Emma tersadar dan dia merasakan sedang berada di dalam mobil. Matanya ditutup dengan kain sehingga dia tidak bisa melihat di mana dia akan dibawa. Emma mencoba menggerakkan tangannya yang diikat ke belakang tubuhnya. Di dalam hati Emma berdoa supaya tidak terjadi apa pun pada dirinya.
"Jangan sampai ada yang melihat kita," ucap salah seorang yang sedang membawa Emma."Tolong lepaskan saya. Saya tidak tahu kalian siapa, tapi jika kalian ingin uang, saya bisa memberikannya pada kalian." Emma mencoba menawarkan sebuah tawaran menarik pada orang-orang yang membawanya."Kita tidak butuh uang, Anda." Seorang dengan suara berat menjawab tawaran Emma."Kalau begitu lepaskan saja saya. Saya tidak akan menuntut kalian." Emma terus berusaha. Orang-orang di dalam mobil itu hanya tertawa mengejek.Sementara itu di tempat lain, Ethan sedang mencari keberadaan Emma dengan wajah kalut. Ethan tidak menyangka jika Emma pergi tanpa berpamitan karena ucapan dari Pricilia. Ethan menanyakan keberadaan Emma pada Sintia, sahabat Emma. Sintia mengatakan jika Emma berkata akan pergi ke rumah ayahnya. Ethan bergegas menuju rumah Marchel setelah mengetahui hal itu.Ethan mengajak serta Raka dan membawa mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Ethan tidak ingin terjadi apa-apa pada wanitanya. Sesampainya di rumah Marchel, Ethan langsung masuk tanpa mengetuk pintu dan menanyakan keberadaan Emma. Marchel merasa sedikit takut dan tunduk pada Ethan karena hanya Ethan yang mau memberinya uang banyak."Di mana Emma?" tanya Ethan dengan nada tegas."Tidak ada di sini, Tuan. Bukankah dia bersama Anda?" Marchel mencoba berbohong."Jangan coba-coba membohongiku, Tua Bangka sialan. Emma ke sini untuk menanyakan perjanjian kita, kan?" Ethan mencengkeram erat kerah baju Marchel."Maaf, Tuan. Dia ke sini ... tapi saya tidak membicarakan tentang perjanjian kita. Dia hanya sebentar dan langsung pergi begitu saja." Marchel mencoba menyelamatkan dirinya sendiri."Cepat cari dia sekarang juga. Cari di tempat yang sering dia datangi. Aku tidak akan memberi kamu uang lagi jika dia tidak ketemu." Ethan mengancam Marchel dan dengan terpaksa Marchel mengikuti kemauan Ethan.Di luar rumah Marchel, Raka sedang mengelilingi sekitar rumahnya untuk mencari petunjuk. Raka mencoba berjalan di sekitar rumah Emma dan bertanya tentang Emma pada tetangga sekitar. Tidak ada yang melihat atau pun bertemu dengan Emma. Ethan mencoba menghubungi ponsel Emma, tetapi tidak tersambung."Di mana kamu, Sayang?" Ethan sangat kehilangan Emma. Dia berharap pertengkaran yang terjadi tadi tidak membuat Emma meninggalkannya."Tidak ada tanda-tanda Emma, Bos." Raka kembali setelah berkeliling mencari."Telepon Pricilia dan coba tanyakan padanya tentang Emma. Dia yang terakhir menemui Emma dan berbicara lancang tentang perjanjian itu." Ethan memerintah Raka dan teringat sesuatu. "Apa kamu yang memberitahu Pricilia tentang perjanjian itu?""Maaf Bos ... ampuni aku. Waktu itu aku mabuk bersama dia dan semuanya keluar dari mulutku begitu saja." Raka menunduk dalam di hadapan Ethan."Kebiasaan mabukmu tidak berubah. Sialan kau, Raka." Ethan memukul wajah Raka sebanyak dua kali untuk mengungkapkan kekesalannya pada Raka."Ampun Bos, aku benar-benar tidak sadar." Raka bersujud di hadapan Ethan."Bangunlah dan kerjakan apa yang aku minta tadi," Ethan tidak memperpanjang masalahnya dengan Raka. Meskipun Raka terkadang ceroboh, tetapi hanya Raka yang mampu bertahan di bawah pimpinan Ethan."Aku akan mencari Emma sampai ketemu, Bos." Raka segera menuntun Ethan untuk kembali ke mobil dan menemui Pricilia.Ethan melihat keluar jendela dan melihat sesuatu di pinggir jalan, lalu meminta Raka menghentikan mobilnya. Ethan keluar dari mobil dan mendapati sebuah sepatu milik Emma yang dia pakai saat pesta. Ethan sangat yakin jika itu milik Emma. Ethan langsung meminta Raka untuk mencari cctv di wilayag tersebut. Ethan sangat kesal karena gadisnya dibawa oleh orang lain yang tidak dikenal.Di daerah terpencil yang jauh dari keramaian, orang-orang yang membawa Emma menarik tangan Emma dan mendorongnya masuk ke dalam hutan yang lebat dengan pepohonan. Emma akan ditinggalkan di tengah hutan yang jauh dari pemukiman dan akan tetap ditutup matanya serta tangannya diikat. Emma berusaha membuka ikatan di tangannya, tetapi belum berhasil."Tolong lepaskan saya," ucap Emma dengan suara memohon."Diam kau." Orang tersebut membentak Emma sambil mendorongnya sampai terjatuh. Emma kemudian ditarik lagi dan didorong untuk berjalan lebih jauh ke dalam hutan.Emma hanya bisa berdoa dan meminta pertolongan di dalam hatinya. Dia menyesal sudah meninggalkan Ethan dan berlari ke rumahnya hanya untuk menanyakan kebenaran tentang hubungannya dengan Ethan. Emma tidak memikirkan kebaikan-kebaikan lain yang Ethan berikan padanya. Emma meneteskan air matanya mengingat semua itu.Emma ditinggalkan oleh orang-orang yang membawanya di tengah hutan yang lebat pepohonan. Seseorang di antaranya sedang berbicara tentang perempuan yang memerintahkan mereka untuk menculik Emma. Dari percakapan mereka, Emma memgetahui jika yang membuatnya diculik adalah Pricilia, sekretaris Ethan. Emma lebih sakit hati lagi mengetahui fakta tersebut."Tolong ... tolong aku!" teriak Emma sambil terus mencoba membuka ikatan di tangannya. Orang-orang yang membawanya hanya tertawa dan berjalan menjauh meninggalkan tempat Emma ditinggalkan."Tolong!" Emma terus berusaha berteriak dan tidak ada suara apa pun yang terdengar kecuali binatang hutan.Emma berjongkok di tempatnya dan mencoba membuka penutup matanya dengan lututnya. Setelah bersusah payah, akhirnya Emma bisa membukanya dan dia sangat terkejut saat mengetahui dia berada di mana. Emma masih berusaha membuka ikatan di tangannya. Dia berjalan perlahan mencari cahaya untuk sedikit mencerahkan pandangannya.Emma berjalan tanpa arah sambil terus berteriak minta tolong. Kakinya terus tersandung sesuatu karena matanya tidak bisa melihat dengan jelas. Emma harus berjalan jauh untuk menemukan seseorang atau pemukiman warga. Namun, Emma berpikir jika tidak ada satu orang pun yang akan datang ke hutan pada malam hari seperti saat ini."Ethan, tolong aku." Emma jatuh terduduk saat kakinya menyandung sesuatu di hadapannya. Emma menangis tersedu saat dia pikir tidak ada harapan untuknya.*****"Bagaimana perkembangannya?" tanya Ethan pada Raka."Masih belum ada tanda-tanda, Bos. Pricilia juga masih menghilang." Raka melaporkan tentang situasi saat ini. Pricilia yang akan ditanyai informasinya tentang Emma, telah menghilang pada hari yang sama dengan Emma.Ethan berusaha melapor polisi dan mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Emma. Ethan tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Emma saat ini. Ethan berharap, orang yang membawa Emma akan menghubunginya dan meminta uang untuk tebusan. Ethan lebih memilih jalan itu daripada dia tidak menemukan di mana keberadaan Emma."Kamu di mana, Sayang? Aku akan menggila kalau kamu tidak ketemu hari ini juga."Sudah lebih dari satu minggu berlalu, tetapi Emma belum juga ditemukan. Ethan sudah mengerahkan semua yang dia miliki dan juga meminta bantuan polisi. Ethan menyisir semua tempat di Pulau Bali, tetapi Emma masih belum ditemukan. Pricilia yang sempat menghilang, telah ditemukan dan dia mengaku telah diculik bersama Emma. Namun, dia tidak tahu keberadaan Emma."Bagaimana hasil hari ini, Raka? Apa Pricilia sudah mengatakan apa yang terjadi?" Ethan bertanya dengan nada dingin.Ethan terkenal sebagai orang yang dingin dan kejam untuk orang yang bersalah padanya. Setelah Emma menghilang, Ethan semakin dingin dan terlihat menyeramkan. Sebelumnya, saat Emma datang ke kehidupannya, Ethan berubah menjadi orang yang lebih hangat. Sekarang Ethan kembali menjadi pribadi yang dingin dan semakin tertutup."Belum ada perkembangan apa pun, Bos. Emma seakan menghilang ditelan bumi. Pricil juga belum bicara apa pun. Dia tetap berkata jika dia tidak tahu keberadaan Emma." Raka menjelaskan situasi saat in
Setelah mengalami kecelakaan dan pergi ke hutan dengan luka di sekujur tubuhnya, akhirnya Ethan tak sadarkan diri dan langsung dilarikan ke rumah sakit oleh sopir taksi yang membawanya. Raka segera menuju ke rumah sakit, setelah dia mendapat telepon dari pihak rumah sakit. Raka berterima kasih pada sang sopir taksi dan memberinya sejumlah uang sebagai imbalan telah menjaga Ethan.Raka melihat Ethan terbaring di atas ranjang rumah sakit dan merasa kasihan dengannya. Raka baru pernah melihat Ethan dalam keadaan seperti itu. Dia tahu Emma sangat berharga untuk Ethan, meskipun awal dari semuanya tidak baik. Raka berharap, Emma bisa cepat ditemukan dan Ethan akan kembali ceria.Di saat Ethan berada di rumah sakit karena kecelakaan, Emma juga dibawa ke rumah sakit oleh sekelompok orang yang menemukannya di hutan. Emma tidak sadarkan diri setelah ditemukan oleh Max dan teman-temannya. Max membawa Emma dan mengakuinya sebagai keluarganya. Dengan begitu, Emma bisa cepat ditangani oleh pihak ru
Ethan telah mengerahkan semua tim pencari dan polisi ke hutan di pinggiran kota. Hutan tersebut begitu sulit dijangkau karena pepohonannya yang lebat dan belum banyak jalan untuk masuk ke dalamnya. Ethan dengan cekatan terus masuk menelusuri dalamnya hutan yang diberitahukan oleh Pricilia. Dia sendiri juga memiliki firasat jika Emma ada di sana. Ethan terus mencari segala jejak di hutan tersebut."Apa Pricilia benar-benar menunjuk hutan ini, Bos?" tanya Raka sedikit ragu karena melihat keadaan hutan yang begitu rimbun pepohonan."Terlepas dari perkataan Pricilia, aku juga memiliki firasat tentang hutan ini, Raka." Ethan berbicara dengan mantap."Semoga saja kita akan menemukan titik terang dan kita segera menemukan Emma, Bos." Raka berharap denga tulus.Ethan dan Raka menelusuri hutan dengan mengerahkan semua anak buahnya. Ethan mencoba mencari di segala penjuru hutan tanpa meninggalkan sudut-sudut hutan. Seseorang dari anak buah Ethan menemukan penutup mata dan bekas ikatan tergeleta
Sudah satu minggu berlalu lagi semenjak Emma menghilang. Emma yang dirawat di rumah sakit telah kembali pulih dan memilih untuk ikut bersama Max, orang yang menyelamatkannya. Emma mengikuti Max karena dia masih kesal dengan Ethan dan ingin mencari bukti tentang kejahatan Pricilia. Emma mencoba merubah penampilannya lebih dewasa dari sebelumnya yang masih anak kuliahan.Max sendiri merasa sangat senang saat Emma menyetujui ikut bersama dirinya dan memutuskan untuk tinggal di sisinya sampai dia kembali ke tempatnya nanti. Emma tidak menceritakan asal usulnya dan bagaimana dia bisa sampai di hutan saat Max menemukannya. Emma hanya mencoba untuk mengikuti Max dan menjalankan rencananya nanti. Emma akan sedikit menghukum Ethan karena telah membohonginya dengan melakukan perjanjian kontrak bersama sang ayah untuk mendapatkan dirinya."Apa tidak ada yang mencari kamu?" tanya Max saat mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Max."Tidak ada, Max. Aku hanya hidup sendiri sekarang." Emma men
Max telah mengumpulkan ketiga temannya yang ikut dalam perjalanan menyusuri hutan dan menemukan Emma di sana. Ada Jessica, Fania dan Bobby yang mengetahui keberadaan Emma saat ini. Max meminta ketiga temannya itu untuk tidak membocorkan kepada siapa pun tentang di mana Emma berada. Salah satu dari teman Max tidak menyetujui keinginan Max itu. Fania melihat semua televisi memberitakan Emma yang sedang dicari oleh keluarganya. Bagaimana bisa Max meminta mereka menyembunyikan Emma?"Maaf, itu karena aku sendiri yang memintanya," ucap Emma keluar dari kamar setelah menunggu di dalam dan hanya mendengarkan."Kenapa kamu keluar? Biar aku aja yang urus," ucap Max dengan lembut. Ketiga temannya sedikit terkejut dengan sikap lembut Max."Aku mau teman kamu tahu kalau itu keputusan yang aku ambil. Jadi tolong jangan bocorkan keberadaanku saat ini. Aku hanya ingin menempatkan lagi semuanya." Emma berkata dengan sedikit memohon."Kalian dengar sendiri, 'kan? Karin yang minta sama aku untuk menyem
Emma tidak mengerti kenapa dia memimpikan Ethan dan dia menangis tanpa sadar. Emma juga meneriakkan namanya dan terbangun dari tidurnya. Emma tidak ingin memikirkan Ethan yang sudah membohonginya. Awalnya Emma tidak menginginkan Ethan, tetapi karena usaha Ethan, akhirnya Emma menerima permintaan Ethan untuk menjadi kekasihnya dengan satu perjanjian kontrak."Aku tidak apa-apa, Max. Hanya sedikit bermimpi buruk," ucap Emma di hadapan Max yang terlihat khawatir."Apa karena kamu baru saja keluar dari bahaya? Apa kita perlu menemui dokter untuk keadaan kamu saat ini?" Max sangat cemas dengan apa yang terjadi pada Emma."Tidak perlu Max, aku hanya bermimpi. Aku baik-baik aja," ujar Emma, menampilkan senyumannya untuk membuat Max tenang."Baiklah, kalau ada apa-apa segera katakan padaku." Max sangat berharap Emma akan melupakan semua masa lalunya. Max tahu jika seorang Ethan di belakang kehidupan Emma, tidak ada yang mudah dari kehidupan Emma.Max membiarkan Emma untuk kembali masuk ke kama
Emma Karina, seorang anak yang tinggal bersama sang ayah di pinggiran ibu kota Denpasar, Bali tepatnya di kabupaten Gianyar dan hanya ayahnya yang dia punya di dunia ini. Emma baru menempuh pendidikan sebagai mahasiswa semester dua di Universitas Jaya Sakti. Emma seorang perempuan yang ceria dan mudah bergaul dengan siapa pun yang dia temui. Emma mempunyai sahabat bernama Sintia. Mereka berdua bersahabat semenjak di bangku sekolah menengah atas. Emma dan Sintia selalu terbuka satu sama lain mengenai apa pun.Emma tinggal di sebuah rumah sederhana dengan sang ayah yang suka mabuk-mabukan tanpa ada keinginan untuk bekerja. Setiap hari, Emma yang berusaha untuk bekerja paruh waktu demi untuk membiayai kesehariannya sendiri. Emma berkuliah dengan beasiswa yang dia dapatkan karena kepintarannya. Ayah Emma, Marshel, selalu saja meminta uang kepada Emma untuk membeli minuman keras. Terkadang, Emma juga mendapatkan pukulan jika sang ayah sedang marah atau karena tidak diberi uang oleh Emma."
Ethan telah mendapatkan informasi tentang Emma sampai yang terdalam dan tak terlihat. Raka mengerahkan semua kemampuannya untuk menggali informasi itu. Raka memberikan hasilnya pada Ethan beserta beberapa foto Emma dari mulai kecil sampai yang terbaru. Raka yang awalnya tidak begitu jelas dengan perintah Ethan, akhirnya tahu siapa Emma yang dimaksud oleh bosnya itu."Bagaimana, Bos? Apa ada yang kurang?" tanya Raka dengan tersenyum bangga karena bisa menyelesaikan perintah sang bos besar."Bagaimana mungkin perempuan secantik dia mendapat kehidupan seperti ini?" Ethan tidak mendengarkan pertanyaan Raka. Dia sedang larut membaca informasi tentang Emma."Begitulah hidup, Bos. Terkadang tidak adil bagi sebagian orang," ucap Raka berkata sok bijak."Apa yang harus aku lakukan untuk kamu, Cantik?" Ethan berbicara sendiri lagi sambil memandangi foto Emma yang sedang tersenyum menampilkan deretan giginya."Nikahin aja, Bos. Biar hidupnya jadi berubah jika bersama Bos." Raka memberikan saran
Emma tidak mengerti kenapa dia memimpikan Ethan dan dia menangis tanpa sadar. Emma juga meneriakkan namanya dan terbangun dari tidurnya. Emma tidak ingin memikirkan Ethan yang sudah membohonginya. Awalnya Emma tidak menginginkan Ethan, tetapi karena usaha Ethan, akhirnya Emma menerima permintaan Ethan untuk menjadi kekasihnya dengan satu perjanjian kontrak."Aku tidak apa-apa, Max. Hanya sedikit bermimpi buruk," ucap Emma di hadapan Max yang terlihat khawatir."Apa karena kamu baru saja keluar dari bahaya? Apa kita perlu menemui dokter untuk keadaan kamu saat ini?" Max sangat cemas dengan apa yang terjadi pada Emma."Tidak perlu Max, aku hanya bermimpi. Aku baik-baik aja," ujar Emma, menampilkan senyumannya untuk membuat Max tenang."Baiklah, kalau ada apa-apa segera katakan padaku." Max sangat berharap Emma akan melupakan semua masa lalunya. Max tahu jika seorang Ethan di belakang kehidupan Emma, tidak ada yang mudah dari kehidupan Emma.Max membiarkan Emma untuk kembali masuk ke kama
Max telah mengumpulkan ketiga temannya yang ikut dalam perjalanan menyusuri hutan dan menemukan Emma di sana. Ada Jessica, Fania dan Bobby yang mengetahui keberadaan Emma saat ini. Max meminta ketiga temannya itu untuk tidak membocorkan kepada siapa pun tentang di mana Emma berada. Salah satu dari teman Max tidak menyetujui keinginan Max itu. Fania melihat semua televisi memberitakan Emma yang sedang dicari oleh keluarganya. Bagaimana bisa Max meminta mereka menyembunyikan Emma?"Maaf, itu karena aku sendiri yang memintanya," ucap Emma keluar dari kamar setelah menunggu di dalam dan hanya mendengarkan."Kenapa kamu keluar? Biar aku aja yang urus," ucap Max dengan lembut. Ketiga temannya sedikit terkejut dengan sikap lembut Max."Aku mau teman kamu tahu kalau itu keputusan yang aku ambil. Jadi tolong jangan bocorkan keberadaanku saat ini. Aku hanya ingin menempatkan lagi semuanya." Emma berkata dengan sedikit memohon."Kalian dengar sendiri, 'kan? Karin yang minta sama aku untuk menyem
