi kau dan keluargamu langsung setuju saat kita harus menikah tanpa pernah mengenal satu sama lain. Well, bukan tanpa alasan kan kau mau begitu saja menikah dengan orang yang sama sekali tak kau kenal? Apa aku harus percaya begitu saja padamu dan menerimamu apa adanya? Jangan menghalu begitu tinggi. Sudah saatnya kau bangun dari mimpi indahmu!" tukas Khandra, tanpa sedikit pun mengurangi nada curigannya.

“Aku juga terpaksa menikah denganmu. Apa kaupikir aku secara sukarela menikahi orang yang tidak aku cintai? Kalau bukan untuk keluargaku, aku tak akan mau melakukannya. Kau sendiri kenapa mau menikahiku kalau kau juga terpaksa?” serang balik Evanna yang mulai tersulut emosi.

Peduli setan Khandra akan menggerung marah seperti semalam. Laki-laki itu sudah sangat kurang ajar padanya.

Khandra terdiam mendengar ucapan Evanna. Mereka sama-sama terjebak dalam pernikahan yang tidak mereka inginkan. Meski terdengar konyol, tapi ia juga mulai bertanya pada dirinya sendiri mengapa seorang Khandra Anantara harus rela menerima pernikahan itu.

“Apa pun alasanmu bukan berarti kau bebas untuk mencuri informasi pribadiku. Kau tidak bisa melanggar privasi orang lain hanya karena merasa tidak percaya,” ujar Evanna dengan suara bergetar namun penuh penegasan.

Khandra mengangkat bahunya acuh tak acuh. “Privasi? Kau merasa masih punya privasi? Setiap orang pasti memiliki rahasia yang mereka sembunyikan. Aku pastikan kau tidak menyembunyikan apa pun dariku hanya karena merasa punya privasi. Aku akan mengorek setiap detail tentangmu. Aku bisa dengan mudah mengorek isi kepalamu itu. Jadi, jangan merasa masih punya privasi kalau kau tak ingin kulempar keluar!” seru Khandra kembali mengancam.

Khandra bangkit dari ranjang dan meninggalkan Evanna yang masih duduk mematung. Sepeninggal suaminya Evanna meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Evanna kembali tertampar kenyataan harus menghadapi suaminya yang tak bisa menerima kehadirannya sebagai istri.

٭٭٭

Evanna turun ke lantai bawah gedung apartemen yang ditinggalinya. Ia harus menyegarkan otaknya. Terlalu lama berdiam diri di dalam apartemen membuatnya suntuk. Terlebih lagi dengan perilaku Khandra yang di luar nalar.

Gedung apartemen mewah ini memiliki fasilitas yang lengkap. Lantai bawah digunakan sebagai pusat perbelanjaan, kuliner, dan hiburan. Mungkin jalan-jalan dan bersantai akan membuat pikiran kusutnya menjadi sedikit tenang.

Kalau sedang banyak pikiran, Evanna suka melampiaskannya dengan makanan manis atau iced cappuccino favoritnya. Evanna tak pernah kelaparan saat di apartemen. Kulkas besar Khandra selalu penuh makanan, segar maupun frozen. Tapi Evanna malas menghabiskan makanan yang ada di dalam kulkas yang isinya sebagian besar penuh dengan taburan keju.

Evanna duduk di salah satu sudut kafe yang tidak terlalu ramai. Sepiring swiss roll coklat dan lava cake juga iced cappuccino sudah membuat perasaan Evanna jauh lebih baik. Ia menikmati semuanya sambil melihat orang yang berlalu lalang dari balik kaca kafe.

“Hai, Kakak Ipar, sendirian saja? Khandra ke mana?”

Suara keras seorang laki-laki yang langsung duduk di depannya mengejutkan Evanna. Ia memicingkan matanya. Sesaat kemudian Evanna tersenyum cerah saat mengetahui siapa yang menyapanya. Itu Rakha, adik Khandra.

“Dia sedang kerja. Kau sendiri?” tanya Evanna.

Adik laki-laki Khandra yang ramah dan murah senyum itu mengangguk.

“Ini mau ke kantor. Aku biasa sarapan di sini. Kalau Khandra jangan ditanya. Dia memang biasa ke kantor pagi-pagi buta,” selorohnya yang membuat Evanna ikut tersenyum mendengarnya.

“Kau tinggal di gedung ini juga?” tanya Evanna ingin tahu.

