Nova juga sangat berinisiatif. Dia memeluk Chandra, lalu bersandar di dalam pelukan Chandra.Kali ini, Chandra tidak bisa mengendalikan perasaan dan pikirannya lagi. Dia membalikkan badannya untuk membalas ciuman Nova.“Ahh!”Tiba-tiba Nova berteriak langsung mendorong Chandra.Chandra menjilat bibirnya, lalu tersenyum puas.Sebenarnya Chandra berniat untuk meniduri istrinya, Nova. Namun setelah dipikir-pikir, Chandra berencana menunggu sampai semua masalah diselesaikan dulu. Kemudian, dia akan menyelenggarakan resepsi pernikahan dengan Nova, baru melakukan malam pertamanya.“Emm, tidurlah.”Chandra tersenyum. Bisa mencium Nova, dia pun sudah merasa cukup puas.Dia memeluk Nova sambil memejamkan matanya. Sementara itu, wajah Nova terlihat merona. Dia juga tersenyum tanda dirinya merasa bahagia.Malam ini berlalu dengan sangat hening.Keesokan harinya.Saat Chandra bangun, matahari pun sudah bersinar terik. Kemudian, dia menyadari ada orang lain di dalam rumah.Terdapat Toni, Hardi, Jak
Cakra yang diancam Chandra terpaksa menuruti kemauannya.Sekarang dia hanya menuruti ucapan Chandra saja.Chandra menginginkan informasi Raja Medis. Jadi, Cakra hanya bisa menggerakkan seluruh relasinya untuk mengumpulkannya. Dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya sebelum langit gelap. Selesai menelepon, Chandra mengendarai mobilnya menuju Klinik Mortal.Dahlia Sunardi sudah mengganti namanya menjadi Dahlia Atmaja. Sekarang dia berstatus sebagai adik sepupu dari keluarga jauh Chandra.Saat ini, Dahlia sedang duduk di atas bangku sambil melamun menatap ke sisi pintu.Ketika Chandra berjalan masuk, Dahlia langsung tersadar dari melamunnya. Dia segera berdiri, lalu memanggil dengan nada manja, “Kak Chandra.”Penampilan Dahlia saat ini sungguh mirip seperti seorang gadis cilik saja. Tidak mungkin ada yang menyangka dia pernah menjadi seorang pembunuh yang sadis.“Emm.”Chandra berjalan mendekatinya, lalu duduk dan bertanya, “Bagaimana dengan lukamu?”Dahlia menjawab d
Tadi Chandra pergi dengan buru-buru, dia pun belum sempat makan sampai sekarang. Jadi, Chandra pun mengendarai mobil menuju kawasan kota. Dia mencari sebuah kedai mi yang agak ramai.Bisnis kedai mi ini cukup laris. Hampir semua meja sudah dipenuhi oleh pelanggan. Untungnya, masih ada satu meja kosong. Chandra pun duduk, lalu memesan mi daging kambing.Saat ini seorang wanita rambut panjang yang berpakaian terusan hitam dengan kacamata hitam berjalan memasuki kedai mi. Dia melirik sekeliling, lalu melihat hanya ada bangku kosong di meja Chandra.Si wanita berjalan pergi. Dia tersenyum pada Chandra, lalu duduk di hadapannya.Kemudian, si wanita memalingkan kepalanya dan berpesan pada pelayan yang melewati, “Beri aku mi daging kambing yang ukuran jumbo dan ekstra mi.”Chandra juga tidak meladeni orang yang duduk di seberangnya. Dia bahkan tidak melirik si wanita sekali pun. Dia hanya fokus menyantap mi dan permainan ponselnya saja.Setelah Grace memesan mi, dia melirik sekeliling seolah-
Chandra menatap dua puluhan lelaki berpakaian hitam yang sedang menghalangi langkahnya. Orang-orang itu berdiri dengan sangat tegak. Sepertinya mereka semua sudah terlatih dengan profesional.Kali ini Chandra mulai penasaran.Sebenarnya siapa wanita ini? Kenapa dia bisa diikuti oleh begitu banyak pengawal?Grace membalikkan badan, lalu memarahi Benjamin, “Hei, kamu lagi ngapain?”Benjamin berumur sekitar 40 tahun, Dia berpakaian agak sederhana dengan wajah berbentuk oval dan rambut pendek.Dia berjalan maju, lalu berkata dengan sopan, “Nona, Tuan sudah berpesan. Kamu mesti berada di bawah pengawasan kami. Sekarang Tuan masih ada urusan. Besok pagi dia baru akan sampai di Rivera.”“Aku sudah bukan anak kecil lagi. Jangan selalu utus orang untuk mengikutiku!”Grace merasa sangat kesal. Dia pun memukul dan menendang semua pengawal yang menghalangi pintu untuk menerobos keluar. Meskipun demikian, tidak ada yang berani melakukan perlawanan.Benjamin juga tidak berdaya. “Ikuti Nona.”“Baik.
Para pengawal mulai mengelilingi Grace dengan menghadap ke depan.Tiba-tiba Chandra menatap Benjamin, lalu berkata, “Kamu juga balik badan.”“Apa yang ingin kamu lakukan?” Raut wajah Benjamin berubah serius.Melihat Benjamin tidak ingin membalikkan badan, Chandra juga tidak berkata lain lagi. Dia memapah Grace untuk duduk bersila di atas lantai, lalu membuka pakaian Grace hingga hanya tersisa pakaian dalamnya saja.“Kamu!” Amarah Benjamin seketika membara.“Diam!” teriak Chandra.Chandra menekan-nekan bagian belakang punggung Grace, lalu mengeluarkan jarum akupunktur dari dalam tasnya. Tanpa mensterilkan terlebih dahulu, dia langsung menancapkan jarum ke tubuh Grace.Gerakan tangan Chandra sangat gesit. Bahkan Benjamin pun kebingungan ketika melihatnya. Dalam waktu beberapa detik, seluruh tubuh Grace sudah dipenuhi dengan jarum perak.“Papah dia.” Tiba-tiba terdengar suara Chandra. Benjamin pun baru merespons, lalu memapah pundak Grace.Chandra berjalan ke belakang Grace, mulai memijat
Chandra langsung meninggalkan tempat setelah menyelamatkan Grace. Biasanya, dia bersikap acuh tak acuh terhadap masalah orang lain. Dia bisa menyelamatkan Grace murni karena merasa Grace bukanlah orang jahat.Hal ini dapat diketahui dari meski Benjamin bersikap begitu galak sewaktu di kedai mi, Grace malah memberanikan diri untuk membawanya kabur. Chandra pergi mencari makan lagi.Pada saat ini, di Jalan Medis Kota Rivera.Kevin membawa Kosim berobat ke puluhan dokter pengobatan tradisional.Semua dokter itu menggeleng tanda kehabisan akal untuk mengobati penyakit Kosim.“Ayah, apa yang harus aku lakukan? Aku masih belum nikah, aku masih ingin tiduri cewek-cewek lagi.” Kosim gelisah hingga hampir meneteskan air matanya.Semalam, artis seksi itu sudah membantu Kosim semalaman. Hanya saja dia tidak memiliki reaksi apa-apa. Kevin juga tidak berdaya. Dia sudah mencari banyak dokter. Namun, semuanya juga tidak memiliki solusinya.“Kosim, kamu jangan panik. Kalau nggak bisa diobati dengan
Chandra juga malas mengurus masalah Keluarga Kurniawan. Biarkan saja anggota Keluarga Kurniawan hidup sengsara dulu. Setelah konferensi media berakhir, Chandra baru akan menanganinya. Saat ini, Chandra kembali ke kamar. Tampak Nova sedang duduk membaca buku dengan serius.“Sayang, kamu lagi baca apa?”Nova meletakkan bukunya, lalu membalas dengan tersenyum, “Aku bosan di rumah melulu. Jadi, tadi aku pergi beli buku.”“Emm, bagus,” balas Chandra sambil mengangguk.Chandra merasa sangat gembira. Ternyata masalah Keluarga Kurniawan tidak membuat Nova kehilangan semangat hidupnya. Dia bahkan masih kepikiran untuk belajar.Tiba-tiba ponsel Chandra berdering. Dia menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya.“Halo, siapa?” “Ini aku Sandra.”Ketika mendengar suara Sandra, Chandra spontan mengerutkan keningnya. “Kenapa? Ada masalah apa?”Seketika terdengar suara omelan dari ujung telepon. “Chandra, padahal kamu diberi gaji 10 juta sama New Era, kamu malah nggak bekerja. Coba kamu liha
Sekretarisnya Sandra cukup baik. Dia tidak mempersulit Chandra. Dia mengira Chandra hanya penasaran ingin melihat area kerja wakil direktur saja.“Serius, Bu Sandra yang panggil aku ke sini. Kalau kamu nggak percaya, coba kamu tanya dia. Kalau kamu nggak mau tanya, aku pergi sekarang, ya. Paling-paling kamu bakal disalahkan Bu Sandra saja.”Setelah dilihat-lihat, sepertinya Chandra tidak sedang berbohong.Nadia melirik Chandra dengan kebingungan, lalu berkata, “Kamu tunggu sebentar. Aku pastikan dulu.”Tanpa berbasa-basi, Nadia langsung mengetuk pintu, lalu berjalan memasuki ruangan. “Bu Sandra, ada seorang karyawan bernama Chandra datang ke sini. Katanya Bu Sandra cari dia?”“Suruh dia masuk!” Terdengar suara Sandra dari dalam ruangan.Kali ini Nadia baru membalikkan badannya, berjalan ke sisi Chandra. “Masuk sana.”Chandra pun berjalan memasuki ruangan tanpa mengetuk pintu.Bagaimanapun juga, Sandra adalah seorang wakil direktur, dia pun diberikan ruangan yang sangat besar. Ruangan k
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a
Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa
Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d
Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K
Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra