Chandra langsung pergi ke Klinik Mortal setelah urusannya di Dynasty selesai. Akan tetapi dia tidak mencari Nova karena dia tahu Yansen tidak akan berani mendekati Nova lagi. Tak lama Nova pun menghubungi Chandra dan memintanya untuk segera pulang.Sementara itu, Arya yang tadi mendapat panggilan dari Chandra langsung mengamuk. Dia ini adalah pemimpin dari Lima Jenderal di Rivera, bukan pembantunya Arya!“Cepat kirim pasukan ke Dyasty, dan juga selidiki asal-usul tempat itu, termasuk siapa bosnya!” seru Arya.Ratusan mobil militer segera dikerahkan dalam waktu yang sangat singkat, termasuk sistem komunikasi yang biasa Arya gunakan untuk mendapatkan informasi dari penyelidikan anak buahnya. Bagas adalah salah satu orang yang cukup terkenal, dan dia telah melakukan banyak perbuatan kotor, jadi tidak sulit bagi Arya untuk mengorek informasi tentangnya.Tak sampai sepuluh menit kemudian, semua informasi mengenai Dynasty sudah tersajikan di depan mata Arya.“Segel tempat itu dan tangkap sem
Seorang pria paruh baya berpakaian jas lengkap dengan dasi berdiri di pintu masuk Dynasty dengan kepala yang sudah bercucuran keringat. Pria itu adalah Tendi, pemimpin Sunaryo Group. Dia bergegas datang kemari begitu menerima telepon dari anaknya yang meminta tolong. Dia ketakutan setelah melihat apa yang terjadi di Dynasty.“Kamu, masuk,” kata prajurit itu kepada Tendi.“I-iya.”Jantung Tendi mulai berdebar kencang begitu dia masuk ke dalam Dynasty yang telah dipenuhi oleh tentara yang sedang sibuk menggotong mereka yang terluka. Betapa syoknya Tendi ketika melihat Yansen sudah terluka parah di basemen, serta melihat Abdul yang juga saat itu masih berada di sana.“Pa, huhuhu, cepat bawa aku pergi dari sini,” ujar Yansen.Namun bukannya menolong, Tendi justru malah memukuli anaknya sambil memaki, “Dasar anak sial*n, ngapain kamu di sini?”“Cukup! Jangan bikin malu diri kalian sendiri di sini. Cepat bawa dia pergi, dan bawa juga anak ini pulang ke rumahnya keluarga Kurniawan,” kata Abdu
Pihak militer segera menyegel Dynasty dan menahan banyak orang yang diduga terkait dengan apa yang terjadi di sana, dan hal ini jelas menimbulkan kehebohan yang luar biasa di Rivera.“Padahal Arya baru menjabat, tapi dia sudah langsung menghabisi Bagas.”“Katanya dari dulu Bagas memang sudah sering ngerjain bisnis kotor kayak begini. Mau bertobat pun pun, sudah banyak nyawa yang hilang sama dia.”“Hahaha, senang banget rasanya. Akhirnya si Bagas itu jatuh juga. Kalaupun belum mati, dia pasti bakal habisin sisa hidupnya di penjara.”Setiap keluarga yang cukup berkuasa di Rivera berbondong-bondong menasihati anggotanya untuk tidak menyinggung Arya supaya tidak berakhir seperti Bagas.Sementara itu di kediaman keluarga Kurniawan, mereka semua sedang berkumpul di sofa ruang tamu. Tidak ada satu pun dari mereka yang buka suara, membuat suasana di sana jadi terasa canggung. Nova yang terduduk lesu di sofa terlihat seperti telah kehilangan semua semangatnya. Wajanya dihiasi oleh bekas tangis
