Robi datang ke Gunung Agrabat sebenarnya hanya untuk mencari buah Bodhi. Namun, dia tidak menyangka akan menemukan ular api yang berusia ratusan tahun di tempat ini. Empedu ular api sangat terkenal sebagai suplemen untuk meningkatkan kekuatan bagi para praktisi ilmu bela diri. Namun, sayangnya kekuatan yang dimiliki Robi sudah berada di titik yang tidak bisa ditingkatkan lagi dengan apa pun dari luar seperti suplemen dan obat-obatan termasuk empedu ular api ini. Oleh karena itu, dia memberikannya kepada Nova karena pastinya akan jauh lebih bermanfaat bagi tubuh Nova. Sebuah empedu yang dimiliki ular api bisa meningkatkan kekuatan seseorang sampai 3 tingkat lebih baik dari sebelumnya. “Oh iya, Kek! Kenapa Kakek mancing Chandra ke sini? Kenapa nggak aku bawa saja buah Bodhi itu ke Chandra? Dengan begitu kan Kakek nggak perlu repot-repot mancing Chandra ke sini, iya kan?” tanya Nova yang mengetahui rencana Robi untuk memancing Chandra ke Gunung Agrabat.Robi melirik Nova lalu berkata,
“Apa pun yang terjadi aku akan tetap masuk. Lagi pula kita juga sudah datang ke sini,” ujar Chandra lalu masuk ke dalam gua. Sonia tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk mencegah Chandra. Chandra sudah benar-benar terbawa perasaan sampai pikirannya tidak lagi jernih. Kalau begini terus Chandra bisa cepat mati. Namun, Sonia tetap mengikuti Chandra masuk ke dalam gua. Pintu masuk gua tidaklah besar, tapi keadaan di dalam bisa dibilang cukup luas. Suhu di dalam gua terasa semakin panas setelah mereka masuk semakin dalam. Sulit bagi mereka untuk bisa menahan suhu setinggi ini, sekalipun mereka adalah para praktisi bela diri. Akhirnya mereka harus mengerahkan energi sejati mereka untuk menahan suhu tinggi di dalam gua. Namun, tubuh mereka tetap saja basah dengan keringat karena suhu gua yang benar-benar tinggi. Chandra berbalik untuk memberikan botol air minum kepada Sonia, tapi tiba-tiba saja Chandra tampak tersipu malu. Karena Chandra melihat Sonia sedang menarik roknya, mengipasi kera
Chandra langsung merasa yakin kalau laki-laki tua itu adalah kakeknya yang dahulu sangat menyayanginya ketika Robi mengeluarkan suaranya. Chandra langsung berlutut di atas tanah sambil memandangi jurang yang berada di depannya sambil menangis tersedu-sedu. Kenangan akan masa kecilnya langsung terlintas di benak Chandra. Dia ingat bagaimana dia duduk di pangkuan kakeknya ketika dia masih kecil. Selain itu, kakeknya juga pernah mengajarinya sastra dan ilmu pengobatan kuno. Chandra tidak bisa melakukan apa pun ketika kebakaran membumi hanguskan rumah keluarga Atmaja 10 tahun yang lalu. Sampai akhirnya, Nova muncul dan menyelamatkannya. Lalu 10 tahun kemudian, Chandra masih saja tidak berdaya menyaksikan kakeknya tewas di depan matanya. “Kurang ajar!” seru Chandra penuh amarah sambil menatap tajam ke arah si orang berjubah hitam sampai membuat urat di dahinya menonjol. Sonia khawatir Chandra akan kehilangan kendali. Jadi dia buru-buru menarik Chandra seraya berkata, “Kak Chandra, jan
