Beranda / Romansa / Jerat Cinta Sang Mafia / Perilaku Aneh Salsabilla Asya

Share

Perilaku Aneh Salsabilla Asya

Penulis: Umia Mia
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-19 19:59:15

Qianno masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan sedikit berantakan, pria itu langsung mencari keberadaan istri yang sudah hampir 2 minggu tidak ia temui.

"Asya ...." panggil Qianno. Pria itu mengernyit bingung saat tidak merasakan adanya tanda-tanda kehidupan di dalam rumahnya.

"Sayang, Gege pulang ...." Pria itu langsung berlari ke arah kamar, pikirannya tidak enak saat ini.

Dengan gerakan cepat Qianno membuka pintu kamarnya, baru saja ia akan berteriak memanggil nama istrinya, tetapi ia terpaku melihat pemandangan sang istri sedang meringkuk di atas ranjang dengan selimut yang tergulung di seluruh tubuhnya hingga menyisakan sebatas kepalanya saja.

Pria itu menghela nafas lega sekaligus khawatir, ia lega karena istrinya ternyata masih berada di dalam rumah. Sedangkan ia khawatir karena melihat Asya meringkuk seperti janin dan wajahnya terlihat sangat pucat.

Qianno mendekat, pria itu mengusap pelan rambut sang istri yang tampak berantakan, tidak seperti Asya setiap harinya yang selalu rapi saat menyambutnya pulang. Tangannya menyentuh dahi Asya, dan benar saja tepat seperti dugaannya, wanita itu sedang terserang demam.

Pria itu mengguncang pelan bahu istrinya, ia tahu betul kebiasaan Asya saat sakit. Istrinya itu pasti belum makan entah dari kapan, karena ia baru saja pulang.

Rasa bersalah bercokol dalam diri Qianno, ia terlalu sibuk dengan kegiatannya hingga melupakan jika di rumah ada Asya yang selalu setia menunggunya di rumah.

"Asya .... Bangun sebentar Sayang, kamu belum makan, kan?" ucap Qianno sembari mengecup lembut dahi sang istri.

"Gege ...." Panggilan Asya terdengar sangat lirih dan serak.

Wanita itu bergegas untuk duduk, ia ingin menyambutnya kepulangan suaminya. Namun baru saja mengangkat sedikit tubuhnya, kepala Asya terasa sangat berputar, ia tidak sanggup untuk duduk.

"Kamu tiduran dulu Sayang, Gege sudah memesankan makanan. Kamu belum makan, kan?" tanya Qianno cemas.

Asya mengangguk, pikirannya bercabang menjadi dua. Antara senang melihat Qianno pulang, namun juga perih saat mengingat foto yang ia Terima beberapa hari lalu.

"Maaf sayang, Gege baru bisa pulang. Jadwal Gege sangat padat sekali, bahkan teman-teman Gege sampai bertengkar dengan istrinya. Rendy apalagi, dia—

"Rendy? Dia, ada jadwal bersama Gege?" sahut Asya.

Qianno mengangguk kaku, entah kenapa istrinya terlihat tengah mencurigainya lewat tatapan mengintimidasi, seakan tatapan itu mampu melubangi sebelah matanya.

"K-kenapa? Apa, ada sesuatu?" tanya Qianno.

Asya menggeleng pelan, wanita itu tersenyum manis sebelum kembali memejamkan matanya. Ingin sekali Asya berteriak menanyakan perihal foto yang ia dapat kemarin, namun ia juga belum siap menerima kenyataan jika sangat suami akan mengakui bahwa sosok yang berada di dalam foto itu memang betul adalah dirinya.

***

"Asya, bagaimana menurutmu tentang perselingkuhan?" tanya Qianno tiba-tiba.

Asya yang sedari tadi duduk bersandar di sofa sembari memejamkan mata, kini mulai membuka netranya perlahan. Perasaan sakit mulai menjalani hatinya, ingin sekali dia berteriak dan memaki suaminya. Namun ia bisa apa sekarang? Yang dia punya di dunia ini hanya Qianno.

"Kenapa, Gege mempertanyakan hal seperti itu?" tanya Asya, nada bicaranya ia buat senormal mungkin.

Qian mendekati istrinya, pria itu memeluknya dari samping lalu menyelusupkan wajah tampannya ke leher jenjang Asya.

