Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Langit / Bab 42. Rayuan Maut

Share

Bab 42. Rayuan Maut

Author: Elangayu
last update Last Updated: 2021-08-16 18:11:39

“Ga!” desah Bumi, lirih, memundurkan tubuh.

 Lelaki jangkung di hadapannya itu tersentak, wajah keduanya benar-benar tanpa jeda. Saling menetralisir hati, menghilangkan kecanggungan yang muncul tanpa disadari.

 “Apa-apaan kau Raga!” 

 Sebuah suara mengagetkan Raga, juga Bumi, mereka menoleh ke asal suara. 

 “Mas!” suara Bumi tertahan.

 “Langit!” Raga segera melepaskan rangkulannya, demikian juga Bumi. Keduanya terlihat aneh. 

 “Bumi,” suara Langit penuh tekanan, menatap tajam keduanya bergantian. Langkah ditujukan untuk Raga, segera menarik Raga menjauh dari Bumi. Bumi terdiam.

 “Masih punya nyali ke sini?” tanya Langit ketus, matanya nyalang menatap keseluruhan tubuh lelaki di hadapan sinis.

 “Nggak ada yang bisa melarangku ke sini!” tuka Raga tak kalah ketus.

 “Ada, aku!&

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 43. Aku Ingin Memilikimu

    “Dear,” desahan Dara makin menggeramkan Langit yang masih bergeming.Makin maju ke depan, bibir seksi itu mendekati bibir sang Langit yang segera memundurkan wajah.“Tak bisakah kau duduk dengan manis, Dara?” Geraman pertanyaan Langit sontak membuat Dara terbahak.“Seperti ini?” Segera Dara naik ke pangkuan Langit, dengan kaki mengapit kanan dan kiri tubuh Langit. Semakin jelas geraman lelaki tampan itu bagi Dara, semakin ia mengerahkan segala cara untuk menakhlukkan. Kedua tangan Langit dipaksanya memeluk pinggang ramping wanita berbodi gitar Spanyol tersebut.Dengan gerakan cepat, bibir Dara menyambar bibir Langit penuh nafsu. Langit semakin menggeram, sungguh ia berusaha mati-matian menolak semua kenikmatan yang tersaji tanpa batas ini.“Hei, tak bisakah kita kayak dulu lagi, Dear?” tanya Dara di sela ciuman tanpa balasan dari Langit tersebut. “

    Last Updated : 2021-08-17
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 44. Masih Tanggung?

    “Ah...,” tak kuasa, lolos juga lenguhan lelaki tampan itu.Di depannya, netra Bumi terus terpejam. Langit tak kuasa untuk menyentuh setiap inci tubuh eksotis itu dengan nafas makin memburu. Tangan Bumi kembali ke atas, mengalungkannya ke leher lelaki di depannya.“Bumi,” desahnya dengan tangan terus meremas gunung kembar gadis madu di hadapannya. Disentuhnya setiap inci leher jenjang milik Bumi menjadi sasaran yang makin membutakan akal kewarasannya.“Ah....”“Sebut namaku, Bumi.”“Mas....”Kali ini gantian bibir lelaki tampan itu melumat pucuk coklat nan menggoda. Digigitnya, disesapnya dan memberikan tanda di sana. Tangan yang satunya tak tinggal diam, terus meremas dengan sentuhan lembut. Kadang sedikit kasar, memutarnya, menekan.Setelah puas, gantian yang sebelahnya. Sentuhan itu menciptakan rasa aneh, ditambah kenikmatan tanpa batas. Bumi makin memej

    Last Updated : 2021-08-18
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 45. Kecelakaan

    Bumi menahan tangan Langit. Ditariknya tangan itu dari sana.“Bumi?”“Mas Langit aja, aku nungguin,” tolak Bumi halus.“Hei, aku maunya sama kamu.”“Dingin, Mas,” alasan yang masuk akan, kan?“Kita pindah dalam.” Langit masih membujuk dengan segala cara.Bumi menggelengkan kepala.“Airnya hangat di sana.”“Aku lagi nggak pingin.”Tanpa kata lagi tubuh semampai itu naik ke tepian kolam renang. Sore memang cerah, tapi dingin terus saja menusuk tulang.“Temani aku sebentar,” pinta Langit menarik tubuh eksotis itu kembali masuk kolam renang. Tubuh Bumi kembali masuk ke dalam kolam yang tak begitu dalam itu.Hanya helaan nafas panjang yang terdengar. Di dalam kolam, Langit memeluk Bumi dan menyecap bibir mungil Bumi dalam. Tak ada respon, Langit menghentikan ciumannya.“Hei.”

