“Bakal jadi berita heboh ini kalo orang-orang pada tahu identitasnya Pak Elvan!” seru Prisya lagi. Diva yang tahu jelas kejadian itu mulai merasa gelisah. Dia tahu persis ke arah mana ucapan Prisya. Sudah pasti ini menyangkut reputasi Elvan dan juga perusahaannya. Diva tak bisa berpikir panjang lagi, benar seperti yang dikatakan Prisya semua akan menjadi urusan yang panjang. Seorang CEO adalah cerminan dari perusahaannya, kan? Kalau sampai orang tahu identitas Elvan …. “Danish sayang, sama nenek dulu, ya. Bu, Diva ke sebelah bentar ya.” Diva menyerahkan Danish pada Indah dengan tenang dan tersenyum, kemudian dia berjalan agak cepat ke kamar sebelah, walaupun dia terlihat tenang, jelas dia adalah orang paling khawatir saat ini. Sampai di kamarnya, Diva langsung meraih handphone yang ada di atas nakas dan segera keluar dari kamar. Jantungnya benar-benar berdetak cepat kali ini, bukan karena perasaan bahagia seperti sebelumnya, melainkan sebuah perasaan cemas dan khawatir yang bergulu
“Kakak, apa tadi itu Kak Diva? Dia sudah tahu?” tanya Alisha pada Elvan. Pria itu hanya mengangguk. Wajah Elvan masih datar, tanpa memperlihatkan ekspresi apapun. “Ini minum dulu, biar bisa berpikir jernih dan ini camilan favoritmu.” Alisha meletakkan coklat milkshake dan kacang almond di atas meja. Saat ini Elvan berada di unit apartemen milik Alisha, salah satu kamar Alisha dulu sering dia gunakan untuk keperluannya. Namun, tempat ini sudah lama tidak dia kunjungi karena kesibukannya sebagai seorang CEO L Tekno menguras waktunya. “Aku yakin, ini pasti perbuatan si Anggala itu. Dia sengaja ingin menghancurkan Kakak.” Alisha berkata pada Elvan sembari duduk di tepi ranjang memperhatikan Elvan. Elvan hanya diam, dia sibuk di depan komputernya. “Tapi apa kakak tahu, aku sangat suka kakak memukulnya seperti itu, maksudku kenapa tidak sekalian sampai sekarat saja. Buat hidupnya menjadi hidup segan mati tak mau. Itu pasti akan menyiksanya.” Alisha berkata sembari terkekeh. Ketika Al
Beberapa jam sebelumnya, Anggala yang babak belur itu dibawa oleh Mario dan dua temannya ke ruangan pribadinya. Pria itu mengalami lebam yang cukup banyak di bagian wajahnya.“Ang, kusarankan jangan berulah lagi.” Mario menasehati temannya ini sembari membantunya mengoleskan obat luka di beberapa tempat di wajahnya.“Alah kamu terlalu penakut! Jadi laki-laki pengecut sekali. Aku tidak takut apapun. Dia sudah berani-beraninya mengacaukan acaraku hanya untuk membela wanita itu?! Yang benar saja!” Anggala menampakkan kekesalannya pada Elvan.“Aku juga tidak menyangka dia bisa sampai segila itu memukulmu Ang! Kupikir dia tidak akan berani sampai sejauh itu. Apa dia tidak berpikir panjang kalau kita bisa saja mengadukannya ke polisi untuk–”“Kamu benar Fred! Ide yang bagus sekali, aku harus melakukan visum dengan cepat dan melaporkan bocah sialan itu segera.” Anggala berkata dengan semangat.Mario langsung menjawab dengan cepat. “Tapi Ang, kalau kamu benar-benar mengadukannya itu akan meny
“Kak Diva! Kakak ngapain di luar lama-lama?” Suara Prisya mengejutkan Diva yang masih berdiri dengan pikiran yang sangat banyak dan bercabang.“Ah! Kamu mengejutkan saja.” Diva berkata datar sembari menetralisir riak wajahnya agar tidak terbaca oleh Prisya.Diva segera masuk ke kamar, di sana dia melihat orang tuanya sedang bersama Danish di atas tempat tidurnya.“Kalian sudah makan malam?” tanya Diva.“Ya belumlah, Kak, ini kita baru rencanain mau makan di mana.” Prisya berkata dengan semangat.Anggota keluarganya memang sepertinya tidak ada yang terpengaruh dengan video tadi.“Kita makan di restoran bawah saja, apa mau?” tanya Diva.Prisya yang mendengarnya langsung berbinar-binar.“Serius Kak?” tanya Prisya. Diva mengangguk.“Restoran yang kemarin malam itu ya?” tanya Lukman.Prisya mengangguk cepat, “Iya Yah yang semalam.” “Apa gak terlalu boros.” Kali ini Indah mengeluarkan statementnya.“Gak apa-apa Bu, sekali-sekali. Udah lama juga Diva gak ajak pergi makan, kan?” Diva berkata
