Chandra menggosok hidungnya.Pria itu berpikir bahwa hal itu tidak mungkin terjadi karena dirinya sama sekali tidak pernah tertarik dengan urusan pengadilan.Akan tetapi Raja adalah orang bijak, orang yang dipilihnya pasti mempunyai kemampuan yang baik.Bisa mendukung seorang yang bijak, Chandra pasti akan melakukannya dengan sepenuh hati.“Kekayaan?” ucap Chandra bergumam pelan.Gurun selatan baru saja stabil, dalam waktu satu tahun bisa mengumpulkan kekayaan bukanlah hal yang mudah.Sekarang mereka hanya bisa mengandalkan Kota Rivera sebagai sumber pemasukan.“Apa maksud ucapan Shadow tadi? Diwangsa di monopoli, Organisasi Persatuan Kamar Dagang, Fiveprof Group, Kamar Dagang Abadi?”Kalimat itu terus terngiang-ngiang di benak Chandra.Jangan-jangan ingin mereka berbuat kesalahan lalu menggunakan kesempatan tersebut untuk merampas semua kekayaan yang dimiliki oleh para pengusaha itu dan menjadikannya hak milik?Chandra menggelengkan kepalanya perlahan, pria itu pun sudah tidak lagi me
Alex melihat wajah Chandra.“Hari ini kamu terlihat lebih berenergi, sepertinya kamu sudah memulai latihannya. Kamu sudah berjanji untuk mengajariku kultivasi energi internal.”Chandra tertawa, “Tentu saja, tapi sekarang aku masih belum menguasainya. Tunggu setelah aku berhasil menguasai energi sejati, aku pasti akan menurunkannya ke kamu.”“Berikan obat penawarnya,” ucap Alex sambil mengulurkan tangannya.“Berikan kertas dan pen, aku akan menulis langsung resep obatnya, kamu tinggal mendapatkannya sendiri di luar.”Alex pergi mengambil pulpen dan kertas.Chandra menuliskan resep obat penawarnya dan mengembalikan kertas it uke tangan Alex.Alex melihat sekilas resep obat tersebut.Kertas itu penuh dengan nama obat yang ditulis oleh Chandra, Alex tidak mengerti satu pun, sehingga pria itu hanya bisa menyimpan kertas tersebut.Chandra memberikan perintah kepada Alex, “Aku akan memberikanmu sebuah misi sekarang.”“Hmm?”Alex menatap pria di sebelahnya, “Cepat katakan.”“Teuku telah melaku
Berita pemberontakan Delapan Naga Langit tersebar dari Gurun Selatan ke seluruh pelosok di dalam negeri, bahkan seluruh dunia.Netizen di seluruh negeri juga sibuk membahas masalah ini.Delapan orang ini ditemukan oleh Chandra, tentu saja dengan sendirinya Chandra menjadi bahan perbincangan.Semua rakyat membela dan berempati kepada Chandra.Sayang sekali pria itu terlahir di dalam sistem pemerintahan yang jelas, kalau tidak namanya pasti akan dikenang sepanjang masa.Chandra seharian di dalam rumah sakit mempelajari Kitab Pengobatan. Di malam hari, ketika mendengar kabar ini, pria tersebut diam-diam tersenyum.“Suamiku, Delapan Naga Langit memberontak,” ucap Nova sambil berbaring di atas ranjang rumah sakit.Walaupun Chandra seharian menemani istrinya di rumah sakit, mereka sama sekali tidak mengobrol. Nova sendiri juga terus berusaha mencari bahan pembicaraan. Perempuan itu sempat terkejut melihat berita tersebut dan menyodorkan ponselnya kepada Chandra untuk dilihat.Chandra tersada
Kusuma menjelaskan satu per satu kondisi di Rivera.“Selain itu ….”Selena juga menjelaskan, “Baru-baru ini ada sebuah perusahaan farmasi yang baru didirikan, Namanya Centennial Group.”“Hmm?” Chandra terkejut mendengar hal ini, “Centennial Group? Dari mana asalnya?”Selena menggelengkan kepalanya, “Aku juga kurang tahu, belakangan ini Centennial Group telah menjadi pusat perhatian. Beberapa obat baru yang dikeluarkannya juga mendapatkan pengakuan dan komentar yang bagus dari konsumen. Ditambah lagi Centennial Medical Building juga sangat terkenal di kalangan medis. Banyak dokter terkenal yang keluar dari Centennial, bahkan Kimin Handoko yang kemarin terakhir kalah di dalam konferensi medis dengan Pak Chandra juga berasal dari Centennial.”Chandra langsung mengerti.Kalau tebakannya tidak salah, maka bos besar yang berada di balik Centennial adalah Teuku, karena Kimin bekerja untuk Teuku.“Centennial, Centennial, jangan-jangan ini rencana dalam jangka waktu yang lama, makanya dinamakan