Sonia menatap Nova lalu berkata, “Jadi, kamu yang bantuin Chandra untuk membunuh Teuku di Diwangsa? Lalu kamu juga yang pura-pura jadi aku untuk bantuin Chandra keluar dari rumah keluarga Nantaboga dan meninggalkannya di depan pintu gerbang rumah keluarga Atmaja? Lalu Istana Raja Langit juga hasil ciptaan Robi?”“Ya, Istana Raja Langit memang didirikan oleh Robi,” jawab Nova tanpa mengelak sama sekali. “Kenapa kakek menculik Amanda dan Sandra?” tanya Chandra. “Kakek bilang kalau sekarang kamu sudah memiliki banyak musuh, jadi mereka juga nggak aman jika terus berada di dekatmu. Makanya kakek membawa mereka pergi agar konsentrasimu nggak terganggu sekaligus untuk melindungi mereka,” jawab Nova. “Lalu kenapa kamu dan kakek ada di sini?” tanya Chandra lagi. “Jadi, kata kakek kultivasi dengan metode yang ada di dalam Lukisan Gunung Merabu membutuhkan hawa dingin Yin yang sangat besar dan energi sejati Yang yang sangat kuat. Makanya kakek membawaku ke sini. Tapi tiba-tiba saja ada orang
Ronald kembali sepuluh menit kemudian setelah dia pergi. “Gimana, Kek?” tanya Sonia. Ronald langsung menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Dasar jurangnya sangat dalam. Selain itu, ada lahar panas juga di dasarnya. Aku bisa mati kalau sampai terjatuh ke dalam sana.”“Aku nggak percaya,” ujar Chandra sambil menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin kakeknya bisa mati semudah ini? Padahal 10 tahun yang lalu saja dia bisa selamat dari kobaran api yang membakar rumahnya. Ronald menatap Chandra lalu berkata, “Bagaimanapun juga, kamu tetap harus mempercayainya. Secara teori, semua orang yang terjatuh ke bawah sana pasti akan mati, kecuali jika orang itu punya kekuatan dengan tingkatan lebih tinggi dari alam ketujuh.”Kemudian Ronald menatap Nova dan bertanya, “Kenapa kamu bisa ada di sini bersama Robi?”Nova sama sekali tidak berusaha menyembunyikan apa pun. Dia menceritakan semuanya kepada Ronald tentang bagaimana Robi menemukannya. Namun, Nova tidak menceritakan perihal Lukisan Gunun
Chandra harus pergi menemui Grace di Rivera untuk menyerap hawa dingin yang dihasilkan oleh tubuh Grace. “Aku nggak bisa pergi ke Diwangsa sekarang. Aku harus kembali ke Rivera dulu,” jawab Chandra. “Kalau begitu berhati-hatilah,” ujar Ronald sambil menganggukkan kepalanya. Kemudian Ronald bergegas pergi dengan melompat sejauh ratusan meter ke depan hanya dengan beberapa kali tarikan napas. “Kita juga harus pergi dari sini,” ujar Sonia. “Kita belum bisa pergi dari sini. Chandra, tujuan kakek datang ke sini tuh untuk nyariin kamu buah Bodhi Api. Tapi si Dukun Iblis itu sudah nyerang kami sebelum kakek berhasil nemuin buah itu,” ujar Nova menolak untuk pergi. “Sudahlah, kita harus segera pergi dari sini sebelum Dukun Iblis itu datang kembali dan menangkap kita. Lagi pula, Kakek Ronald sudah pergi dari sini. Kita itu bukan tandingan si Dukun Iblis,” ujar Sonia bersikeras meminta untuk segera pergi dari Gunung Agrabat. “Oh iya, memangnya sekarang kekuatan Ronald sudah berada di ting
Di sisi lain, Chandra juga sangat senang karena Nova sudah berhasil mendapatkan kekuatan internal yang setara dengan kekuatan tingkat tiga. Itu artinya Chandra tidak perlu lagi mengkhawatirkan keadaan Nova. Chandra hanya terdiam dan tidak membalas pertanyaan Nova. Dia justru berbalik dan menatap ke arah pintu masuk gua yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri saat ini. Nova cukup mengerti dengan keadaan Chandra. Jadi, dia tidak lagi banyak bertanya. Dia hanya berdiri diam di sisi Chandra.“Hufh.” Chandra menghela napasnya. Chandra merasa senang sekaligus khawatir ketika melihat kemunculan orang yang dia curigai sebagai kakeknya. Dia merasa bersyukur karena kakeknya masih hidup. Namun, dia juga takut kakeknya adalah orang yang jahat seperti apa yang diceritakan oleh Ronald dan Nova. Chandra ingin sekali bertemu dengan kakeknya dan meminta penjelasan tentang semua masalah itu dengan sejelas-jelasnya. Dia ingin sekali mendengar ucapan langsung dari mulut kakeknya kalau kakekn
Chandra juga pernah mendengar hal ini dari Alex. Saat itu, Raja Someria bekerja sama dengan para praktisi ilmu bela diri untuk memusnahkan suku Dukun. Namun, hal seperti ini sebenarnya memang lumrah terjadi. Sejak dahulu kala, para pahlawan pastinya akan dibantai setiap kali Raja lain naik takhta. Chandra akhirnya mengerti kalau kakeknya bukanlah orang jahat. Dia hanya melakukan latihan bela diri yang tidak ortodoks seperti yang lainnya, lalu orang lain langsung menyebutnya sebagai orang jahat. Ditambah lagi dengan serangan yang menyebabkan kakeknya kehilangan akal sehat sampai membunuh banyak anggota keluarga Atmaja. Hal itu benar-benar terlihat bagai kesalahan kakeknya yang besar dan tidak ter maafkan. Mereka terus mengobrol sampai akhirnya Sonia tiba-tiba saja kembali menghampiri mereka sambil membawa beberapa buah berwarna merah di tangannya. Buah itu tidak berukuran besar hanya seukuran telapak tangan dengan warna merah menyala bagaikan kobaran api. “Kak Chandra, ini adalah bua
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit
Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida
Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke
Sebenarnya, dendam di antara Chandra dan Anak Dewa tidaklah dalam. Chandra sudah mengecohnya ketika mereka berada di level enam Rumah Abadi, sampai akhirnya dia tidak bisa menghindari serangan Chandra yang berhasil membuatnya terluka parah. Karena alasan inilah, Anak Dewa sudah lama ingin membunuh Chandra. Namun, Chandra tiba-tiba menghilang setelah keluar dari Rumah Abadi. Sekarang, Chandra tiba-tiba muncul di hadapannya dan membuat onar di Kota Dusky. Bagaimana mungkin Anak Dewa bisa tinggal diam sebagai seorang Wakil Penguasa Kota?Lurca menghampiri Chandra setelah mendengar perintah Anak Dewa. Ketiga mahasiswi bergegas bersembunyi di belakang tubuh Chandra dengan raut wajah ketakutan. Chandra menatap Lurca yang berjalan mendekatinya. Dua tahun lalu di Gunung Bushu, Lurca pernah cukup merugikan Chandra. Oleh karena itu, Chandra tidak memiliki kesan baik kepada manusia yang datang dari dunia lain. “Kenapa? Kamu mau menyerangku?” tanya Chandra sambil menatap Lurca tenang dan tanpa
Raut wajah orang-orang berubah serius ketika melihat Chandra membunuh laki-laki gemuk itu. Di sisi lain, beberapa gadis yang berada di dalam kendang sedang menatap ngeri ke depan. Mereka tidak tahu, apa yang sedang terjadi di luar sana. Ketua penjaga berkata dengan ekspresi wajah muram, “Mati, kamu!”Si ketua penjaga sampai saat ini belum merasa takut. Karena mereka berada di dalam Kota Dusky yang muncul di tempat ini setahun yang lalu. Para prajurit dari dunia lain telah bertempur dengan sengit untuk memperjuangkan kota ini. Sampai akhirnya, Dusky berhasil mengalahkan prajurit lainnya dan menduduki kota ini yang diberi nama Kota Dusky.Chandra mengabaikan ancaman si ketua penjaga. Dia berjalan menuju kendang di mana terdapat tiga perempuan yang terkurung di dalamnya. Walaupun wajah ketiga perempuan itu kotor, kecantikan mereka tetap tidak bisa ditutupi. Ketiga perempuan ini pastinya merupakan perempuan-perempuan paling cantik di universitas mereka. Chandra berusaha untuk bersikap ra