Beranda / CEO / Jerat Cinta Tuan CEO / CHAPTER 31 – Harga yang Harus Dibayar

Share

CHAPTER 31 – Harga yang Harus Dibayar

Penulis: A. Rietha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

”Aaarrrrgghhhh……!!” Calix melolong kesakitan saat aliran listrik kembali menyiksa tubuhnya.

Calix sudah semakin lemah. Napasnya tersengal-sengal. Tubuhnya basah oleh keringat. Ia tak punya tenaga lagi untuk melawan.

Meski sudah melihat Calix tak berdaya, ketiga orang tinggi besar yang menawannya tak menunjukkan raut wajah kasihan. Salah seorang di antaranya malah menjambak surai Calix dan menatapnya sinis.

”Kami akan menyiksamu sampai kau tak berbentuk lagi, kau tahu?” ejeknya sambil menatap Calix yang terengah.

”Aku..aku tak bersalah. Kenapa kalian lakukan ini padaku?” rengek Calix yang membuat ketiga orang itu semakin jengkel mendengarnya.

Salah satu anak buah Khandra kembali menyalakan listrik dan Calix kembali berteriak kesakitan.

”Kumohon… kumohon hentikan… Aarrrghhh!!”

Tubuhnya hanya bisa menegang saat aliran listrik kembali menyiksa tubuhnya. Calix tidak berdaya. Kedua tangan dan kakinya diikat pada kursi kayu yang kuat.

Calix hanya bisa mendogakkan kepalanya dan berteriak kenc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 32 – Menghilangkan Jejak

    ”Cari Maira sekarang juga sampai ketemu! Aku tak peduli ia bersembunyi di lapisan neraka bagian mana. Yang pasti temukan dia dan bawa ke hadapanku sekarang juga!”Rakha tersentak kaget saat mendengar gerungan marah dari dalam ruangan Khandra. Apalagi kakaknya itu juga menyebut tentang Maira.”Anda ingin bertemu Khandra?” sapa Rendra asisten pribadi Khandra.Rakha berjengit kaget mendengar suara Rendra yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya dan memergokinya tengah menguping.”Tampaknya sekarang bukan waktu yang baik. Dia kelihatannya sedang mengamuk. Ada apa?” tanya Rakha.”Bukan apa-apa. Hanya ada seorang bernama Calix yang disuruh seseorang untuk menjebak Nyonya Evanna di club. Untung saja Khandra datang tepat waktu,” jelas Rendra singkat.Rakha menelan salivanya yang rasanya seperti tersangkut di tenggorokan. Jadi, Khandra menangkap Calix dan sekarang tengah menginterogasinya. Bahaya. Jika Calix atau Maira menyebut namanya, Rakha bisa tamat saat ini juga.”Nanti saja aku kembal

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 33 – Bertemu Kembali

    Evanna menyesap iced caramel macchiato-nya. Ia duduk sendiri di dalam café dan memandangi orang-orang yang lewat berlalu lalang dari balik kaca besar.Evanna sudah tidak lagi bekerja sekarang. Dan untuk membunuh waktu yang menjemukan ia kembali luntang-lantung di café. Hidupnya terasa membosankan sekali.”Halo, Kakak Ipar,” sapa suara yang sudah sangat Evanna kenal.”Hai, Rakha,” balas Evanna lemah.”Kenapa wajahmu suram begitu?” tanya Rakha sambil duduk di samping Evanna. Seperti biasa tangannya menggenggam segelas matcha.”Aku sedang bosan. Aku pengangguran sekarang karena Khandra melarangku bekerja,” keluh Evanna.”Bukannya tidak bekerja itu lebih menyenangkan. Apalagi hidupmu berkecukupan. Kenapa pula kau harus bekerja kalau Khandra sudah bisa memenuhi kehidupanmu,” ujar Rakha.Evanna hanya bisa mengangkat bahunya. Satu lagi yang pasti, ia tak bisa bergantung sepenuhnya pada Khandra. Ia bukan benalu. Lgipula Evanna tak bisa selamanya mengandalkan Khandra. Ia ingat kalau pernikaha

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 34 – Kekesalan Diva

    Diva membanting tas yang dibawanya ke atas sofa. Ia kesal sekali hari ini. Janji temu dengan calon nasabahnya dibatalkan secara sepihak. Setelah itu, ia harus bertemu dengan Evanna yang tampaknya hidupnya sudah amat bahagia.”Kamu kenapa Diva? Kok marah-marah begitu,” Reni yang asyik menonton televisi merasa heran dengan tingkah anak perempuannya itu.”Mama tahu nggak aku habis ketemu siapa? Aku baru saja bertemu Evanna. Dan Mama tahu bagaimana dia sekarang?””Oh, ya, kamu ketemu di mana?” tanya Reni ingin tahu.”Imperium Royal. Dia tinggal di apartemen mewah itu sekarang. Dan Mama tahu kegiatannya sekarang? Dia hanya nongkrong di café dan bersantai. Hebat bukan?” jawab Diva sinis.Akhir-akhir ini Diva merasa ada yang kurang di rumah. Tak ada Evanna yang bisa menjadi pelampiasan emosinya. Sekalinya bertemu malah membuatnya merasa sakit hati. Kehidupan Evanna sudah sangat jauh berubah.Sangat sulit bagi Diva untuk menerima kenyataan itu. Selama ini dia selalu menjadi yang nomor satu di

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 35 – Terbakar Dengki

    ”Kami memang tak punya pembantu di apartemen ini, Ma,” jawab Evanna.Mata Reni membeliak saat mendengar jawaban Evanna. Ia melirik vacuum cleaner yang disandarkan di ujung ruangan. Ia juga melirik pakaian Evanna yang tampak berpakaian ala kadarnya.”Masak tinggal di penthouse mewah seperti ini tak punya pembantu. Di rumah kita saja ada 3 pembantu yang selalu siaga,” balas Reni.”Aku punya banyak waktu luang. Lagipula kami tinggal di apartemen, bukan di rumah. Jadi, tidak perlu pembantu yang harus stand by untuk mengurusi dapur dan bersih-bersih. Makan pun kami bisa pesan atau pergi ke salah satu restoran yang ada di gedung ini,” jawab Evanna.Reni memang nyonya besar di rumah. Ia tak akan mau menginjakkan kakinya ke dapur. Diva apa lagi. Ia tahunya hanya memerintah.”Ya, tentu saja. Kau banyak waktu luang. Tapi juga tidak seperti ini, dong. Jadi, sebenarnya kau ini istri atau pembantu?” tanya Reni dengan suara sinisnya.Sudah Evanna tebak, ibu tirinya itu tak akan bermuka manis padany

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 36 – Penampilanmu Harus Berubah

    Khandra berdiri dari tempat duduknya dan segera berlalu meninggalkan restoran. Amarah membuat nafsu makan siangnya hari itu lenyap begitu saja. Ia melangkah lebar dan kembali ke apartemennya.Saat membuka pintu apartemen dilihatnya Evanna tengah duduk di sofa dan mendekap kedua lututnya. Kepalanya ia sembunyikan dalam kedua tangannya yang terlipat.Khandra langsung mencengkeram lengan Evanna dan memaksanya berdiri.”Ganti baju sekarang juga dan ikut aku!” perintahnya pada Evanna yang menatapnya bingung.”Kita mau ke mana?” tanya Evanna serak.Khandra menatap istrinya itu dan melihat bekas lelehan air mata di sepanjang pipinya. Khandra sangat tidak menyukai Evanna yang lemah seperti ini.”Jangan banyak tanya, cepat ganti! Aku tunggu lima belas menit!” perintah Khandra yang membuat Evanna terburu memasuki kamarnya untuk berganti pakaian.”Pantas saja mereka menghinamu gembel dan seperti pembantu. Pakaianmu saja seperti itu,” komentar Khandra pedas saat Evanna keluar kamar.Evanna mereng

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 37 – Saatnya Berubah

    ”Kenapa begitu? Sayang kalau harus dibuang semua. Banyak pakaianku yang masih bagus dan aku bisa memakainya untuk bersantai di rumah,” tolak Evanna.Meskipun jauh di bawah standar Khandra, tapi baju-baju Evanna masih layak pakai. Beberapa bahkan baru dibelinya sebelum ia menikah.”Sudah ada yang baru, kan? Buat apa yang lama masih disimpan,” ujar Khandra tak menghiraukan penolakan Evanna.”Baju-bajuku masih banyak yang bagus, kok,” bantah Evanna lagi.”Bagus apanya? Kalau memang bagus, tak mungkin ibu dan kakak tirimu menyebutmu buluk seperti pembantu,” dengus Khandra sebal.Pada waktu hari pernikahannya dulu, Khandra memang merasa kecewa karena ternyata bukan putri sulung keluarga Rasena yang akan menjadi istrinya. Ia harus menelan kekecewannya dengan menikahi anak haram mereka.Namun, sekarang Khandra merasa cukup beruntung menikah dengan Evanna. Perempuan itu meskipun ceroboh, tapi penurut dan tak banyak tingkah. Evanna memang sedikit bodoh dan ceroboh, tapi ia perempuan yang tak b