    Last Updated : 2021-08-19
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 46. Perlakuan

    Selamat membaca, jangan lupa follow IG @elangayu22 Mata bulat itu bergerak-gerak, lalu terbuka perlahan. “Bumi.” Bumi melirik, memejamkan mata kembali. Kemudian membuka lagi pelan, mengerjapkan mata beberapa kali untuk menyesuaikan diri. Pandangannya menyeluruh ruangan. Dimana dirinya berada? “Syukurlah kau sadar, kau baik aja?” Bumi menoleh, menatap heran. Raga menatap penuh khawatir di sampingnya, ia duduk di kursi samping tempat tidur. “Ga? Kenapa kau di sini? Aku....” Bumi mencoba mengingat kej

    Last Updated : 2021-08-20
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 47. Kita Lanjutkan, Bumi?

    Bumi masih tertidur di pangkuan Langit dengan tenang, entah untuk berapa lama. Lelaki tampan itu tadi memindah Bumi yang bersandar di bahunya untuk berpindah ke pangkuan setelah gadis madu itu terlelap pulas. Dengan punggung bersandar di sofa, Langit ikut terlelap beberapa saat.Saat terbangun, ditatapnya wajah ayu di pangkuan. Diusapnya pipi lembut gadis itu. Sentuhan dahsyat yang meremangkan gai*** Langit. Anakan rambut yang berantakan di wajah Bumi disingkapnya ke pinggir. Makin jelaslah wajah ayu itu terpampang di sana.Semakin ke bawah, ditelusurinya setiap inci tubuh Bumi. Leher jenjang eksotis, belahan dada tanpa sengaja terlihat begitu menggoda netranya. Cardigan yang berantakan dengan daster bagian atas hanya terbuat dari karet. Bagian dalamnya tercetak sempurna dilihat dari luar. Pemandangan indah itu mampu menimbulkan gelenyar aneh memabukkan.Pucuk gunung kembar muncul begitu saja di otak Langit. Belum lagi warna kecoklatannya mampu menimbulkan hasra

    Last Updated : 2021-08-21
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 48. Sepersekian Detik Saja

    Selamat membaca, jangan lupa follow instagram @elangayu22, @wahyuwidya22“Bumi,” suara lirih Langit semakin mendesakkan hasrat yang selama ini selalu dijaganya dengan baik. Kewarasan kenapa selalu lenyap di saat genting seperti ini? Ia kembali ke bibir ranum gadis madu dalam pangkuan. Menyesapnya sangat dalam. “Mas...,” mata Bumi terbuka, melihat Langit yang reflek menghentikan ciuman. Nafas keduanya masih memburu, sama-sama menginginkan hal itu berlanjut hingga tuntas. “Kita nikmati Bumi...,” sahut Langit kembali ingin menyecap bibir di hadapannya, tapi wajah gadis ayu itu dimundurkan. Langit menarik tengkuknya, akhirnya hanya ciuman sesaat. “Sepersekian detik saja, Bumi.”&nbs

    Last Updated : 2021-08-23
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 49. Lagi-Lagi Candu

    “Kena kau, Bumi,” gumam Langit sendiri.Dalam ruang tengah, Langit tersenyum miring melihat chatnya hanya terbaca saja oleh Bumi. Rencana yang sudah diangankan beberapa waktu yang lalu, akhirnya terlaksana juga. Ia tak mau didahului Raga. Tidak boleh! Langit kembali tekun menatap layar laptop.Drrttt drrttt...“Halo,” sambar Langit tanpa melihat layar ponsel.“....”“Apa?” mata Langit melotot menatap layar ponsel, lalu mematikannya tergesa. Dikiranya Bumi, kenapa malah Dara yang meneleponnya? Akhir-akhir ini Dara memang jarang menghubungi, paling hanya chat melalui WA. Itupun tak pernah digubris Langit.Drrrttt drrrttt...Suara posel terus berbunyi, Langit mengabaikannya. Ia sedang tak mau diganggu siapapun, kecuali Bumi. Lelaki tampan itu selalu berharap gadis eksotis itulah yang menghubunginya. Seperti tadi ketika Bumi kaget dengan motor baru yang dikirimkannya.Itu

