Chandra berencana begitu dia mengambil Kitab Kedokteran, dia langsung pergi dari rumah itu.“Kak Chandra.”Seorang pria bertubuh tinggi dan memakai seragam militer dengan ekspresi tegas di wajahnya berjalan mendekat. Pria itu adalah Andri.Karena Chandra, Andri baru bisa terpilih untuk mengikuti pelatihan khusus. Saat ini pelatihan khusus belum berakhir, tapi dia meminta izin untuk pulang hanya karena dia ingin bertemu dengan Chandra. Dia ingin berterima kasih kepada Chandra secara langsung.Chandra menatap Andri dan berkata sambil tersenyum, “Hebat juga, baru berapa lama sudah terlihat jauh lebih kuat.”Andri tersenyum, “Pelatihan khusus sangat sulit, tapi aku malah sangat termotivasi. Aku harap suatu hari nanti aku juga bisa jadi pahlawan terkenal seperti Kak Chandra dan bisa melindungi keluarga dan negara.”Chandra mengibaskan tangan dan berkata, “Pahlawan apaan? Sekarang aku bukan jenderal Pasukan Naga Hitam lagi, bukan Naga Hitam lagi. Aku hanya orang biasa.”“Di dalam hatiku, Kak
Nova sungguh tidak rela melepaskan Chandra. Chandra pernah sangat baik padanya. Namun, dia yang tidak menghargai pria itu. Setelah kehilangan Chandra, Nova baru menyesal.Nova tidak menyalahkan Chandra. Dia hanya menyalahkan dirinya sendiri. Semua karena salah Nova sendiri. Sekarang Nova berusaha untuk mempertahankan pria itu.Chandra diam seribu bahasa. Pada saat Nova memintanya untuk tinggal, dia benar-benar ingin tinggal. Namun, dia telah berjanji pada Amanda. Seorang pria harus menepati janjinya, tidak boleh mengingkari janji yang dia ucapkan sendiri.“Karena kamu sudah tahu segalanya, seharusnya kamu juga tahu soal Amanda.”“Aku tahu.”Nova melepaskan Chandra dan berkata, “Kamu pergi saja.”Chandra tidak berkata apa-apa lagi. Dia langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu.Sedangkan Nova terlihat sedih dan tidak berdaya. Pada saat yang sama, dia juga terlihat bertekad. Dia menatap Chandra yang pergi dan bergumam pelan, “Aku nggak akan menyerah. Sekalipun aku harus kejar k
Amanda membawa Chandra ke lantai dua, lalu membuka pintu sebuah kamar dan berkata, “Kak Chandra, kamu pakai kamar yang ini saja. Seprai dan yang lainnya semuanya baru.”“Oke.”Chandra menganggukkan kepala. Kemudian, dia masuk ke dalam kamar.Begitu melihat Amanda ikut masuk ke kamar dan terlihat seperti ingin membicarakan sesuatu tapi ragu, Chandra spontan bertanya, “Ada yang ingin kamu katakan?”Amanda merasa tidak enak hati. Wajah cantiknya seketika tersipu malu. “Kak ... Kak Chandra, kamu dan Kak Nova ....”Amanda berhenti sejenak. Setelah mengumpulkan keberaniannya, dia baru bertanya lagi, “A-apakah karena aku kamu baru kembali ke sini? A-aku sudah bilang, aku nggak akan paksa kamu. Aku juga tulus mendoakan kamu dan Kak Nova. Aku harap kalian berdua baik-baik saja.”“Nggak ada apa-apa, kamu nggak usah pikir yang macam-macam. Kamu keluar dulu, aku mau baca buku.”“Oh.” Amanda menjawab satu kata oh, lalu keluar dari kamar.Di lantai bawah, beberapa perempuan duduk bersama.Begitu mel
“Hilang?”Chandra spontan tercengang, lalu bertanya, “Semalam masih baik-baik saja, kenapa tiba-tiba hilang?”“Huh.” Sandra menghela napas, “Dari semalam ada yang nggak beres dengannya. Dia menanyakan banyak pertanyaan yang aneh.”“Tanya apa?”“Pokoknya, dia merasa dia datang cari kamu justru membawakan masalah untuk kamu, buat kamu serba salah. Dia juga merasa gara-gara dia, kamu nggak tinggal di rumah keluarga Kurniawan, malah tinggal di rumah Grace. Pagi ini dia menghilang, semua barang bawaannya juga dibawa pergi.”Ekspresi Chandra menjadi serius.“Kenapa kamu masih diam saja? Cepat pergi cari dia.”“A-aku harus cari ke mana?” Chandra sendiri juga tidak tahu.“Dia pasti sudah kembali ke Kota Diwangsa. Sekarang seharusnya dia belum sampai di bandara. Dengan kemampuanmu, kamu pasti bisa cegat dia,” kata Sandra.“Hmm.”Chandra mengangguk, lalu dia bergegas turun ke bawah. Sonia juga sudah bangun. Sonia sedang menggunakan energi sejatinya untuk mengurangi hawa dingin yang berlebihan d
Pria tua itu berjalan mendekat dan muncul di hadapan Amanda.“Bapak panggil saya?” tanya Amanda.“Tentu saja panggil kamu,” jawab pria tua itu.Pria tua itu tidak lain dan tidak bukan adalah Robi. Robi mencondongkan badannya ke depan dan berbisik di telinga Amanda.“Benarkah?” tanya Amanda dengan ekspresi gembira di wajahnya.“Tentu saja,” kata Robi. “Ikut saja denganku, aku nggak akan berbohong padamu.”Amanda berpikir sejenak, lalu dia menganggukkan kepalanya dan menjawab, “Oke.”Amanda mengikuti Robi dan meninggalkan bandara. Mereka pergi dengan sebuah mobil hitam.Sementara itu, Chandra sudah tiba di bandara. Sesampainya di bandara, dia langsung menelepon Arya.Arya mengatakan hari ini memang ada reservasi tiket atas nama Amanda, tapi Amanda tidak naik ke pesawat.Chandra spontan mengerutkan keningnya ketika mendengar hal itu, “Nggak naik ke pesawat?”“Iya, penerbangan yang dia pesan sudah lepas landas. Nggak ada penumpang bernama Amanda.”“Oke, aku mengerti.”Usai berkata, Chandra
Sekarang Chandra tidak punya pilihan selain kembali dan menunggu kabar dari Cakra. Dia pun naik taksi dan kembali ke rumah Grace.Begitu sampai di rumah, Sonia langsung bertanya padanya, “Bagaimana? Kamu sudah temukan dia?”Chandra menggelengkan kepala dengan lemas. Dia berjalan masuk dan duduk di sofa tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Grace juga bertanya, “Nggak ketemu?”Sonia menggunakan energi sejati untuk menyingkirkan hawa dingin yang berlebihan di dalam tubuh Grace. Untuk saat ini Grace tidak merasa dingin lagi. Dia telah kembali normal. Saat ini, dia memasang raut wajah kebingungan.Chandra mengeluarkan ponselnya dan membuka video rekaman CCTV yang Arya kirimkan padanya. Sonia langsung mendekat untuk melihat video itu.Begitu melihat video tersebut, Sonia spontan bertanya, “Siapa itu? Kenapa Amanda pergi bersamanya?”Ekspresi Chandra sangat serius.“Kalau dilihat dari penampilannya, sepertinya dia kakekku. Tapi kakekku meninggal dalam kebakaran sepuluh tahun yang lalu. Aku sud
Kakek sangat menyayangi Chandra sejak dia masih kecil. Kakek yang mengajarinya tulisan kuno dan membimbingnya belajar keterampilan medis. Chandra pun mempelajari keterampilan medis dasar.Berkat bimbingan kakeknya, Chandra memiliki dasar sehingga bisa memahami Kitab Kedokteran jilid kedua dalam waktu yang sangat singkat.“Kak Chandra, aku harus bilang apa lagi kamu baru percaya? Saat itu kakekmu yang mulai pertikaian dalam keluarga Atmaja. Kamu tahu nggak berapa banyak anggota keluarga Atmaja yang dia bunuh? Kamu tahu nggak berapa banyak anggota keluarga Atmaja yang mati di tangannya? Orang yang punya niat jahat seperti itu nggak ada istilah keluarga di kamusnya. Sekalipun kamu cucunya, kalau kamu halangi jalannya, dia juga nggak akan segan-segan padamu.”Sonia mengingatkan Chandra. Dia tidak ingin Chandra disesatkan oleh kekeluargaan dan kehilangan kemampuan penilaian yang paling dasar.“Aku yakin Kakek bukan orang seperti itu. Dia pasti punya alasannya sendiri,” kata Chandra sambil m
“Bu Sandra.”Satpam yang hendak menyerang langsung berhenti ketika melihat Sandra datang. Mereka pun menyapa Sandra dengan hormat.“Kembali ke tempat kerja masing-masing.” Sandra mengedarkan pandangannya ke arah para satpam dan memberikan perintah.“Baik.”Para satpam pun berbondong-bondong pergi dan bergegas kembali ke pos kerja masing-masing.Setelah mereka pergi, Sandra baru menatap Chandra dan bertanya, “Bukannya kamu pergi cari Amanda? Kenapa datang ke perusahaan?”“Aku cari Nova.”“Untuk apa cari dia?”“Mau tanya sesuatu.”“Oke, aku akan antar kamu ke sana.”Sandra membawa Chandra ke kantor di lantai paling atas. Setelah Nova menerima telepon dari Chandra, dia menunggu di dalam kantornya. Dalam waktu kurang dari satu jam, Chandra sudah muncul.“Chandra ....”Nova langsung berdiri. Chandra berjalan ke sofa di dalam ruangan kantor itu dan duduk di sana. Nova juga mengikuti pria itu dan duduk di seberangnya. Sandra pun tidak pergi.Chandra mengeluarkan ponselnya dan membuka video ya
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di