“Kakak kenapa? Ini minum dulu.” Prisya dengan cepat memberikan minum pada Diva.“Tidak apa-apa.” Diva menjawab sesaat setelahnya.“Sudah kita tidak perlu membahas tentang si Anggala itu lagi. Biar itu menjadi urusannya saja, kita tidak perlu memikirkan hal itu.” Lukman berkata dengan nada bijak.‘Andai saja mereka tahu, semua ini berhubungan dengan keluarga kita.’ teriak Diva dalam hati. Akan tetapi dia tidak mungkin bisa mengatakan hal itu pada mereka sekarang.Mereka melanjutkan acara makan malam bersama itu dengan saling berbagi cerita tanpa mengungkit masalah Anggala lagi.Sesampainya di kamar ini, Diva membuka handphonenya dan mencari perkembangan berita tentang video itu. ternyata keadaan semakin memanas. Dukungan Anggala makin deras mengalir, bahkan rekaman video cctv di restoran Anggala sudah turut mencuat ke publik. Banyak komentar jahat yang menuding Elvan, mereka mengatakan kalau Elvan adalah monster gila yang membuat wajah tampan chef kesayangan mereka menjadi sangat buru
Tak menyangka akan menjadi seperti ini Diva segera menghubungi Elvan. Tanpa menunggu lama telpon itu tersambung. “Maaf, semalam aku lupa memberitahumu kalau aku akan mematikan kedua nomerku sementara. Apa kamu sudah melihatnya, hehm?” Elvan berkata lebih dulu saat menerima panggilan Diva. “Aku … aku tidak menyangka malah jadi seperti ini. Van, apa kamu yang mengerjakannya sendiri semalaman ini?” tanya Diva dengan debaran jantung yang cukup kuat karena perasaan yang campur aduk. “Sendiri? Aku tidak sendiri, tapi bersama dengan tim.” Ucapan Elvan ini membuat Diva kagum dengan kejujuran Elvan. Bagaimana tidak, kalau dia mau, bisa saja Elvan mengatakan Dia mengerjakannya sendiri, kan? Bukankah itu bisa lebih menarik perhatian Diva dan terkesan sebagai sosok pahlawan sejati dalam serial super hero?“Tapi Van … apa ini tidak berlebihan ya?” Diva berkata dengan sedikit tercekat. “Berlebihan? Apa menurutmu itu sudah berlebihan?” Elvan bertanya dengan nada datar. Diva menarik napas dalam.
Darmawan sangat terkejut dengan berita viral yang menyangkut anaknya. Dia sangat geram saat seseorang menghubungi dan memberikan link video padanya. Tangannya terkepal kuat menyaksikan tindakan tidak bermoral anaknya. “Dasar anak tak tahu diuntung!” geramnya. Dia lalu menghubungi beberapa anak buahnya untuk mencari dimana keberadaan anak itu sekarang. Setelah menunggu beberapa saat, Darmawan mendapatkan panggilan masuk. “Saya sudah menemukan lokasi Tuan Anggala, Tuan Besar.” “Baiklah, kita pergi ke sana sekarang!” Darmawan berkata dengan nada yang lebih tinggi dari biasanya. Darmawan mendatangi Anggala ke tempat yang dimaksud. Anggala selama ini tidak pernah pulang ke rumah, dia memilih untuk tinggal di rumahnya sendiri, namun belakangan terkadang dia tidak juga kembali ke rumahnya, melainkan ke beberapa aset pribadi miliknya yang bahkan Darmawan tidak tahu apa saja yang dipunyai oleh anaknya tersebut. “Tunggu sebentar Tuan, karena posisinya masih dalam keadaan live, Anda lebi
Diva datang lebih cepat ke kantornya hari ini, selain hotelnya punya jarak yang cukup dekat, dia hanya ingin melihat video kehancuran Anggala dengan lebih leluasa.“Pagi Diva! Sepertinya pagi ini kamu cerah banget. Apa ada hal yang menyenangkan?” Winda menegurnya.Diva hanya tersenyum menanggapinya.“Kamu sedang liat apaan?” Winda mendekati Diva, dia penasaran dengan wajah Diva yang serius memperhatikan layar ponselnya tadi.“Ini ….”“Oh, itu chef Ang ya?” tanya Winda lagi.Diva mengangguk, karena Winda sudah melihatnya, tidak mungkin dia bohong. Lagipula video ini sudah sangat-sangat membuat banyak pihak terkejut dan membuat heboh jagat maya.“Ih, aku gak nyangka banget ternyata dia benar-benar seorang maniak. Ternyata korbannya banyak! Gila, selama ini ternyata mereka lebih memilih bungkam karena katanya keluarga Chef Ang ini orang yang cukup kuat. Kabarnya orang tuanya adalah pejabat.” Winda memulai menceritakan gosip panas ini.Diva hanya menganggukkan kepalanya saja, dia tidak be