"Hanya bertanya Sayang, aku kehabisan bahan pembicaraan denganmu."

Asya menggeleng pelan, ia membenci pertanyaan yang suaminya sedang ajukan. "Tidak ada toleransi apa pun tentang perselingkuhan Ge, penghianat selamanya akan tetap jadi penghianat."

"Maafkan aku ...." Qianno memejamkan mata sembari menggumamkan kata maaf yang terdengar lirih di telinga Asya. Rasanya sangat perih karena ia tahu tujuan suaminya mengatakan maaf saat ini.

"Apa Gege pernah berpikiran untuk selingkuh?" tanya Asya, suaranya sudah bergetar menahan tangis.

"Berpikir untuk selingkuh? Sejujurnya tidak pernah," jawab Qianno yakin.

Memang benar, Qianno menjawabnya dengan jujur jika ia tidak pernah berpikiran untuk menduakan Asya. Lagi pula hari-harinya ia habiskan dengan sibuk bekerja dan segera pulang menemui istrinya di rumah.

Namun sekitar dua bulan yang lalu pertahanannya mulai runtuh, Nancy berhasil membawanya mencicipi nikmatnya surga dunia. Walaupun ia sudah pernah merasakan bersama Asya, namun sesuatu yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi akan terasa lebih nikmat dan menantang.

Qianno terlena karena rayuan Nancy, menikmati godaan yang selalu wanita itu berikan. Yang ia tidak sadari, di balik kesenangan yang ia dapatkan akan ada sebuah kehancuran yang menanti dirinya di belakang. Di balik keindahan sementara yang ia pandang, akan ada keindahan lama yang mulai terlupakan.

Rasa cintanya pada Asya masih tetap sama, namun tentu saja ia harus sedikit membaginya dengan Nancy. Karena wanita itu kini tengah mengandung buah hatinya. Ia tidak bisa mengecewakan keduanya, ia mencintai Asya namun juga tidak munafik jika ia sangat menginginkan keturunan.

"Ge, misalnya aku yang mempunyai hubungan gelap dengan pria lain, apa yang akan Gege lakukan?"

Qianno terkekeh pelan, ia yakin betul bagaimana sifat sang istri. Wanita itu tidak akan pernah bisa lepas dari dirinya.

"Aku tidak akan melakukan apa pun, karena kamu tidak mungkin melakukan hal kotor semacam itu," jawab Qianno.

Asya tertawa pelan, hubungan kotor katanya?

"Hubungan kotor ya? Berarti orang yang melakukan hubungan semacam itu juga sama kotornya, kan? Atau lebih simpelnya bisa kita sebut dengan hubungan sampah."

Qianno terdiam, menatap istrinya yang masih setia memejamkan kedua mata, netra yang memancarkan warna madu dengan kilat bias hitam saat terbuka.

Pria itu mencoba mengalihkan pembicaraan yang menurutnya semakin mengada-ada.

"Kalau kamu berani selingkuh, aku akan membunuh selingkuhanmu.

Asya membuka matanya kilat, wanita itu segera duduk menegakkan tubuhnya.

"Berarti sama, aku juga akan membunuh selingkuhanmu! Aku tidak akan mengampuninya, aku akan menarik jantungnya keluar, lalu akan aku berikan pada anjing liar di luar sana!"

Qianno menatap ngeri ekspresi Asya yang tampak lain dari biasanya, di dalam sorot matanya seperti tersimpan kekecewaan, sakit dan juga dendam.

"Selingkuhanku? Apa maksudmu, Sayang?" tanya Qianno panik.

Asya tertawa keras, ia sampai harus menekan perutnya karena terlalu kram. "Misal Ge, tadi kita membicarakan misal, kan? Kenapa Gege sepanik itu, seakan-akan Gege benar-benar sedang melakukan perselingkuhan di belakangku."

Jujur saja Qianno panik, jantungnya berdetak tidak beraturan. Ia seperti sedang ketahuan melakukan kesukaan di depan mata.

Asya memang terkadang tampak berbeda, Qianno pernah memergoki wanita itu membunuh seekor kucing yang mengambil ikan goreng yang baru saja matang ia masak.

Istrinya itu benar-benar melemparkan pisau tajam yang ada di tangannya pada kucing itu hingga tertancap tepat di perut hewan malang itu. Tidak ada rasa bersalah sedikit pun pada raut wajah Asya, hanya datar.

Wanita itu bahkan dengan santai membersihkan bekas-bekas darah dan membuang bangkai kucingnya di dalam tempat sampah.

Saat itu Qianno berpura-pura tidak mengetahuinya, ia mencoba menanyakan darah apa yang terciprat di tembok dapur. Namun Asya menjawab jika itu hanya darah ayam yang ia beli dari tulang sayur, wanita itu tak sengaja menjatuhkan kantung plastik berisi potongan daging unggas itu.

Menurut Qianno, Asya sedikit unik.

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Istri Kedua

    Hari ini Asya kembali di tinggal sendirian. Tiba-tiba saja suaminya pergi, pria itu bilang jika ada kepentingan mendesak yang harus ia kerjakan.Dengan tergesa Qianno berlari keluar rumah, membawa ambilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.Melihat berapa panik pria itu, Asya menghela nafas lelah. Entah mengapa perasannya mengatakan bahwa ini ada hubungannya dengan foto yang kemarin ia dapatkan entah dari siapa."Apa kamu pergi menemuinya? Jika aku membunuh dia apa aku salah? Kamu yang bilang kan, jika aku berselingkuh maka kamu akan membunuh selingkuhanku. Berarti itu juga berlaku untukku, kan?"Raut wajah sedih Asya berganti dengan ekspresi datar, matanya menatap lekat ke arah depan namun tanpa tujuan. Sudah 1 bulan dari jadwalnya ia terakhir datang bulan, biasanya ia tepat waktu tapi ini sampai tanggal 20 ia belum juga mendapatkan tamu bulanannya. Biasanya tangan 16 sudah datang. Ingin mencoba memakai tes kehamilan namun ia takut kecewa lagi. Karena jika testpack menunjukkan hasi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Markas Father Jay

    "Arggghhhh ...." Erangan penuh pesakitan keluar dari mulut Asya, saat sang suami tidak sengaja menendang perut wanita itu untuk menghalangi tujuan Asya yang ingin melayangkan pukulan ke arah perut Nancy."Aarrggh! Sakit!" Teriakan Asya menyadarkan Qianno yang masih berdiam kaku memeluk tubuh Nancy, istri keduanya."Asya!" teriak Qianno setelah menyadari jika sang istri tengah tersungkur karena terkena tendangan kaki tepat diperutnya.Pria itu segera berlari ingin menghampiri Asya, namun wanita itu menolaknya dengan keras."Jangan menyentuhku! Kalau sampai terjadi sesuatu dengan anakku. Aku, tidak akan segan untuk membunuh anak yang dikandung wanita sialan itu sebagai balasannya!""Tidak Sayang, aku tidak sengaja. Maafkan aku, ayo kita ke rumah sakit!" bujuk Qianno.Wanita itu menggeleng pelan sembari meringis kesakitan. "Pilih dulu salah satu, aku atau wanita itu yang akan tetap tinggal di rumah ini. Pilih Ge!"Qianno terdiam, ia bingung harus bagaimana. Pria itu sama sekali tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Pendarahan Hebat

    Asya membuka mata perlahan, kepalanya terasa sangat pening karena terlalu lama tertidur dan juga perutnya yang kosong belum terisi apa pun semenjak ia meninggalkan rumah. Wanita itu menatap sekeliling, netranya menatap asing pada barang-barang yang ada di sana. Ini tentu saja bukan tempat yang pernah ia kunjungi sebelumnya, kan?Asya ingin beranjak dari ranjang besar mewah yang sedang ia tiduri, namun wanita itu langsung mengernyit, mencengkeram perutnya yang terasa sangat nyeri. Dengan pakaian dan bekas-bekas darah yang masih sama dengan keadaannya saat kabur dari rumah sang suami."Ahh, ssshh, sakit!" keluhnya lirih. Asya memilih untuk berbaring miring, meraih segelas air putih pada nakas yang tepat berada di sampingnya.Cklek ....Suara pintu terbuka. Namun, Asya enggan untuk melihat siapa yang datang. Karena, jujur saja ia merasa sangat takut saat ini. Ia tengah berada di tempat asing yang sama sekali tidak pernah ia lihat."Aku tahu, kamu sudah bangun. Hadap kemari!" titah pria y

