Share

Bab 756

Author: Angin
Chandra tampak kecewa.

Sandra meraih tangannya dan menghibur, “Jangan khawatir. Kita pasti akan menemukannya.”

“Semoga saja.” Chandra mengangguk kecil.

Namun, dia tahu bahwa kemungkinan untuk menemukan patung itu tidak terlalu besar. Bahkan kalaupun mereka menemukannya, dia belum tentu mendapatkan apa yang dia butuhkan.

Dia terus menunggu. Sebentar lagi memasuki malam.

Para tentara yang masuk ke dalam air sudah kembali semua.

Mereka memasuki gua dan mencari lama sekali, tetapi tidak menemukan patung atau batu yang tingginya lebih dari sepuluh meter.

Api unggun menyala di tepi pantai.

Abdul bertanya, “Kak Chandra, bagaimana rencana kita sekarang?”

Chandra juga memikirkannya.

Puluhan tentara telah mencari patung itu seharian, tetapi tidak bisa menemukannya. Kemungkinan bisa menemukan patung itu tidak besar.

Sekarang ini hanya ada dua kemungkinan.

Yang pertama adalah, sepuluh tahun telah berlalu, sehingga patung atau batu itu mungkin sudah roboh.

Kemungkinan yang kedua adalah, lokasinya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 757

    Awalnya, Teuku ingin membunuh Chandra.Dia tidak bisa tenang kalau Chandra masih hidup, meskipun pria itu cacat.Walaupun Chandra sudah mengundurkan diri sebelumnya, pria itu masih memiliki Pedang Penghakiman.Dia tidak boleh menyerang Chandra. Kalau dia menyerang pria itu, lalu dicari tahu siapa yang melakukannya, dia akan mendapat masalah.Chandra sudah berubah menjadi rakyat jelata sekarang, juga sudah menyerahkan Pedang Penghakiman.Tidak ada yang peduli dengan hidup atau matinya.Selama dia melakukannya dengan rapi, pasti tidak akan ada masalah.Sekarang, ketika mengetahui Chandra sedang mencari sesuatu, dia berubah pikiran.Apa yang dicari Chandra pastilah bukan benda biasa. Dia berencana untuk merebut benda itu sebelum menyerang pria itu.Setelah menutup telepon, dia masih belum tenang dan menelepon lagi.“Apa orang yang kamu cari itu dapat diandalkan?”Suara serak menjawab dari seberang telepon, “Jangan khawatir, bos. Pasti dapat diandalkan. Kami pernah menjadi tentara bayaran

  • Jenderal Naga   Bab 758

    Sedangkan Sandra tidak tidur semalaman, dia berjaga di luar.Nova tidur dengan nyenyak. Hari sudah pagi saat dia terbangun keesokan harinya.Nova bangkit, kemudian melihat ponsel di sampingnya. Sudah lebih dari jam 8 pagi. Dengan kesal Nova menepuk dahinya dan berkata, "Nova, nyenyak banget tidurmu."Nova segera bangkit, menyisir rambutnya yang berantakan, lalu keluar.Di luar, api unggun masih berkobar.Chandra duduk di kursi roda dengan Sandra berdiri di belakangnya sambil memijat kepala Chandra.Nova mendekat dan menyapa, "Sandra."Sandra menoleh sedikit, kemudian memberi isyarat kepada Nova untuk diam.Nova mendekat. Ternyata Chandra sedang tertidur.Sandra tampak sangat lelah, Nova kemudian berbisik, "Kamu nggak tidur semalaman, ya?"Sandra menghela nafas pelan dan berkata, "Kak Chandra kambuh lagi semalam. Dia terbangun kesakitan, kedinginan juga. Sekarang saja kulitnya terasa dingin banget, seperti es."Nova menyentuh wajah Chandra. Kulitnya memang sangat dingin.Nova berkata ke

  • Jenderal Naga   Bab 759

    Abdul adalah seorang jenderal berbintang satu dengan kekuasaan yang sangat besar. Untuk mendapatkan sebuah kapal selam bukanlah perkara sulit baginya. Setelah menelepon seseorang, dia mendekati Chandra dan berkata, "Kak Chandra, saya sudah hubungi mereka. Kapal selam akan segera tiba. Mohon tunggu sebentar."Chandra hanya mengangguk dan kembali duduk. Satu jam kemudian, kapal selam pun tiba. Kapal selam itu adalah jenis kapal selam mini yang hanya dapat menampung lima orang.Sandra telah bangun dari tidurnya. Dengan bantuan Sandra dan Nova, Chandra mulai mengenakan pakaian selam.Sandra bertanya dengan nada khawatir, "Kak Chandra, benar aku nggak perlu ikut? Kondisimu sekarang ini belum pulih sepenuhnya. Gimana kalau terjadi sesuatu pas nanti di dalam gua?"Dengan tenang, Chandra menjawab, "Nggak akan terjadi apa-apa."Nova dengan tegas berkata, "Sandra, kamu tunggu di sini, aku ikut dia ke dalam."“Kamu juga nggak boleh ikut. Kamu tunggu aku di darat saja. Aku cuma pergi lihat sebenta

  • Jenderal Naga   Bab 760

    Abdul memahami situasinya. Jikapun mereka bisa mengalahkan musuh, tapi Sandra pasti akan terluka. Dia pun akhirnya menarik Sandra untuk segera kabur. Dor! Dor! Dor!Suara pistol terdengar tanpa henti. Kekuatan musuh sangat mengerikan. Meski pasukan yang dibawa Abdul adalah para pasukan khusus berpengalaman, tapi kali ini mereka tidak membawa senjata berat. Mereka hanya membawa pistol tangan. Senjata itu sama sekali tidak bisa melawan tenaga api dari lawan. Tak butuh waktu lama hingga akhirnya ada prajurit yang terluka. Abdul tidak mempedulikannya. Dia terus menarik Sandra lari. Melihat Abdul dan Sandra melarikan diri, Blacky segera memberikan perintah, "Kejar mereka, jangan biarkan satu pun lolos!"Namun, tentara yang berada di belakang Blacky terhalang oleh tembakan pasukan yang lain. Mereka hanya bisa menembaki Abdul dari jauh.Abdul telah berlari lebih dari sepuluh meter, tapi masih dalam jangkauan tembakan. Ia berusaha melindungi Sandra dengan tubuhnya sehingga Abdul terkena

  • Jenderal Naga   Bab 761

    Saat ini, Chandra telah tiba di dalam gua bawah tanah.Di saat itu, Chandra sudah berada di dalam gua bawah tanah. Tubuhnya merasa berat dengan pakaian selam yang dikenakannya. Berjalan dengan itu sangat merepotkan. Chandra memutuskan untuk melepaskannya."Kak Chandra, di depan sana," seorang pasukan menunjuk ke arah depan."Oke."Chandra mengangguk dan berkata, "Ayo tunjukkan jalan.""Sayang, aku tuntun saja," Nova menopang Chandra, mengingatkannya, "Gua bawah tanah ini lembab dan banyak lumut. Hati-hati."Dengan bantuan Nova dan arahan dari pasukan, Chandra bergerak pelan menelusuri gua. Jalan setapak dalam gua ini seperti labirin. Jika Chandra tidak mempersiapkan dan mengirim orang lebih dulu untuk mengeksplorasi, mungkin ia akan tersesat di sini selama berhari-hari.Setelah hampir setengah jam berjalan, pasukan yang memimpin berkata, "Ini tempatnya."Mereka menyoroti area depan dengan lampu senter, dan Chandra melihat sebuah ruangan luas dengan sebuah batu besar setinggi lebih dari

  • Jenderal Naga   Bab 762

    Para prajurit berdiskusi pelan. Chandra berpikir sejenak, kemudian memerintahkan, “Coba kalian periksa, apa ada sesuatu di tumpukan reruntuhan batu itu?”“Baik.”Para prajurit mengangguk.Meskipun tempat ini terasa aneh, mereka tidak berani tidak mendengarkan perintah Chandra. Chandra adalah Dewa Perang, idola mereka. Meskipun Chandra saat ini tidak punya posisi apa-apa, tetapi dalam hati mereka, Chandra tetaplah Dewa Perang yang mereka hormati.Para prajurit ini berjalan ke arah tumpukan batu, kemudian mulai membongkar puing-puing tersebut.Patung kepala naga memang sudah roboh dan berubah menjadi tumpukan batu. Bongkahan batu-batu tersebut tidak terlalu besar sehingga mereka dapat dengan mudah mengangkatnya.Tidak lama kemudian, puing-puing berhasil dibersihkan.Chandra mendekat membawa senter untuk menerangi lantai.Dia memerintahkan, "Coba bersihkan dengan lebih rapi.""Baik," prajurit yang ikut serta mulai membersihkan batu-batu kecil dari lantai.Chandra terus menerangi dengan s

  • Jenderal Naga   Bab 763

    "Kita pergi sama-sama," ujar Chandra.Dalam situasi seperti ini, Chandra tak mungkin pergi sendiri.Jika dia pergi, itu berarti dia akan meninggalkan saudara-saudaranya dalam jalan buntu."Naga Abur, Kak Chandra lemah dan sulit bergerak, kamu bawa dia di punggungmu," suara dalam kegelapan memerintahkan."Baik."Prajurit yang disebut Naga Abur segera menjawab."Ayo pergi. Kalau nggak segera pergi, kita nggak akan sempat lagi." Chandra tampak panik melihat cahaya di kejauhan yang bergerak semakin mendekat."Naga Abur, bawa Kak Chandra. Yang lain, bersiap bertempur,"Naga Abur segera menggendong Chandra, berdiri, dan berkata, "Nova, ayo."Dia menggendong Chandra dengan satu tangan, dan dengan tangan lainnya menarik Nova, bergerak cepat menuju ke dalam gua. Chandra menutup matanya. Dia tahu bahwa orang-orang yang tinggal di sana pasti dalam bahaya.Tidak lama kemudian, terdengar suara tembakan. Tembakan terus berlangsung selama sekitar sepuluh menit. Setelah itu, gua menjadi tenang.Sement

  • Jenderal Naga   Bab 764

    Di tangan mereka ada senjata. Di kepala mereka terpasang senter dengan cahaya yang sangat terang. Lebih dari dua puluh senter menerangi gua gelap.Chandra sadar bahwa ia harus menembak. Jika mereka mendekat, kematian sudah pasti menunggunya. Dengan senjata di tangannya, "Dor!" Chandra memutuskan untuk menembak. Dentuman senjata memekakkan telinga dan tidak lama kemudian, seseorang jatuh tak berdaya di kejauhan."Berlindung!" teriak seseorang dalam kegelapan. Lebih dari dua puluh orang dengan cepat mencari tempat berlindung. Setelah menembak, Chandra tidak berani bertindak gegabah. Ia tahu bahwa orang-orang ini adalah pembunuh bayaran berpengalaman. Mereka dapat mengetahui posisi Chandra dari suara tembakannya. Jika Chandra menampakkan diri, hujan peluru dari senapan mesin pasti akan menyambutnya.Chandra bersembunyi di belakang batu. Satu-satunya cara bagi Chandra untuk bertahan adalah dengan mengambil senjata dari musuh. Jika dalam keadaan optimal, itu bukan masalah besar. Tapi sekara

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2151

    Chandra benar-benar menginginkan Giok Pemakaman tersebut. Sekarang, dia menyatakan ketertarikannya dengan giok itu setelah Jarga membahasnya. Selain itu, tanah leluhur keluarga Sky? Sepengetahuan Chandra, keluarga Sky merupakan salah satu keluarga yang melegenda. Bahkan leluhur mereka sempat menjadi orang terkuat di bumi pada periode itu. Jadi, tentu saja tanah leluhur keluarga Sky adalah hal yang cukup menarik bagi Chandra. Dia ingin pergi dan melihat tanah leluhur itu. Namun, Jarga tampak ragu untuk menunjukkan tanah leluhur keluarganya dan memberikan giok itu setelah Chandra menolak untuk menikah dengan Lilian. Bagaimanapun juga, liontin giok ini adalah harta karun keluarga Sky. Bahkan mereka rela seluruh kota dibantai untuk mempertahankan liontin giok ini. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa memberikan liontin giok itu kepada Chandra secara sukarela?Walaupun Chandra sudah menyelamatkan keluarga Sky, Jarga tetap tidak bersedia memberikan liontin giok itu kepada Chandra. Satu-sat

  • Jenderal Naga   Bab 2150

    Beberapa hari kemudian, mereka semua tiba di Kota Sky Draga yang sekarang sudah berubah menjadi kota mati. Mayat bergelimpangan di mana-mana dengan darah yang mengalir tanpa henti bagaikan sungai disertai dengan bau busuk yang menyengat ke seluruh penjuru kota. Jarga memerintahkan prajurit dari kota sekitar Sky Draga untuk membersihkan kota ini. Hanya dalam beberapa hari, Sky Draga berhasil dibersihkan. Chandra terpaksa tinggal untuk sementara waktu di Sky Draga karena keluarga Sky masih memiliki banyak urusan yang harus mereka selesaikan dan belum sempat untuk menyiapkan bahan pangan bagi Chandra. Chandra tinggal di sana kurang lebih selama setengah bulan ketika Kota Sky Draga perlahan mulai pulih. Sebuah halaman di istana kekaisaran Negara Sky Draga. Chandra duduk di halaman sambil menyerap energi spiritual langit dan bumi untuk berkultivasi. “Kak Chandra!”Sebuah suara yang renyah memanggil namanya. Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan seorang perempuan cantik bergaun indah be

  • Jenderal Naga   Bab 2149

    Lilian bergegas membawa seluruh anggota keluarganya pergi. Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di jalur yang jauh dari pegunungan tempat Istana Kegelapan berada. Di area luar pegunungan. Lilian menangis penuh kebahagiaan seraya berkata, “Syukurlah Papa baik-baik saja. Kota Sky Draga sudah dibantai habis-habisan, aku pikir ….”“Huhu ….”Lilian mulai menangis setelah teringat apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang putri yang hidup dengan penuh kemakmuran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir akan menjadi target pembunuhan. Pilu di hatinya semakin menjadi-jadi ketika dia teringat, bagaimana dirinya diburu dan para pengawalnya yang sudah tumbang karena melindunginya. “Lilian.”Jarga memeluk putrinya lalu berkata, “Kamu sudah banyak menderita.”“Kak Lilian, apa yang sebenarnya terjadi?”“Bagaimana kamu bisa membawa kami semua keluar dari Istana Kegelapan?”“Apa kamu memberikan liontin giok itu pada mereka?”Beberapa anggota kel

  • Jenderal Naga   Bab 2148

    “Kamu … kamu iblis?” tanya Morga dengan raut wajah ketakutan. Chandra berkata dengan tenang, “Kamu tidak perlu memedulikan siapa aku. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Tapi, jangan salahkan aku yang bertindak kasar kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaannya.”Energi iblis muncul dari teratai hitam dan melayang ke arah Morga. Seketika, jiwanya bergetar. Dia sadar, dirinya pasti akan mati kalau dia tidak mengatakannya. Sekarang, dia benar-benar ketakutan sampai keinginan untuk bertahan hidup tiba-tiba muncul di dalam hatinya. “Jangan, jangan bunuh aku. Aku akan mengatakannya,” ujar Morga berusaha berkompromi. Kemudian Chandra menyingkirkan Teratai Iblisnya. Lilian menatap Chandra dengan tatapan aneh. Dia juga tahu legenda tentang iblis. Oleh karena itu, dia cukup kaget ketika mengetahui seorang manusia bumi seperti Chandra bisa memiliki energi iblis di tubuhnya. Namun, semua itu tidak lagi penting baginya selama Chandra bisa menyelamatkan keluarganya. “Katakan sekarang juga,”

  • Jenderal Naga   Bab 2147

    Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang

  • Jenderal Naga   Bab 2146

    Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel

  • Jenderal Naga   Bab 2145

    Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter

  • Jenderal Naga   Bab 2144

    Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te

  • Jenderal Naga   Bab 2143

    Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status