Sudah satu minggu berlalu lagi semenjak Emma menghilang. Emma yang dirawat di rumah sakit telah kembali pulih dan memilih untuk ikut bersama Max, orang yang menyelamatkannya. Emma mengikuti Max karena dia masih kesal dengan Ethan dan ingin mencari bukti tentang kejahatan Pricilia. Emma mencoba merubah penampilannya lebih dewasa dari sebelumnya yang masih anak kuliahan.Max sendiri merasa sangat senang saat Emma menyetujui ikut bersama dirinya dan memutuskan untuk tinggal di sisinya sampai dia kembali ke tempatnya nanti. Emma tidak menceritakan asal usulnya dan bagaimana dia bisa sampai di hutan saat Max menemukannya. Emma hanya mencoba untuk mengikuti Max dan menjalankan rencananya nanti. Emma akan sedikit menghukum Ethan karena telah membohonginya dengan melakukan perjanjian kontrak bersama sang ayah untuk mendapatkan dirinya."Apa tidak ada yang mencari kamu?" tanya Max saat mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Max."Tidak ada, Max. Aku hanya hidup sendiri sekarang." Emma men
Ethan telah mengerahkan semua tim pencari dan polisi ke hutan di pinggiran kota. Hutan tersebut begitu sulit dijangkau karena pepohonannya yang lebat dan belum banyak jalan untuk masuk ke dalamnya. Ethan dengan cekatan terus masuk menelusuri dalamnya hutan yang diberitahukan oleh Pricilia. Dia sendiri juga memiliki firasat jika Emma ada di sana. Ethan terus mencari segala jejak di hutan tersebut."Apa Pricilia benar-benar menunjuk hutan ini, Bos?" tanya Raka sedikit ragu karena melihat keadaan hutan yang begitu rimbun pepohonan."Terlepas dari perkataan Pricilia, aku juga memiliki firasat tentang hutan ini, Raka." Ethan berbicara dengan mantap."Semoga saja kita akan menemukan titik terang dan kita segera menemukan Emma, Bos." Raka berharap denga tulus.Ethan dan Raka menelusuri hutan dengan mengerahkan semua anak buahnya. Ethan mencoba mencari di segala penjuru hutan tanpa meninggalkan sudut-sudut hutan. Seseorang dari anak buah Ethan menemukan penutup mata dan bekas ikatan tergeleta
Setelah mengalami kecelakaan dan pergi ke hutan dengan luka di sekujur tubuhnya, akhirnya Ethan tak sadarkan diri dan langsung dilarikan ke rumah sakit oleh sopir taksi yang membawanya. Raka segera menuju ke rumah sakit, setelah dia mendapat telepon dari pihak rumah sakit. Raka berterima kasih pada sang sopir taksi dan memberinya sejumlah uang sebagai imbalan telah menjaga Ethan.Raka melihat Ethan terbaring di atas ranjang rumah sakit dan merasa kasihan dengannya. Raka baru pernah melihat Ethan dalam keadaan seperti itu. Dia tahu Emma sangat berharga untuk Ethan, meskipun awal dari semuanya tidak baik. Raka berharap, Emma bisa cepat ditemukan dan Ethan akan kembali ceria.Di saat Ethan berada di rumah sakit karena kecelakaan, Emma juga dibawa ke rumah sakit oleh sekelompok orang yang menemukannya di hutan. Emma tidak sadarkan diri setelah ditemukan oleh Max dan teman-temannya. Max membawa Emma dan mengakuinya sebagai keluarganya. Dengan begitu, Emma bisa cepat ditangani oleh pihak ru
Sudah lebih dari satu minggu berlalu, tetapi Emma belum juga ditemukan. Ethan sudah mengerahkan semua yang dia miliki dan juga meminta bantuan polisi. Ethan menyisir semua tempat di Pulau Bali, tetapi Emma masih belum ditemukan. Pricilia yang sempat menghilang, telah ditemukan dan dia mengaku telah diculik bersama Emma. Namun, dia tidak tahu keberadaan Emma."Bagaimana hasil hari ini, Raka? Apa Pricilia sudah mengatakan apa yang terjadi?" Ethan bertanya dengan nada dingin.Ethan terkenal sebagai orang yang dingin dan kejam untuk orang yang bersalah padanya. Setelah Emma menghilang, Ethan semakin dingin dan terlihat menyeramkan. Sebelumnya, saat Emma datang ke kehidupannya, Ethan berubah menjadi orang yang lebih hangat. Sekarang Ethan kembali menjadi pribadi yang dingin dan semakin tertutup."Belum ada perkembangan apa pun, Bos. Emma seakan menghilang ditelan bumi. Pricil juga belum bicara apa pun. Dia tetap berkata jika dia tidak tahu keberadaan Emma." Raka menjelaskan situasi saat in
