Share

Namanya Dominic

Penulis: Koran Meikarta
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-06 21:51:33

Celine membuka pintu gubuk, tempat dia meninggalkan laki-laki asing kemarin dengan hati-hati. Sesuai janjinya, dia datang untuk memastikan keadaannya sembari membawa makanan dan beberapa perban serta obat-obatan. Entah keberuntungan atau apa, hari ini dan besok adalah hari di mana dia mengambil cuti. Celine lelah karena hampir tidak pernah mendapat hari libur. Dia juga ingin berkumpul dengan keluarganya. Meski saat ini, setelah menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya, dia menyempatkan diri untuk datang dan melihat keadaan laki-laki ini.

Masih sama. 

Laki-laki tersebut masih terbaring dengan kain yang kemarin membalut lukanya dan jaket miliknya yang menjadi selimut. "Kau masih hidup, ya?" ujar Celine saat tangannya menyentuh kening si laki-laki dan terasa hangat.

Bibir yang kemarin pucat karena kehabisan darah juga sudah tampak sedikit memerah. Ini pertanda bagus. Tak menyangka jika apa yang dilakukannya cukup berhasil. Kedua sudut bibirnya terangkat ke atas. Celine senang, hingga dia lantas mengeluarkan pakaian milik suaminya, yang sudah tidak lagi digunakan dari dalam tas yang dibawanya. Bagaimana pun juga, dia tidak bisa membiarkan laki-laki ini begitu saja. Hati nuraninya terus mengatakan untuk membantu laki-laki asing tersebut.

Tanpa ragu, Celine menyingkap jaket dan melihat tubuh laki-laki itu yang terbalut kain. Darah terlihat sangat jelas pada kain yang dia ikat sangat kencang itu. Namun begitu dibuka, darah itu sudah berhenti mengalir. Celine merasa lega begitu melihatnya. Segera saja dia melanjutkan tugasnya untuk mengganti perban itu dan memberi cairan antiseptik.

Terdengar erangan lirih saat dia mengobati laki-laki itu. Membuatnya menjadi lebih berhati-hati. "Semuanya sudah selesai, kau akan baik-baik saja."

Celine berusaha menghapus kerutan di dahi laki-laki itu. Menyingkirkan rambut hitam yang menghalangi wajahnya. Akan tetapi saat dia akan menariknya, tangannya tiba-tiba digenggam kuat. Mata yang awalnya terpejam pun mulai terbuka. Membuat Celine harus tersentak saat matanya bertemu tatap dengan mata hazel milik laki-laki yang dia tolong. Beberapa saat, Celine seperti dibuat terhipnotis oleh tatapannya. Dia sampai tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Kenapa dia baru sadar jika laki-laki ini memiliki paras yang tampan? Alis yang tegas, hidung yang mancung dan bibir yang tebal, juga garis rahang yang kokoh. Ditambah, mata Hazel yang indah.

"Siapa kau?"

"Apa?" Celine membelalakkan matanya. Dia mengernyitkan dahi merasa aneh setelah mendengar pertanyaan laki-laki ini. "Bukankah aku yang seharusnya bertanya seperti itu? Siapa kau?"

Laki-laki asing itu mendengkus tak percaya, sembari menahan sakit. "Bukannya kau sudah tahu siapa aku?"

Celine semakin tidak mengerti dengan jawaban laki-laki itu. Ekspresi wajahnya benar-benar menunjukkan rasa kebingungan. Dia berusaha menarik tangannya dan mengambil makanan yang tadi dia bawa pada laki-laki itu. "Makanlah, aku tidak bisa lama-lama. Aku harus pergi. Jika kau sudah sehat, tolong pergilah dari sini."

Dibanding dia harus terus membalas dan berujung pada perdebatan yang sia-sia, Celine memilih untuk langsung mengakhiri semua ini saja. Lagi pula, dia tidak berniat terlibat terlalu dalam dengan laki-laki asing ini. Ditambah hari ini Celine memiliki waktu untuk bersama keluarganya.

