Devita tak terlalu mempermasalahkan keberadaan Chandra.Andai bukan karena keluarga Atmaja yang telah bersumpah melindungi Chandra dengan menyatakan siapa pun yang menyakiti Chandra akan menjadi musuh keluarga Atmaja, mungkin Devita telah menghabisinya segera setelah tiba di Rivera. Saat ini, untuk menghadapi Chandra dan memastikan rencananya berjalan lancar, ia meminta bantuan dari pewaris Lembah Raja Obat.Dalam dunia medis, meski Lembah Raja Obat saat ini berada di posisi kedua, tapi tak ada yang berani mengklaim posisi pertama. Di samping itu, Lembah Raja Obat memang selalu beroperasi di balik layar, sehingga sedikit orang yang tahu tentang dirinya."Oke, kalian boleh pergi," perintah Devita dengan anggun. Dia mengibaskan tangannya ringan."Baik," sahut pemuda itu dengan sopan, sebelum berbalik meninggalkan ruangan.Di jalanan kota, tepat di depan Klinik Century dipenuhi kerumunan. Baik itu dokter dari berbagai klinik lainnya, para pejalan kaki yang kebetulan lewat, hingga para ju
Kimin tertawa, "Karena nggak lama lagi, aku akan mendirikan sebuah Lembaga Kedokteran Nasional Negara Gorli, yang akan menggantikan Asosiasi Pengobatan Tradisional. Hanya mereka yang punya sertifikat dari Lembaga Kedokteran Nasional Negara Gorli ini yang berhak praktik medis. Selain itu, ilegal.""Kamu pikir kamu ini siapa, hah? Memangnya kamu yang menentukan semuanya?”"Omong kosong!”Orang-orang menatap dengan sikap meremehkan. Namun, hanya Nova yang percaya bahwa Kimin mampu melakukannya. Kekuatan yang ada di balik Kimin sangat menakutkan. Untuk mendirikan sebuah lembaga Kedokteran Nasional Negara Gorli bagi dia bukanlah hal yang sulit."Kenapa dia belum datang?"Nova tampak cemas, matanya terus menatap kejauhan. Chandra masih belum muncul juga."Nova, aku tanya sekali lagi, ya? Kamu mau terima tantanganku nggak?" Kimin bertanya dengan nada menekan.Keluarga Kurniawan yang tidak memiliki keterampilan medis, terdiam di hadapan Kimin. Mereka menunggu jawaban Nova."Tentu saja, kenapa
Semua mata tertuju pada Nova.Tak ada yang menyangka, Nova, yang sama sekali tidak menguasai ilmu kedokteran, berani menantang sosok sekelas Kimin yang sudah terkenal di dunia medis. Apalagi, pertarungan ini menggunakan taruhan nyawa.“Kamu?” ujar Kimin dengan pandangan aneh, senyumnya sedikit mengejek. “Baiklah, ambil kertas dan pena, kita buat perjanjian.”Seseorang segera menghampiri dengan membawa kertas dan pena. Ada meja dan kursi di depan pintu klinik. Nova duduk, menerima pena dari Kimin, dan dengan cepat menulis perjanjian pertarungan hidup mati ini. Setelah menandatanganinya, ia memberikan pena pada Kimin.“Giliranmu,” kata Nova dengan penuh percaya diri.Tanpa ragu, Kimin pun menuliskan perjanjiannya.“Kita mau bertanding gimana?” tanya Nova.Kimin tersenyum, “Kayak pertandingan medis biasa, kita akan meracik racun dari bahan-bahan obat yang ada, lalu memberikannya kepada lawan untuk diminum. Tapi kali ini, kita harus meminumnya sendiri dan lawan nggak akan kasih penawar. Hi
Mendengar bujukan dari keluarga Kurniawan, Nova hanya tersenyum tipis, "Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja. Chandra akan segera datang. Sekarang aku cuma perlu menunda waktu."Ia pun mengeluarkan ponselnya dan kembali menelepon Chandra. "Sayang, kamu di mana sekarang?"Dari ujung telepon, terdengar suara Chandra, "Aku baru saja turun dari mobil. Kalau jalan dari sini lumayan jauh. Aku mau jalan kaki sedikit terus naik taksi lagi. Kayaknya setengah jam lagi aku sampai. Gimana di sana?""Aku sudah setuju bertanding sama Kimin. Aturannya masih sama kayak pertandingan yang lalu …." Nova menceritakan kejadian yang sedang berlangsung.Sontak Chandra menghardik, "Kamu gila? Apa kamu nggak tahu siapa Kimin itu? Bahkan dokter sekaliber Cakra pun nggak bisa menyainginya. Ini kamu malah nekat tanda tangan perjanjian hidup-mati?"Nova berbisik, "Percaya sama aku. Aku bisa pakai 'energi sejati' untuk menekan racun …."Chandra dengan cepat memotong, "Jangan macam-macam. Aku segera ke sana.” C
Nova sudah meminum racun, tapi sampai saat ini dia masih terlihat sehat. Semua orang yang hadir tampak bingung. Bahkan Kimin sendiri terlihat tak percaya. Dia sangat yakin dengan kekuatan racunnya. Siapa pun yang meminumnya akan segera terkena efeknya dalam hitungan menit.Seorang reporter mendekat, kameranya menyorot wajah Nova. Nova bangkit berdiri, tersenyum tipis pada Kimin yang tampak bingung, "Kimin, gimana? Aku sudah minum racunmu, tapi aku masih baik-baik saja. Apa ilmu medismu sudah menurun? Bikin racun saja nggak bisa?”Nova dengan berani menantang Kimin di depan semua reporter. "Semua jurnalis di sini saksinya, aku sudah minum racun yang dibuat dokter senior dari Klinik Majestik, Kimin. Tapi aku masih baik-baik saja. Sesuai kesepakatan kita, Klinik Majestik sudah kalah.""Nova, kamu curang!" Kimin dengan wajah pucat menuding Nova. "Kamu pasti sudah menukar racunku!”Yani berteriak, tanpa menunggu Nova bicara, "Kamu pikir kamu ini siapa? Sudah tua bukannya menikmati masa tua,
Seorang wartawan segera berdiri dan bertanya, "Nova, apakah kamu punya bukti atas pernyataanmu? Kamu sedang mencemarkan nama sebuah korporasi besar; tindakanmu bisa mendatangkan masalah hukum."Nova menjawab dengan tegas, "Saya tidak punya bukti. Saya hanya menyampaikan situasi keluarga Kurniawan. Saya tahu akan ada balasan, tapi saya tidak takut." Setelah itu, dia berbalik dan memasuki klinik.Namun, dalam tubuhnya, racun mulai menyebar dengan cepat. Dia harus segera mengeluarkannya.Setelah memasuki klinik, Nova segera menuju ruangan di lantai dua. Dia mengunci pintu dan mulai melakukan meditasi untuk mengeluarkan racun. Namun, saat mencoba memfokuskan energi sejatinya, dia mengalami kesulitan. Racunnya menyebar lebih cepat, membuatnya semakin panik. Kesalahan demi kesalahan terjadi karena kecemasannya.Di luar klinik, wartawan masih belum pergi. Toni melangkah maju, menerima wawancara, dan dengan bangga membicarakan keunggulan keluarga Kurniawan. Dia menegaskan bahwa keluarga merek
Begitu dimulai, Nova merasakan sebuah aliran hangat yang menyebar ke seluruh tubuhnya. Itu memberikan perasaan nyaman yang tak terlukiskan. Chandra terus melakukan akupunktur. Setelah tujuh hingga delapan kali, energi sejatinya mulai habis.Sebagian racun dalam tubuh Nova berhasil dikeluarkan. Namun, Jarum 81 Langit yang bisa digunakan Chandra terbatas, dan belum cukup untuk mengeluarkan seluruh racun dalam tubuh Nova."Nova, tunggu sebentar. Aku akan mengambil beberapa jarum perak," kata Chandra.Nova yang kini merasa lebih baik hanya mengangguk dan tetap berbaring di sofa. Chandra segera pergi mengambil jarum-jarum itu lalu kembali, mengunci pintu. Selanjutnya dia memulai lagi teknik akupuntur untuk Nova. Dalam beberapa menit, semua racun di tubuh Nova berhasil dikeluarkan. Nova kembali merasa bertenaga. Dia mengenakan kembali pakaiannya.Chandra menegur, "Kenapa kamu ceroboh banget, sih! Aku 'kan sudah bilang, jangan berbuat sembarangan. Kalau saja aku terlambat sedikit saja, mungk
"Jadi, Klinik Majestik gimana, ya? Meskipun kali ini aku berhasil mengalahkan Kimin, dia bilang pertandingan ini belum berakhir," tanya Nova cemas. Ekspresi Chandra seketika serius, "Orang-orang ini memang merepotkan. Kalau benar-benar terdesak, kita mungkin harus menghabisi mereka diam-diam.""Kamu mau ngapain?" Nova terkejut, lalu memberi peringatan, "Sekarang ini banyak mata-mata yang mengawasimu, lho. Kalau sampai kamu bertindak sembarangan, pasti akan ada bukti yang bisa mereka gunakan untuk melawanmu. Biarkan aku saja yang atur. Biar aku minta bantuan Istana Raja Langit buat menghabisi Kimin dan yang lainnya tanpa meninggalkan jejak.""Kamu nggak perlu ikut campur." Chandra menggeleng pelan.Nova menegaskan, "Tapi ....""Tidak ada 'tapi'. Serahkan saja padaku," ujar Chandra dengan nada memerintah."Ya sudah." Nova tampak pasrah. Dia merasa Chandra masih tidak mempercayainya. Melihat Nova sedih, Chandra buru-buru menjelaskan, "Nova, bukan masalah percaya atau nggak percaya. Kamu
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di