Emma tersadar dan dia merasakan sedang berada di dalam mobil. Matanya ditutup dengan kain sehingga dia tidak bisa melihat di mana dia akan dibawa. Emma mencoba menggerakkan tangannya yang diikat ke belakang tubuhnya. Di dalam hati Emma berdoa supaya tidak terjadi apa pun pada dirinya."Jangan sampai ada yang melihat kita," ucap salah seorang yang sedang membawa Emma."Tolong lepaskan saya. Saya tidak tahu kalian siapa, tapi jika kalian ingin uang, saya bisa memberikannya pada kalian." Emma mencoba menawarkan sebuah tawaran menarik pada orang-orang yang membawanya."Kita tidak butuh uang, Anda." Seorang dengan suara berat menjawab tawaran Emma."Kalau begitu lepaskan saja saya. Saya tidak akan menuntut kalian." Emma terus berusaha. Orang-orang di dalam mobil itu hanya tertawa mengejek.Sementara itu di tempat lain, Ethan sedang mencari keberadaan Emma dengan wajah kalut. Ethan tidak menyangka jika Emma pergi tanpa berpamitan karena ucapan dari Pricilia. Ethan menanyakan keberadaan Emma
Setelah Emma dan Ethan menandatangani surat perjanjian kontrak hubungan, Emma memilih tetap tinggal di apartemen Gianyar karena dia masih berkuliah. Ethan menyetujuinya dengan syarat. Setiap libur kuliah, Emma harus menginap di rumah Ethan di Denpasar. Emma menyetujui syarat itu hanya untuk membuat Ethan senang. Dia masih belum bisa mencerna, apa yang sedang terjadi pada dirinya."Apa kamu membutuhkan sesuatu, Sayang?" Ethan berbicara dengan lembut pada Emma. Saat ini Ethan sedang berada di apartemen milik Emma."Tidak, Kak, terima kasih. Sepertinya aku harus mencoba mencerna lagi apa yang terjadi padaku." Emma berkata sambil menatap wajah Ethan di sampingnya."Apa yang harus dicerna, Sayang? Bersiaplah, karena besok adalah pesta untuk mengenalkan kamu pada dunia." Ethan menggenggam erat tangan Emma. Ethan lalu mencium punggung tangan Emma dengan lembut."Apa tidak terlalu cepat, Kak? Aku sangat gugup," ucap Emma dengan sedikit rasa khawatir."Aku ingin secepatnya, Sayang. Aku tidak m
Emma mengikuti Ethan ke kompleks gedung apartemen yang terdapat di Gianyar. Ethan telah mempersiapkan tempat tinggal untuk Emma, sebuah apartemen sederhana yang bersih dan nyaman. Ethan tidak akan memberikan hal yang berlebihan karena Emma belum menjadi miliknya. Suatu saat, jika Emma sudah menjadi miliknya, Ethan akan memberikan apa pun untuk Emma."Maaf kalau apartemennya seperti ini," ucap Ethan berpura-pura merasa tidak enak hati."Tidak apa, Tuan. Terima kasih sudah membantu saya," ucap Emma pada Ethan."Kalau ada apa-apa hubungi aku segera. Ini kartu namaku." Ethan memberikan kartu namanya pada Emma."Kalau boleh, aku minta nomor telepon Kak Raka aja. Aku kenal sama Kak Ardian," ujar Emma sambil berharap."Tidak, kamu langsung hubungi aku aja. Raka, kamu keluar." Ethan memerintahkan Raka untuk keluar apartemen Emma terlebih dahulu. Dia tidak ingin Emma lebih memilih Raka daripada dirinya."Baiklah, aku akan menghubungi kamu karena kamu yang telah membantu aku." Emma akhirnya men