"Tunggu! Kau adalah suruhan mereka 'kan? Apa yang kaulakukan semalam padaku?" 

Lagi-lagi, tangan Celine dicengkeram olehnya. Membuat dia sama sekali tidak bisa beranjak dari gubuk itu. Matanya menatap kesal pada laki-laki asing yang berkali-kali mengajaknya bertengkar setelah terbangun dari sakitnya. Harusnya dia yang bertanya! Siapa, bagaimana, dan apa yang terjadi pada laki-laki ini?

"Apa kau benar-benar tidak ingat apa yang terjadi semalam? Kau terluka, tubuhmu tergeletak di jalan dan kau memohon agar aku menolongmu. Aku menyeretmu ke tempat ini dan mengobati semua lukamu. Itu semua yang terjadi," jelas Celine panjang lebar. Dia tidak mau disalahkan oleh laki-laki ini.

Mata hazel itu tampak beralih menatap tubuhnya. Memerhatikan perban yang sudah Celine ganti. Darah pun tak lagi terlihat di sana. Tubuh itu menjadi bersih dibanding semalam. Hingga potongan kejadian berputar di kepalanya. Membuat dia menggeram marah. Sialan. Dia ingat kalau kejadian semalam adalah karena pengkhianatan bawahannya sendiri. Semua ini karena ulah dari mereka.

"Jadi kau bukan suruhan mereka?"

Nada suaranya masih terdengar sedikit tidak yakin. Namun Celine memilih mengangguk. "Ya, aku hanya menolongmu. Aku pikir, kau akan mati, tapi sepertinya Tuhan masih menyayangimu. Dia memberimu kesempatan untuk kembali hidup. Sekarang, makanlah agar kau cepat sembuh."

Tidak langsung menjawab, laki-laki asing itu malah menatap Celine dengan lekat. Tidak sedikit pun terlihat rasa canggung di sana. Sampai dia kemudian mengambil makanan yang disodorkan oleh Celine dan mencoba untuk memakannya. Namun karena posisinya yang tertidur, dan tangan kanannya yang sakit, dia jadi kesulitan untuk makan dengan benar. Berkali-kali mencoba tetap tidak berhasil. Membuat Celine yang melihatnya menjadi gemas sampai dia merebut makanan itu saat akan jatuh.

"Aku akan menyuapimu. Sebelum itu, lebih baik kau pakai baju ini."

Celine memerlihatkan kaos hitam polos milik suaminya yang sudah tidak terpakai pada laki-laki itu. Dia dengan cepat mengangkat kepalanya dan memakaikan baju tersebut. Hanya berbalut perban saja sangat tidak enak untuk dilihat. Beruntungnya, laki-laki itu mau menurut dan tidak banyak bicara. Meski matanya tak henti menatap Celine yang sibuk membantunya. 

"Sepertinya sangat pas, aku pikir akan sedikit longgar, tapi sudahlah. Sekarang kau harus makan." Celine menyendokkan makanan ke dalam mulut laki-laki itu dengan hati-hati. Menyeka remahan nasi yang terlihat di bibirnya. Sedang laki-laki itu hanya diam dan menatap Celine dengan lekat. "Aku belum tahu siapa namamu."

"Dom. Dominic."

"Dominic? Hanya itu?"

Laki-laki bernama Dominic itu mengangguk tanpa ragu. Membuat Celine langsung mengangguk paham.

"Kau ... siapa namamu?"

"Aku Celine. Kenapa kau bisa ada di sini semalam? Siapa yang melukaimu?" tanya Celine tanpa menghentikan tangannya yang terus menyuapi laki-laki tersebut. 

"Aku tidak ingat."

"Kau tidak ingat? Bagaimana bisa?"

Celine menatap Dominic penuh selidik, tetapi laki-laki itu justeru malah memalingkan muka. Seperti enggan memberi tahu apa yang terjadi dan siapa yang melukainya. "Hah, terserah saja. Jika kau sembuh, segeralah pergi dari sini. Keluargamu pasti sedang mencarimu sekarang."

Disimpannya kembali makanan yang ada di dalam kotak makan itu saat Dominic sudah tidak mau lagi memakan makanannya. Celine membereskan apa yang tadi sempat dibawanya. Juga pakaian milik Dominic yang sudah dia robek-robek. "Minum obatnya dan ini makan siangmu. Tidurlah dan istirahatkan tubuhmu."

"Kenapa kau menolongku sebanyak ini? Aku bukan siapa-siapamu." Pertanyaan itu meluncur dengan lancarnya saat Dominic sudah tidak lagi mampu menahan rasa penasaran akan apa wanita ini memiliki maksud terselubung atau tidak? Apakah wanita ini benar-benar tidak tahu siapa dia? 

"Jangan tanya itu padaku, karena aku juga tidak tahu. Mungkin Tuhan tidak mau melihatmu mati lebih cepat dari pada yang seharusnya, makanya dia membuat hatiku tergerak untuk menolongmu."

Terdengar kasar dan seolah tidak peduli, namun jawaban dari Celine berhasil membuat Dominic terdiam seribu bahasa. Selama ini, tidak ada yang mengingatkannya pada Tuhan. Bahkan di saat-saat dia merasa akan mati semalam. Baru kali ini, ada seseorang yang menjawabnya seperti itu. Dia hidup karena Tuhan masih menyayanginya?

"Apa kau akan datang lagi?" 

Dominic menatap Celine yang kini sudah hampir menutup pintu. Sungguh. Dia sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Apalagi kakinya yang masih kaku. Mungkin karena efek syok yang dia terima semalam atau karena kekurangan darah. Hanya tangan kirinya yang masih bisa digerakkan. Selebihnya, cukup sulit.

"Aku tidak tahu."

Sejurus kemudian, pintu pun ditutup. Dominic hanya bisa menatap pintu dengan pandangan berpikir. Dia masih belum mengetahui identitas wanita itu. Hanya nama yang dia tahu. Namun setidaknya, dia harus bersyukur karena masih selamat berkat wanita itu. Celine menahan pendarahan yang terjadi karena luka tusuk. Meski tubuhnya masih sangat lemah. Wajar karena dia kehilangan banyak darah.

Saat sudah sembuh nanti, dia berjanji akan membalas semua pengkhianatan anak buahnya itu. Dia akan memberi mereka pelajaran yang tidak pernah terlupakan. 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
valentina dwi lestarini
semakin penasaran alur cerita nya
goodnovel comment avatar
Aiyub Ibrahim
wanita yang baik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Aku akan Membayarmu

    Celine menatap anaknya yang tertidur setelah lelah bermain seharian. Wacananya untuk mengajak Arion main di taman tidak bisa terealisasi, karena dia tidak mungkin meninggalkan Rayyan di rumah. Alhasil, dia menemani anaknya bermain di rumah dengan mobil-mobilan yang baru dia belikan. Menyanyikan lagu tidur seperti biasa, sampai akhirnya Rayyan datang dengan kruk di tangan kanannya. Berjalan pelan menuju ke arahnya."Arion sudah tidur?""Ya, dia pasti lelah." Celine terkekeh melihat anaknya yang tidur di pangkuannya."Harusnya kamu pergi bersamanya, tidak usah memedulikanku." Rayyan mengusap Arion dan mengecup kening putranya. Lalu beralih mengecup bibir Celine. Merasa kasihan melihat istrinya yang kelelahan seperti ini. Padahal Celine mengambil cuti untuk beristirahat. Namun istrinya justru malah kelelahan seperti ini."Kamu bicara apa, Rayyan. Aku sengaja mengambil cuti agar bisa bersama kalian." Celine berdecak kesal mendengar suaminya yang selalu mengatakan unt

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Kehangatan

    "Enghh, Ray–yan ...."Celine menatap wajah Rayyan yang memerah di bawahnya. Suaminya tampak menahan gairah karena godaan yang dilakukannya. Tubuh mereka banjir oleh peluh hingga suhu tubuh di sekitar mereka mendadak terasa panas. Namun itu tak menyurutkan Celine untuk terus menggerakkan pinggulnya. Mencari kepuasan yang jarang dia dapatkan."Ce-celine ... kamu sangat cantikh ...."Rayyan mengusap peluh yang membasahi tubuh istrinya. Dia membiarkan Celine melakukan apa yang diinginkannya. Celine yang seperti ini tampak benar-benar sangat seksi. Tubuh istrinya yang selalu ingin dia sentuh. Sampai akhirnya, Celine menurunkan tubuhnya dan membelit lidahnya dengan intens. Tidak ada yang bisa menggambarkan betapa puasnya Rayyan dengan sang istri. Dia melumat bibir penuh Celine, mencecap dan bertukar saliva. Meredam desahan panjang saat mereka sampai pada titik kepuasan.Celine melepas pagutan bibir mereka dan jatuh di tubuh suaminya dengan napas tersengal-s

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Kau adalah Orang Asing

    "Kau yakin tidak mau ke rumah sakit atau ke kantor polisi? Kau bisa menangkap orang yang melukaimu dan kembali pada keluargamu," ujar Celine yang kini menatap Dominic makan.Pagi ini, dia juga memberi laki-laki itu sarapan, setelah sebelumnya berpamitan pada sang suami. Rayyan sudah memahami dan mengizinkannya tanpa banyak tanya. Celine menyempatkan untuk melihat Dominic pada saat sebelum dan sepulang kerja, itu pun jika hari masih sore, karena dia tidak berani lewat ke arah sini ketika hari sudah malam. Celine memilih jalan yang ramai, meski itu cukup jauh."Kau tidak perlu datang jika aku membebanimu," balas Dominic tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan di depan mata."Sepertinya kau salah paham, aku tidak mengeluh karena harus merawatmu. Aku hanya berpikir, mungkin keluargamu sedang mencarimu. Kau tahu, keluarga adalah satu-satunya yang paling berarti."Celine tidak ingin Dominic menyalahartikan perkataannya. Dia hanya khawatir karena l

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Mencari Sesuatu

    "Kerja bagus, Celine, karena bantuanmu, restoran mengalami peningkatan pengunjung," puji sang manajer pada Celine. Dia terkesan dengan ide wanita itu yang membuat harga miring khusus untuk para pasangan tanpa harus merugikan restoran. Menargetkan para muda-mudi yang memang menghabiskan waktu untuk kencan. Serta menambah beberapa varian baru di menu makanan.Kini, di akhir pekan, restoran menjadi sangat ramai. Pengunjung yang kebanyakan anak muda datang bersama pasangannya. Terlebih mereka yang berniat merayakan hari valentine. Tak hanya pasangan, namun ada juga paket istimewa untuk mereka yang menghabiskan waktu akhir pekan bersama keluarga.Restoran yang memang berada di pusat kota dan memiliki tanah yang luas, membuat mereka bisa memakai area luar dan menciptakan pemandangan kota di malam hari. Hiasan yang dibuat senatural mungkin dan senada dengan alam dengan sedikit kesan yang menunjukkan hari valentine serta area berfoto bagi para pasangan atau keluarga."S

