Beranda / Romansa / Jerat Cinta Sang Mafia / Bukti Perselingkuhan?

Share

Bukti Perselingkuhan?

Penulis: Umia Mia
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-19 19:57:25

Asya merasa tidak enak hati, pasalnya beberapa bulan terakhir sikap suaminya sedikit berbeda. Qianno sering membawa ponselnya ke mana-mana. Bahkan, ketika masuk ke dalam kamar mandi.

Padahal Qian termasuk pria yang tidak terlalu peduli tentang barang-barang pribadinya, dia selalu meletakkan sembarangan bahkan pernah ponselnya ikut masuk ke tempat sampah saat ia membuang bungkus bekas makanan siap saji.

Jika bukan Asya yang menanyakan saat itu, pasti ponsel milik Qian sudah ikut terbuang ke tempat pembuangan akhir.

"Sebenarnya, Qian Ge kenapa? Apa, ada sesuatu yang dia sembunyikan? Apa mungkin dia mulai bosan padaku?" keluh Asya.

Wanita berambut lurus itu duduk bersandar pada sofa mahal yang dibeli suaminya satu bulan yang lalu. Asya beberapa kali menekan perut dan menutup mulutnya. Sudah dari kemarin ia merasakan hal itu, mungkin terlalu banyak pikiran dan juga beberapa hari mulai melupakan makan dengan teratur.

Satu minggu lagi suaminya pulang ia tidak boleh menyambutnya dengan keadaan sakit seperti ini. Sesekali Asya mengecek ponselnya, belakangan ini suaminya sedikit sulit dihubungi, bahkan pesannya pun belum dibaca hingga saat ini.

"Apa aku coba tanya Rendy saja, ya?" gumamnya.

Asya menekan nama Rendy di layar ponsel pintarnya, baru tersambung beberapa detik namun sang pemilik ponsel cepat sekali menjawab panggilan Asya.

"Ya Sya, tumben sekali kamu menghubungiku? Bukankah biasanya jika Qianno di rumah, kamu bahkan tidak akan pernah menyentuh ponselmu sama sekali?" goda Rendy.

Asya mengernyit bingung dengan apa yang Rendy katakan, bukankah mereka masih ada jadwal hingga besok?

"Kak Ren, bukannya kalian masih ada jadwal penerbangan besok? Lalu apa maksudnya Qian Ge ada di rumah bersamaku?" tanya Asya kebingungan.

"Ha? Tidak ada Sya, kita sudah kosong sejak 3 hari kemarin. Memangnya, Qianno belum pulang?" tanya Reno penasaran, mana mungkin pria itu menghilang sedangkan mereka pulang bersama-sama kemarin.

"Ah, mungkin dia pulang ke rumah ibu. Baiklah, Terima kasih Kak. Maaf ya, mengganggu waktu istirahat Kak Ren."

Setelah panggilan terputus Asya langsung berlari ke toilet karena perutnya semakin bergejolak ingin mengeluarkan seluru isinya. Perutnya terasa sangat mual, melilit, kram dan juga perih.

"Huek! Huek!" Suara Asya terdengar sangat keras andai saja ada seseorang di luar sana pasti akan mendengarnya. Tenggorokan wanita sampai terasa panas karena hal itu.

Sudah seminggu sejak terakhir kali ia terus mengalami hal ini, ia juga tidak tahu sebenarnya ia memiliki penyakit apa, karena baru pertama kali ia merasakannya. Sekarang tenggorokannya juga ikut terasa sakit karena terus menerus ia pergunakan untuk memuntahkan isi perutnya.

"Bagaimana, kalau aku sebenarnya punya penyakit yang tersembunyi? Tapi tidak mungkin, Qian Ge juga tidak mungkin meninggalkanku begitu saja. Tapi, kenapa dia tidak memberikanku kabar sedikit pun, apa aku harus menyusulnya ke rumah Ibu?" gumamnya.

Salsabila terdiam pikirannya berlarut dan berkelana ke mana-mana, karena lebih dari dua tahun mereka menikah namun baru kali ini suaminya bersikap aneh seperti ini. Biasanya sesibuk apa pun pria itu akan selalu meluangkan waktu untuk mengabari dirinya.