    Last Updated : 2021-08-24
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 50. Kecupan Raga

    “Tak bisakah kita menikmatinya hingga selesai, Bumi?” tanya Langit di sela desah nafas yang memburu. Bumi tetap memejamkan mata, ia tak sanggup untuk berkata apapun jika tangan Langit sudah bergerilya. “Mas... ahhh.” Kali ini, Langit yang menghentikan aktivitas, menetap Bumi dengan tatapan sepenuhnya. Penghentian itu membuka netra Bumi yang berkabut. “Kau menginginkanku?” Tanya Langit terus menatap tanpa jeda sedikitpun. Tak ada jawaban, tapi Bumi merenggangkan pelukan Langit. “Komitmen selalu menjadi alasanmu, Bumi.”Keduanya kini sama-sama saling pandang.“Mau di sini terus?” tanya Bumi mengalihkan pembicaraan.

    Last Updated : 2021-08-25

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 63. Langit VS Bumi

    “Lagi hmmm?” tanya Langit dengan suaranya yang masih parau di telinga Bumi. “Mau?” tanya Bumi menggoda dan melirik Langit yang memeluk tubuh polosnya erat. Tanpa banyak kata, Langit mengecup bibir eksotis itu dalam-dalam lalu melepasnya sekejap. “Nggak capek?” Bumi terdiam, meraba lembut bibir Langit dan memandangnya penuh kasih. “Hmmm, aku lapar,” sahut Bumi tak menjawab pertanyaan Langit. Mendengarnya, Langit terkekeh, lalu mengecup kening Bumi dan keluar dari selimut yang menyelubungi mereka berdua.

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 62. Candu yang Tak Dapat Ditolak

    “Mas,” pekik Bumi kaget mendadak diangkat Langit. Langit terkekeh, lalu menempelkan hidung bangirnya ke hidung Bumi dengan sedikit menunduk. Digerakkannya perlahan dan cewek eksotis tersebut kegelian, ia mengelakkan wajahnya agak ke belakang. “Nggak berat?” tanya Bumi mengeratkan rangkulannya ke leher lelaki di hadapannya. “Berat? Segini aja?” “Segini kata Mas Langit?” sahut Bumi melotot. “Haha,” Langit terbahak. Cepat, dibawanya gadis itu masuk ke dalam, melewati dapur, dan menuju ruang tengah. Masih menggendong Bumi, Langit duduk di sofa. Sekarang, Bumi berad

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 61. Ketahuan Lagi

    “Apa yang kau lakukan?” tanya lelaki itu masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Di depannya, terlihat Dara masih dengan baju tak karuan di atas pangkuan Langit. Roknya tersingkap ke atas, asetnya masih terlihat jelas dengan warna merah hati di bagian dalam. Mulut Dara melongo, ia sama sekali tak menduga lelaki itu akan ke sini, ke tempatnya Langit. Secepat kilat, Langit melepaskan diri dari lengan Dara, ia berdiri sehingga mau tidak mau Dara turun dari pangkuan. Dara membetulkan letak roknya, kemudian kemeja yang sudah hampir memperlihatkan gunung kembar itu secara keseluruhan. Mata Langit menatap Dara tak habis pikir, lalu ke lelaki yang masih berdiri mematung. Ia menahan kemarahannya, tapi lebih dari itu, melihat ke Langit tak percaya. Begitu juga dengan Langit, menatap lelaki di hadapannya masih tak percaya.

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 60. Sang Penggoda

    Bab 60Sang Penggoda “Mas...,” desahan demi desahan keluar dari bibir mungil gadis manis itu. Tanpa disadari, ia menekan kepala Langit yang tengah mencium lembut aset yang dicandui Langit itu. Tangan Langit mulai bergerilya, wajahnya mendongak menatap mata Bumi yang penuh kabut. Dilepaskannya kancing kemeja teratas, lalu kancing kedua. Dari situ saja, sudah terlihat aset memikat yang masih tertutup b** warna merah. Tangan Langit menekan ujungnya, menatap lembut mata Bumi yang terpejam. “Aku ingin memilikimu, Bumi, seutuhnya,” desis Langit lirih, sangat lirih. Namun, Bumi mampu mendengarnya, membuka mata, dan menggigit bibir bawahnya pelan. Pemandangan yang mampu meluluhkan kewarasan Lang