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Salah Alamat

    Dominic menatap rumah sederhana di depannya. Dia ikut masuk saat laki-laki yang tadi mengajaknya itu, mempersilakan dia masuk. Matanya seketika menjelajahi rumah tersebut. Memerhatikan dengan teliti. Sempit dan kecil, namun sangat bersih. Membuatnya tak henti menatap sekitar. Hingga dari arah salah satu ruangan, tiba-tiba muncul seorang anak kecil sambil mengganti seragam sekolahnya."Papa!" serunya, cukup memekakkan telinga Dominic yang ada di sisi pria itu. Dia hanya diam melihat si bocah tersebut memeluk pria di sebelahnya. Seolah senang dengan kedatangannya. Namun tidak dengan Dominic.Anak kecil adalah hal yang sangat mengganggu dan membuatnya terkadang kesal dengan keberisikkan mereka. Akan tetapi, dia yang merupakan tamu jelas tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa diam memerhatikan keduanya. Sedikit tak terduga jika ternyata pria di sebelahnya telah memiliki anak. Dia pikir, pria itu masih lajang."Papa 'kan nggak boleh ke mana-mana. Nanti kalau Mama tahu ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Hubungan Apa?

    "Ka-kau? Kenapa bisa ada di sini?" Mulut Celine terbuka dan matanya terbelalak. Dia kaget sekaligus tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dominic, laki-laki yang dia kira sudah pergi justru ada di depan matanya. Bagaimana mungkin Dominic bisa tahu rumahnya? Matanya seketika beralih menatap sang suami yang masih tersenyum. Rayyan seperti tidak tahu apa yang terjadi. "Rayyan, kenapa kamu membawa orang asing masuk?""Kamu mengenalnya, Sayang? Kami tidak sengaja bertemu tadi. Dia membutuhkan pertolongan dan aku hanya membantunya," jawab Rayyan dengan santai. Berbeda dengan Celine yang seketika menepuk jidatnya. Dia sengaja tidak memberitahu Dominic tempat tinggalnya karena takut kalau laki-laki itu orang jahat, tapi suaminya dengan sangat polos mengatakan membantu orang dan membiarkannya masuk?"Dia adalah orang yang kuceritakan kemarin."Rayyan menatap Celine heran, sebelum sang istri mengatakan tentang orang yang ditolongnya. Membuat Rayyan memutar kembali ingat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Dia, Istriku

    Cahaya yang hanya berasal dari lampu tidur, tak terlalu membuat Dominic bisa melihat kamar dengan jelas. Meski iris matanya bisa melihat sofa bed yang dimaksud oleh Celine juga Rayyan. Ada Arion yang saat ini tengah terlelap di ranjang. Ini sedikit tidak nyaman. Sudah dikatakan kalau Dominic tidak menyukai anak kecil, tapi kini dia harus tidur bersama salah satu dari mereka. Apa boleh buat, dia juga tidak mau tinggal di gubuk itu lagi.Dalam remangnya cahaya, Dominic melihat sekeliling kamar Arion yang tampak cukup besar. Matanya melihat ada rak mainan dan lemari pakaian. Sampai berhenti dan menatap Arion yang tertidur menghadap ke arahnya. Siapa anak kecil ini? Arion memanggil Rayyan, Papa dan Celine berkata anak. Apakah mungkin jika Rayyan dan Celine ...?Dominic terdiam. Semua ini tak ada urusannya dengan dia. Mau Celine sudah menikah atau tidak, dia tidak punya urusan. Walau dia merasa sedikit aneh, kenapa wanita itu masih mau bersama pria yang bahkan berjalan saja sus

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-07
  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Akhirnya Datang

    Sia-sia Dominic menunggu kedatangan ayahnya. Pasti tua bangka itu sedang bersenang-senang bersama ibunya tanpa dia. Sampai matahari berada di atas kepala, tak terlihat sedikit pun batang hidung ayahnya atau anak buahnya datang. Hal yang membuatnya bosan setengah mati karena berada di dalam rumah.Tidak ada Celine di sini. Hanya Rayyan dan Arion yang sejak tadi tengah belajar bersama, setelah anak itu pulang dari sekolah. Biasanya, anak seusia Arion akan memilih bermain bersama anak-anak lain dari pada menghabiskan waktunya untuk belajar. Namun Arion sedikit berbeda. Entah ini hanya dugaannya saja atau memang dia merasa anak kecil itu cukup pintar. Tidak berisik dan banyak mengganggu seperti anak-anak lain."Papa, Al lapar. Al mau makan."Ucapan Arion mengalihkan perhatian Dominic. Dia menatap anak tersebut dengan alis terangkat. Di depan Arion terlihat Rayyan yang juga menatap anaknya. Buku yang dia pegang untuk mengajari sang anak, diletakkan kembali di atas me

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-16

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Kejutan Terindah (End)

    Cup.Sebuah kecupan lembut menyentak kesadaran Celine dari lamunannya. Dia menoleh ke arah suaminya yang kini memeluk erat tubuhnya. Bibirnya mengukir senyum manis ketika Dominic mencuri satu ciuman di sana. Sungguh, Celine tidak percaya dengan kenyataan bahwa kini dia menikah dengan lelaki licik yang menjeratnya.Pernikahan yang melelahkan tadi pagi, membuat Celine akhirnya bisa beristirahat sejenak setelah pesta resepsi dan segala adat istiadatnya. Meski sekarang, dia tentu akan melaksanakan kewajibannya sebagai istri Dominic. Melayani suaminya."Kenapa kau belum tidur? Apa ada yang mengganggumu?" tanya Dominic sambil meletakkan kepalanya di pundak Celine. Dia meraih tangan istrinya, namun Dominic mengernyit bingung menyadari ada sesuatu yang dipegang oleh Celine. Dia menarik benda itu dan melihatnya. Membuat Celine mau tak mau ikut berbalik. "Apa ini?""Itu—""Rayyan?"Dominic menatap benda yang ternyata adalah foto Rayyan dan Celine dengan Arion. Ke

  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Menjadi Suami-istri

    Celine terdiam menatap pantulan dirinya depan cermin. Dia tengah mencocokkan gaun pernikahannya dengan Dominic. Setelah lebih dari tiga bulan sejak kematian Rayyan dan persiapan pernikahan, dia akhirnya akan segera menyandang status sebagai istri dari Dominic. Lelaki yang dia cintai sekaligus ayah dari anaknya.Pandangan Celine kemudian terpaku pada perutnya yang membesar. Dia mengusap lembut calon anaknya. Gaun pengantin itu sengaja dibuat besar di bagian perut dan tidak terlalu ketat agar dia tidak terlalu sesak karena perutnya yang buncit. Celine harap dia tidak akan menyesal dengan pilihannya. Dia juga berharap Dominic mengubah sikap buruknya. Meski memang, lelaki itu menjadi lebih perhatian padanya. Namun kadang kala, Dominic keras kepala dan masih tidak mau mengalah dalam beberapa hal. Terutama masalah Dominic yang berubah menjadi sangat overprotektif. Baik padanya atau pada Arion. Dia kadang harus memasang ekspresi marah dulu agar Dominic mengalah.Celine

  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Rencana Pernikahan

    Celine tersenyum menatap anaknya yang tidur nyenyak bersama Dominic. Arion benar-benar tampak sangat akrab dengan lelaki itu. Celine tidak percaya, hubungan Dominic dengan Arion bisa sedekat ini. Haruskah dia menikah dengan Dominic? Tapi Celine belum melupakan Rayyan, suaminya yang meninggal karena menyelamatkannya. Semua itu membuatnya kembali sedih.Air mata tanpa sadar kembali menetes. Celine mengusapnya kasar dan berbalik untuk pergi. Namun saat dia akan menutup pintu, terlihat Dominic yang terbangun. Lelaki itu mengusap matanya dan menoleh. Lalu bangkit dan menghampirinya."Celine?""Maaf, apa aku membangunkanmu?" tanyanya dengan wajah tidak enak ketika Dominic berjalan mendekat. Celine bisa melihat wajah lelaki itu yang tampak mengantuk. Dia merasa bersalah karena mengganggunya."Tidak, maaf aku ketiduran. Aku tidak sengaja." Dominic tersenyum seraya menutup pintu kamar dan membiarkan Arion sendiri."Kenapa minta maaf? Tidurlah kembali, seperti yang ka

  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Beri Aku Kesempatan Membahagiakanmu

    Celine menatap kejauhan rumah milik Dominic. Dia merasa gelisah dan tidak tenang. Celine penasaran, tapi dia ragu untuk mendekat. Ada banyak rasa takut yang menguasainya. Setelah satu minggu lalu berbincang ringan dengan mantan managernya, Celine memutuskan untuk melihat keadaan Dominic dari jauh. Sayangnya, dari jarak seperti ini, dia tidak menemukan siapa pun dan tidak tahu keadaan Dominic.Haruskah dia melangkah lebih dekat?Tidak, Celine merasa bersalah. Dia payah. Dia sudah berjanji untuk pergi dan tidak berhubungan lagi dengan Dominic. Lelaki itu juga pasti sudah membaca surat yang dia titipkan pada Marta. Bagaimana mungkin dia membatalkan niatnya dan menjilat ludahnya sendiri? Jangan konyol! Dia tidak boleh kembali kembali pada Dominic.Kepalanya terus berusaha menahannya dan memintanya untuk berbalik pergi meninggalkan rumah yang ada di seberang jalan. Namun hatinya menyuruhnya tetap melangkah. Pergi menemui Dominic dan memastikan keadaannya. Kepalanya terasa

  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Aku Mencintaimu

    Dominic keluar dari ruang meeting dengan dibantu Jerry. Dia akhirnya harus turun dari posisinya sebagai CEO dan menerima surat pengunduran diri dari Celine. Dominic bisa menerima dia diturunkan, tapi dia tidak bisa menerima saat mengetahui fakta bahwa Celine pergi darinya. Wanita itu meninggalkan rumah lama dan entah pergi ke mana. Itu membuat hatinya kacau. Dominic merasakan sakit di dadanya. Dia ingin mencari keberadaan Celine dan mendapatkan wanita itu kembali. Dominic sudah berjanji pada Rayyan dan dirinya yang akan menjaga mereka. "Jerry, apa Celine sudah ditemukan?" "Belum, Tuan. Kami masih mencarinya," ucap Jerry sambil membawa turun Dominic menuju mobil di area basement. "Apa tidak ada yang tahu, dia pergi ke mana?" "Tidak, tapi saya diberikan sebuah surat dari seorang wanita tua bernama Marta. Beliau bilang, itu dari Nyonya Celine untuk Anda." Jerry membantu Dominic masuk ke dalam mobil dengan susah payah. Hingga kemudian dia segera berjalan kembali menuju kemudinya. Sebel

  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Menghapus Kenangan

    Setelah seminggu lebih berada di dalam rumah sakit dan tidak bisa ke mana-mana, akhirnya sekarang Dominic sudah diizinkan untuk pulang, meski itu atas dasar pemaksaan. Dia bisa istirahat di rumah. Sayangnya, seolah baru usai masalah yang dia hadapi, Dominic menerima kabar dari ayahnya yang cukup buruk. Scandal yang menjeratnya enam tahun lalu dan perselingkuhannya terungkap. Beberapa investor ada yang menarik diri dari proyek baru mereka dan saham perusahaan turun drastis. Para pemegang saham pun menuntut diadakan rapat.Dominic tahu pada akhirnya ini akan terjadi. Dia mau tak mau harus mengakui kesalahannya dan menerima konsekuensi atas perbuatannya. Mungkin dia akan diturunkan secara tidak hormat atau bahkan dipenjara. Namun untuk yang kedua, dia tidak mendengar adanya tuntutan, Celine tidak menuntutnya. Apa orang tuanya sudah mengantisipasi hal ini?"Kamu tenang saja. Jangan terlalu memikirkan itu. Tugasmu adalah menyembuhkan diri," ucap Daisy seolah tahu apa yang