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 38 – Perangkap Baru

    Dalam hati Rakha tengah bersorak gembira. Ternyata ada perempuan bodoh satu lagi yang bisa ia gunakan untuk menghancurkan Khandra. Perempuan yang sedang dibakar cemburu dan kebencian sangat mudah untuk diperdaya. Perempuan seperti itu rela melakukan apa saja untuk melampiaskan rasa dengkinya.Akh, bukan hanya Khandra tapi juga Evanna. Rakha yakin ia bisa menjatuhkan kakak tirinya itu melalui Evanna.Akhir-akhir ini Khandra seperti di atas angin. Pernikahannya tampaknya baik-baik saja. Dan hal itu membuat reputasinya di perusahaan juga meningkat pesat. Rakha sangat benci melihat hal itu. Ia sangat mengharapkan Khandra jatuh terhempas dan hancur berkeping-keping.”Aku baru tahu kalau kalian bukan saudara kandung. Memang bisa begitu ya?” tanya Rakha yang seolah sangat tertarik dengan kisah keluarga Diva.”Memang benar. Itu kenyataan kelam keluarga kami. Ibu Evanna dulu menggoda papaku. Jadinya, lahirlah Evanna. Karena ibunya meninggal, papaku harus memeliharanya sampai dia dewasa. Cerit

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 39 – Keluhan Khandra

    ”Semakin lama Rakha semakin kelihatan nggak becus kerja,” omel Khandra saat ia kembali ke ruangannya.Rendra yang mengikuti ke mana pun atasannya itu pergi hanya bisa terdiam dan mendengarkan segala unek-uneknya.”Apa kita approve otomatis permintaan dana dari klien kita? Aku akan menghubungi bagian keuangan sekarang juga,” jawab Rendra.”Jangan dulu. Biarkan anak itu menyelesaikan tanggung jawabnya. Dokumen-dokumennya juga belum dia lengkapi, makanya kepala bagian keuangan juga tidak bisa mengeluarkan dana sekarang. Benar-benar menyebalkan,” gerutu Khandra sebal.Rendra hanya bisa mengangguk pasrah mendengar celaan Khandra terhadap Rakha. Memang dalam beberapa bulan terakhir, kinerja Rakha sebagai salah satu manager di perusahaan mereka semakin menurun.Kerap kali ia terlambat menyelesaikan tugasnya dan laporannya pun seringkali tidak lengkap. Khandra bahkan seringkali memergoki Rakha tak berada di tempat pada saat jam kerja.Padahal, Rakha adalah salah satu pewaris Imperium Holding

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 83 – Menunggu yang Tak Pasti

    Diva menatap jam di dinding lobi apartemen yang tak kunjung bergerak sesuai harapannya. Sudah satu jam lebih dia menunggu, dan semakin lama perasaan resahnya tak bisa dikendalikan.Kursi tempat dia duduk terasa panas, dan lantai marmer yang dingin bahkan tak lagi memberi ketenangan saat ia kembali berjalan mondar-mandir.Lobi yang dingin dan luas itu terasa semakin sempit, seakan menjerat tubuhnya dalam kesunyian yang tak nyaman. Deru mesin pendingin udara yang berdengung pelan hanya menambah rasa jengkel yang bergulung di dadanya. Dia mengembuskan napas panjang, berusaha meredakan detak jantung yang berpacu.Laki-laki muda di front office menatapnya sejak tadi, pandangannya tajam seolah dia sedang menilai sesuatu yang bukan urusannya. Diva mengabaikan tatapan itu, walau perasaannya bergejolak. Bagi Diva, manusia macam dia tak perlu diperhatikan. Sekadar pengurus lobi, apa yang pantas ia pikirkan? "Masa bodoh dengan manusia rendahan macam itu," gumam Diva dalam hati, sambil menegakkan

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 82 – Telepon yang Mengganggu

    Rakha mengusap wajahnya kasar. Setelah mendapat telepon yang tidak mengenakkan dari ibunya, kini ia kembali mendapatkan telepon. Kali ini dari nomor yang tidak dikenal.Meskipun begitu, Rakha tahu siapa yang meneleponnya kali ini. Selama beberapa hari terakhir ia mengabaikan si penelepon. Bahkan ini nomor kesekian yang akan menghiasi daftar blokirnya.Namun, tampaknya manusia satu ini tak kenal istilah menyerah dalam kamusnya. Sehari bisa belasan kali ia menghubunginya dengan nomor yang berbeda. Tingkahnya sudah seperti kolektor nomor perdana saja.Rakha menggeram kesal. Ponsel pintarnya bergetar hebat sekali lagi, layar menampilkan nomor tak dikenal yang berkedip-kedip. Sudah berapa kali sih perempuan itu menghubunginya? Jari-jarinya dengan malas meraih ponsel, matanya melirik jam dinding. Hari sudah semakin siang tampaknya.Sejak beberapa hari terakhir, Diva seakan tidak pernah lelah meneleponnya. Setiap kali Rakha memblokir satu nomor, muncul nomor baru yang menghubunginya. Perempu

