Share

Bab 102

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Pihak militer segera menyegel Dynasty dan menahan banyak orang yang diduga terkait dengan apa yang terjadi di sana, dan hal ini jelas menimbulkan kehebohan yang luar biasa di Rivera.

“Padahal Arya baru menjabat, tapi dia sudah langsung menghabisi Bagas.”

“Katanya dari dulu Bagas memang sudah sering ngerjain bisnis kotor kayak begini. Mau bertobat pun pun, sudah banyak nyawa yang hilang sama dia.”

“Hahaha, senang banget rasanya. Akhirnya si Bagas itu jatuh juga. Kalaupun belum mati, dia pasti bakal habisin sisa hidupnya di penjara.”

Setiap keluarga yang cukup berkuasa di Rivera berbondong-bondong menasihati anggotanya untuk tidak menyinggung Arya supaya tidak berakhir seperti Bagas.

Sementara itu di kediaman keluarga Kurniawan, mereka semua sedang berkumpul di sofa ruang tamu. Tidak ada satu pun dari mereka yang buka suara, membuat suasana di sana jadi terasa canggung. Nova yang terduduk lesu di sofa terlihat seperti telah kehilangan semua semangatnya. Wajanya dihiasi oleh bekas tangis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Al Azizi Muhammad
da buat paymnt, tapi belum dapat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 103

    “Ah, nggak perlu sampai segitunya.Panggil aku Om saja cukup.”“Pak Tendi, anakku sebentar lagi mau cerai sama Chandra dan bisa menikah sama Yansen. Chandra dan Nova memang sudah bikin akta pernikahan, tapi Nova masih perawan, jadi keluarga Sunaryo juga nggak perlu merasa malu kalau Yansen menikah sama Nova.”“Nggak, nggak bisa. Bu Yani, Nova dan Chandra itu pasangan yang sempurna. Anakku yang nggak bisa diandalkan mana pantas untuk Nova. Sudah, cukup sampai di sini saja, kita nggak perlu ungkit topik ini lagi!”“Apa Pak Tendi nggak suka sama Nova karena dia sudah menikah?” tanya Yani.“Bukan begitu, sama sekali bukan. Hubungan Nova dan Chandra masih baik-baik saja. Mereka masih saling sayang satu sama lain, jadi aku nggak mau merusak hubungan mereka!”Mana mungkin Tendi berani merusak pernikahan Chandra dengan Nova setelah mengetahui siapa Chandra yang sebenarnya? Kalau sampai hubungan mereka berdua retak, bisa-bisa keluarga Sunaryo hanya tinggal kenangan!Yang bisa Tendi lakukan saat

  • Jenderal Naga    Bab 104

    Chandra pergi ke Klinik Mortal setelah urusannya di Dynasty selesai, tapi Paul tidak ada di sana karena dia sudah pergi terlebih dahulu. Chandra langsung menutup pintu klinik rapat-rapat dan tidur di sana karena beberapa hari terakhir dia sedang kurang tidur. Maka dari itu selagi ada kesempatan, dia ingin memanfaatkan waktu untuk mengistirahatkan diri. Namun baru tertidur sebentar, tiba-tiba ponselnya berdering.Raut wajah Chandra langsung dihiasi dengan senyuman ketika melihat yang menghubunginya itu adalah Nova. Di pembicaraannya itu Chandra mendengar Nova sedang menangis bahagia, dan Chandra ikut senang mendengarnya.“Sekarang aku lagi ada di kliniknya Paul, sebentar lagi aku ke sana.”Chandra bisa menebak pasti keluarga Sunaryo telah mengantar Hendro pulang. Bagas sudah mati, dan keluarga Sunaryo juga tentu tidak bodoh. Mana mungkin mereka masih berani menyusahkan hidup Nova dengan memaksa dia untuk cerai? Kecuali jika mereka memang ingin mati.Chandra pun meregangkan tubuhnya dan