  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Pesan Terakhir

    Di dalam sebuah padang rumput yang luas, Dominic berdiri kebingungan. Dia tidak tahu di mana dia berada saat ini. Hanya desiran angin yang terdengar. Dia bergeming untuk sejenak. Sampai rasa takut mulai menguasainya. Tidak ada Celine, Arion atau orang tuanya. Tidak ada jalan keluar yang terlihat dan tidak ada seorang pun di sini.Apa dia sudah mati?Pertanyaan itu memenuhi isi kepalanya. Membuatnya ketakutan dan tanpa sadar berlari ke depan. Namun sayangnya, dia tidak melihat jalan keluar. Semuanya hanya padang rumput. Dia yang berlari tanpa alas kaki, tentu saja membuat duri-duri melukai kakinya, hingga mengeluarkan darah. Meski hal tersebut sama sekali tidak membuatnya memelankan langkah kakinya.Sayangnya, di sana Dominic seolah berputar-putar dan hanya rasa lelah yang dia dapat. Suara napasnya yang saling memburu terdengar jelas. Sampai akhirnya, Dominic memutuskan untuk berhenti. Dia jatuh terduduk di antara rerumputan itu. Satu persatu, air matanya berjatu

  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Seribu Penyesalan

    Pandangan Celine mulai buram oleh air mata. Hatinya hancur saat melihat orang yang dia cintai telah pergi meninggalkannya. Bukan tempat atau waktu yang menjadi pembatas, tapi alam lain. Dia tidak kuasa untuk menahan tangisnya dan jatuh di atas makam itu. Beribu penyesalan atas pengkhianatan yang dia lakukan, kini membuat dadanya terasa amat sangat sakit. Pedang berkarat seolah menembus dan mengoyak tubuhnya menjadi serpihan kecil. Beberapa orang yang datang untuk mendoakan, mulai pergi perlahan dan meninggalkannya yang kini merasakan kehilangan.Penyesalannya terlambat. Celine tidak bisa meminta maaf pada sosok yang dia sakiti. Orang yang selalu menjaganya selama ini dan melindunginya saat dia jatuh. Rayyan telah menghukumnya dengan penyesalan yang begitu dalam. Lelaki itu pada akhirnya telah pergi membawa separuh hatinya. Celine menyesal, tapi dia terlambat untuk mengungkapkan penyesalannya."Ra-rayyan maafkan aku. A-aku bukan istri yang b-baik untukmu. Maafkan aku,"

  • Jerat Cinta Sang Milyarder   Kehilangan

    "Lepaskan Dominic, atau aku akan menembakmu," ancam Celine sambil menodongkan senjata tepat ke arah Jared. Namun lelaki itu terlalu cerdik, hingga menarik tubuh Dominic dan membuatnya sebagai tameng.Celine menelan ludahnya kasar. Air mata lagi-lagi menetes tanpa dikomando. Kondisi Dominic yang dalam keadaan memperihatinkan, membuat hatinya teriris. Lelaki itu menggeleng dan memerintahkan untuk dia pergi. Akan tetapi, Celine tidak mengindahkan. Dia tetap berdiri pada posisinya. Meski pegangan tangannya pada pistol terlihat gemetar, tapi itu tidak menyurutkannya untuk meninggalkan lelaki itu begitu saja."Dia lelaki yang membuat hidupmu menderita. Dia meniduri dan menghamilimu begitu saja. Bukankah seharusnya kau membunuhnya?" ucap Jared sambil mengangkat dagu Dominic dan membuat wajah lelaki itu terlihat oleh Celine.Pandangannya berubah gemetar. Dia tidak suka situasi ini. Celine membencinya. Dominic memang bersalah, tapi saat ini lelaki itu sudah mengakui semu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status