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 59. Mulai Terbongkar

    Pagi masih berkabut, Langit dan Bumi berjalan di jalan setapak dengan kanan dan kiri tumbuhan pinus menjulang. Terkadang, mereka melewati kebun mawar yang makin ke atas makin menipis dan tersisa hanya pinus dengan aroma khasnya. “Nah, itu tempatnya, Mas,” seru Bumi kegirangan melihat ke sebelah kiri. Ada tempat landai dengan bagian atas tanaman pinus. Tapi di depannya terlihat seperti jurang menganga. Langit hanya tersenyum, ia ikuti arah jalan Bumi yang tak sabar sampai di tempat tersebut. Ada batu besar di sana, Bumi segera duduk dan merenggangkan kedua tangan ke atas. “Huh, capeknya,” serunya dengan memutar pandangan ke seluruh area berhawa sejuk itu. Belakangnya pinus rimbun menghijau dan depannya jurang, sejauh mata memandang terlihat r

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 58. Sebuah Rahasia

    “Mati lampu,” bisik Bumi. Byar! Langit menyalakan senter ponsel bersamaa hujan deras mengguyur bumi. “Ada lampu emergency?” tanya Langit menyapu seluruh ruangan. Hanya gelengan kepala dari Bumi. “Aku jarang ke sini.” “Lha ini ke sini.” “Hmmm....” Meskipun senter Langit membantu penerangan, tetap saja kurang maksimal. Beranjak dari sofa, Bumi menuju ke dalam.&nb

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 57. Terulang Lagi

    Tok tok tok... “Bumi, aku...” Tok tok tok. “Ga, ma... maaf,” kata Bumi menarik tubuh dari pelukan Raga. Mundur ke belakang, menyisakan tatapan Raga yang masih tetap penuh kabut. “Bumi, aku masih menginginkanmu,” ujar Raga mengabaikan kalimat yang keluar dari mulut Bumi. Tok rok tok. “Bentar Ga, ada yang ketuk pintu,” kata Bumi lagi lalu meminggirkan tubuhnya dari hadapan Raga yang terus menatapnya intens. Ia membungkukkan badan, menyambar kemeja dan memakainya dengan tergesa tanpa mengancingkan kanci

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 56. Cumbuan Panas Masa Lalu

    Menghela nafas dalam-dalam, Bumi memandang ke depan. Tak boleh terpengaruh Dara, tak boleh! “Minggir Dara, aku mau pergi.” “Aku nggak akan pergi sebelum kau janji tak akan mengganggu Langit!” Mengedikkan bahu, Bumi tersenyum tipis. “Maumu apa?” “Mauku, aku nggak mau lihat kamu ganggu Langit,” ucap Dara dengan tekanan penuh, telunjuknya menunjuk wajah Bumi dengan pongah. “Ganggu? Nggak salah denger aku?” Tanya Bumi melirik Dara yang masih berada di samping mobilnya.&nbs

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 55. Dia Milikku

    Dara melengos.“Aku nggak ada urusan sama kamu!” katanya sombong.Mendengar jawaban Dara yang tak mengenakkan hati, muka Adit berubah.“Eh apa kau bilang?”“Aku nggak ada urusan sama kamu!” seru Dara dengan tangan bertolak pinggang.Mengabaikan kata-kata Dara, Adit bergegas melewati dengan sengaja menyenggol bahunya. Kelakuan yang membuat Dara naik pitam.“Apaan, sih?”“Nggak apa-apa, aku cuma ngak mau Bos tambah sakit dengan kedatanganmu!”“Huh, siapa bilang?”“Aku!”Dara menatap Adit dengan mata membola.“Denger, ya, bilang ke bosmu, aku akan mendapatkannya!” kata Dara bernada serius. Tanpa menunggu jawaban Adit, Dara menghentakkan kaki untuk menunjukkan kemarahannya lalu berjalan cepat. Melewati ruang tengah, ruang tamu dan keluar rumah.Melihat itu, Adit hanya menggelengkan kepala beberapa kali.

DMCA.com Protection Status