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Pesona Pria Bertopeng

    "Father, sepertinya kita salah orang. Dia hanya wanita hamil yang mungkin saja kebetulan satu kereta dengan kita kemarin...," ucap Theo. Pria itu menguping pembicaraan dokter dengan pembantu tua yang sudah puluhan tahun bekerja di mansion mewah milik Jay.Father Jay tampak terkejut tentu saja. Walaupun dia pria yang angkuh, tetapi tetap saja jika dirinya salah maka harus mengakuinya."Bayinya bagaimana?"Theo menggeleng, menandakan bahwa janinnya tidak bisa diselamatkan. "Bayinya memang sudah meninggal, mungkin saat dia ada di kereta, wanita itu sudah mengalami keguguran."Jay terdiam, pria itu menunggu dokter keluar. Setelah itu dia akan melihat keadaan Asya."Panggilkan Winny." Theo langsung mengangguk dan segera pergi. Ia paham betul jika father Jay tidak bisa menunggu lama atau dia akan murka."Winny..., Manis..., kamu di mana?" goda Theo. Pria berambut silver itu memang paling hoby membuat Winny naik darah. "To the point, aku tidak ada waktu buat meladeni omong kosongnya!" sungu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Aku Kelaparan, Jayden!

    Sudah hampir sepuluh hari Asya berada di markas mewah milik father Jay. Wanita itu bahkan belum diberikan pekerjaan yang pasti. Hanya saja ia mendapatkan tugas untuk memberikan makan hewan peliharaan milik Jayden.Seekor beruang coklat besar yang mungkin bisa saja menyantap Asya jika hewan itu kelaparan.Hari pertama melaksanakan tugas itu, Asya hampir pingsan andai saja Jerold tidak segera menenangkan sang beruang yang mengamuk karena masih asing dengan wajah Asya.Seekor beruang cokelat besar yang Jayden beri nama Kaison."Kaison sepertinya sudah mulai terbiasa dengan kehadiranmu. Dia suka wanita-wanita cantik asal kamu tahu," ucap Jerold yang tiba-tiba sudah berada di belakang tubuh Asya.Asya berbalik badan menghadap ke arah Jerold. "Mana ada hewan seperti itu?""Ada, Kaison."Asya tertawa renyah mendengar candaan Jerold. Sungguh, pria ini sangat berbeda dengan kakaknya yang kaku dan jarang tersenyum. Seakan dunia kiamat jika ia mengeluarkan sedikit saja tawanya."Kamu betah di si

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Malaikat Kematian

    Sejak kejadian malam itu, Asya sudah tidak begitu takut keluar malam untuk makan. Toh Jayden hanya akan menatapnya dari kejauhan tanpa berniat untuk menyapa. Walaupun kadang ia merasa risih, tapi tidak masalah asalkan perutnya terisi."Perutmu itu karet, ya? Setiap malam kamu mengendap-endap keluar dari kamar buat ambil makanan. Sebelum tidur harusnya kamu makan." Jayden tiba-tiba saja menghampiri Asya yang tengah sibuk dengan makanan di tangannya."Jay..., eh Tuan..., eh aku panggilnya bagaimana ya?" Asya tampak kebingungan bagaimana cara dirinya memanggil Jayden."Boleh aku panggil Father seperti yang lain?" tanya Asya dengan suara pelan."Aku bukan ayahmu. Lagi, sudah berapa kali aku bilang jangan pakai baju Jerold. Bukannya aku sudah memberimu uang untuk membeli baju? Apa masih kurang?" tanya Jayden.Asya memilih diam, ia tidak suka dimarahi."Hey, lihat mataku. Aku sedang berbicara denganmu!" Jayden mengangkat dagu Asya dengan paksa agar wanita itu menatap matanya."Besok,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Sang Dominan

    Asya menangis di pelukan Winny, ia benar-benar sakit hati dengan apa yang suaminya katakan. Ucapan sayang yang ia dapatkan selama ini kini telah berubah. Posisinya sebagai wanita kesayangan Qianno telah digantikan oleh perempuan baru bernama Nancy."Sudah ya..., dia tidak boleh lagi menjadi penyebab keluarnya air matmu setelah ini. Sekarang, kamu bisa menangis sepuasnya sebelum memilih untuk melupakan dan melenyapkan nama dia dari dalam hatimu," ucap Winny.Asya terus terisak pilu, pelukannya pada tubuh Winny semakin mengerat. "Aku harus apa setelah ini? Aku dibuang, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi. Qianno bahkan tidak menanyakan keadaan anaknya.""Shhh, masih ada kami di rumah father Jay. Kamu masih bisa tinggal di sana, aku akan menemanimu."Asya melepaskan pelukannya, wanita itu menatap wajah Winny penuh harap. "Bilang sama aku, bagaimana caranya bergabung dengan kalian. Aku akan menepati janjiku untuk menjadikan diriku penyebab kematian anak mereka. Kebahagiaan mereka haru