"Semoga saja firasatku tidak benar, aku tidak tahu harus apa jika yang kupikirkan menjadi kenyataan. Bisa-bisa aku mati!"

Dari pada terus memikirkan hal yang tidak-tidak, maka akan lebih baik jika besok ia memeriksakan dirinya yang terus berpikiran negatif akhir-akhir ini. Dari pada menerka-nerka sesuatu yang tidak pasti.

Untuk hari ini lebih baik Asya pergi ke rumah mertuanya, ia akan melihat apakah benar jika sang suami sudah pulang dan langsung menuju ke sana karena terlalu lelah. Untuk respons sang ibu mertua akan ia pikirkan nanti, tidak masalah jika sedikit dimaki, toh dia juga sudah sering menerima perlakuan buruk keluarga suaminya.

***

Tok tok tok ....

Asya mengetuk pelan pintu rumah mewah milik mertuanya, bangunan dengan banyaknya ukiran-ukiran bernilai seni tinggi yang tentunya sangat mahal biaya pembuatannya. Hidup keluarga Qian dan dirinya benar-benar berbanding terbalik, jadi sungguh sangat wajar jika keluarga mereka tidak ada yang mau menerima kehadiran Asya.

Cklek! Asya sedikit terlonjak karena lamunannya buyar akibat pintu besar ruang utama tiba-tiba terbuka lebar.

"Nona Salsabila? Ayo Non, silakan masuk." Pekerja di rumah keluarga besar Qianno mempersilakan wanita itu masuk, hanya para pekerja di sana yang menganggap eksistensi dirinya saat datang berkunjung.

Ya, tentu saja karena mereka sederajat, jadi bisa mengerti satu sama lain. Sedangkan keluarga besar Qianno memiliki takdir yang bagus, mereka terlahir dengan sendok emas di mulutnya. Mereka semua tidak tahu tentang bagaimana susahnya mencari uang hanya sekedar untuk makan.

"Mau apa kamu kemari? Belum cukup, membuat anakku lupa dengan kedua orang tuanya?" bentak sang ibu mertua.

Asya terkejut mendengar teriakan mertuanya, dia baru saja masuk ke dalam sudah disambut oleh suara teriakan.

"Maaf Bu, Asya kemari ingin menanyakan Qian Ge."

"Untuk apa menanyakannya padaku? Bukankah kamu yang sering melarang dia datang kemari?" teriak sang mertua menggebu-gebu.

"Jadi, Qian Ge tidak ada di sini?" tanya Asya lirih.

"Tidak! Sudah lama dia tidak mau menemuiku. Dan itu semua karena kamu! Sekarang pergi kamu, aku muak melihat wajahmu!"

Asya kalut, bukan karena bentakan dan makian kasar dari mertuanya, melainkan berpikir di mana suaminya sekarang.

Harusnya pria itu sudah berada di rumah seperti para rekan kerjanya, Asya takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada Qianno.

"Kamu ada di mana, Ge?" gumam Asya.

Wanita itu kebingungan harus menghubungi siapa lagi untuk menanyakan keberadaan suaminya. Bagaimana jika Qianno mengalami kecelakaan? Hanya hal itu yang terlintas di otak Asya.

Ting ....

Ponsel Asya berbunyi, ada sebuah pesan masuk berisi foto di dalamnya. Seorang pria yang hanya terlihat dari samping sedang memilih baju dan aksesoris bayi. Dari pakaian dan wajahnya yang terlihat dari samping, itu Qianno.

"Ini bukan kamu kan, Ge?" lirih Asya.

Wanita itu menggelengkan kepalanya, ia tidak boleh gegabah menanggapi hal ini, saat suaminya pulang ia akan bertanya perihal foto yang seseorang kirimkan ke ponselnya.

"Tapi ini benar-benar wajahmu, Ge," isak Asya, tangisannya tidak bisa ia tahan lagi.

Satu-satunya topangan hidupnya hanya Qianno, jika pria itu meninggalkannya ia harus apa, ia harus berlari ke mana? Di dunia ini hanya Qianno yang Asya punya.

"Ini pasti tidak benar, iya, aku yakin. Qian Ge tidak mungkin melakukan hal-hal seperti ini. Aku percaya padanya, banyak sekali orang yang mempunyai wajah mirip di dunia ini," ucap Asya mencoba untuk meyakinkan dirinya.

