Pemilik kedai teh dan beberapa siswa yang ada di sana terkejut bukan main. Danu adalah jenderal bintang satu. Mengapa Danu begitu menghormati pria itu?Banyak mata spontan tertuju pada Chandra. Beberapa siswa bahkan sibuk mengeluarkan ponsel mereka dan mencari tahu tentang Raja Naga.Seketika muncul beberapa hasil pencarian. Salah satunya tentang Chandra yang mendapat penganugerahan gelar sebagai Raja Naga.Pada dasarnya hal ini bersifat rahasia. Akan tetapi, saat Chandra dianugerahi gelar Raja Naga, ada banyak orang di sana. Kabar ini telah tersebar di dunia militer. Namun, orang luar tidak tahu.“Ra-Raja Naga, Chandra Raja Naga, Naga Hitam, jenderal Pasukan Naga Hitam.”Seseorang berseru, identitas Chandra akhirnya terungkap. Semua orang di kedai teh serempak menatap Chandra dengan kaget.Sedangkan Handi yang dipukul sampai menjadi linglung, segera bangun dan berdiri. Dia menutup wajahnya yang merah dan berkata, “Om Danu, ini aku. Aku Handi. Ke-kenapa kamu pukul aku?”Sampai sekarang
Setelah Chandra mengunjungi keluarga rekan-rekannya yang meninggal demi dia, dia pun membeli tiket pesawat dan kembali ke Kota Rivera.Sore itu juga, Chandra telah kembali ke Kota Rivera.“Kak Chandra, apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.“Aku harus mengobati seseorang,” jawab Chandra.Chandra pernah berjanji pada Gilang untuk menyembuhkan putrinya, Grace. Gilang adalah seorang pria yang sangat mencintai putrinya. Demi putrinya, Gilang rela menghabiskan seluruh hartanya.Terakhir kali Chandra meminjam uang dengan Gilang, Gilang langsung memberikan 600 triliun tanpa berpikir panjang. Bukan hanya karena Chandra adalah Naga Hitam dan pahlawan Nasional. Yang lebih penting, Chandra memiliki keterampilan medis. Chandra satu-satunya yang bisa menyelamatkan Grace.Setelah keluar dari bandara, Chandra langsung memanggil taksi dan menuju ke rumah Grace. Sesampainya di rumah Grace, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.Chandra dan Sonia turun tepat di depan pintu pagar vila tempat Grace ti
Namun, begitu energi sejati masuk ke tubuh Grace, rasanya seperti langsung tenggelam ke laut dan menghilang tanpa jejak dalam sekejap.“Kamu temukan petunjuk, nggak?”Meskipun Chandra telah mempelajari jilid kedua Kitab Kedokteran. Namun, jilid kedua lebih banyak mencatat cara menggunakan Jaram 81 Langit. Selain itu, juga tercatat cara berlatih meditasi. Terakhir, juga ada catatan serangkaian ilmu bela diri. Hanya saja, Chandra belum mempelajarinya.Sekarang Chandra tidak dapat mendiagnosis apa penyakit yang diderita Grace. Sonia mengerutkan kening dan berpikir selama beberapa detik, lalu dia bertanya, “Selain merasa dingin, apakah kamu merasakan ada yang lain dengan tubuhmu?”“Ada, kadang aku merasakannya, seperti sakit kepala, pusing, jantung berdebar dan lainnya.”Sonia melirik ke arah Chandra dan berkata, “Jika tebakanku benar, ini mungkin fisik yang sangat langka. Dia adalah jenius seni bela diri.”“Jenius seni bela diri?” Chandra tampak kaget.“Hmm.” Sonia berkata, “Saat aku peri
Chandra meninggalkan komplek vila tempat Grace tinggal. Dia naik taksi langsung menuju ke rumah keluarga Kurniawan.Setelah duduk di dalam taksi, Chandra tenggelam dalam pikirannya. Dia telah bercerai dengan Nova. Alasan Chandra ke rumah keluarga Kurniawan sebelumnya yaitu karena Nova mengancam akan bunuh diri. Selain itu, Nova juga terkena racun. Chandra khawatir racun di tubuh Nova bekerja.Sekarang, Nova sepertinya sudah menerima situasi ini. Chandra merasa, dia juga tidak perlu tinggal di rumah keluarga Kurniawan lagi.“Pak, sudah sampai.”Sopir taksi memberitahu Chandra kalau mereka sudah sampai di tempat tujuan. Chandra baru sadar dari lamunannya.“Oh.”Chandra mengangguk lalu membayar ongkos taksi dengan memindai kode QR. Setelah itu, dia keluar dari mobil.Setelah sampai di vila keluarga Kurniawan, langit sudah mulai gelap. Cahaya lampu di vila keluarga Kurniawan terang benderang.Chandra berjalan ke depan pintu dan menekan bel. Sesaat kemudian, pintu itu terbuka. Orang yang me
Chandra berencana begitu dia mengambil Kitab Kedokteran, dia langsung pergi dari rumah itu.“Kak Chandra.”Seorang pria bertubuh tinggi dan memakai seragam militer dengan ekspresi tegas di wajahnya berjalan mendekat. Pria itu adalah Andri.Karena Chandra, Andri baru bisa terpilih untuk mengikuti pelatihan khusus. Saat ini pelatihan khusus belum berakhir, tapi dia meminta izin untuk pulang hanya karena dia ingin bertemu dengan Chandra. Dia ingin berterima kasih kepada Chandra secara langsung.Chandra menatap Andri dan berkata sambil tersenyum, “Hebat juga, baru berapa lama sudah terlihat jauh lebih kuat.”Andri tersenyum, “Pelatihan khusus sangat sulit, tapi aku malah sangat termotivasi. Aku harap suatu hari nanti aku juga bisa jadi pahlawan terkenal seperti Kak Chandra dan bisa melindungi keluarga dan negara.”Chandra mengibaskan tangan dan berkata, “Pahlawan apaan? Sekarang aku bukan jenderal Pasukan Naga Hitam lagi, bukan Naga Hitam lagi. Aku hanya orang biasa.”“Di dalam hatiku, Kak
Nova sungguh tidak rela melepaskan Chandra. Chandra pernah sangat baik padanya. Namun, dia yang tidak menghargai pria itu. Setelah kehilangan Chandra, Nova baru menyesal.Nova tidak menyalahkan Chandra. Dia hanya menyalahkan dirinya sendiri. Semua karena salah Nova sendiri. Sekarang Nova berusaha untuk mempertahankan pria itu.Chandra diam seribu bahasa. Pada saat Nova memintanya untuk tinggal, dia benar-benar ingin tinggal. Namun, dia telah berjanji pada Amanda. Seorang pria harus menepati janjinya, tidak boleh mengingkari janji yang dia ucapkan sendiri.“Karena kamu sudah tahu segalanya, seharusnya kamu juga tahu soal Amanda.”“Aku tahu.”Nova melepaskan Chandra dan berkata, “Kamu pergi saja.”Chandra tidak berkata apa-apa lagi. Dia langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu.Sedangkan Nova terlihat sedih dan tidak berdaya. Pada saat yang sama, dia juga terlihat bertekad. Dia menatap Chandra yang pergi dan bergumam pelan, “Aku nggak akan menyerah. Sekalipun aku harus kejar k
Amanda membawa Chandra ke lantai dua, lalu membuka pintu sebuah kamar dan berkata, “Kak Chandra, kamu pakai kamar yang ini saja. Seprai dan yang lainnya semuanya baru.”“Oke.”Chandra menganggukkan kepala. Kemudian, dia masuk ke dalam kamar.Begitu melihat Amanda ikut masuk ke kamar dan terlihat seperti ingin membicarakan sesuatu tapi ragu, Chandra spontan bertanya, “Ada yang ingin kamu katakan?”Amanda merasa tidak enak hati. Wajah cantiknya seketika tersipu malu. “Kak ... Kak Chandra, kamu dan Kak Nova ....”Amanda berhenti sejenak. Setelah mengumpulkan keberaniannya, dia baru bertanya lagi, “A-apakah karena aku kamu baru kembali ke sini? A-aku sudah bilang, aku nggak akan paksa kamu. Aku juga tulus mendoakan kamu dan Kak Nova. Aku harap kalian berdua baik-baik saja.”“Nggak ada apa-apa, kamu nggak usah pikir yang macam-macam. Kamu keluar dulu, aku mau baca buku.”“Oh.” Amanda menjawab satu kata oh, lalu keluar dari kamar.Di lantai bawah, beberapa perempuan duduk bersama.Begitu mel
“Hilang?”Chandra spontan tercengang, lalu bertanya, “Semalam masih baik-baik saja, kenapa tiba-tiba hilang?”“Huh.” Sandra menghela napas, “Dari semalam ada yang nggak beres dengannya. Dia menanyakan banyak pertanyaan yang aneh.”“Tanya apa?”“Pokoknya, dia merasa dia datang cari kamu justru membawakan masalah untuk kamu, buat kamu serba salah. Dia juga merasa gara-gara dia, kamu nggak tinggal di rumah keluarga Kurniawan, malah tinggal di rumah Grace. Pagi ini dia menghilang, semua barang bawaannya juga dibawa pergi.”Ekspresi Chandra menjadi serius.“Kenapa kamu masih diam saja? Cepat pergi cari dia.”“A-aku harus cari ke mana?” Chandra sendiri juga tidak tahu.“Dia pasti sudah kembali ke Kota Diwangsa. Sekarang seharusnya dia belum sampai di bandara. Dengan kemampuanmu, kamu pasti bisa cegat dia,” kata Sandra.“Hmm.”Chandra mengangguk, lalu dia bergegas turun ke bawah. Sonia juga sudah bangun. Sonia sedang menggunakan energi sejatinya untuk mengurangi hawa dingin yang berlebihan d
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di