Chandra langsung berdiri.Begitu dia berdiri, para polisi spontan mundur beberapa langkah.Sebelum mendatangi Kediaman Kurniawan, mereka sudah menonton rekaman pemukulan yang dilakukan Chandra. Mereka semua tahu bahwa Chandra sangatlah sadis. Dia adalah orang yang sangat berbahaya.Chandra mengulurkan kedua tangannya.Beberapa polisi berjalan mendekat, lalu mengeluarkan borgol untuk memborgol Chandra.“Bawa dia pergi.”Chandra dibawa pergi secara paksa.Air mata Nova spontan menetes. Tadi dia tertegun ketika melihat kedatangan begitu banyak pihak kepolisian. Sekarang, sepertinya Nova sudah mengerti. Chandra pasti sudah memukul orang-orang di Restoran Gemilang.“Sayang ….”Mata Nova semakin berlinangkan air mata ketika melihat Chandra diborgol.Chandra menghentikan langkahnya. Dia melihat Nova yang meneteskan air mata, lalu berkata dengan tersenyum, “Tenang saja, aku baik-baik saja. Besok pagi, pergi cari Dahlia di Klinik Mortal. Ada sebilah pedang di dalam Klinik Mortal. Letaknya di da
Dahlia kegirangan melihat pedang tajam ini. Ternyata pedang ini adalah Pedang Penghakiman. Pedang yang merupakan hukum dari Someria. Dengan memiliki pedang itu, mereka pun bisa menginterogasi siapa saja.Namun, pedang ini hanya bisa digunakan seseorang saja. Orang itu tak lain adalah Chandra.Chandra memang sudah mengundurkan diri, tapi pedang ini masih tetap menjadi miliknya.“Ini … apa ini?” Nova melihat pedang di tangan Dahlia, lalu spontan bertanya.“Emm … bukan apa-apa.” Dahlia langsung menggeleng, segera membungkus pedang tersebut dengan kain hitam.Dahlia tidak boleh mengambil pedang ini untuk menyelamatkan Chandra. Dahlia tahu apa makna di belakang pedang ini. Pemilik pedang diperbolehkan menginterogasi orang yang berhasil dibebaskan dari kesalahannya dan juga orang yang tidak bisa dihukum.Keberadaan pedang ini sangat istimewa. Saat Negara Someria didirikan, banyak jenderal dan pasukan melakukan demo untuk melenyapkan pedang ini. Namun pada akhirnya, Raja Someria masih tetap m
Tak lama kemudian, Abdul sudah memasuki kamar pasien. Dia melirik Abraham sekilas, lalu langsung masuk ke topik utama. “Sekarang Keluarga Winata sudah menangkap Chandra. Kalian kira dengan video itu, Chandra bisa dijatuhkan hukuman? Kalian tahu sendiri siapa si Chandra itu. Semua ini sangatlah sepele baginya. Menurutku, lebih baik kamu memilih untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara damai saja.”“Jenderal, Chandra sudah mencelakai anggota Keluarga Winata. Mana mungkin masalah ini dibiarkan begitu saja ….” Suara Abraham terdengar sangat lemas, tapi dapat terlihat amarah di atas wajah pucatnya.Kemudian, Abdul kembali mengatakan, “Demi menjebloskan Chandra ke penjara, kalian bahkan rela mengorbankan nyawa kalian? Kamu sendiri tahu seberapa hebatnya teknik pengobatan yang dikuasai Chandra. Tidak ada yang bisa mengobati kalian selain Chandra. Jadi, pikirkanlah masalah ini baik-baik. Kalau kamu memilih untuk berdamai, aku bisa bujuk Chandra untuk melepaskan kalian. Selain itu, kalian ju
Yani berjalan ke depan pintu dengan berkacak pinggang. Dia mengomel, “Kalau kamu nggak jujur, kamu nggak usah tinggal di sini lagi.”Chandra berkata dengan ekspresi tidak berdaya, “Ibu, itu bukan salah aku. Polisi sudah salah tangkap orang. Kalau aku sudah melakukan kejahatan, apa mungkin mereka hanya akan menahanku selama satu malam?”“Benarkah?” Yani tidak begitu percaya. “Benaran! Oh ya, hari ini Jalan Medis sangat ramai. Ibu, mau ikut ke sana nggak?” Chandra mencoba mengalihkan topik pembicaraan.“Aku lagi malas.” Mana mungkin Yani memiliki suasana hati untuk menyaksikan hal yang tidak berhubungan dengannya. Belakangan ini sudah terjadi begitu banyak masalah dengan Keluarga Kurniawan. Bahkan, Hendro juga sedang berbaring di rumah sakit.“Kita bicarakan di dalam.” Nova menggandeng Chandra ke dalam rumah, lalu menutup pintu.Chandra pun duduk di sofa, lalu menatap Boni yang sedang duduk di samping. “Ayah, Ayah mau ikut?”Sebenarnya Boni ingin sekali pergi ke Jalan Medis. Dengar-deng
Nova terbata-bata.Ketika Yani melihat ekspresinya, dia pun yakin telah terjadi sesuatu semalam. Yani pun langsung berteriak, “Cepat ngomong.”Kali ini, Nova tidak berani untuk merahasiakannya lagi. Dia pun menceritakan apa yang terjadi semalam dengan jelas.Namun, setelah kedatangan Keluarga Winata dan Keluarga Kosasih, Nova dibawa keluar restoran oleh Helen. Mengenai apa yang terjadi selanjutnya, Nova juga tidak mengetahuinya.Setelah mendengar cerita Nova, pandangan semua orang langsung tertuju pada diri Chandra.Jangan-jangan benar apa kata Chandra? Dia sudah memberi pelajaran kepada anggota Keluarga Winata dan Keluarga Kosasih?Ketika melihat ekspresi kebingungan orang-orang, Chandra juga merasa tidak berdaya. Dia menjelaskan bahwa mereka takut dipukuli Chandra lagi, tapi tidak ada yang memercayai omongannya.“Sudahlah, aku jujur. Sebenarnya Gilang yang mengatasi masalah ini.”“Gilang?”Semua orang kembali kebingungan. Siapa si Gilang itu?“Hah?” Tiba-tiba Toni berteriak, “Gilang?
Chandra sungguh tidak menyangka nyali mereka akan begitu besar.Padahal mereka bukan sedang berada di medan perang, mereka sedang berada di ibu kota yang megah dan damai ini.Dari kaca spion tengah, Chandra mengamati situasi di belakang.Senjata rudal diarahkan ke mobilnya. Chandra spontan merasa panik. Jika rudal diluncurkan, meski Chandra berhasil mengelak, pengguna jalan lainnya pasti akan terkena imbasnya. Hanya saja, situasi yang ditakuti Chandra tidaklah terjadi. Musuh di belakang tidak melakukan penembakan.“Apa-apaan ini?” Chandra merasa bingung.Chandra terus mengebut memasuki jalan tol, lalu melaju ke pinggiran kota. Mobil yang dikendarai Chandra adalah mobil Volkswagen yang seharga 400 jutaan saja. Saat ini kecepatan laju mobil sudah mencapai 200 km/jam.“Chandra, kamu lagi ngapain? Kenapa bawa secepat ini? Cepat berhenti!”Wajah Nova sudah memucat, dan tubuhnya terus berguncang. Dia pun mulai merasa kliyengan dan mual.Dari kaca spion tengah, Chandra menyadari mobil masih t
Nova melihat Chandra menancapkan jarum perak ke atas tubuhnya, lalu cairan biru mulai menetes keluar.“Chandra, kamu lagi ngapain?”Chandra mencabut jarum perak di depan dadanya dan lengan, lalu berkata dengan Nova, “Nggak apa-apa, cuma lagi latihan saja.”Wajah Nova langsung berubah muram. “Kamu kira aku itu bodoh? Siapa orang-orang itu? Apa yang kamu minum tadi?”“Aku juga nggak tahu.” Ekspresi Chandra terlihat serius. Dia sendiri juga tidak tahu siapa yang mengutus mereka kemari, dan tidak tahu apa yang sudah diminumnya tadi.Setelah memuntahkan sebagian cairan biru, Chandra pun menggunakan jarum akupunktur untuk memancing sisa cairan biru yang terlanjur memasuki tenggorokannya. Namun, cairan itu sudah larut dengan darah. Dia pun merasa tubuhnya mulai kaku.“Serius?” Nova tidak percaya.“Sayang, aku benar-benar nggak tahu.”“Jadi … jadi, kamu baik-baik saja, ‘kan? Kenapa wajahmu terlihat pucat? Mau ke rumah sakit nggak?” Saat ini Nova menyadari ada yang aneh dengan wajah Chandra. Ra
Chandra merasa kemungkinan seperti itu tidaklah besar.Kimin hanyalah seorang dokter. Negara Gorli memang merupakan salah satu dari 28 negara. Namun, Negara Gorli hanyalah sebuah negara kecil. Dia tidak mungkin adalah dalang di balik peperangan di Gunung Langit. Mungkin orang itu bukanlah Kimin? Mungkin masih ada orang lain di belakang Kimin?Chandra menggeleng-geleng kepalanya, mengesampingkan pemikiran kacau di kepalanya.Dia memejamkan matanya mulai beristirahat. Sementara itu, Nova mengendarai mobil dengan penuh konsentrasi.Tak lama kemudian, mereka sudah tiba di kota … tiba di Jalan Medis.Konferensi Medis mulai digelar hari ini. Jalan Medis sangatlah ramai. Bahkan, mobil pun dilarang untuk melewatinya.Area parkiran di sekitar juga sudah dipadati oleh mobil. Nova terpaksa memarkirkan mobil di tempat yang agak jauh. Kemudian, baru menaiki taksi ke Jalan Medis.Jalanan dipenuhi oleh orang-orang. Nova berjalan sambil menggandeng Chandra. Gerak-gerik Chandra sangatlah lambat bagai b
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di