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Jerat Cinta Sang Mafia   Lebih Dekat Dengan Kematian

    "Asya, kamu kenapa? Badanmu merah-merah bekas cambukan?" tanya Jerold khawatir. Pria itu mengusap-usap lengan Arabella yang tampak memerah."Namaku Arabella. Jangan sebut lagi nama selain itu," jawab Arabella lirih."Okay..., Arabella. Siapa yang melakukan hal ini?""Theo. Atas perintah Jayden, aku menolak permintaannya," jawab Arabella.Jerold menggelengkan kepalanya pelan, "Sial! Tunggu di sini."Arabella menahan lengan Jerold. Ia sedang tidak ingin mendengar keributan. "Tidak perlu menemuinya. Bukankah kamu juga sudah sering dipukuli kakak sialanmu itu?""Dapat bahasa kasar dari mana kamu? Good girl...." Jerold mengusap kepala Arabella layaknya seekor kucing. "Kamu belajar dengan cepat."Arabella tertawa sarkasm, wanita itu baru sadar jika dirinya tengah terperangkap oleh sepasang kakak adik yang sedikit tidak waras."Memangnya Jayden memberimu perintah apa? Baru bergabung dan kamu sudah berulah membantah ucapannya?" lanjut Jerold. Pria itu memiringkan kepala untuk meneliti

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bibirmu Queen....

    Jerold memposisikan diri seperti sedang memeluk Arabela dari belakang. "Tutup satu matamu, Queen.""Kenapa harus?" tanya sang wanita."Agar targetnya bisa terlihat dengan jelas, Sayang. Coba bandingkan, melihat dengan dua mata dan melihat dengan satu mata yang tertutup, lebih baik mana?" jelas Jerold.Arabella langsung melakukan apa yang diucapkan oleh Jerold. Matanya ia pejamkan sebelah, mengincar target bidik di hadapannya dengan jarak dekat sebagi pemula."Pegang kuat-kuat penuh dengan keyakinan. Lepaskan satu tembakan dengan percaya diri ke arah titik yang sudah disiapkan."Dor!Arabella refleks melemparkan pistol di tangannya, wanita itu gemetar. Ini benar-benar bukan dirinya."Queen! Tindakanmu itu berbahaya! Bagaimana jika itu melukai rekanmu atau bahkan dirimu sendiri nantinya?" tegur Jerold dengan nada serius.Arabella berjongkok sembari memegangi kedua telinganya. "Aku takut Jerold. Rasanya seperti aku sedang melakukan dosa besar yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya."

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Lebih Dekat Dengan Kematian

    "Asya, kamu kenapa? Badanmu merah-merah bekas cambukan?" tanya Jerold khawatir. Pria itu mengusap-usap lengan Arabella yang tampak memerah."Namaku Arabella. Jangan sebut lagi nama selain itu," jawab Arabella lirih."Okay..., Arabella. Siapa yang melakukan hal ini?""Theo. Atas perintah Jayden, aku menolak permintaannya," jawab Arabella.Jerold menggelengkan kepalanya pelan, "Sial! Tunggu di sini."Arabella menahan lengan Jerold. Ia sedang tidak ingin mendengar keributan. "Tidak perlu menemuinya. Bukankah kamu juga sudah sering dipukuli kakak sialanmu itu?""Dapat bahasa kasar dari mana kamu? Good girl...." Jerold mengusap kepala Arabella layaknya seekor kucing. "Kamu belajar dengan cepat."Arabella tertawa sarkasm, wanita itu baru sadar jika dirinya tengah terperangkap oleh sepasang kakak adik yang sedikit tidak waras."Memangnya Jayden memberimu perintah apa? Baru bergabung dan kamu sudah berulah membantah ucapannya?" lanjut Jerold. Pria itu memiringkan kepala untuk meneliti

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Sang Dominan

    Asya menangis di pelukan Winny, ia benar-benar sakit hati dengan apa yang suaminya katakan. Ucapan sayang yang ia dapatkan selama ini kini telah berubah. Posisinya sebagai wanita kesayangan Qianno telah digantikan oleh perempuan baru bernama Nancy."Sudah ya..., dia tidak boleh lagi menjadi penyebab keluarnya air matmu setelah ini. Sekarang, kamu bisa menangis sepuasnya sebelum memilih untuk melupakan dan melenyapkan nama dia dari dalam hatimu," ucap Winny.Asya terus terisak pilu, pelukannya pada tubuh Winny semakin mengerat. "Aku harus apa setelah ini? Aku dibuang, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi. Qianno bahkan tidak menanyakan keadaan anaknya.""Shhh, masih ada kami di rumah father Jay. Kamu masih bisa tinggal di sana, aku akan menemanimu."Asya melepaskan pelukannya, wanita itu menatap wajah Winny penuh harap. "Bilang sama aku, bagaimana caranya bergabung dengan kalian. Aku akan menepati janjiku untuk menjadikan diriku penyebab kematian anak mereka. Kebahagiaan mereka haru

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Malaikat Kematian

    Sejak kejadian malam itu, Asya sudah tidak begitu takut keluar malam untuk makan. Toh Jayden hanya akan menatapnya dari kejauhan tanpa berniat untuk menyapa. Walaupun kadang ia merasa risih, tapi tidak masalah asalkan perutnya terisi."Perutmu itu karet, ya? Setiap malam kamu mengendap-endap keluar dari kamar buat ambil makanan. Sebelum tidur harusnya kamu makan." Jayden tiba-tiba saja menghampiri Asya yang tengah sibuk dengan makanan di tangannya."Jay..., eh Tuan..., eh aku panggilnya bagaimana ya?" Asya tampak kebingungan bagaimana cara dirinya memanggil Jayden."Boleh aku panggil Father seperti yang lain?" tanya Asya dengan suara pelan."Aku bukan ayahmu. Lagi, sudah berapa kali aku bilang jangan pakai baju Jerold. Bukannya aku sudah memberimu uang untuk membeli baju? Apa masih kurang?" tanya Jayden.Asya memilih diam, ia tidak suka dimarahi."Hey, lihat mataku. Aku sedang berbicara denganmu!" Jayden mengangkat dagu Asya dengan paksa agar wanita itu menatap matanya."Besok,

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Aku Kelaparan, Jayden!

    Sudah hampir sepuluh hari Asya berada di markas mewah milik father Jay. Wanita itu bahkan belum diberikan pekerjaan yang pasti. Hanya saja ia mendapatkan tugas untuk memberikan makan hewan peliharaan milik Jayden.Seekor beruang coklat besar yang mungkin bisa saja menyantap Asya jika hewan itu kelaparan.Hari pertama melaksanakan tugas itu, Asya hampir pingsan andai saja Jerold tidak segera menenangkan sang beruang yang mengamuk karena masih asing dengan wajah Asya.Seekor beruang cokelat besar yang Jayden beri nama Kaison."Kaison sepertinya sudah mulai terbiasa dengan kehadiranmu. Dia suka wanita-wanita cantik asal kamu tahu," ucap Jerold yang tiba-tiba sudah berada di belakang tubuh Asya.Asya berbalik badan menghadap ke arah Jerold. "Mana ada hewan seperti itu?""Ada, Kaison."Asya tertawa renyah mendengar candaan Jerold. Sungguh, pria ini sangat berbeda dengan kakaknya yang kaku dan jarang tersenyum. Seakan dunia kiamat jika ia mengeluarkan sedikit saja tawanya."Kamu betah di si

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Pesona Pria Bertopeng

    "Father, sepertinya kita salah orang. Dia hanya wanita hamil yang mungkin saja kebetulan satu kereta dengan kita kemarin...," ucap Theo. Pria itu menguping pembicaraan dokter dengan pembantu tua yang sudah puluhan tahun bekerja di mansion mewah milik Jay.Father Jay tampak terkejut tentu saja. Walaupun dia pria yang angkuh, tetapi tetap saja jika dirinya salah maka harus mengakuinya."Bayinya bagaimana?"Theo menggeleng, menandakan bahwa janinnya tidak bisa diselamatkan. "Bayinya memang sudah meninggal, mungkin saat dia ada di kereta, wanita itu sudah mengalami keguguran."Jay terdiam, pria itu menunggu dokter keluar. Setelah itu dia akan melihat keadaan Asya."Panggilkan Winny." Theo langsung mengangguk dan segera pergi. Ia paham betul jika father Jay tidak bisa menunggu lama atau dia akan murka."Winny..., Manis..., kamu di mana?" goda Theo. Pria berambut silver itu memang paling hoby membuat Winny naik darah. "To the point, aku tidak ada waktu buat meladeni omong kosongnya!" sungu

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Pendarahan Hebat

    Asya membuka mata perlahan, kepalanya terasa sangat pening karena terlalu lama tertidur dan juga perutnya yang kosong belum terisi apa pun semenjak ia meninggalkan rumah. Wanita itu menatap sekeliling, netranya menatap asing pada barang-barang yang ada di sana. Ini tentu saja bukan tempat yang pernah ia kunjungi sebelumnya, kan?Asya ingin beranjak dari ranjang besar mewah yang sedang ia tiduri, namun wanita itu langsung mengernyit, mencengkeram perutnya yang terasa sangat nyeri. Dengan pakaian dan bekas-bekas darah yang masih sama dengan keadaannya saat kabur dari rumah sang suami."Ahh, ssshh, sakit!" keluhnya lirih. Asya memilih untuk berbaring miring, meraih segelas air putih pada nakas yang tepat berada di sampingnya.Cklek ....Suara pintu terbuka. Namun, Asya enggan untuk melihat siapa yang datang. Karena, jujur saja ia merasa sangat takut saat ini. Ia tengah berada di tempat asing yang sama sekali tidak pernah ia lihat."Aku tahu, kamu sudah bangun. Hadap kemari!" titah pria y

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Markas Father Jay

    "Arggghhhh ...." Erangan penuh pesakitan keluar dari mulut Asya, saat sang suami tidak sengaja menendang perut wanita itu untuk menghalangi tujuan Asya yang ingin melayangkan pukulan ke arah perut Nancy."Aarrggh! Sakit!" Teriakan Asya menyadarkan Qianno yang masih berdiam kaku memeluk tubuh Nancy, istri keduanya."Asya!" teriak Qianno setelah menyadari jika sang istri tengah tersungkur karena terkena tendangan kaki tepat diperutnya.Pria itu segera berlari ingin menghampiri Asya, namun wanita itu menolaknya dengan keras."Jangan menyentuhku! Kalau sampai terjadi sesuatu dengan anakku. Aku, tidak akan segan untuk membunuh anak yang dikandung wanita sialan itu sebagai balasannya!""Tidak Sayang, aku tidak sengaja. Maafkan aku, ayo kita ke rumah sakit!" bujuk Qianno.Wanita itu menggeleng pelan sembari meringis kesakitan. "Pilih dulu salah satu, aku atau wanita itu yang akan tetap tinggal di rumah ini. Pilih Ge!"Qianno terdiam, ia bingung harus bagaimana. Pria itu sama sekali tidak b

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Istri Kedua

    Hari ini Asya kembali di tinggal sendirian. Tiba-tiba saja suaminya pergi, pria itu bilang jika ada kepentingan mendesak yang harus ia kerjakan.Dengan tergesa Qianno berlari keluar rumah, membawa ambilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.Melihat berapa panik pria itu, Asya menghela nafas lelah. Entah mengapa perasannya mengatakan bahwa ini ada hubungannya dengan foto yang kemarin ia dapatkan entah dari siapa."Apa kamu pergi menemuinya? Jika aku membunuh dia apa aku salah? Kamu yang bilang kan, jika aku berselingkuh maka kamu akan membunuh selingkuhanku. Berarti itu juga berlaku untukku, kan?"Raut wajah sedih Asya berganti dengan ekspresi datar, matanya menatap lekat ke arah depan namun tanpa tujuan. Sudah 1 bulan dari jadwalnya ia terakhir datang bulan, biasanya ia tepat waktu tapi ini sampai tanggal 20 ia belum juga mendapatkan tamu bulanannya. Biasanya tangan 16 sudah datang. Ingin mencoba memakai tes kehamilan namun ia takut kecewa lagi. Karena jika testpack menunjukkan hasi

DMCA.com Protection Status