  • Jenderal Naga    Bab 105

    Yura merasa sangat iri kepada Nova. Memangnya sebaik apa karma Nova sampai dia bisa mendapatkan perlindungan dari Chandra?Chandra menaiki motor listriknya menuju kediaman keluarga Kurniawan melewati gang kecil, tapi tiba-tiba ada satu mobil jeep yang menghalangi jalan, dan Chandra melihat Arya turun dari mobil itu.Sambil menawarkan sebatang rokok kepada Chandra, Arya pun bertanya, “Naik, kita ngobrol sebentar, yuk?”“Nggak ada hal penting yang perlu diomongin. Langsung saja kita omongin di sini kalau kamu punya masalah. Istriku lagi nunggu aku pulang.”“Apa mau kamu sebenarnya?” tanya Arya datar.Padahal belum lama Arya datang ke kota ini, tapi dia sudah dua kali diminta tolong membereskan kekacauan yang Chandra perbuat. Arya adalah pemimpin dari Lima Jenderal sekaligus penguasa di Perbatasan Barat, bukan anak buahnya Chandra, tapi Chandra sudah berkali-kali menyuruh-nyuruhnya.“Nggak ada apa-apa,” jawab Chandra.“Kemarin Ariel Group, sekarang Dynasty. Chandra, aku tahu kekuatan kamu

  • Jenderal Naga    Bab 106

    Kemunculan Arya sama sekali tidak memengaruhi suasana hati Chandra yang bahagia karena Nova menyuruhnya untuk pulang. Tak lama Chandra pun akhirnya tiba di kediaman keluarga Kurniawan. Nova menangis ketika akhirnya bisa bertemu dengan Chandra dan langsung masuk ke dalam pelukannya.“Sudah, jangan nangis. Kalau nangis terus nanti muka kamu cemong jadinya,” kata Chandra sambil menepuk bahu Nova.Nova pun tidak lagi menangis dan membawa Chandra masuk ke dalam, tapi orang-orang yang ada di dalam tidak menyambut Chandra dengan wajah yang gembira.“Pa, Ma,” sapa Chandra.Yani hanya mengangguk kecil menanggapi sapaan Chandra dan berkata padanya, “Chandra, kamu jangan salahin kami, ya. Kami juga terpaksa.”“Mama tenang saja, aku nggak nyalahin kalian. Ini semua salah aku yang nggak berguna dan nggak bisa kasih solusi.”Memang tidak ada yang siapa pun yang Chandra salahkan, apalagi Nova. Chandra bisa menerima apa pun yang Nova lakukan, karena itu adalah bentuk balas budi Chandra kepadanya. Sete

  • Jenderal Naga    Bab 107

    “Nov, kamu mau pergi?” tanya Chandra.“Iya, kenapa nggak,” jawab Nova.Saat itu Nova masih menjadi bahan olokan teman-teman sekelasnya, membuat Nova kehilangan rasa percaya diri dan memandang rendah dirinya sendiri. Namun, sekarang kecantikannya sudah pulih dan rasa percaya dirinya tentu meningkat jauh.“Oke. Berhubung ini acara besar dan baju yang ada di lemari kamu terlalu sederhana, gimana kalau kita beli baju baru. Lagian kamu juga nggak ada perhiasan apa-apa.”“Nggak usah, siapa bilang terlalu sederhana, aku rasa lumayan bagus, kok.”Beli baju baru? Uangnya dari mana? Namun Chandra bisa menebak apa yang ada di pikiran Nova, dan dia pun berkata, “Ayo, aku masih punya uang, kok. Kartu debitku ada di kamu, ‘kan? Uang yang ada di situ hasil tabunganku selama sepuluh tahun.”“Sudahlah, nggak perlu,” kata Nova. Nova bukanlah orang yang boros dan suka membeli barang-barang mewah.“Pergi saja, Nova. Ini kan acara penting, ulang tahun presiden direktur, lho. Sekalian saja pergi beli hadiah