Namun, yang sebenarnya terjadi adalah ia sangat yakin jika di dalam foto itu memanglah suaminya. Ia sudah hafal betul luar dalam sang suami.

"Kenapa, Gege melakukan ini padaku? Lalu aku harus apa sekarang?"

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Perilaku Aneh Salsabilla Asya

    Qianno masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan sedikit berantakan, pria itu langsung mencari keberadaan istri yang sudah hampir 2 minggu tidak ia temui."Asya ...." panggil Qianno. Pria itu mengernyit bingung saat tidak merasakan adanya tanda-tanda kehidupan di dalam rumahnya."Sayang, Gege pulang ...." Pria itu langsung berlari ke arah kamar, pikirannya tidak enak saat ini.Dengan gerakan cepat Qianno membuka pintu kamarnya, baru saja ia akan berteriak memanggil nama istrinya, tetapi ia terpaku melihat pemandangan sang istri sedang meringkuk di atas ranjang dengan selimut yang tergulung di seluruh tubuhnya hingga menyisakan sebatas kepalanya saja.Pria itu menghela nafas lega sekaligus khawatir, ia lega karena istrinya ternyata masih berada di dalam rumah. Sedangkan ia khawatir karena melihat Asya meringkuk seperti janin dan wajahnya terlihat sangat pucat.Qianno mendekat, pria itu mengusap pelan rambut sang istri yang tampak berantakan, tidak seperti Asya setiap harinya yang selalu r

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Istri Kedua

    Hari ini Asya kembali di tinggal sendirian. Tiba-tiba saja suaminya pergi, pria itu bilang jika ada kepentingan mendesak yang harus ia kerjakan.Dengan tergesa Qianno berlari keluar rumah, membawa ambilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.Melihat berapa panik pria itu, Asya menghela nafas lelah. Entah mengapa perasannya mengatakan bahwa ini ada hubungannya dengan foto yang kemarin ia dapatkan entah dari siapa."Apa kamu pergi menemuinya? Jika aku membunuh dia apa aku salah? Kamu yang bilang kan, jika aku berselingkuh maka kamu akan membunuh selingkuhanku. Berarti itu juga berlaku untukku, kan?"Raut wajah sedih Asya berganti dengan ekspresi datar, matanya menatap lekat ke arah depan namun tanpa tujuan. Sudah 1 bulan dari jadwalnya ia terakhir datang bulan, biasanya ia tepat waktu tapi ini sampai tanggal 20 ia belum juga mendapatkan tamu bulanannya. Biasanya tangan 16 sudah datang. Ingin mencoba memakai tes kehamilan namun ia takut kecewa lagi. Karena jika testpack menunjukkan hasi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Markas Father Jay

    "Arggghhhh ...." Erangan penuh pesakitan keluar dari mulut Asya, saat sang suami tidak sengaja menendang perut wanita itu untuk menghalangi tujuan Asya yang ingin melayangkan pukulan ke arah perut Nancy."Aarrggh! Sakit!" Teriakan Asya menyadarkan Qianno yang masih berdiam kaku memeluk tubuh Nancy, istri keduanya."Asya!" teriak Qianno setelah menyadari jika sang istri tengah tersungkur karena terkena tendangan kaki tepat diperutnya.Pria itu segera berlari ingin menghampiri Asya, namun wanita itu menolaknya dengan keras."Jangan menyentuhku! Kalau sampai terjadi sesuatu dengan anakku. Aku, tidak akan segan untuk membunuh anak yang dikandung wanita sialan itu sebagai balasannya!""Tidak Sayang, aku tidak sengaja. Maafkan aku, ayo kita ke rumah sakit!" bujuk Qianno.Wanita itu menggeleng pelan sembari meringis kesakitan. "Pilih dulu salah satu, aku atau wanita itu yang akan tetap tinggal di rumah ini. Pilih Ge!"Qianno terdiam, ia bingung harus bagaimana. Pria itu sama sekali tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Pendarahan Hebat

