Share

Bab 628

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Yang satu adalah pahlawan dunia dan satunya lagi adalah wanita cantik nomor satu di Rivera. Kalian adalah pasangan yang diciptakan untuk bersama. Kalian pasti bisa menjadi kisah yang indah," kata seseorang di toko tersebut.

Begitu mendengar semua hal itu, Nova tampak sedikit canggung dan bergegas menjelaskan, "Kalian sudah salah paham, aku dan Naga Hitam hanya berteman. Selain itu, aku nggak akan bercerai dengan suamiku. Dulunya, suamiku juga bawahan Naga Hitam. Mereka punya hubungan yang sangat baik."

Chandra yang berdiri di samping merasa sangat bahagia begitu mendengar ucapan tersebut. Nova sudah tidak memiliki niat untuk bercerai dengannya. Sekarang, selama dia terus berusaha, dia pasti bisa mendapatkan hati Nova cepat atau lambat.

Setelah Nova menjelaskan, dia pun menarik Chandra dan pergi. Sekarang popularitasnya terlalu besar, ke mana pun dia pergi, selalu ada sekelompok orang yang mengerumuninya. Kebanyakan, semua orang itu akan menanyakan masalah dirinya dengan Naga Hitam.

S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 629

    Nova merasa ragu sejenak, lalu berkata, "Kamu sudah menyelamatkan putrinya, sudah seharusnya kamu meminta sedikit imbalan. Aku nggak ingin menggunakan perceraian untuk mengancammu. Menurutku, dua orang harus bersama jika memang cocok dan berpisah kalau nggak cocok. Aku rasa kita nggak terlalu cocok.""Aku mengerti," jawab Chandra sambil menarik napas dalam-dalam.Nova memang mengatakan tidak ingin menggunakan perceraian untuk mengancamnya, tetapi ucapan Nova sudah sangat jelas. Saat ini, Chandra merasa sedikit kecewa. Dia kecewa kepada Keluarga Kurniawan dan juga kepada Nova. Keluarga Kurniawan selalu memiliki sifat seperti ini, mereka tidak akan pernah berubah tidak peduli apa yang telah dialami.Sementara itu, awalnya Nova sangat bersih, tetapi sekarang dia perlahan berubah menjadi serakah seperti Keluarga Kurniawan. Chandra berdiri dan melihat Nova sambil berkata dengan serius, "Nova, aku akan membantumu untuk yang terakhir kali. Katakan berapa yang kamu mau? Setelah membantumu kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 630

    "Nova, kamu transfer 20 triliun itu kepadaku, aku akan menjaganya dan merencanakan bagaimana menggunakan 20 triliun itu. Kita akan membeli sebuah vila yang besar dulu, lalu kita pergi keliling dunia," ucap Yani yang sudah mulai merencanakan."Nggak bisa!" tolak Nova dengan tegas."Ini milikku, gimana bisa aku menyerahkannya kepadamu?" jawab Nova.Nova tahu bahwa jika dia menyerahkan 20 triliun itu kepada Yani, dia tidak akan bisa memintanya kembali.Di rumah sakit militer."Apa?" Paul memelototkan matanya dan berkata, "Kak Chandra, yang benar saja. Kamu memberikan 20 triliun kepada Nova, lalu memutuskan hubungan kalian berdua?"Chandra menunjukkan ekspresi tidak berdaya dan menjawab, "Aku dan Nova memang nggak cocok, dia sama sekali nggak menyukaiku. Aku memberikannya 20 triliun bisa dianggap sudah membayar budinya sepenuhnya.""Tapi, dia jatuh cinta kepada Naga Hitam dan kamu adalah Naga Hitam. Kenapa kamu nggak mengungkapkan identitasmu? Kalau kamu melakukannya, kalian masih punya ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 631

    Teuku tahu bahwa dia tidak bisa berbuat apa pun kepada Chandra di Someria. Dia juga tidak punya kemampuan untuk membunuh Chandra. Teuku bahkan pernah berpikir menggunakan Nova untuk mengancam Chandra. Namun, setelah mengalami begitu banyak hal, dia menyadari bahwa Chandra sangat mementingkan Nova dari apa pun, bahkan dari hidupnya sendiri. Jika terjadi sesuatu kepada Nova, Chandra pasti akan murka. Ketika Naga Hitam murka, konsekuensinya akan sangat menakutkan dan Teuku sendiri tidak akan sanggup untuk menanggungnya. Jadi, hanya ada satu jalan untuk membunuh Chandra, yaitu membuat Chandra kembali ke perbatasan dan meninggal di medan perang. Namun, saat ini situasi di perbatasan sangat damai. Jika dia ingin membuat Chandra kembali, negara-negara kecil di perbatasan harus memulai perang lagi dan memaksa Naga Hitam kembali. Saat ini, Teuku mengetukkan jarinya di atas meja dengan pelan.Tuk! Tuk! Tuk!Suara yang ritmis terdengar di dalam ruangan tersebut. Tak lama kemudian, Teuku berkata

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 632

    Chandra telah minum cukup banyak, tetapi semakin minum, dia justru semakin sadar. Saat ini, ponselnya berdering. Dia mengambil ponsel di atas meja dan mendapati bahwa itu adalah panggilan dari Nova. Chandra pun mengangkat teleponnya."Chandra, kamu di mana?" tanya Nova.Suara Nova terdengar dari ujung ponsel tersebut, tetapi suaranya dingin dan tidak ada perasaan apa pun. Dari suaranya itu, Chandra bahkan bisa mengetahui bahwa Nova sedang menunjukkan wajah tanpa emosi apa pun."Kenapa? Ada urusan?" kata Chandra dengan datar."Ada urusan yang harus dibicarakan dengan jelas. Aku nggak leluasa bicara di telepon, lebih baik kita bicarakan secara langsung," jawab Nova."Oke," ucap Chandra yang langsung menyetujui tanpa berpikir banyak. Dia juga merasa karena sudah memutuskan untuk berpisah, maka mereka harus mengurus prosedur yang berkaitan."Kamu di mana? Aku akan mencarimu," pungkas Nova.Chandra juga tidak tahu bar itu karena tidak melihat nama barnya ketika masuk. Setelah memutuskan pan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 633

    Sebelum kembali ke Rivera, Chandra sudah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan melawan keinginan Nova. Selama Nova menginginkannya, dia akan menyetujui hal itu apa pun yang terjadi. Sekarang, Nova ingin bercerai, Chandra juga tidak menolak. Menurut Chandra, dia sudah melakukan apa yang seharusnya dia lakukan dan juga sudah membalas budi kebaikan Nova. Akhirnya, mereka pun pergi ke Kantor Catatan Sipil. Seusai menyelesaikan prosedur bercerai, mereka berdiri di depan pintu Kantor Catatan Sipil. Nova pun berkata sambil menatap Chandra, "Kita berpisah baik-baik, semoga kelak kamu bisa menemukan seorang wanita yang mengerti, memahami, dan juga benar-benar menyukaimu. Untuk uang 20 triliun yang kamu berikan, aku akan transfer balik nanti. Kamu juga bisa hidup tanpa kekhawatiran selama sisa hidupmu dengan uang itu."Chandra melambaikan tangan dengan pelan, lalu menyela ucapan Nova dan berbicara, "Nggak perlu, itu untukmu. Aku sudah bilang, aku nggak peduli dengan uang. Ada ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 634

    Chandra juga berjalan ke arah sofa dan duduk."Selena, seduh teh," perintah Chandra."Baik," jawab Selena yang langsung pergi menyeduh teh.Setelah duduk, Nova menatap Chandra sambil menyisir rambut panjangnya yang terurai di kedua bahunya dengan pelan. Kemudian, dia berkata, "Tuan Chandra, aku sudah bercerai."Chandra menatapnya. Dia ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh Nova.Melihat Chandra hanya diam saja, Nova lanjut berkata, "Sekarang aku sudah melajang. Aku memang menikah dengan pria lain sebelumnya, tapi aku masih perawan. Aku tidak melakukan hubungan suami istri dengan Chandra, mantan suamiku.""Nona Nova, aku sudah punya kekasih, dia adalah sahabatmu, Sandra. Kamu mengatakan semua ini denganku, apa kamu ingin aku mengkhianati Sandra?" tanya Chandra sambil tersenyum dengan nakal.Namun, Nova malah berkata dengan serius, "Aku tahu, tapi kalian belum menikah, jadi aku masih punya kesempatan. Selain itu, menyukaimu adalah hakku, aku berhak mengejar kebahagiaanku. Mengenai k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 635

    "Kabar terbaru! Sore hari ini, ada wartawan yang merekam Dokter Sakti Rivera, Nova bersama dengan menantu yang menumpang tinggal di Keluarga Kurniawan pergi kei Kantor Catatan Sipil, diduga mereka sedang mengurus perceraian.""Beredar di media sosial bahwa Nova sudah menjalin hubungan dengan Naga Hitam sehingga memutuskan untuk bercerai dengan suaminya yang tidak berguna itu. Tidak peduli apa pun kebenarannya, mari kita mendoakan Nova dan Naga Hitam. Semoga Nova memperlakukan Naga Hitam sang pahlawan kita dengan baik."Sebuah berita tersebar di seluruh Rivera. Sekarang, kabar Nova dan Chandra yang bercerai sudah sepenuhnya beredar. Berikutnya, ada sebuah berita lagi yangs kembali beredar."Kabar terkini, Atma Group menjual seluruh asetnya dengan harga murah dan mengumumkan akan bubar. Diketahui bahwa bos di balik Atma Group adalah Chandra sang Naga Hitam. Sebenarnya, apa alasan Chandra menjual aset perusahaannya dan bahkan mengumumkan akan membubarkan perusahaan di saat seperti ini?"K

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 636

    Amanda terus memikirkan pria yang menyerangnya itu dan pikirannya selalu dipenuhi oleh Naga Hitam. Dia tidak bisa melupakan Naga Hitam. Pada saat ini, dia melihat berita yang ditayangkan di televisi."Ahh!" Amanda sontak berteriak."Amanda, ada apa?" tanya Roy yang langsung keluar dari ruang kerjanya."Ayah, Naga Hitam sudah bercerai." Amanda berteriak dengan penuh semangat. Kemudian, dia menunjuk berita yang ditayangkan di televisi dan berkata, "Lihat, sekarang sedang ditayangkan berita perceraian Nova dan Chandra. Selain itu, Atma Group milik Naga Hitam juga sudah bubar.""Amanda, lupakan saja dia. Kamu dan dia bukan orang yang sejalan," ucap Roy."Ayah." Mata Amanda langsung berkaca-kaca dan dia berkata, "Setelah terjadi begitu banyak masalah, gimana aku bisa melupakannya? Ayah, berikan aku sedikit uang. Aku mau membeli tiket ke Rivera dan mengejar kebahagiaanku."Roy menunjukkan ekspresi tidak berdaya, tetapi dia juga tidak punya pilihan lain. Dia pun mengangguk dan berkata, "Oke,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1911

    Tara pun hanya memetik dua buah saja. Pasalnya, dengan begitu banyak pesilat Bumi yang memperhatikannya, dia pun tak berani mengambil lebih banyak. Setelah mendapatkan dua buah berwarna ungu itu, Tara pergi dengan perasaan yang sedikit tidak puas. Totalnya ada tiga puluh tiga buah; Santara berhasil mendapatkan sepuluh buah, Tara mendapat dua buah, dan sekarang tersisa dua puluh satu buah."Aku hanya butuh sepuluh buah," Raja Januar berkata sambil memandang para pesilat Bumi.“Ini, rasanya tidak adil, bukan?” Titan akhirnya berbicara. Sebelumnya, dia tetap diam karena merasa tidak memiliki wewenang di hadapan Santara. Namun, setelah Santara mengambil sepuluh buah dan sekarang Raja Januar juga meminta sepuluh, Titan merasa perlu bicara. Di atasnya, masih ada kekuatan Klan Darah, juga Chandra dan yang lainnya, belum lagi Robi yang telah mencapai Alam Kesembilan. Jika Titan tidak berjuang, bisa-bisa dia tidak mendapatkan satu pun buah ajaib itu.Robi pun berkata, "Memang tidak adil. Seti

  • Jenderal Naga    Bab 1910

    Chandra menghitung dalam hati—ada 33 buah di pohon itu. Jika Santara benar-benar mengambil 20 buah dan Tara 6 buah, itu sudah 26 buah, hanya menyisakan 7 buah. Dengan jumlah pendekar bumi yang banyak, jelas itu tidak cukup untuk dibagi.“Bagaimana kalau kita adakan pertarungan?” usul Chandra. Mendengar ini, banyak orang langsung memandang ke arahnya. Chandra melanjutkan, “Tidak perlu dibagi dalam kelompok. Kita adakan pertarungan terbuka. Siapa yang menang dan tidak ditantang, berhak mengambil satu buah. Setiap orang hanya boleh mengambil satu buah. Bagaimana?” Chandra tahu bahwa beberapa anak buah Santara memiliki kekuatan yang lebih lemah, jadi jika dilakukan dengan sistem ini, mereka mungkin tidak akan dapat banyak buah. Di sisi lain, di pihak Suku Mistik, mungkin hanya Tara dan Wukon yang mampu bersaing.“Baik, aku setuju,” ucap Robi pertama kali mendukung. “Aku juga setuju.” “Tidak masalah.” Para pendekar bumi pun menyatakan persetujuan mereka.“Aku tidak setuju,” sahut Sa

  • Jenderal Naga    Bab 1909

    Seperti apa kekuatan yang layak disebut sebagai Penguasa Kekuatan? Para pesilat bumi bahkan tak bisa membayangkannya. Mereka hanya tahu bahwa masa depan manusia bumi akan sangat sulit. Santara berhenti bicara, dan Chandra pun tak banyak bertanya lagi. Ia duduk bersila di tanah, fokus memulihkan diri. Yang lain juga melakukan hal yang sama. Suasana pun berubah sunyi, terdiam di tengah proses pemulihan. Sambil memulihkan diri, pandangan mereka semua tertuju pada pohon besar dengan bunga ungu, berharap pada hasil akhirnya. Pohon itu memang luar biasa—buahnya tumbuh dengan cepat. Dalam sehari, bunga-bunganya mulai layu dan muncul kuncup buah. Kecepatannya membuat semua orang terkejut. Umumnya, bunga perlu bermekaran selama sebulan lebih sebelum muncul buah, tetapi kini, hanya dalam sehari, sudah ada kuncup buah yang terlihat. Pohon ini benar-benar ajaib. Semua orang menunggu dengan sabar. Satu minggu kemudian, pohon itu telah dipenuhi buah berwarna ungu, seukuran kepalan tangan, ber

  • Jenderal Naga    Bab 1908

    “Bunganya saja sudah sewangi ini, bayangkan kalau sudah jadi buahnya nanti,” gumam salah satu pesilat. “Ini pasti benda suci,” tambah yang lain. Banyak orang berbicara dengan kagum, termasuk Chandra yang terpana dengan keharuman dan energi spiritual tempat itu. Energi di sini begitu kuat, beberapa kali lipat lebih kuat dibandingkan di luar. Tanpa banyak bicara, Chandra duduk bersila dan mulai memulihkan diri, begitu pula pesilat lain yang terluka, semuanya memanfaatkan waktu ini untuk mengobati luka mereka. Suasana di tempat itu terasa damai saat semua orang menunggu dengan tenang.Di sela-sela itu, Santara beberapa kali melirik ke arah Nova, kadang terlihat berpikir, kadang mengerutkan kening, seolah memendam sesuatu. Tatapan Santara yang berulang kali ke arahnya membuat Nova merasa tidak nyaman. Sambil duduk di samping Chandra, Nova berbisik pelan, “Sayang, Santara itu terus memandangiku.” Chandra menepuk tangannya dengan tenang dan berkata, “Jangan dipikirkan.” Nova meman

  • Jenderal Naga    Bab 1907

    Jamal memanfaatkan Tara sebagai sandera untuk mengancam Santara. Santara menggenggam pedangnya erat-erat, wajahnya suram. Sambil bertarung dengan Raja Januar, dia memperhatikan jalannya pertempuran Tara dan melihat bahwa orang yang mengalahkan Tara ternyata adalah seorang wanita. Dia melirik Nova dengan penuh perhatian. Saat ini, mata Nova sudah kembali normal, dan darah yang mendidih di tubuhnya perlahan mereda, mengurangi aura kuat yang menyelimutinya. “Darah Iblis, ya?” gumamnya pelan. Akhirnya, Santara memilih untuk menghentikan pertarungan. Kekuatan para pesilat kalangan manusia bumi ternyata jauh melebihi dugaannya. Setelah dia menyarungkan pedangnya, Raja Januar pun menghela napas lega. Raja Januar turun ke tanah terlebih dahulu, berhenti di depan Jamal. Nova juga telah keluar dari kondisi transformasinya, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas seolah semua energi telah terkuras habis dalam pertarungan sebelumnya. Dengan langkah pelan, dia berjalan menghampiri Chandra. Chan

  • Jenderal Naga    Bab 1906

    Saat Tara ragu, Nova sudah menyerang dengan cepat. Dentuman keras terdengar saat pedang mereka bertemu, memicu ledakan energi sejati yang mengguncang ruang di sekitarnya. Nova terlempar ke belakang, tetapi Tara juga terdorong beberapa langkah mundur. Dalam hatinya, Tara terkejut, “Kekuatan yang mengerikan.” Darah dalam tubuh Nova mendidih, seperti gunung berapi yang akan meletus, melepaskan kekuatan besar yang memperkuat tubuhnya. Meski baru mencapai Alam Kesembilan, kekuatan ini membuatnya mampu mengimbangi, bahkan mendorong mundur Tara. “Mati!” Mata Nova yang merah menyala menatap Tara dengan penuh amarah. Ia mengerahkan energi sejati Bintang Iblis, mengalirkannya ke dalam Pedang Keji Sejati, lalu menggunakan jurus Pedang Iblis. Jurus ini kuat dan agresif, penuh dengan energi yang dahsyat, menambah kehebatan serangannya. Dalam wujud yang sudah berubah ini, kekuatan Nova meningkat berkali-kali lipat. Bahkan Tara, yang berada di Alam Mahasakti, mulai kesulitan menahan seranga

  • Jenderal Naga    Bab 1905

    Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep

  • Jenderal Naga    Bab 1904

    Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber

  • Jenderal Naga    Bab 1903

    Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita

DMCA.com Protection Status