Pria tua itu berjalan mendekat dan muncul di hadapan Amanda.“Bapak panggil saya?” tanya Amanda.“Tentu saja panggil kamu,” jawab pria tua itu.Pria tua itu tidak lain dan tidak bukan adalah Robi. Robi mencondongkan badannya ke depan dan berbisik di telinga Amanda.“Benarkah?” tanya Amanda dengan ekspresi gembira di wajahnya.“Tentu saja,” kata Robi. “Ikut saja denganku, aku nggak akan berbohong padamu.”Amanda berpikir sejenak, lalu dia menganggukkan kepalanya dan menjawab, “Oke.”Amanda mengikuti Robi dan meninggalkan bandara. Mereka pergi dengan sebuah mobil hitam.Sementara itu, Chandra sudah tiba di bandara. Sesampainya di bandara, dia langsung menelepon Arya.Arya mengatakan hari ini memang ada reservasi tiket atas nama Amanda, tapi Amanda tidak naik ke pesawat.Chandra spontan mengerutkan keningnya ketika mendengar hal itu, “Nggak naik ke pesawat?”“Iya, penerbangan yang dia pesan sudah lepas landas. Nggak ada penumpang bernama Amanda.”“Oke, aku mengerti.”Usai berkata, Chandra
Sekarang Chandra tidak punya pilihan selain kembali dan menunggu kabar dari Cakra. Dia pun naik taksi dan kembali ke rumah Grace.Begitu sampai di rumah, Sonia langsung bertanya padanya, “Bagaimana? Kamu sudah temukan dia?”Chandra menggelengkan kepala dengan lemas. Dia berjalan masuk dan duduk di sofa tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Grace juga bertanya, “Nggak ketemu?”Sonia menggunakan energi sejati untuk menyingkirkan hawa dingin yang berlebihan di dalam tubuh Grace. Untuk saat ini Grace tidak merasa dingin lagi. Dia telah kembali normal. Saat ini, dia memasang raut wajah kebingungan.Chandra mengeluarkan ponselnya dan membuka video rekaman CCTV yang Arya kirimkan padanya. Sonia langsung mendekat untuk melihat video itu.Begitu melihat video tersebut, Sonia spontan bertanya, “Siapa itu? Kenapa Amanda pergi bersamanya?”Ekspresi Chandra sangat serius.“Kalau dilihat dari penampilannya, sepertinya dia kakekku. Tapi kakekku meninggal dalam kebakaran sepuluh tahun yang lalu. Aku sud
Kakek sangat menyayangi Chandra sejak dia masih kecil. Kakek yang mengajarinya tulisan kuno dan membimbingnya belajar keterampilan medis. Chandra pun mempelajari keterampilan medis dasar.Berkat bimbingan kakeknya, Chandra memiliki dasar sehingga bisa memahami Kitab Kedokteran jilid kedua dalam waktu yang sangat singkat.“Kak Chandra, aku harus bilang apa lagi kamu baru percaya? Saat itu kakekmu yang mulai pertikaian dalam keluarga Atmaja. Kamu tahu nggak berapa banyak anggota keluarga Atmaja yang dia bunuh? Kamu tahu nggak berapa banyak anggota keluarga Atmaja yang mati di tangannya? Orang yang punya niat jahat seperti itu nggak ada istilah keluarga di kamusnya. Sekalipun kamu cucunya, kalau kamu halangi jalannya, dia juga nggak akan segan-segan padamu.”Sonia mengingatkan Chandra. Dia tidak ingin Chandra disesatkan oleh kekeluargaan dan kehilangan kemampuan penilaian yang paling dasar.“Aku yakin Kakek bukan orang seperti itu. Dia pasti punya alasannya sendiri,” kata Chandra sambil m