“Tidak, aku tinggal di rumah orang tuaku. Bagaimana, kau baik-baik saja dengan Khandra? Kau betah tinggal dengannya?” tanyanya masih dengan senyum lebarnya.

Evanna tersenyum samar. Rakha pasti tahu bagaimana Khandra kalau ia sampai bertanya seperti itu pada Evanna.

“Kami baik-baik saja,” sahut Evanna singkat, lalu menunduk dan menyesap minumannya.

“Oh, ya? Wah, padahal aku mengira akan ada badai besar. Kau tahu, dia mengamuk di rumah saat Papi menyuruhnya menikah. Tapi, yah, mau bagaimana lagi? Skandal besarnya harus segera dikubur kan?” ujar Rakha enteng.

Evanna mengangkat kepalanya cepat dan menatap Rakha penuh ingin tahu.

“Skandal? Skandal apa?” tanya Evanna.

Bersambung

Bab terkait

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 5 – Skandal Menjijikkan

    “Oh, kau belum tahu? Padahal skandalnya menjadi berita besar tiga bulan lalu. Skandal itu bahkan menjadi topik utama berita nasional, bahkan akun-akun gosip pun juga membuat beritanya semakin heboh,” jelas Rakha penuh semangat.Evanna berpikir keras sampai dahinya berkerut. Tapi, tak sekilas pun ia bisa mengingat tentang skandal yang melibatkan Khandra Anantara. Atau jangan-jangan memang dia yang kurang update tentang berita mengenai skandal dan selebritis.“Skandal apa? Nampaknya ada berita besar yang terlewat olehku,” ucap Evanna akhirnya setelah menyerah mengorek memori otaknya.“Ke mana saja kau ini, Kakak Ipar? Pantas saja, Khandra nggak pernah protes lagi setelah menikah denganmu. Ternyata kau memang tinggal di dalam gua sebelum ini sampai-sampai tak tahu berita heboh seperti itu,” seloroh Rakha sambil tertawa keras sampai-sampai pengunjung di sekelilingnya menatap ke arah meja mereka.“Tiga bulan yang lalu aku masih sibuk dengan ujian skripsiku, mana sempat memperhatikan berita

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 6 – Pelampiasan

    Khandra menyusuri wajah Evanna yang terlihat ketakutan. Air mata sudah membasahi pipinya yang pucat. Khandra tertawa sinis saat melihat keadaan Evanna yang terlihat menyedihkan.Perempuan ini beberapa menit yang lalu bisa dengan angkuh mengejeknya dan sekarang, ia tak berdaya di bawah kungkungannya. Sekarang wajah berang perempuan itu berubah menjadi tikus yang terpojok dan menggigil ketakutan.Namun, bukannya merasa kasihan Khandra justru menikmatinya. Perempuan ini harus diberi pelajaran supaya ingat posisinya. Kalau tidak, ia bisa menginjak-injak harga dirinya kapan saja.“Kau bilang aku menjijikkan bukan? Aku akan tunjukkan padamu seperti apa wujud menjijikkan seperti yang kaubilang padaku tadi.”Khandra melepas dasi yang dipakainya dengan satu tangan. Satu tangannya yang lain masih mencekal erat kedua tangan Evanna. Gadis itu memberontak, tapi tangan besar Khandra semakin erat mencengkeran kedua pergelangan tangannya.Khandra mengikat kedua tangan Evanna dengan dasinya. Diikatnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 7 – Setelah Emosi Meluap

    ”Aku semakin tidak mengerti dengan apa yang kauucapkan,” tanya Angela sambil menggelengkan kepalanya.”Evanna itu sama seperti perempuan lain yang mendekatiku. Ia hanya menginginkan uangku. Tante tahu, dia anak di luar nikah. Anak haram hasil selingkuhan bapaknya. Dia sengaja mau menaikkan derajatnya, makanya dia setuju untuk menikah denganku,” jelas Khandra berapi-api.”Oh, ya, betulkah itu?” tanya Angela lagi.”Tante nggak percaya padaku? Aku sudah mengecek latar belakangnya dan menurutku nggak ada bagus-bagusnya. Kelakuan orang tuanya yang tukang selingkuh seperti itu, pasti akan menurun ke anaknya. Kita sudah lihat salah satu contoh nyatanya,” terang Khandra meyakinkan Angela.Angela tertawa sumbang mendengar argumentasi Khandra. Ia paham hidup keponakannya itu tidak mudah. Khandra ditinggal ibunya pergi untuk selamanya sejak usia dua belas tahun. Ia terpaksa menerima kehadiran ibu dan adik tirinya dua tahun kemudian. Satu hal lagi yang membuatnya sulit mempercayai orang lain adal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 8 – Di Luar Ekspektasi

    Evanna beringsut ketakutan sambil memegangi selimutnya erat-erat. Dadanya naik turun dengan cepat. Tatapan mata Khandra yang tajam tanpa kedip seperti mendominasinya.Evanna masih teringat peristiwa menyakitkan tadi dan ia tak mau lagi merasakan sakit yang sama.Evanna membeliak saat suaminya itu melangkah mendekatinya. Satu lututnya sudah ia tumpu di tepi ranjang. Sudah cukup, tubuh dan hatinya tak bisa lagi menerima perlakuan Khandra yang di luar batas perikemanusiaan seperti tadi.Perlahan Evanna menggeser tubuhnya hingga punggungnya membentur headbed yang dingin. Tangannya dikatupkan di depan dada dan memegang erat selimutnya. Bibirnya bergetar saat air mata kembali menitik melalui matanya yang sembab.Evanna kembali tersentak saat Khandra menarik selimutnya keras. Ia berusaha menariknya kembali untuk menutupi tubuhnya, tapi sia-sia. Tubuh polosnya sekali lagi terekspos di depan laki-laki yang tak ubahnya monster di mata Evanna."Kau mau apa lagi?" cicit Evanna, lemah dan ketakuta

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 9 – Sebuah Perjanjian

    ”Ini apa?” tanya Evanna. Khandra tidak menjawab. Ia membuka map itu, lalu meletakkan selembar kertas di atasnya. ”Surat perjanjian kita,” ujarnya singkat. Evanna membaca kalimat demi kalimat yang tertera dalam kertas itu. Ada beberapa klausul yang dituliskan Khandra sehubungan dengan pernikahan mereka. ”Kenapa harus pakai perjanjian?” tanya Evanna lagi. ”Kita harus mengatur segala hal, baik tentang peran, kewajiban, serta hak masing-masing dari kita selama pernikahan ini. Pernikahan ini mungkin hanya sementara. Paling cepat awal tahun depan kita bercerai. Kalau sial, mungkin dua atau tiga tahun lagi baru kita bisa bercerai,” terang Khandra yang terlihat sangat enteng menyebut kata cerai dan pernikahan sementara di depan Evanna. Evanna tersenyum miris. Ia semakin tidak mengenal suaminya itu. Perlakuan Khandra padanya sebelumnya sudah membuat Evanna kehilangan harga diri. Setelah itu, Khandra menunjukkan sikapnya yang lembut meski tak mengurangi perannya yang dominan dan suka meme

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 10 – Pancingan Rakha

    Evanna menikmati makan singnya di kafe yang pernah ia kunjungi sebelumnya. Iced cappuccino, chocolate mousse, dan muffin sudah terhidang manis di atas mejanya. Cokelat memang hal yang sempurna untuk mengembalikan mood dan suasana hati yang rusak.Di kursi sampingnya terdapat beberapa kantong belanjaan. Evanna menghabiskan hampir setengah hari untuk belanja kebutuhan sehari-hari dan juga kebutuhan kamar barunya.Toko tempatnya berbelanja pernak-pernik kamar yang ditunjukkan Khandra padanya bersedia mengantarkan barang pesanannya sampai ke apartemen. Lumayanlah, Evanna tak harus kerepotan membawa barang-barang yang tak sedikit itu.Sebelum belanja, Evanna mampir ke mesin ATM utuk mengecek saldonya. Ia melotot tak percaya melihat nominal yang tertera yang jumlahnya hampir mencapai dua kali lipat uang kuliahnya selama satu semester.Tapi Evanna harus hati-hati menggunakan uang Khandra. Siapa tahu Khandra memberinya uang itu bukan untuk satu bulan, tapi sampai bercerai hanya itu uang yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 11 – Perlakuan Rakha

    Evanna memasuki aparteman Rakha yang ukurannya jauh lebih kecil daripada penthouse yang ditinggalinya bersama Khandra. Interior apartemen ini juga lebih minimalis. Meskipun begitu, Rakha cukup pandai memilih warna, sehingga isi apartemennya tidak terkesan suram seperti milik Khandra.”Apartemenku lebih kecil kan dibandingkan dengan punya Khandra?” tanya Rakha saat Evanna memperhatikan seluruh isi ruangan apartemen miliknya.”Kau punya apartemen bagus begini, tapi tidak kautinggali. Lalu buat apa apartemen ini?” tanya Evanna sambil mengenyakkan tubuhnya ke atas sofa coklat susu.”Dari sini ke kantor lebih dekat. Kalau aku banyak kerjaan, aku lebih memilih tinggal di apartemen ini daripada pulang ke rumah,” jelas Rakha.Rakha berjalan ke arah jendela. Dibukanya tirai lebar-lebar juga pintu kaca yang mengarah ke balkon.”Kau mau minum apa? Kelihatannya masih ada beberapa softdrink di kulkas,” tawar Rakha lagi.Evanna menggelengkan kepalanya. Ia sudah minum cukup banyak waktu di kafe tad

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 12 – Tanda Tanya Besar

    ”Tante Angela,” sapanya pada wanita ramah itu.Angela tersenyum lebar dan memeluk istri keponakannya itu. Ia melangkah memasuki aparteman yang biasanya seminggu sekali ia sambangi.Angela tampaknya sudah sangat hapal apartemen Khandra. Ia langsung menuju ruang santai dan meletakkan paper bag yang dibawanya ke atas meja yang ada di ujung sofa.”Mumpung aku tidak terlalu sibuk, aku sempatkan mampir ke sini. Minggu kemarin aku luar biasa sibuk, bahkan satu jam sebelum pernikahan kalian ada pasien gawat yang membutuhkan pertolonganku segera. Makanya aku tidak bisa datang waktu kalian menikah,” ucap Angela sambil mengenyakkan tubuhnya ke atas sofa panjang yang didominasi warna dark grey itu.”Tampaknya tak ada perubahan sama sekali dengan apartemen ini. Kau dan Khandra apa tidak berniat mengganti furniture? Sejak lima tahun lalu Khandra menepati apartemen ini, isinya masih sama. warnanya pun terlalu monoton,” lanjut Angela.Evanna hanya tersenyum tipis mendengarnya. Mana berani ia mengubah

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 85 – Dalam Hati Siapa yang Tahu

    Diva masih terduduk di lantai di depan pintu apartemen Rakha. Tangisnya tak kunjung reda, namun ia tahu ia tak bisa terus seperti ini. Napasnya terengah-engah saat ia bangkit berdiri dengan kaki gemetar. Dengan langkah terseok, ia menuju lift di ujung lorong. Air matanya mengalir deras, meskipun ia mencoba menyekanya.Tiba di depan lift, Diva memencet tombolnya dan menunggu. Suasana sunyi lorong hanya dihiasi suara isakannya yang tertahan. Pintu lift terbuka perlahan, dan saat itu juga dunia Diva serasa runtuh untuk kedua kalinya hari itu.Di dalam lift, berdiri seorang wanita dengan gaun elegan berwarna merah tua. Wajahnya cantik, bersih, dan bercahaya seperti biasanya. Evanna, adik tirinya.Diva menelan ludah, tubuhnya seketika tegang. Ia buru-buru menghapus air mata dengan punggung tangannya, meskipun jejak tangis masih jelas terlihat di wajahnya. Evanna memandangnya, awalnya dengan kebingungan, tapi kemudian matanya menyipit, seolah ia ingin tahu apa yang sedang terjadi."Diva?" p

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 84 – Yang Tak Seharusnya Terjadi

    Wajah Diva berubah sendu. Apalagi saat ditatapnya wajah Rakha yang terlihat masam. Laki-laki itu tak terlihat bahagia saat bertemu dengannya. Rakha malah terlihat muak.Diva mengembuskan napas berat, seolah setiap pijakan adalah hukuman yang tak terhindarkan. Diva merasa aliran udara di kafe itu terasa seperti racun. Napasnya terasa semakin pendek dan dadanya terasa sesak."Aku nggak punya banyak waktu. Cepat katakan apa maumu," ucap Rakha dingin, suaranya datar, namun tajam.Senyum samar yang coba ditunjukkan Diva memudar sedikit, tapi ia tetap berusaha tenang meki batinyya bergemuruh."Kamu selalu buru-buru. Apa kita nggak bisa duduk santai sebentar? Aku mau bicara sesuatu yang penting.""Aku bilang cepat," potong Rakha tegas, membuat Diva tersentak. Matanya mengerjap beberapa kali, tapi ia menelan semua protes yang hampir keluar dari mulutnya."Aku... aku butuh tempat yang lebih tenang. Ini penting banget, Rakha."Rakha mendesah panjang. Kesabarannya hampir habis. "Di sini cukup t

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 83 – Menunggu yang Tak Pasti

    Diva menatap jam di dinding lobi apartemen yang tak kunjung bergerak sesuai harapannya. Sudah satu jam lebih dia menunggu, dan semakin lama perasaan resahnya tak bisa dikendalikan.Kursi tempat dia duduk terasa panas, dan lantai marmer yang dingin bahkan tak lagi memberi ketenangan saat ia kembali berjalan mondar-mandir.Lobi yang dingin dan luas itu terasa semakin sempit, seakan menjerat tubuhnya dalam kesunyian yang tak nyaman. Deru mesin pendingin udara yang berdengung pelan hanya menambah rasa jengkel yang bergulung di dadanya. Dia mengembuskan napas panjang, berusaha meredakan detak jantung yang berpacu.Laki-laki muda di front office menatapnya sejak tadi, pandangannya tajam seolah dia sedang menilai sesuatu yang bukan urusannya. Diva mengabaikan tatapan itu, walau perasaannya bergejolak. Bagi Diva, manusia macam dia tak perlu diperhatikan. Sekadar pengurus lobi, apa yang pantas ia pikirkan? "Masa bodoh dengan manusia rendahan macam itu," gumam Diva dalam hati, sambil menegakkan

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 82 – Telepon yang Mengganggu

    Rakha mengusap wajahnya kasar. Setelah mendapat telepon yang tidak mengenakkan dari ibunya, kini ia kembali mendapatkan telepon. Kali ini dari nomor yang tidak dikenal.Meskipun begitu, Rakha tahu siapa yang meneleponnya kali ini. Selama beberapa hari terakhir ia mengabaikan si penelepon. Bahkan ini nomor kesekian yang akan menghiasi daftar blokirnya.Namun, tampaknya manusia satu ini tak kenal istilah menyerah dalam kamusnya. Sehari bisa belasan kali ia menghubunginya dengan nomor yang berbeda. Tingkahnya sudah seperti kolektor nomor perdana saja.Rakha menggeram kesal. Ponsel pintarnya bergetar hebat sekali lagi, layar menampilkan nomor tak dikenal yang berkedip-kedip. Sudah berapa kali sih perempuan itu menghubunginya? Jari-jarinya dengan malas meraih ponsel, matanya melirik jam dinding. Hari sudah semakin siang tampaknya.Sejak beberapa hari terakhir, Diva seakan tidak pernah lelah meneleponnya. Setiap kali Rakha memblokir satu nomor, muncul nomor baru yang menghubunginya. Perempu

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 81 – Seharusnya Tak Seperti Ini

    Nisya memejamkan matanya, mencoba menetralisir emosinya. Tangan kanannya mencengkeram erat dadanya. Merasakan jantungnya yang berdetak menggila. Khandra dan istrinya itu sudah sangat keterlaluan. Mereka tak lagi menganggapnya sebagai nyonya rumah ini.Pandangan Nisya menerawang, menyiratkan kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan. Nisya berdiri terpaku di tengah kamar. Pikirannya kembali melayang pada percakapan singkat namun menegangkan beberapa saat lalu.Suara Evanna, istri Khandra sekaligus anak tirinya yang kini memimpin perusahaan, terngiang-ngiang di telinganya. Tuduhan itu terasa begitu berat, menghantam tepat di titik terlemahnya - Rakha, putra kandungnya yang selama ini ia banggakan."Khandra curiga bahwa Rakha mungkin telah meretas komputer perusahaan.”Ucapan Evanna tadi kembali terngiang di benak Nisya. Tubuh wanita paruh baya itu menggigil. Kalau sampai Rakha berbuat seperti itu, alangkah bodohnya. Rakha sudah menggali lubang kuburnya sendiri.Tuduhan Khandra terhadap

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 80 – Konflik

    Suara benturan pintu yang dibuka paksa membuat Evanna terlonjak kaget. Evanna yang memasuki kamar Rakha tanpa izin sampai terlonjak kaget ketika sosok Nisya muncul dengan wajah merah padam. Mata wanita paruh baya itu menyala-nyala, penuh amarah yang siap meledak."Apa yang kau lakukan di sini?" bentak Nisya, suaranya menggema di ruangan yang sunyi itu.Evanna tergagap, berusaha menenangkan detak jantungnya yang mendadak berpacu cepat. "Mama... saya...saya…""Jangan panggil aku Mama.! Aku bukan ibumu," potong Nisya tajam."Menjadi menantuku saja kau tidak pantas. Sekarang jawab, apa yang kau lakukan di kamar anakku?" sembur Nisya.Evanna menelan ludah, otaknya berputar cepat mencari jawaban yang tepat. Ia tahu bahwa apapun yang dikatakannya, Nisya pasti akan menyalahartikannya. Wanita itu sudah terlanjur membencinya sejak awal pernikahannya dengan Khandra."Saya mencari Rakha, Ma," akhirnya Evanna berhasil menjawab, suaranya bergetar. "Khandra meminta saya untuk—""Khandra?" Nisya mend

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 79 – Taktik Kotor Rakha

    Wajah Khandra berubah tegang saat melihat nama Rendra, asistennya, tertera di layar ponselnya. Tak biasanya Rendra meneleponnya sepagi ini, kecuali ada hal yang sangat penting dan mendesak.”Ada apa, Rend?” tanya Khandra cemas.”Ada masalah penting di kantor. Sebaiknya kau segera kemari!” seru Rendra dari balik telepon. Suaranya terdengar cemas.Khandra langsung melompat dari tempat duduknya dan meraih jas yang terletak di punggung kursi dan.”Apa yang terjadi? Jelaskan!””Sistem keamanan komputer diretas dan sistem komputer di kantor menjadi kacau. Para karyawan panik dan tidak bisa bekerja,” lapor Rendra.Darah Khandra berdesir panas. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Sistem komputer perusahaannya termasuk canggih dan dilengkapi sistem keamanan yang ketat. Tak mungkin ada yang dengan begitu mudah meretas sistem komputer perusahaan, kecuali ….”Segera hubungi tim IT dan lakukan apa pun untuk memulihkan data tersebut!” perintah Khandra dengan suara menggelegar.Tanpa menunggu jawaban Re

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 78 – Berusaha Meyakinkan

    Evanna menguap lebar dan membuka matanya yang masih sangat mengantuk. Tak terasa ia tertidur dengan pikiran berkecamik memenuhi otaknya. Evanna melirik jam dinding yang menunjukkan waktu pukul empat pagi.Pagi itu, Evanna bangun lebih awal daripada biasanya. Sambil menunggu Khandra bangun, Evanna memutuskan untuk menyiapkan makan pagi.Evanna tahu Khandra marah padanya. Mencoba sedikit mengobati kekecewaan suaminya itu, Evanna memasak makanan kesukaan Khandra.Evanna menata hasil karyanya pagi ini di meja bundar yang ada di ruang kerja Khandra di lantai tiga. Mereka biasa menghabiskan sarapan mereka di sana. Khandra seringkali malas bertemu muka dengan ibu tirinya saat sarapan.Khandra keluar dari kamar dengan wajah lebih segar. Sepertinya berendam di dalam bak air hangat sedikit meredakan emosinya.Ia memasuki ruang kerjanya dengan kemeja putih membungkus tubuh tegapnya dan dasi biru tua melingkari lehernya. Tampaknya ia ingin berangkat kerja lebih pagi."Maafkan aku," kata Evanna me

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 77 – Salah Paham

    ”Kau menyebut nama laki-laki lain saat aku menyentuhmu?” seru Khandra geram.Evanna menggeleng cepat menyadari kesalahannya. Sial, tanpa sadar ia malah mengucapkan nama Rakha saat mereka bercumbu.”Apa hubunganmu dengan Rakha?” tanya Khandra geram. Gairahnya hilang seketika.Khandra mencekal lengan Evanna dan menariknya memasuki kamar. Khandra meradang karena apa yang diucapkan Evanna membuatnya mengingat lagi kejadian tiga tahun yang lalu.”Ma, maaf, aku tak sengaja. Aku tadi melihat Rakha di dekat kolam renang. Aku malu dia melihat apa yang kita lakukan di balkon. Makanya aku tak sengaja berucap seperti itu,” ujar Evanna memberi alasan.Khandra menatap Evanna dengan tatapan menusuk. Dia tidak percaya dengan alasan yang diberikan Evanna.Amarahnya memuncak, dibakar oleh kecemburuan yang membara dalam dirinya. Dengan gerakan kasar, dia mendorong Evanna ke dinding, menguncinya dengan tubuhnya yang kekar.”Jangan berbohong padaku, Evanna!” bentaknya, suaranya bergetar menahan emosi.Eva

DMCA.com Protection Status