Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Bab 56. Kehilangan Jejak

Share

Bab 56. Kehilangan Jejak

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Meeting berjalan dengan lancar, Gilang Sebastian memang mewarisi darah sang ayah, sebagai pebisnis yang hebat. Tidak ada proyek yang gagal semenjak FaRiz Group berada di tangannya.

"Bos, besok sore kita berangkat ke Bandung. Lusa, pagi-pagi sekali kita ada meeting. Setelah itu kita lanjut meninjau proyek baru di sana," kata Haris sembari berjalan menuju ruangan sang CEO setelah selesai meeting.

"Kita akan berangkat pagi-pagi, kamu atur semuanya!" titah Gilang kepada asistennya, "Saya akan mengunjungi rumah nenek Marisa. Kebetulan beliau dan Bunda Anin ada di sana."

"Baik, Bos," sahut Haris dengan tegas.

Gilang menghentikan langkahnya, begitu pun dengan Haris. "Silakan kamu ke ruanganmu! Selesaikan semuanya sebelum kita berangkat!" titah sang bos ketika mereka berada di depan ruangan asisten CEO, ruang kerja Haris.

"Baik, Bos!" Haris menganggukkan kepalanya , lalu masuk ke dalam ruangannya setelah sang bos kembali melangkah pergi ke ruangan CEO.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Widya Nur Kartika Dewi
kok skrang babnya tmbah sdikit sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 57. Rumah Tua

    "Nona masuk ke rumah itu, Bos," kata Haris sembari menunjuk bangunan tua yang terlihat sudah usang.Rumah tua yang jendelanya ditambal oleh kardus dan banyak barang-barang bekas di sekitar bangunan itu."Apa kamu nggak salah lihat?" Gilang tidak percaya dengan ucapan asistennya karena bangunan tua yang ditunjuknya seperti rumah hantu."Saya melihatnya sendiri, Bos," jawab Haris dengan yakin.Gilang tidak mau masuk ke dalam bangunan tua yang terlihat seperti rumah hantu. Ia sudah membayangkan sendiri kalau di rumah itu banyak makhluk yang tak kasat mata."Coba kamu periksa sana! Saya tunggu di sini," titah Gilang pada laki-laki muda yang menggunakan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih."Baik, Bos!" Haris mengangguk pelan, lalu mengayunkan langkahnya menuju rumah tua itu.Laki-laki tampan itu berjalan dengan santai, lalu mengetuk pintu rumah yang tidak tertutup rapat itu sembari mengucapkan salam.Seorang anak la

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 58. Manusia Bunglon

    Mendengar suara yang sangat mereka kenali, Naya dan Haris bangun dari duduknya. Membalikkan badan menghadap laki-laki yang berdiri sambil bersandar pada tiang pintu. 'Aku kira cuma Mas Haris yang datang, tapi ternyata manusia bunglon itu juga ada di sini,' batin Naya. Ia pikir Haris sengaja mencarinya untuk kembali mengajak berkencan, tapi ternyata ia salah. Manusia bunglon yang menjadi calon suaminya juga ada. "Siapa yang pacaran?" elak Naya dengan tegas, "Aku sama Mas Haris baru juga duduk," jawabnya sembari mendelikkan matanya pada sang kekasih. "Terus kalian ngapain duduk berdua di dalam rumah kosong?" tanyanya sembari menarik satu sudut bibirnya ke atas, mencibir dua orang yang berdiri di hadapannya itu. "Tadinya mau ngobrol, tapi Mas Gilang muncul tiba-tiba. Pertanyaanku aja belum dijawab sama Mas Haris," jawab Naya dengan jujur. Sementara Haris hanya diam sembari menundukkan pandangannya. Ia tidak berani menyahut ucapan pa

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 59. Calon Suami Naya

    "Hai, Adik-adik semuanya. Perkenalkan nama saya Gilang. Saya ini calon suami kakak cantik ini." Gilang tersenyum sembari merangkul Naya yang berdiri di sampingnya.Sebelum anak-anak itu mengira kalau Haris pacar gadis Naya, ia sudah lebih dulu memperkenalkan dirinya sebagai kekasih gadis cantik itu."Kak Naya mau menikah?" tanya seorang anak perempuan yang kira-kira berusia dua belas tahun. Ia merupakan yang paling tua di antara sepuluh anak jalanan yang putus sekolah itu."Nggak, Sayang," jawab Naya, "Maksud Kakak nggak sekarang," ralat gadis cantik itu sembari berusaha melepas pelukan tangan sang kekasih.Namun, laki-laki itu tidak mau melepaskannya. "Kamu kenapa sih? Kamu ini 'kan calon istri saya," tanya Gilang dengan pelan seperti sedang berbisik."Contohkan yang baik kepada anak-anak!" balas Naya tidak kalah pelan.Gadis tomboy itu merasa tidak nyaman dengan perlakuan kekasih bohongannya. Ia tidak mau menjadi contoh yang tidak baik unt