“Ah, nggak perlu sampai segitunya.Panggil aku Om saja cukup.”“Pak Tendi, anakku sebentar lagi mau cerai sama Chandra dan bisa menikah sama Yansen. Chandra dan Nova memang sudah bikin akta pernikahan, tapi Nova masih perawan, jadi keluarga Sunaryo juga nggak perlu merasa malu kalau Yansen menikah sama Nova.”“Nggak, nggak bisa. Bu Yani, Nova dan Chandra itu pasangan yang sempurna. Anakku yang nggak bisa diandalkan mana pantas untuk Nova. Sudah, cukup sampai di sini saja, kita nggak perlu ungkit topik ini lagi!”“Apa Pak Tendi nggak suka sama Nova karena dia sudah menikah?” tanya Yani.“Bukan begitu, sama sekali bukan. Hubungan Nova dan Chandra masih baik-baik saja. Mereka masih saling sayang satu sama lain, jadi aku nggak mau merusak hubungan mereka!”Mana mungkin Tendi berani merusak pernikahan Chandra dengan Nova setelah mengetahui siapa Chandra yang sebenarnya? Kalau sampai hubungan mereka berdua retak, bisa-bisa keluarga Sunaryo hanya tinggal kenangan!Yang bisa Tendi lakukan saat
Chandra pergi ke Klinik Mortal setelah urusannya di Dynasty selesai, tapi Paul tidak ada di sana karena dia sudah pergi terlebih dahulu. Chandra langsung menutup pintu klinik rapat-rapat dan tidur di sana karena beberapa hari terakhir dia sedang kurang tidur. Maka dari itu selagi ada kesempatan, dia ingin memanfaatkan waktu untuk mengistirahatkan diri. Namun baru tertidur sebentar, tiba-tiba ponselnya berdering.Raut wajah Chandra langsung dihiasi dengan senyuman ketika melihat yang menghubunginya itu adalah Nova. Di pembicaraannya itu Chandra mendengar Nova sedang menangis bahagia, dan Chandra ikut senang mendengarnya.“Sekarang aku lagi ada di kliniknya Paul, sebentar lagi aku ke sana.”Chandra bisa menebak pasti keluarga Sunaryo telah mengantar Hendro pulang. Bagas sudah mati, dan keluarga Sunaryo juga tentu tidak bodoh. Mana mungkin mereka masih berani menyusahkan hidup Nova dengan memaksa dia untuk cerai? Kecuali jika mereka memang ingin mati.Chandra pun meregangkan tubuhnya dan
Yura merasa sangat iri kepada Nova. Memangnya sebaik apa karma Nova sampai dia bisa mendapatkan perlindungan dari Chandra?Chandra menaiki motor listriknya menuju kediaman keluarga Kurniawan melewati gang kecil, tapi tiba-tiba ada satu mobil jeep yang menghalangi jalan, dan Chandra melihat Arya turun dari mobil itu.Sambil menawarkan sebatang rokok kepada Chandra, Arya pun bertanya, “Naik, kita ngobrol sebentar, yuk?”“Nggak ada hal penting yang perlu diomongin. Langsung saja kita omongin di sini kalau kamu punya masalah. Istriku lagi nunggu aku pulang.”“Apa mau kamu sebenarnya?” tanya Arya datar.Padahal belum lama Arya datang ke kota ini, tapi dia sudah dua kali diminta tolong membereskan kekacauan yang Chandra perbuat. Arya adalah pemimpin dari Lima Jenderal sekaligus penguasa di Perbatasan Barat, bukan anak buahnya Chandra, tapi Chandra sudah berkali-kali menyuruh-nyuruhnya.“Nggak ada apa-apa,” jawab Chandra.“Kemarin Ariel Group, sekarang Dynasty. Chandra, aku tahu kekuatan kamu
Kemunculan Arya sama sekali tidak memengaruhi suasana hati Chandra yang bahagia karena Nova menyuruhnya untuk pulang. Tak lama Chandra pun akhirnya tiba di kediaman keluarga Kurniawan. Nova menangis ketika akhirnya bisa bertemu dengan Chandra dan langsung masuk ke dalam pelukannya.“Sudah, jangan nangis. Kalau nangis terus nanti muka kamu cemong jadinya,” kata Chandra sambil menepuk bahu Nova.Nova pun tidak lagi menangis dan membawa Chandra masuk ke dalam, tapi orang-orang yang ada di dalam tidak menyambut Chandra dengan wajah yang gembira.“Pa, Ma,” sapa Chandra.Yani hanya mengangguk kecil menanggapi sapaan Chandra dan berkata padanya, “Chandra, kamu jangan salahin kami, ya. Kami juga terpaksa.”“Mama tenang saja, aku nggak nyalahin kalian. Ini semua salah aku yang nggak berguna dan nggak bisa kasih solusi.”Memang tidak ada yang siapa pun yang Chandra salahkan, apalagi Nova. Chandra bisa menerima apa pun yang Nova lakukan, karena itu adalah bentuk balas budi Chandra kepadanya. Sete
“Nov, kamu mau pergi?” tanya Chandra.“Iya, kenapa nggak,” jawab Nova.Saat itu Nova masih menjadi bahan olokan teman-teman sekelasnya, membuat Nova kehilangan rasa percaya diri dan memandang rendah dirinya sendiri. Namun, sekarang kecantikannya sudah pulih dan rasa percaya dirinya tentu meningkat jauh.“Oke. Berhubung ini acara besar dan baju yang ada di lemari kamu terlalu sederhana, gimana kalau kita beli baju baru. Lagian kamu juga nggak ada perhiasan apa-apa.”“Nggak usah, siapa bilang terlalu sederhana, aku rasa lumayan bagus, kok.”Beli baju baru? Uangnya dari mana? Namun Chandra bisa menebak apa yang ada di pikiran Nova, dan dia pun berkata, “Ayo, aku masih punya uang, kok. Kartu debitku ada di kamu, ‘kan? Uang yang ada di situ hasil tabunganku selama sepuluh tahun.”“Sudahlah, nggak perlu,” kata Nova. Nova bukanlah orang yang boros dan suka membeli barang-barang mewah.“Pergi saja, Nova. Ini kan acara penting, ulang tahun presiden direktur, lho. Sekalian saja pergi beli hadiah
Chandra tidak tahu apa itu 3000 Teknik. Namun, karena Sasa ingin melihatnya, biar saja dia melihat.“Mau lihat ya lihat saja,” kata Chandra dengan acuh tak acuh.Bibir Roh Penunggu berkedut ketika mendengar jawaban Chandra. Dia pun berkata, “Chandra, kamu benar-benar nggak tahu sehebat apa 3000 Teknik, atau kamu pura-pura nggak tahu? Kamu tahu nggak seberapa besar usaha yang dilakukan Kaisar Ceptra untuk dapatkan Kitab 3000 Teknik itu?”“Lihat sebentar nggak masalah, kan,” kata Chandra dengan acuh tak acuh.“Chandra, aku sayang banget sama kamu.”Sasa tersenyum, lalu dia berbalik dan pergi. Chandra sama sekali tidak merasa keberatan. Toh, setelah dilihat Sasa, Chandra juga tidak akan kehilangan apa pun.Karena Chandra sudah berkata seperti itu, Roh Penunggu juga tidak berkata apa-apa lagi. Dia langsung pergi.Chandra tinggal di Istana Abadi selama sehari. Keesokan paginya, dia meninggalkan Istana Abadi dan berjalan keluar dari hutan, menuju Kota Doha. Saat dia tiba di gerbang kota, dia
Sekarang yang paling dikhawatirkan Chandra adalah Nova. Jika dia tahu hal ini akan terjadi, Chandra seharusnya bawa Wni ke Istana Abadi dan membiarkan Nova terus berlatih di dalam istana.“Aku yakin Nova dan Weni akan baik-baik saja,” kata Chandra dengan khawatir.Karena sebelum Chandra diadili, Bareza berjanji pada Chandra akan melindungi Nova dengan baik. Selain itu, ada Koko di bumi. Koko berasal dari Kaum Iblis, punya latar belakang yang besar. Hubungan Chandra dan Koko termasuk cukup baik. Koko tidak akan duduk diam saja. Setelah memikirkan hal-hal ini, Chandra spontan menarik napas dalam-dalam.“Oh ya.” Chandra mengalihkan topik pembicaraan. “Kamu sedang di alam yang mana?”Paul berkata dengan raut wajah bangga, “Selama ini, aku terus berlatih di Rumah Waktu. Sekarang aku sudah masuk ke tingkat delapan Kekuatan Magis Alam Mahasakti. Sebentar lagi aku akan masuk ke Alam Trasenden.”“Hmm,” gumam Chandra sambil mengangguk.Dengan adanya Rumah Waktu, kekuatan Paul dan yang lainnya ak
Tubuh fisik Chandra telah mencapai tahap pertama Alam Kesucian, tapi tingkatannya sendiri belum meningkat. Chandra sekarang baru tingkat kelima Alam Trasenden, dia bahkan belum masuk ke tingkat keenam.Setelah bertarung dengan binatang buas, Chandra menguji kekuatannya sendiri. Dia mempercepat langkahnya dan bergegas pergi ke Kota Doha. Selama tiga hari berikutnya, Chandra menghabiskan waktunya di jalan.Tiga hari kemudian, Chandra akhirnya tiba di Kota Doha. Setelah keluar dari sebuah pegunungan, dia melihat sebuah kota megah. Kota itu adalah sebuah kota kuno yang sudah berusia ribuan tahun. Tembok kotanya sendiri tingginya beberapa ratus meter. Tembok kota itu terbuat dari batu bata berwarna abu. Ada banyak penjaga yang mengenakan baju zirah dan memegang pedang panjang ditempatkan di luar tembok kota.Di gerbang kota, ada dua kata yang diukir dengan huruf kuno ukuran besar, Kota Doha. Chandra muncul di jalan kuno di luar kota. Dia melihat kota yang megah itu dan bergumam, “Ini pasti
Namun, Chandra dalam kondisi terluka. Sebelumnya dia bahkan tidak bisa menggerakkan kepalanya. Jadi dia belum pernah melihat seperti apa rupa orang yang telah menyelamatkannya.“Siapa nama nonamu itu? Dia bilang dia akan pergi. Kalau boleh tahu, dia pergi kemana?”“Namanya Luna. Non Luna pergi ke kota di pusat Doha. Karena di Dayan sedang rekrut murid. Dia ingin masuk ke Dayan,” kata perempuan itu.Chandra terdiam sejenak setelah mendengar hal itu. Dayan, tempat apa itu? Chandra belum pernah mendengar nama tempat itu.“Dayan itu tempat apa?” tanya Chandra.Perempuan itu tersenyum dan berkata, “Kamu bukan prajurit, ya? Sampai Dayan pun kamu nggak tahu.”Chandra yang berbaring di tempat tidur tersenyum tipis tanpa berkata apa-apa. Perempuan itu pun menjelaskan, “Di Alam Primordial, ada beberapa pasukan besar, biasa disebut Sudaku.”“Sudaku? Apa maksudnya?” tanya Chandra yang bingung.“Su, Sekte Sutan. Da, Sekte Dayan. Ku, keluarga kuno.”Setelah mendengar penjelasan singkat tersebut, Cha
Di Kota Kunsu, Luna dikenal sebagai perempuan tercantik, juga orang yang paling baik hati. Dia tidak pemarah, baik kepada semua orang. Sama pengemis di jalan pun, dia tidak akan merasa risih. Luna menyelamatkan Chandra semata-mata karena dia tidak ingin orang mati di pegunungan.“Aku nggak tahu kamu siapa, juga nggak tahu dari mana kamu berasal. Sekarang aku nggak bisa urus kamu lagi. Sebelum pergi, aku akan atur semuanya dengan baik.”Luna telah membangun sebuah tempat penampungan di Kota Kunsu. Dia telah menyelamatkan banyak orang selama bertahun-tahun. Banyak dari orang yang dia selamatkan ditempatkan di tempat penampungan tersebut.“Kamu yang menyelamatkan aku?”Tepat ketika Luna bicara pada dirinya sendiri, Chandra tiba-tiba bicara.“....”Begitu Chandra bicara, Luna terkejut. “Ka-kamu bisa bicara?” tanya Luna.“Tentu saja,” jawab Chandra. “Hanya saja aku terluka parah, jadi mau ngomong pun nggak bisa. Oh ya, tempat apa ini?”Selama satu bulan ini, Chandra kadang sadar, kadang tid
Pada saat ini, Jumin berdiri dan berkata sambil tersenyum, “Pak Rifki, Luna belum ada rencana mau menikah. Bagaimana kalau urusan ini ditunda dulu? Tunggu Luna sudah ada rencana, kita baru bahas lagi.”Keluarga Jordan adalah pemimpin tiga keluarga besar di Kota Kunsu. Keluarga Yahya tidak berani sembarang menyinggung mereka.“Luna, aku nggak akan menikahi siapa pun selain kamu. Kamu sudah ditakdirkan untuk jadi milikku.” Kai menatap Luna dengan ekspresi serakah di wajahnya. “Kamu pasti setuju. Nggak lama lagi, kamu akan datang ke rumah kami dan mohon padaku untuk nikahi kamu.”Usai berkata, Kai mengibas lengan bajunya dan pergi. Tetua keluarga Jordan yang bernama Rifki itu menatap Jumin dengan dingin, lalu mendengus sinis. “Nggak tahu diri,” ujarnya dengan ketus.Kemudian, Rifki juga pergi. Setelah keduanya pergi, Jumin menghela napas tak berdaya. “Luna, seharusnya kamu jangan tolak. Kamu sendiri juga tahu bagaimana situasi keluarga kita sekarang. Keluarga Jordan sangat kuat dan berkua
Chandra telah disambar petir selama lebih dari setengah bulan. Tubuhnya sudah kelelahan, jiwanya pun telah rusak parah. Meskipun dia telah memulihkan diri selama sebulan, luka di tubuhnya masih belum pulih juga.Saat ini, Chandra baru saja sadar, tidak lagi dalam kondisi koma. Walau lukanya belum sembuh, Energi Iblis di dalam tubuhnya perlahan-lahan memulih. Jika kondisi ini terus berlanjut, tubuh Chandra akan pulih dengan sangat cepat.Chandra sedang berbaring di tempat tidur dan beristirahat. Pada saat ini, di luar pintu kamar Chandra.“Ada apa? Apa yang terjadi?”Seorang perempuan cantik bergaun putih menatap pelayan yang berlari menghampirinya. Dia pun memarahi pelayan itu, “Bikin heboh saja. Nggak punya sopan santun.”“No-Non, keluarga Jordan datang ke sini untuk melamar.”Setelah mendengar hal itu, perempuan itu seketika mengerutkan kening. Tempat ini adalah Alam Primordial, tempat yang menduduki peringkat pertama di 3000 dunia tersegel. Perempuan itu bernama Luna Yahya. Dia adal
Suara Chandra menggema ke seluruh penjuru. Tubuhnya masuk ke dalam segel dan menghilang dari Gunung Bushu. “Kurang ajar!”Akram mengumpat dengan penuh amarah seraya berkata, “Siapa yang berani membantu pemuda itu?”Peristiwa ini disiarkan secara langsung di seluruh dunia. Nova yang menyaksikan siaran itu sejak awal langsung merasa lega ketika melihat Chandra melarikan diri. Chandra sempat meneriakkan beberapa patah kata sebelum menghilang setelah itu dia langsung tidak sadarkan diri. Tubuhnya berhasil masuk ke dalam celah segel dan tidak tahu ke dunia mana tubuhnya akan pergi. Setelah beberapa waktu berlalu, Chandra akhirnya tersadar. Dia merasa tubuhnya sangat lemah. Bahkan tubuhnya terasa sakit ketika dia sedikit menggerakkan tubuhnya untuk berbalik. Kemudian dia menyadari ada tirai putih di atas kepalanya. “Aku masih hidup? Di mana aku berada sekarang?” tanyanya bingung. “Tuan, apa kamu sudah siuman?”Tiba-tiba saja sebuah suara terdengar. Chandra ingin segera berbalik untuk me
Chandra terus disambar petir selama belasan hari yang mengakibatkan energi iblis di dalam dirinya habis. Namun, tubuhnya tetap saja utuh dan tidak lenyap setelah mendapatkan serangan petir bertubi-tubi karena dia memiliki tubuh yang luar biasa. Jiwanya juga sudah rusak parah. Namun, dia bisa melindungi jiwanya agar tidak menghilang dengan kekuatan tubuhnya. Dia pasti sudah tewas sejak lama kalau saja dia tidak memiliki tubuh ini. Di aula utama. Akram terus memperhatikan keadaan Chandra. Hal terpenting baginya sekarang adalah Chandra segera tewas agar dirinya bisa menggunakan harta tak terhingga guna memenjarakan jiwa dan mengambil tubuh Chandra. “Ck, ck, tubuh pemuda ini sungguh kuat. Prajurit lain pastinya sudah lama tewas kalau berada di posisinya saat ini,” ujar Akram terkejut dengan tubuh Chandra yang sangat kuat. Fakta ini membuatnya semakin ingin memiliki tubuh Chandra. Di sisi lain, Chandra merasa sangat kewalahan sampai dia merasa seperti akan segera mati.“Apa semua ini a