“Bu Sandra.”Satpam yang hendak menyerang langsung berhenti ketika melihat Sandra datang. Mereka pun menyapa Sandra dengan hormat.“Kembali ke tempat kerja masing-masing.” Sandra mengedarkan pandangannya ke arah para satpam dan memberikan perintah.“Baik.”Para satpam pun berbondong-bondong pergi dan bergegas kembali ke pos kerja masing-masing.Setelah mereka pergi, Sandra baru menatap Chandra dan bertanya, “Bukannya kamu pergi cari Amanda? Kenapa datang ke perusahaan?”“Aku cari Nova.”“Untuk apa cari dia?”“Mau tanya sesuatu.”“Oke, aku akan antar kamu ke sana.”Sandra membawa Chandra ke kantor di lantai paling atas. Setelah Nova menerima telepon dari Chandra, dia menunggu di dalam kantornya. Dalam waktu kurang dari satu jam, Chandra sudah muncul.“Chandra ....”Nova langsung berdiri. Chandra berjalan ke sofa di dalam ruangan kantor itu dan duduk di sana. Nova juga mengikuti pria itu dan duduk di seberangnya. Sandra pun tidak pergi.Chandra mengeluarkan ponselnya dan membuka video ya
“Aku benar-benar nggak tahu.” Nova menyangkal untuk kesekian kalinya.“Kalau sampai aku tahu kamu sembunyikan dari aku, huh ....” Chandra mengibaskan lengan bajunya dan langsung keluar dari kantor.“Kak Chandra ....”Sandra memanggil Chandra, tapi pria itu tidak berhenti. Sandra melirik Nova, lalu cepat-cepat pergi mengejar Chandra. Dia menghentikan Chandra di luar kantor dengan menarik tangan pria itu dan bertanya, “Kak Chandra, sebenarnya apa yang terjadi?”Chandra menghela napas panjang. Setelah menenangkan diri, dia baru berkata, “Amanda dibawa pergi seseorang. Orang itu kemungkinan besar adalah kakekku. Hanya saja, kakekku sudah meninggal dalam kebakaran sepuluh tahun yang lalu. Aku juga nggak yakin. Tapi Sonia menduga Istana Raja Langit kemungkinan besar dibangun oleh kakekku. Nova juga sudah melakukan kontak dengan kakekku, bahkan diam-diam bantu aku dua kali.”“Ini ... bukankah ini hal bagus?” kata Sandra. “Kakekmu diam-diam bantu kamu, ada yang salah dengan itu?”Chandra berka
Sonia mengungkapkan hasil analisisnya. Semua analisis itu memiliki prasyarat, yaitu Robi benar-benar masih hidup, orang yang membawa Amanda pergi adalah Robi.Kalau orang itu bukan Robi, maka orang yang membawa Amanda pergi adalah orang yang menyamar sehingga terlihat seperti Robi. Kalau benar seperti itu, maka akan ada banyak variabel di dalamnya. Semua analisis Sonia yang sebelumnya juga tidak valid, banyak diantaranya akan disangkal.“Katakan saja langsung padaku, sekarang apa yang harus aku lakukan?”“Kalau dia benar-benar Robi, maka Amanda nggak akan berada dalam bahaya. Kamu hanya perlu menahan diri untuk nggak melakukan apa pun. Aku yakin, Robi akan segera mengambil tindakan. Mungkin saja, tindakannya kali ini akan langsung buat kekacauan besar, yang melibatkan Empat Keluarga Besar serta beberapa tokoh besar di Kota Diwangsa. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah tingkatkan kekuatanmu secepat mungkin. Seenggaknya harus terobos lima alam. Dengan begitu, kamu baru punya hak untu
Nova menyilangkan tangan di depan dada dan menatap Sandra, “Aku tahu apa yang ingin kamu tanyakan. Kamu ingin tanya hal yang Chandra tanyakan hari ini, kan? Aku katakan sekali lagi, aku nggak tahu. Aku nggak tahu apa pun.”Usai berkata, Nova langsung berjalan pergi.“Cukup pintar, tapi justru semakin kelihatan ada sesuatu,” gumam Sandra.Nova naik lift dan langsung menuju garasi basement. Dia mengeluarkan kunci mobil dan menekannya. Sebuah mobil yang berada tidak jauh darinya mengeluarkan suara bip beberapa kali.Nova pun berjalan ke arah mobil itu. Kemudian, dia membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.Seorang pria tua duduk di kursi depan. Nova sedang tidak fokus. Setelah masuk ke dalam mobil, dia baru menyadari ada orang di dalam mobil. Nova kaget hingga spontan menepuk dadanya dan berteriak, “Kakek, apa yang kamu lakukan? Kamu selalu muncul dan menghilang begitu saja. Tadi siang aku telepon, kenapa Kakek nggak angkat?”“Aku tahu Chandra pergi cari kamu. Aku juga tahu kamu pasti sang
Chandra sedang beristirahat di kamar di lantai dua rumah Grace sepanjang hari. Dia sempat turun untuk makan. Selesai makan, dia kembali ke lantai atas lagi. Chandra duduk bersila di tempat tidur dan mulai bermeditasi, mulai berlatih.Malam berlalu dengan tenang. Keesokan paginya, Chandra menelepon lagi untuk menanyakan kabar. Pertama telepon ke Arya, lalu ke Cakra. Namun, keduanya tidak dapat menemukan orang yang dicurigai sebagai kakeknya itu.Chandra mengganti pakaiannya dan turun ke bawah. Grace dan Sonia juga sudah bangun.“Kak Chandra.”Begitu melihat Chandra, keduanya menyapa secara bersamaan. Chandra mengangguk pelan dan duduk di sofa.“Bagaimana? Ada kabar dari Arya?” tanya Sonia.Chandra menggelengkan kepala, “Nggak ada. Orang yang bawa Amanda pergi sepertinya muncul tiba-tiba. Arya sudah gunakan semua intelijen yang dia miliki. Tapi dia tetap nggak bisa temukan orang itu. Dia juga nggak bisa melacak mobil yang membawa Amanda pergi. Aku benar-benar nggak percaya masih ada oran
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit
Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida
Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke
Sebenarnya, dendam di antara Chandra dan Anak Dewa tidaklah dalam. Chandra sudah mengecohnya ketika mereka berada di level enam Rumah Abadi, sampai akhirnya dia tidak bisa menghindari serangan Chandra yang berhasil membuatnya terluka parah. Karena alasan inilah, Anak Dewa sudah lama ingin membunuh Chandra. Namun, Chandra tiba-tiba menghilang setelah keluar dari Rumah Abadi. Sekarang, Chandra tiba-tiba muncul di hadapannya dan membuat onar di Kota Dusky. Bagaimana mungkin Anak Dewa bisa tinggal diam sebagai seorang Wakil Penguasa Kota?Lurca menghampiri Chandra setelah mendengar perintah Anak Dewa. Ketiga mahasiswi bergegas bersembunyi di belakang tubuh Chandra dengan raut wajah ketakutan. Chandra menatap Lurca yang berjalan mendekatinya. Dua tahun lalu di Gunung Bushu, Lurca pernah cukup merugikan Chandra. Oleh karena itu, Chandra tidak memiliki kesan baik kepada manusia yang datang dari dunia lain. “Kenapa? Kamu mau menyerangku?” tanya Chandra sambil menatap Lurca tenang dan tanpa
Raut wajah orang-orang berubah serius ketika melihat Chandra membunuh laki-laki gemuk itu. Di sisi lain, beberapa gadis yang berada di dalam kendang sedang menatap ngeri ke depan. Mereka tidak tahu, apa yang sedang terjadi di luar sana. Ketua penjaga berkata dengan ekspresi wajah muram, “Mati, kamu!”Si ketua penjaga sampai saat ini belum merasa takut. Karena mereka berada di dalam Kota Dusky yang muncul di tempat ini setahun yang lalu. Para prajurit dari dunia lain telah bertempur dengan sengit untuk memperjuangkan kota ini. Sampai akhirnya, Dusky berhasil mengalahkan prajurit lainnya dan menduduki kota ini yang diberi nama Kota Dusky.Chandra mengabaikan ancaman si ketua penjaga. Dia berjalan menuju kendang di mana terdapat tiga perempuan yang terkurung di dalamnya. Walaupun wajah ketiga perempuan itu kotor, kecantikan mereka tetap tidak bisa ditutupi. Ketiga perempuan ini pastinya merupakan perempuan-perempuan paling cantik di universitas mereka. Chandra berusaha untuk bersikap ra