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 60. Perubahan Sikap Naya

    Mobil mewah berwarna hitam milik keluarga Sebastian telah terparkir di depan rumah gadis tomboy itu."Terima kasih, Mas Haris," ucap Naya sebelum keluar dari mobil."Kenapa cuma berterima kasih kepada Haris?" tanya Gilang sembari melipat kedua tangannya di depan dada.Ucapan sang CEO muda itu menghentikan tangan Naya untuk membuka pintu mobil. Ia menoleh kepada laki-laki tampan itu."Maaf, Mas," ucap Naya yang merasa tidak enak hati dengan Gilang, "Terima kasih ya, Mas Gilang."Setelah mengucapkan kata itu ia segera keluar dari mobil, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah tanpa menoleh lagi ke belakang, walaupun mobil sang kekasih belum pergi."Ris, kamu selidiki kenapa Naya seperti itu? Tidak biasanya dia jadi pendiem gitu," perintah Gilang kepada sang asisten sembari terus memandang punggung sang kekasih yang sudah menghilang di balik pintu."Baik, Bos," sahut Haris dengan tegas, "Kita jalan sekarang, Bos?" tany

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 61. Terlalu Sering Berbohong

    "Saya percaya Bos," sahut Haris.Laki-laki tampan itu tidak mau berkomentar apa-apa lagi. Ia sudah merasa senang melihat perubahan pada sikap sang bos terhadap gadis cantik yang ia sukai."Saya nggak mau calon istri saya menderita," ucapnya, "Hmm ... maksud saya, pasti Mami nggak mau calon menantunya menderita," ralat Gilang dengan gugup.Entah kenapa ia tidak sadar mengucapkan hal itu. Ia tidak mencintai Naya, tapi ia juga tidak rela kalau gadis yang dijodohkan dengannya dekat dengan laki-laki lain."Iya, Bos," jawab Haris sembari tersenyum.Haris merasa sang bos sudah mulai perhatian kepada calon istrinya. Namun, laki-laki itu terlalu gengsi untuk mengakuinya."Kenapa kamu senyum-senyum? Fokus pada kemudimu!" titah Gilang pada sang asisten.Ia yakin kalau laki-laki yang sedang mengemudi itu mengira kalau dirinya sudah menyukai gadis tomboy itu."Baik, Bos," ucap Haris dengan tegas. Ia tidak memperlihatkan ekspresi wajahnya pa

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 62. Rasa Kecewa

    "Haris!" panggil Mami Tyas kepada laki-laki yang baru saja memasuki rumah mewah itu.Mami Tyas memanggil Haris untuk mengintrogasi asisten sang anak. Terlalu sering dibohongi oleh anak semata wayangnya membuat wanita paruh baya itu tidak mudah untuk memercayai setiap ucapan sang putra."Iya, Nyonya," sahut Haris. Kemudian, ia berjalan menghampiri sang majikan.Kini dua laki-laki tampan pemikat hati para wanita itu berdiri di hadapan Mami Tyas."Kalian dari mana jam segini baru pulang?" tanya sang mami kepada asisten baru putranya sembari menyilangkan tangan di bawah dada."Maaf, Nyonya," jawab Haris dengan sopan, "Tadi kami mengikuti Nona Naya sampai di rumah singgah tempat Nona mengajar anak-anak jalanan, setelah itu mengantar Nona pulang," jelas Haris dengan sopan."Apa kamu nggak lagi sekongkol dengan Bos kamu?" Mami Tyas memicingkan matanya. Ia mengira kalau anaknya sudah mengancam asisten barunya itu."Tidak, Nyonya," jawab

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 63. Dia Butuh Dukungan Kita

    Papi Rizky datang menghampiri sang istri yang sedang berbicara dengan Haris. “Ris, kamu makan malam dulu sana!” titah Papi Rizky pada anak dari orang kepercayaannya.“Baik, Tuan,” sahut Haris dengan sopan, “Saya permisi, Tuan, Nyonya.” Haris membungkukkan badannya sebelum pergi dari hadapan sang tuan.Laki-laki muda itu pergi ke kamarnya yang ada di lantai bawah untuk membersihkan tubuhnya terlebih dulu sebelum makan malam.“Ayo kita bicara di kamar!” ajak Papi Rizky kepada istrinya.“Mau bicara apa di kamar? Pasti mau minta jatah,” cibir Mami Tyas sembari mencebikkan bibirnya.Wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dan seksi itu berjalan lebih dulu meninggalkan suaminya.“Tahu aja yang Papi mau.” balas Papi Rizky sambil tertawa pelan. Lalu, menyusul sang istri yang sudah menapaki tangga menuju lantai dua.Setelah sampai di kamarnya, Papi Rizky mengaj

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 64. Demi Mami

    TOK TOK TOK“Gilang! Mami masuk ya?” Teriak wanita paruh baya yang membawa makanan untuk anak semata wayangnya.“Iya, Mi,” sahut laki-laki tampan yang sedang duduk di sofa berwarna abu-abu yang ada di dalam kamarnya.Gilang sedang melihat-lihat model rumah besar dengan banyak kamar. Ia segera menaruh ponselnya saat sang Mami masuk ke dalam karena tidak mau rencananya diketahui sang mami.“Ada apa, Mi?” tanya Gilang pura-pura tidak tahu maksud sang mami menemuinya.“Kamu belum makan ‘kan?” tanya sang mami sembari melengkungkan sudut bibirnya, membentuk senyuman indah yang menyejukkan hati seorang Gilang. “Mami bawa makanan untukmu.” Wanita yang masih terlihat awet muda di usianya yang sudah tidak muda lagi itu menghampiri anaknya. Lalu, duduk di samping sang anak.‘Senang rasanya melihat Mami tersenyum seperti itu,’ batin laki-laki yang usianya sudah menginjak dua p

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status