  • Jenderal Naga    Bab 108

    “Nggak, lah. Segitu nggak banyak. Itu baru salah satu contoh kasus. Uang yang mereka kasih ke bosku jumlahnya juga triliunan. Kalau mau dihitung, total aset yang bosku punya jumlahnya bisa sampai ratusan triliun.”“Terus, kamu sendiri gimana? Berapa yang kamu dapat?”“Nggak seberapa, paling cuma ratusan miliar.”“Ra-ratusan miliar kamu masih bisa bilang nggak seberapa? Hebat juga kamu, Chandra. Biasanya kamu kelihatan kayak orang baik-baik, tapi ternyata di balik itu kamu busuk juga.”“Itu mah sudah biasa. Mama kamu sendiri juga bilang, om kamu manfaatin jabatannya di perusahaan untuk beli mobil dan rumah mewah, dan kakekmu juga cuma tutup mata, sedangkan papamu yang orang baik-baik malah diinjak-injak sama mama kamu.”Ucapan Chandra itu membuat Nova berpikir. Apa yang dia katakan memang benar, tapi situasinya berbeda dan tidak bisa sepenuhnya dibandingkan satu sama lain. Yang mereka bicarakan ini adalah usaha keluarga, dan uang yang diperebutkan juga adalah uang keluarga, berbeda deng

  • Jenderal Naga    Bab 109

    “Kamu ….”“Sudah, ayo kita pergi saja.”Chandra hendak memarahi si penjaga toko itu, tapi Nova dengan sigap menariknya. Nova sudah tahu seperti apa temperamen Chandra, bahkan Chandra tidak ragu untuk melakukan kekerasan di tengah acara keluarga. Apabila Nova tidak segera melerai mereka, pasti akan terjadi keributan. Memang kalau orang pensiunan militer itu temperamennya berapi-api.Akhirnya mereka berdua pergi dari toko itu dan ketika baru saja keluar, seorang wanita menatap Nova dengan raut wajah terkejut.“Kamu Nova?”“Hmm?”Wanita yang Nova lihat itu berusia sekitar 27-28 tahun. Dia mengenakan gaun berwarna biru dan tubuhnya dipenuhi dengan perhiasan. Mulai dari tas Chanel, anting emas, gelang giok, dan kalung yang terbuat dari kristal putih. Selain itu dia juga menggandeng seorang pria yang berusia sekitar 30-an tahun. Penampilan pria itu juga tidak kalah mentereng, dan sudah bisa ditebak kalau dia juga orang yang cukup kaya.“Kamu siapa?” tanya Nova.“Beneran kamu Nova? Kamu sudah

  • Jenderal Naga    Bab 110

    “Chan, ayo kita pergi saja,” kata Nova.Nova khawatir Chandra akan lepas kendali dan malah memamerkan semua uangnya. Tadi Chandra sudah menjelaskan dari mana uangnya berasal, dan itu dia dapatkan dengan cara yang tidak halal. Chandra memang sudah menjelaskan kalau semua uang itu adalah pemberian atasannya sebagai bentuk apresiasi atas jasa Chandra yang telah mengabdi di militer selama sepuluh tahun, dan Chandra juga sudah diadili dengan cara dibebastugaskan selamanya, jadi secara teori, uang yang Chandra dapatkan itu masih sesuai dengan hukum yang berlaku. Hanya saja, Nova masih tetap khawatir dan memilih untuk tidak cari masalah yang tidak penting. Makanya itu dia buru-buru membawa Chandra menjauh dari mereka.“Cih … dasar, sekali orang miskin tetap orang miskin,” cibir Maya.“Nova, kamu tertarik sama baju yang mana? Gimana kalau aku saja yang beliin?” tutur Zefan.“Nggak perlu, makasih.”Nova ingin cepat-cepat membawa Chandra dari tempat itu sekarang juga, tapi Chandra merasa terhin

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1905

    Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep

  • Jenderal Naga    Bab 1904

    Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber

  • Jenderal Naga    Bab 1903

    Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita

  • Jenderal Naga    Bab 1902

    "Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be

  • Jenderal Naga    Bab 1901

    Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara

  • Jenderal Naga    Bab 1900

    Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma

  • Jenderal Naga    Bab 1899

    Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd

  • Jenderal Naga    Bab 1898

    Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie

  • Jenderal Naga    Bab 1897

    Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba

DMCA.com Protection Status