    Asya membuka mata perlahan, kepalanya terasa sangat pening karena terlalu lama tertidur dan juga perutnya yang kosong belum terisi apa pun semenjak ia meninggalkan rumah. Wanita itu menatap sekeliling, netranya menatap asing pada barang-barang yang ada di sana. Ini tentu saja bukan tempat yang pernah ia kunjungi sebelumnya, kan?Asya ingin beranjak dari ranjang besar mewah yang sedang ia tiduri, namun wanita itu langsung mengernyit, mencengkeram perutnya yang terasa sangat nyeri. Dengan pakaian dan bekas-bekas darah yang masih sama dengan keadaannya saat kabur dari rumah sang suami."Ahh, ssshh, sakit!" keluhnya lirih. Asya memilih untuk berbaring miring, meraih segelas air putih pada nakas yang tepat berada di sampingnya.Cklek ....Suara pintu terbuka. Namun, Asya enggan untuk melihat siapa yang datang. Karena, jujur saja ia merasa sangat takut saat ini. Ia tengah berada di tempat asing yang sama sekali tidak pernah ia lihat."Aku tahu, kamu sudah bangun. Hadap kemari!" titah pria y

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Pesona Pria Bertopeng

    "Father, sepertinya kita salah orang. Dia hanya wanita hamil yang mungkin saja kebetulan satu kereta dengan kita kemarin...," ucap Theo. Pria itu menguping pembicaraan dokter dengan pembantu tua yang sudah puluhan tahun bekerja di mansion mewah milik Jay.Father Jay tampak terkejut tentu saja. Walaupun dia pria yang angkuh, tetapi tetap saja jika dirinya salah maka harus mengakuinya."Bayinya bagaimana?"Theo menggeleng, menandakan bahwa janinnya tidak bisa diselamatkan. "Bayinya memang sudah meninggal, mungkin saat dia ada di kereta, wanita itu sudah mengalami keguguran."Jay terdiam, pria itu menunggu dokter keluar. Setelah itu dia akan melihat keadaan Asya."Panggilkan Winny." Theo langsung mengangguk dan segera pergi. Ia paham betul jika father Jay tidak bisa menunggu lama atau dia akan murka."Winny..., Manis..., kamu di mana?" goda Theo. Pria berambut silver itu memang paling hoby membuat Winny naik darah. "To the point, aku tidak ada waktu buat meladeni omong kosongnya!" sungu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Aku Kelaparan, Jayden!

    Sudah hampir sepuluh hari Asya berada di markas mewah milik father Jay. Wanita itu bahkan belum diberikan pekerjaan yang pasti. Hanya saja ia mendapatkan tugas untuk memberikan makan hewan peliharaan milik Jayden.Seekor beruang coklat besar yang mungkin bisa saja menyantap Asya jika hewan itu kelaparan.Hari pertama melaksanakan tugas itu, Asya hampir pingsan andai saja Jerold tidak segera menenangkan sang beruang yang mengamuk karena masih asing dengan wajah Asya.Seekor beruang cokelat besar yang Jayden beri nama Kaison."Kaison sepertinya sudah mulai terbiasa dengan kehadiranmu. Dia suka wanita-wanita cantik asal kamu tahu," ucap Jerold yang tiba-tiba sudah berada di belakang tubuh Asya.Asya berbalik badan menghadap ke arah Jerold. "Mana ada hewan seperti itu?""Ada, Kaison."Asya tertawa renyah mendengar candaan Jerold. Sungguh, pria ini sangat berbeda dengan kakaknya yang kaku dan jarang tersenyum. Seakan dunia kiamat jika ia mengeluarkan sedikit saja tawanya."Kamu betah di si

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Malaikat Kematian

    Sejak kejadian malam itu, Asya sudah tidak begitu takut keluar malam untuk makan. Toh Jayden hanya akan menatapnya dari kejauhan tanpa berniat untuk menyapa. Walaupun kadang ia merasa risih, tapi tidak masalah asalkan perutnya terisi."Perutmu itu karet, ya? Setiap malam kamu mengendap-endap keluar dari kamar buat ambil makanan. Sebelum tidur harusnya kamu makan." Jayden tiba-tiba saja menghampiri Asya yang tengah sibuk dengan makanan di tangannya."Jay..., eh Tuan..., eh aku panggilnya bagaimana ya?" Asya tampak kebingungan bagaimana cara dirinya memanggil Jayden."Boleh aku panggil Father seperti yang lain?" tanya Asya dengan suara pelan."Aku bukan ayahmu. Lagi, sudah berapa kali aku bilang jangan pakai baju Jerold. Bukannya aku sudah memberimu uang untuk membeli baju? Apa masih kurang?" tanya Jayden.Asya memilih diam, ia tidak suka dimarahi."Hey, lihat mataku. Aku sedang berbicara denganmu!" Jayden mengangkat dagu Asya dengan paksa agar wanita itu menatap matanya."Besok,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Sang Dominan

    Asya menangis di pelukan Winny, ia benar-benar sakit hati dengan apa yang suaminya katakan. Ucapan sayang yang ia dapatkan selama ini kini telah berubah. Posisinya sebagai wanita kesayangan Qianno telah digantikan oleh perempuan baru bernama Nancy."Sudah ya..., dia tidak boleh lagi menjadi penyebab keluarnya air matmu setelah ini. Sekarang, kamu bisa menangis sepuasnya sebelum memilih untuk melupakan dan melenyapkan nama dia dari dalam hatimu," ucap Winny.Asya terus terisak pilu, pelukannya pada tubuh Winny semakin mengerat. "Aku harus apa setelah ini? Aku dibuang, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi. Qianno bahkan tidak menanyakan keadaan anaknya.""Shhh, masih ada kami di rumah father Jay. Kamu masih bisa tinggal di sana, aku akan menemanimu."Asya melepaskan pelukannya, wanita itu menatap wajah Winny penuh harap. "Bilang sama aku, bagaimana caranya bergabung dengan kalian. Aku akan menepati janjiku untuk menjadikan diriku penyebab kematian anak mereka. Kebahagiaan mereka haru

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bibirmu Queen....

    Jerold memposisikan diri seperti sedang memeluk Arabela dari belakang. "Tutup satu matamu, Queen.""Kenapa harus?" tanya sang wanita."Agar targetnya bisa terlihat dengan jelas, Sayang. Coba bandingkan, melihat dengan dua mata dan melihat dengan satu mata yang tertutup, lebih baik mana?" jelas Jerold.Arabella langsung melakukan apa yang diucapkan oleh Jerold. Matanya ia pejamkan sebelah, mengincar target bidik di hadapannya dengan jarak dekat sebagi pemula."Pegang kuat-kuat penuh dengan keyakinan. Lepaskan satu tembakan dengan percaya diri ke arah titik yang sudah disiapkan."Dor!Arabella refleks melemparkan pistol di tangannya, wanita itu gemetar. Ini benar-benar bukan dirinya."Queen! Tindakanmu itu berbahaya! Bagaimana jika itu melukai rekanmu atau bahkan dirimu sendiri nantinya?" tegur Jerold dengan nada serius.Arabella berjongkok sembari memegangi kedua telinganya. "Aku takut Jerold. Rasanya seperti aku sedang melakukan dosa besar yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya."

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Lebih Dekat Dengan Kematian

    "Asya, kamu kenapa? Badanmu merah-merah bekas cambukan?" tanya Jerold khawatir. Pria itu mengusap-usap lengan Arabella yang tampak memerah."Namaku Arabella. Jangan sebut lagi nama selain itu," jawab Arabella lirih."Okay..., Arabella. Siapa yang melakukan hal ini?""Theo. Atas perintah Jayden, aku menolak permintaannya," jawab Arabella.Jerold menggelengkan kepalanya pelan, "Sial! Tunggu di sini."Arabella menahan lengan Jerold. Ia sedang tidak ingin mendengar keributan. "Tidak perlu menemuinya. Bukankah kamu juga sudah sering dipukuli kakak sialanmu itu?""Dapat bahasa kasar dari mana kamu? Good girl...." Jerold mengusap kepala Arabella layaknya seekor kucing. "Kamu belajar dengan cepat."Arabella tertawa sarkasm, wanita itu baru sadar jika dirinya tengah terperangkap oleh sepasang kakak adik yang sedikit tidak waras."Memangnya Jayden memberimu perintah apa? Baru bergabung dan kamu sudah berulah membantah ucapannya?" lanjut Jerold. Pria itu memiringkan kepala untuk meneliti

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Sang Dominan

    Asya menangis di pelukan Winny, ia benar-benar sakit hati dengan apa yang suaminya katakan. Ucapan sayang yang ia dapatkan selama ini kini telah berubah. Posisinya sebagai wanita kesayangan Qianno telah digantikan oleh perempuan baru bernama Nancy."Sudah ya..., dia tidak boleh lagi menjadi penyebab keluarnya air matmu setelah ini. Sekarang, kamu bisa menangis sepuasnya sebelum memilih untuk melupakan dan melenyapkan nama dia dari dalam hatimu," ucap Winny.Asya terus terisak pilu, pelukannya pada tubuh Winny semakin mengerat. "Aku harus apa setelah ini? Aku dibuang, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi. Qianno bahkan tidak menanyakan keadaan anaknya.""Shhh, masih ada kami di rumah father Jay. Kamu masih bisa tinggal di sana, aku akan menemanimu."Asya melepaskan pelukannya, wanita itu menatap wajah Winny penuh harap. "Bilang sama aku, bagaimana caranya bergabung dengan kalian. Aku akan menepati janjiku untuk menjadikan diriku penyebab kematian anak mereka. Kebahagiaan mereka haru

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Malaikat Kematian

    Sejak kejadian malam itu, Asya sudah tidak begitu takut keluar malam untuk makan. Toh Jayden hanya akan menatapnya dari kejauhan tanpa berniat untuk menyapa. Walaupun kadang ia merasa risih, tapi tidak masalah asalkan perutnya terisi."Perutmu itu karet, ya? Setiap malam kamu mengendap-endap keluar dari kamar buat ambil makanan. Sebelum tidur harusnya kamu makan." Jayden tiba-tiba saja menghampiri Asya yang tengah sibuk dengan makanan di tangannya."Jay..., eh Tuan..., eh aku panggilnya bagaimana ya?" Asya tampak kebingungan bagaimana cara dirinya memanggil Jayden."Boleh aku panggil Father seperti yang lain?" tanya Asya dengan suara pelan."Aku bukan ayahmu. Lagi, sudah berapa kali aku bilang jangan pakai baju Jerold. Bukannya aku sudah memberimu uang untuk membeli baju? Apa masih kurang?" tanya Jayden.Asya memilih diam, ia tidak suka dimarahi."Hey, lihat mataku. Aku sedang berbicara denganmu!" Jayden mengangkat dagu Asya dengan paksa agar wanita itu menatap matanya."Besok,

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Aku Kelaparan, Jayden!

    Sudah hampir sepuluh hari Asya berada di markas mewah milik father Jay. Wanita itu bahkan belum diberikan pekerjaan yang pasti. Hanya saja ia mendapatkan tugas untuk memberikan makan hewan peliharaan milik Jayden.Seekor beruang coklat besar yang mungkin bisa saja menyantap Asya jika hewan itu kelaparan.Hari pertama melaksanakan tugas itu, Asya hampir pingsan andai saja Jerold tidak segera menenangkan sang beruang yang mengamuk karena masih asing dengan wajah Asya.Seekor beruang cokelat besar yang Jayden beri nama Kaison."Kaison sepertinya sudah mulai terbiasa dengan kehadiranmu. Dia suka wanita-wanita cantik asal kamu tahu," ucap Jerold yang tiba-tiba sudah berada di belakang tubuh Asya.Asya berbalik badan menghadap ke arah Jerold. "Mana ada hewan seperti itu?""Ada, Kaison."Asya tertawa renyah mendengar candaan Jerold. Sungguh, pria ini sangat berbeda dengan kakaknya yang kaku dan jarang tersenyum. Seakan dunia kiamat jika ia mengeluarkan sedikit saja tawanya."Kamu betah di si

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Pesona Pria Bertopeng

    "Father, sepertinya kita salah orang. Dia hanya wanita hamil yang mungkin saja kebetulan satu kereta dengan kita kemarin...," ucap Theo. Pria itu menguping pembicaraan dokter dengan pembantu tua yang sudah puluhan tahun bekerja di mansion mewah milik Jay.Father Jay tampak terkejut tentu saja. Walaupun dia pria yang angkuh, tetapi tetap saja jika dirinya salah maka harus mengakuinya."Bayinya bagaimana?"Theo menggeleng, menandakan bahwa janinnya tidak bisa diselamatkan. "Bayinya memang sudah meninggal, mungkin saat dia ada di kereta, wanita itu sudah mengalami keguguran."Jay terdiam, pria itu menunggu dokter keluar. Setelah itu dia akan melihat keadaan Asya."Panggilkan Winny." Theo langsung mengangguk dan segera pergi. Ia paham betul jika father Jay tidak bisa menunggu lama atau dia akan murka."Winny..., Manis..., kamu di mana?" goda Theo. Pria berambut silver itu memang paling hoby membuat Winny naik darah. "To the point, aku tidak ada waktu buat meladeni omong kosongnya!" sungu

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Pendarahan Hebat

    Asya membuka mata perlahan, kepalanya terasa sangat pening karena terlalu lama tertidur dan juga perutnya yang kosong belum terisi apa pun semenjak ia meninggalkan rumah. Wanita itu menatap sekeliling, netranya menatap asing pada barang-barang yang ada di sana. Ini tentu saja bukan tempat yang pernah ia kunjungi sebelumnya, kan?Asya ingin beranjak dari ranjang besar mewah yang sedang ia tiduri, namun wanita itu langsung mengernyit, mencengkeram perutnya yang terasa sangat nyeri. Dengan pakaian dan bekas-bekas darah yang masih sama dengan keadaannya saat kabur dari rumah sang suami."Ahh, ssshh, sakit!" keluhnya lirih. Asya memilih untuk berbaring miring, meraih segelas air putih pada nakas yang tepat berada di sampingnya.Cklek ....Suara pintu terbuka. Namun, Asya enggan untuk melihat siapa yang datang. Karena, jujur saja ia merasa sangat takut saat ini. Ia tengah berada di tempat asing yang sama sekali tidak pernah ia lihat."Aku tahu, kamu sudah bangun. Hadap kemari!" titah pria y

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Markas Father Jay

    "Arggghhhh ...." Erangan penuh pesakitan keluar dari mulut Asya, saat sang suami tidak sengaja menendang perut wanita itu untuk menghalangi tujuan Asya yang ingin melayangkan pukulan ke arah perut Nancy."Aarrggh! Sakit!" Teriakan Asya menyadarkan Qianno yang masih berdiam kaku memeluk tubuh Nancy, istri keduanya."Asya!" teriak Qianno setelah menyadari jika sang istri tengah tersungkur karena terkena tendangan kaki tepat diperutnya.Pria itu segera berlari ingin menghampiri Asya, namun wanita itu menolaknya dengan keras."Jangan menyentuhku! Kalau sampai terjadi sesuatu dengan anakku. Aku, tidak akan segan untuk membunuh anak yang dikandung wanita sialan itu sebagai balasannya!""Tidak Sayang, aku tidak sengaja. Maafkan aku, ayo kita ke rumah sakit!" bujuk Qianno.Wanita itu menggeleng pelan sembari meringis kesakitan. "Pilih dulu salah satu, aku atau wanita itu yang akan tetap tinggal di rumah ini. Pilih Ge!"Qianno terdiam, ia bingung harus bagaimana. Pria itu sama sekali tidak b

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Istri Kedua

    Hari ini Asya kembali di tinggal sendirian. Tiba-tiba saja suaminya pergi, pria itu bilang jika ada kepentingan mendesak yang harus ia kerjakan.Dengan tergesa Qianno berlari keluar rumah, membawa ambilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.Melihat berapa panik pria itu, Asya menghela nafas lelah. Entah mengapa perasannya mengatakan bahwa ini ada hubungannya dengan foto yang kemarin ia dapatkan entah dari siapa."Apa kamu pergi menemuinya? Jika aku membunuh dia apa aku salah? Kamu yang bilang kan, jika aku berselingkuh maka kamu akan membunuh selingkuhanku. Berarti itu juga berlaku untukku, kan?"Raut wajah sedih Asya berganti dengan ekspresi datar, matanya menatap lekat ke arah depan namun tanpa tujuan. Sudah 1 bulan dari jadwalnya ia terakhir datang bulan, biasanya ia tepat waktu tapi ini sampai tanggal 20 ia belum juga mendapatkan tamu bulanannya. Biasanya tangan 16 sudah datang. Ingin mencoba memakai tes kehamilan namun ia takut kecewa lagi. Karena jika testpack menunjukkan hasi

DMCA.com Protection Status