Chandra saat ini berada di posisi serba salah.Di satu sisi dirinya tidak ingin merepotkan Sandra, tapi di sisi yang lain dirinya juga berharap Sandra dapat membantunya.“Cepat katakan, bagaimana kamu ingin aku melakukannya secara spesifik, lagipula aku juga nggak membantumu secara gratis, ada gaji yang aku ambil,” jawab Sandra sambil tertawa.Chandra berpikir sejenak, kemudian berkata, “Sekarang aku akan berpikir terlebih dahulu cara untuk bisa mendapatkan uang. Setelah aku berhasil mendapatkan uang, kita berdiskusi kembali. Selama beberapa hari ini kamu siap-siap saja dulu, tunggu setelah aku mempersiapkan modalnya, aku akan mencari kamu lagi.”Sandra menganggukkan kepalanya, “Baiklah kalau begitu.”Perempuan itu bangkit berdiri sambil melirik sekilas ke arah rumah sakit.Sebenarnya perempuan itu sangat ingin menjenguk sahabatnya, tapi sekarang ini Nova mempunyai salah paham yang sangat mendalam terhadapnya. Perempuan itu pun tidak ingin mencari masalah dan mengurungkan niatnya.“Aku
Kalau ini adalah dirinya yang dulu, Chandra pasti sudah menolak persyaratan yang diajukan oleh Gilang dari awal.Akan tetapi saat ini dirinya sangat memerlukan uang.“Aku hanya meminjamnya, aku pasti akan mengembalikannya nanti. Mengenai Grace, dalam waktu dekat ini aku pasti bisa menyembuhkan penyakitnya secara total.”Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya menguasai Jarum 81 Langit.Asalkan dia berhasil menguasai energi sejati dan mengetahui bagaimana menggunakan Jarum 81 Langit, mengobati Grace bukanlah suatu hal yang sulit.“Oke, kalau begitu besok aku akan datang ke Rivera.”Setelah selesai berbicara dengan Gilang, Chandra menutup teleponnya.Akhirnya, Chandra dapat menghela napas lega.Untung saja masih ada Gilang, kalau tidak dirinya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.Setelah berhasil menyelesaikan masalah ini, barulah Chandra masuk ke dalam kamar rumah sakit.Begitu masuk, Kusuma dan Selena langsung menyapa Chandra dengan sopan. “Pak.”Chandra melambaikan sediki
Chandra membalikkan badan dan berjalan keluar ruangan.Kepala Rumah Sakit itu masih belum menyerah dan berteriak dari belakang Chandra, “Lina sangat baik dan berbudi luhur.”Chandra hanya menganggap ucapan Pak Dani sebagai angin lalu dan terus berjalan menuju kamar Nova.Terus berjalan dan berpikir sepanjang malam membuat Chandra merasa lelah. Pria itu bersandar pada sofa di dalam kamar rawat dan mengusap keningnya pelan-pelan.Sementara itu, Nova sama sekali tidak mengantuk.“Suamiku, apa kamu bisa kemari untuk menemaniku mengobrol sebentar?” tanya Nova sambil menatap Chandra.Chandra membuka matanya dan menatap perempuan itu.Dia dapat melihat wajah memelas Nova. Chandra menghela napas dalam-dalam.Nova juga cukup menderita, Chandra ingin sekali menarik perempuan itu masuk ke dalam pelukannya dan melindunginya seumur hidup.Akan tetapi saat ini dirinya tidak mampu.Chandra berjalan mendekat, menarik sebuah kursi ke samping ranjang sambil memegang tangan Nova. “Aku sangat lelah, sedan
“Aku berada di rumah sakit militer.”“Oke, kami akan segera tiba.”Setelah Chandra mengatakan bahwa dirinya berada di rumah sakit, dia langsung menutup telepon tersebut.Pria itu kembali masuk ke dalam lamunannya.Gilang dan Grace datang dengan sangat cepat.Ketika mereka sampai, Chandra masih duduk di kursi dekat pagar rumah sakit.“Kak Chandra …!”Terdengar sebuah suara yang memanggil namanya dengan ceria.Chandra menoleh untuk mencari asal suara tersebut.Seorang perempuan berusia sekitar 20 tahun berlari menghampirinya. Perempuan itu mengenakan gaun berwarna putih, ketika berlari rambut hitam perempuan itu tertiup angin menerpa wajahnya yang kecil.Dengan cepat perempuan itu tiba di hadapan Chandra.Chandra bangkit berdiri dan menyapanya, “Grace.”Wajah cantik Grace dipenuhi dengan senyum bahagia, perempuan itu menarik tangan Chandra dan berkata, “Akhirnya bisa bertemu dengan kamu lagi. Bagaimana dengan penyakitmu? Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan lembut, “Masih sam
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki