Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / ( S2 ) Bab 267. Perhatian Naya

Share

( S2 ) Bab 267. Perhatian Naya

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Nanti aja, kamu minum dulu obatnya," kata Naya.

Naya tetap tidak mau makan. Mana mungkin ia bisa makan dengan tenang saat sang suami sedang demam tinggi.

"Aku nggak mau minum obat sebelum kamu makan," ulang Gilang.

"Mas, aku nggak akan makan kalau kamu nggak mau minum obat!" Naya balik mengancam suaminya.

"Setelah aku minum obat, kamu harus makan ya." Akhirnya Gilang yang mengalah.

Naya mengangguk, lalu memberikan obat dan segelas air putih pada suaminya. Ia terus memerhatikan Gilang untuk memastikan kalau suaminya meminum obat.

"Kamu makanlah!" titah Gilang setelah minum obat. Ia memberikan gelas bekas minumnya pada Naya.

"Iya aku pasti makan, kamu tiduran ya biar aku kompres supaya demamnya cepat turun."

Naya mengambil gelas dari tangan suaminya, lalu menaruhnya di atas nampan. Kemudian mengambil handuk dan wadah berisi air hangat.

"Nay, aku udah minum obat, kamu makan dulu, biar aku yang mengo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 268. Kesempatan Kedua

    Lama menunggu Naya kembali, akhirnya Gilang memejamkan matanya karena ia sangat mengantuk setelah meminum obat.Naya baru kembali ke kamar setelah membuat teh hangat untuk suaminya. Namun, saat ia masuk ke dalam kamar Gilang sudah kembali tertidur.Ia menaruh teh hangat itu di atas nakas. Kemudian, menempelkan telapak tangannya di kening sang suami untuk memeriksa suhu tubuh laki-laki itu."Syukurlah demamnya udah bener-bener turun," gumam Naya sembari tersenyum. "Kamu sakit karena aku, Mas. Maafin aku ya."Naya mengecup kening suaminya, lalu naik ke tempat tidur. Rasa kenyang membuatnya sangat mengantuk.Naya memejamkan matanya setelah menyelimuti Gilang. Mereka tertidur pulas hingga mentari menampakkan rupanya.Gilang bangun lebih awal karena pagi-pagi ia akan meeting dengan investor baru di perusahaannya sedangkan Naya baru membuka matanya setelah Gilang sudah siap untuk berangkat ke kantor.Naya mengucek matanya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 269. Komplotan Buaya Mesum

    Naya mengambil ponselnya, lalu melakukan video call pada Lura."Ada apa, Nay, tumben pagi-pagi udah nelepon? Apa ada masalah dengan suami lo?" tanya Wanita yang masih berada di atas tempat tidur dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga dada."Berapa ronde lo semalam?" tanya Naya sambil tertawa."Astaga, gue pikir lo nelepon ada yang penting.""Hahaha ... gimana rasanya? Nano nano kan?" Naya tambah terbahak saat melihat dada bagian atas Lura terdapat banyak tanda merah. "Bener. Manis, asam, asin," jawab Lura tak kalah heboh. "Lo lihat badan gue penuh dengan tato." Lura sedikit menurunkan selimutnya menunjukkan stempel kepemilikan buaya mesum."Batik cap bibir buaya rawa," sahut Naya yang tak bisa menghentikan tawanya. "Eh ada laki lo nggak?" Naya khawatir Evans mendengar ucapannya."Dia lagi di kamar mandi," jawab Lura."Kenapa lo nggak mandi bareng? Enak Mi, mandi bareng suami. Nanti disabunin sambil dibela

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 270. Selamat Datang Mommy

    "Ini!" tunjuk Naya pada daerah sensitifnya sambil tersenyum."Sayang, maafkan aku ya. Aku nggak tahu kalau kamu masih perawan. Pasti kamu sangat kesakitan." Evans mengecup kening Lura. "Aku pakai baju dulu ya, nanti aku bantu ke kamar mandi."Evans segera berganti pakaian, kemudian ia membantu istrinya untuk membersihkan diri."Sayang, apa masih sakit?" tanya Evans setelah membantu Lura memakai bajunya.Wanita cantik itu menggeleng sambil tersenyum. "Cuma masih perih aja. Tapi, kalau dipake jalan sakit juga sih.""Ya udah kamu di sini aja, biar aku yang ambilkan sarapan untukmu." Evans membelai pipi Lura, lalu mengecup keningnya dengan lembut."Makasih ya, Dad." Lura tertawa sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan, hingga suaranya teredam."Sama-sama, Mommy cantik."Saat Evans membuka pintu kamar, kedua anaknya sedang duduk sambil bersandar pada dinding di pinggir pintu sambil menangkup kedua lututnya.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 271. Pacar Qenan

    Lura membelalakkan matanya mendengar ucapan Qenan. Lalu tersenyum pada anak laki-laki yang masih balita itu. "Iya, Sayang. Kamu doain aja, Mommy dan Daddy sehat-sehat terus.""Iya, Mom. Semoga Mommy dan Daddy sehat-sehat selalu sampai aku dan Qenan menikah nanti," kata Azam sambil tersenyum.Azam bertekad untuk menjadi pengusaha sukses seperti sang daddy. Ia tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah mengangkatnya sebagai anak. Ia berjanji tidak akan membuat sang mommy marah, apalagi menyakiti hatinya. Ia harus membalas kebaikan orang tua angkatnya dengan menjadi anak yang baik dan penurut."Ih Kakak, udah mikirin nikah aja, emangnya kamu udah punya pacar?" Lura menggoda anaknya yang sudah beranjak remaja.Azam menggeleng dengan cepat. "Belum, kok, Mom. Aku mau sekolah dulu, kalau urusan menikah, aku serahkan sama Mommy dan Daddy.""Ternyata anak Mommy udah gede ya, udah bisa mikirin masa depan juga." Lura mengacak-aca

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 272. Kecelakaan

    "Kalian mau ke mana?" tanya Evans pada kedua anaknya saat berpapasan di tangga."Kami mau sarapan dulu, Dad," jawab Azam.Evans melirik jam di tangannya. "Jam segini kalian belum sarapan?""Tadinya kami menunggu Mommy dan Daddy," jawab Azam."Ya sudah nanti Daddy temani kalian makan. Maafin Mommy dan Daddy ya sudah menelantarkan kalian."Evans jadi merasa bersalah karena mengabaikan kedua anaknya. "Nggak kok, Dad. Mommy dan Daddy pasti masih kelelahan," kata Azam."Kalian duluan aja, Daddy mau ngantar makanan untuk Mommy dulu.""Nanti Mommy sendiri dong?" tanya Qenan. "Daddy temani Mommy aja, kasihan kan lagi sakit.""Iya, Daddy temani Mommy aja," timpal Azam. "Kami nggak mau kalau Mommy merasa sendiri terus nggak betah tinggal di sini.""Mommy bisa makan sendiri," sahutnya. "Kalian duluan aja, Daddy mau antar makanan Mommy dulu.""Aku makan sama Adek aja, Daddy jangan tinggalin Mommy

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 273. Menantu Terbaik

    “Kecelakaan?” Naya terkulai lemas dan pingsan di lantai. Sementara di rumah kediaman Haris, Hanna langsung bergegas ke rumah Naya setelah mendapat kabar dari rumah sakit. Ia khawatir dengan wanita hamil itu karena suaminya berada satu mobil dengan Haris, terlebih lagi Naya dan Gilang sedang tidak akur.“Semoga saja pihak rumah sakit belum mengabari tentang kecelakaan ini pada Naya,” gumamnya saat berada di dalam mobil menuju rumah Naya. “Aku juga harus menelpon Mama.”Dengan linangan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya, Hanna berusaha kuat. Ia mengambil ponselnya untuk menelepon sang mama. Namun, ia mengurungkan niatnya saat teringat kalau sang nenek yang sudah sakit-sakitan berada di rumah mertuanya.“Kalau Nenek tahu gimana?” Hanna mengusap air matanya sambil berpikir dengan jernih supaya tidak salah langkah. “Kalau aku telepon Lura, kasihan dia pasti masih capek abis resepsi kemarin. Mending aku telepon

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 274. Jangan Panggil Nyonya

    “Sudah sampai Nyonya,” kata Bayu kepada Hanna.“Panggilan itu terdengar sangat tua untukku Bayu.” Hanna tertawa sambil mengusap air mata di pipinya. “Anda sekarang sudah menjadi Nyonya Haris.” Bayu juga ikut terkekeh. “Ya aku tahu itu, tapi sebenarnya aku nggak suka dipanggil Nyonya, lebih baik kamu panggil Nona aja.”“Anda menolak tua Nona,” canda Bayu sambil tertawa, ia berharap leluconnya bisa membuat sang nyonya tersenyum.“Kamu benar Bayu, aku bukannya nggak suka pangilan itu, tapi aku menolak tua.” Hanna tertawa sambil turun dari mobil. "Kamu tunggu di sini aja!"Hanna berjalan cepat menuju pintu utama lalu memencet bel rumah itu.“Selamat pagi Nyonya Haris,” sapa Bi Darmi kepada Hanna setelah pintu terbuka.“Pagi, Bi,” balas Hanna sambil tersenyum. “Naya di mana, Bi?”“Nona Naya ada di kamarnya, “ jawab Bi Darmi. “Nona sedang menyiapkan kejutan untuk Tuan Gilang.”“Kejutan?” tanya Naya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 275. Tidak Sadarkan Diri

    Hanna terkejut saat membuka pintu kamar, Naya sudah tergeletak di lantai."Naya ...!" Hanna dan Bi Darmi berlari menghampiri wanita hamil yang tidak sadarkan diri itu.“Ayo kita angkat, Bi.” Hanna memegangi kepala dan bahunya, sedangkan Bi Darmi memegangi pinggang dan kakinya. Mereka merebahkannya di atas tempat tidur.“Nay, bangun ….” Hanna merapikan rambut yang menghalangi wajah pucat temannya.“Saya ambilkan minyak kayu putih dulu, Nyonya.” “Sekalian buatin teh manis hangat ya, Bi.”“Berapa, Nyonya?”“Satu aja. Buat Naya kalau dia sadar.”“Baik, Nyonya.” Bi Darmi hendak melangkah, tapi Hanna memanggilnya lagi. “Ada apa, Nyonya.”“Jangan panggil saya Nyonya.” Hanna tersenyum sambil mengatupkan kedua tangannya.“Baik, Nona Hanna. Nona Naya juga nggak mau dipanggil Nyonya,” jawab Bi Darmi sambil tersenyum. “Kalau begitu saya permisi, Nyonya … eh maaf maksudnya Nona.”Setelah

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status