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 81 – Seharusnya Tak Seperti Ini

    Nisya memejamkan matanya, mencoba menetralisir emosinya. Tangan kanannya mencengkeram erat dadanya. Merasakan jantungnya yang berdetak menggila. Khandra dan istrinya itu sudah sangat keterlaluan. Mereka tak lagi menganggapnya sebagai nyonya rumah ini.Pandangan Nisya menerawang, menyiratkan kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan. Nisya berdiri terpaku di tengah kamar. Pikirannya kembali melayang pada percakapan singkat namun menegangkan beberapa saat lalu.Suara Evanna, istri Khandra sekaligus anak tirinya yang kini memimpin perusahaan, terngiang-ngiang di telinganya. Tuduhan itu terasa begitu berat, menghantam tepat di titik terlemahnya - Rakha, putra kandungnya yang selama ini ia banggakan."Khandra curiga bahwa Rakha mungkin telah meretas komputer perusahaan.”Ucapan Evanna tadi kembali terngiang di benak Nisya. Tubuh wanita paruh baya itu menggigil. Kalau sampai Rakha berbuat seperti itu, alangkah bodohnya. Rakha sudah menggali lubang kuburnya sendiri.Tuduhan Khandra terhadap

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 80 – Konflik

    Suara benturan pintu yang dibuka paksa membuat Evanna terlonjak kaget. Evanna yang memasuki kamar Rakha tanpa izin sampai terlonjak kaget ketika sosok Nisya muncul dengan wajah merah padam. Mata wanita paruh baya itu menyala-nyala, penuh amarah yang siap meledak."Apa yang kau lakukan di sini?" bentak Nisya, suaranya menggema di ruangan yang sunyi itu.Evanna tergagap, berusaha menenangkan detak jantungnya yang mendadak berpacu cepat. "Mama... saya...saya…""Jangan panggil aku Mama.! Aku bukan ibumu," potong Nisya tajam."Menjadi menantuku saja kau tidak pantas. Sekarang jawab, apa yang kau lakukan di kamar anakku?" sembur Nisya.Evanna menelan ludah, otaknya berputar cepat mencari jawaban yang tepat. Ia tahu bahwa apapun yang dikatakannya, Nisya pasti akan menyalahartikannya. Wanita itu sudah terlanjur membencinya sejak awal pernikahannya dengan Khandra."Saya mencari Rakha, Ma," akhirnya Evanna berhasil menjawab, suaranya bergetar. "Khandra meminta saya untuk—""Khandra?" Nisya mend

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 79 – Taktik Kotor Rakha

    Wajah Khandra berubah tegang saat melihat nama Rendra, asistennya, tertera di layar ponselnya. Tak biasanya Rendra meneleponnya sepagi ini, kecuali ada hal yang sangat penting dan mendesak.”Ada apa, Rend?” tanya Khandra cemas.”Ada masalah penting di kantor. Sebaiknya kau segera kemari!” seru Rendra dari balik telepon. Suaranya terdengar cemas.Khandra langsung melompat dari tempat duduknya dan meraih jas yang terletak di punggung kursi dan.”Apa yang terjadi? Jelaskan!””Sistem keamanan komputer diretas dan sistem komputer di kantor menjadi kacau. Para karyawan panik dan tidak bisa bekerja,” lapor Rendra.Darah Khandra berdesir panas. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Sistem komputer perusahaannya termasuk canggih dan dilengkapi sistem keamanan yang ketat. Tak mungkin ada yang dengan begitu mudah meretas sistem komputer perusahaan, kecuali ….”Segera hubungi tim IT dan lakukan apa pun untuk memulihkan data tersebut!” perintah Khandra dengan suara menggelegar.Tanpa menunggu jawaban Re

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 78 – Berusaha Meyakinkan

    Evanna menguap lebar dan membuka matanya yang masih sangat mengantuk. Tak terasa ia tertidur dengan pikiran berkecamik memenuhi otaknya. Evanna melirik jam dinding yang menunjukkan waktu pukul empat pagi.Pagi itu, Evanna bangun lebih awal daripada biasanya. Sambil menunggu Khandra bangun, Evanna memutuskan untuk menyiapkan makan pagi.Evanna tahu Khandra marah padanya. Mencoba sedikit mengobati kekecewaan suaminya itu, Evanna memasak makanan kesukaan Khandra.Evanna menata hasil karyanya pagi ini di meja bundar yang ada di ruang kerja Khandra di lantai tiga. Mereka biasa menghabiskan sarapan mereka di sana. Khandra seringkali malas bertemu muka dengan ibu tirinya saat sarapan.Khandra keluar dari kamar dengan wajah lebih segar. Sepertinya berendam di dalam bak air hangat sedikit meredakan emosinya.Ia memasuki ruang kerjanya dengan kemeja putih membungkus tubuh tegapnya dan dasi biru tua melingkari lehernya. Tampaknya ia ingin berangkat kerja lebih pagi."Maafkan aku," kata Evanna me

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 77 – Salah Paham

    ”Kau menyebut nama laki-laki lain saat aku menyentuhmu?” seru Khandra geram.Evanna menggeleng cepat menyadari kesalahannya. Sial, tanpa sadar ia malah mengucapkan nama Rakha saat mereka bercumbu.”Apa hubunganmu dengan Rakha?” tanya Khandra geram. Gairahnya hilang seketika.Khandra mencekal lengan Evanna dan menariknya memasuki kamar. Khandra meradang karena apa yang diucapkan Evanna membuatnya mengingat lagi kejadian tiga tahun yang lalu.”Ma, maaf, aku tak sengaja. Aku tadi melihat Rakha di dekat kolam renang. Aku malu dia melihat apa yang kita lakukan di balkon. Makanya aku tak sengaja berucap seperti itu,” ujar Evanna memberi alasan.Khandra menatap Evanna dengan tatapan menusuk. Dia tidak percaya dengan alasan yang diberikan Evanna.Amarahnya memuncak, dibakar oleh kecemburuan yang membara dalam dirinya. Dengan gerakan kasar, dia mendorong Evanna ke dinding, menguncinya dengan tubuhnya yang kekar.”Jangan berbohong padaku, Evanna!” bentaknya, suaranya bergetar menahan emosi.Eva

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 76 – Konfrontasi Panas

    Lampu kristal berkilauan menyinari ballroom mewah Imperium Building yang terletak di jantung kota. Malam itu, perusahaan keluarga Alcantara mengadakan pesta untuk menyambut CEO baru mereka, Khandra Anantara. Khandra adalah putra sulung Benny Alcantara dan juga suami Evanna.Evanna, dengan gaun malam elegan yang melekat di tubuhnya, melangkah mendekati meja bar. Ia merasakan tatapan kagum dari para tamu undangan saat Khandra memperkenalkannya pada mereka. Namun, Evanna juga mendengar bisikan-bisikan yang membuatnya tidak nyaman.Setelah berbasa-basi dengan para tamu yang tak Evanna kenal, Evanna berpamitan dan melangkah menuju meja bartender. Kakinya terasa sedikit pegal dan kerongkongannya kering.”Satu mocktail lavender,” pesan Evanna pada bartender.Ia menyandarkan tubuhnya pada barstool, menikmati alunan musik jazz yang memainkan lagu lembut. Evanna kembali menatap Khandra yang tengah berbincang dengan beberapa investor.Evanna tengah menunggu minuman yang dipesannya saat Diva—kaka

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 75 – Tamu Mengejutkan

    Evanna terperangah menatap perempuan yang datang bersama Rakha. Seorang wanita muda dengan penampilan yang sangat mencolok di pesta itu. Gaun ketat berwarna emas dengan belahan rendah memamerkan lekuk tubuhnya yang semampai.Perempuan itu adalah Diva, kakak tirinya. Evanna tak pernah tahu kalau Rakha dan Diva sedekat itu. Pandangan Evanna langsung terpaku pada Diva dan Rakha yang berjalan bergandengan tangan menghampiri mereka. Ia tak menyangka Rakha akan mengajak Diva ke pesta ini.Evanna melirik Khandra yang duduk di sampingnya. Raut muka suaminya itu tak menunjukkan emosi apa-apa. Ia tampak duduk dengan tenang di kursinya.”Selamat malam semua.”Rakha menyapa mereka dengan senyum lebar. Ia menatap kedua orang tuanya juga Khandra yang tampak tak acuh dengan kehadirannya.”Selamat malam, Evanna,” sapa Diva dengan senyum manisnya, namun terlihat dibuat-buat.”Malam, Diva. Aku tak menyangka kau akan datang ke pesta ini,” balas Evanna, masih terkejut.”Tentu saja aku datang. Rakha yang

DMCA.com Protection Status