Semua orang berkumpul di rumah Nova.Wajah anggota Keluarga Kurniawan terlihat masam, Nova juga masih mengenakan gaun mewahnya.Nova menatap anggota keluarganya yang terlihat muram, lalu berkata, "Ayah, Ibu, jangan salahkan Chandra. Dia hanya berusaha melindungiku. Lagi pula, kami masih berstatus suami istri, memang aku yang salah."Yani bangkit berdiri dan menampar Nova. "Kamu mau ikut-ikutan bodoh juga?""Aku nggak perlu menjelaskan siapa Keluarga Winata, 'kan? Kamu nggak mikir, ya? Bagaimana kamu bisa memilih Chandra dan mencampakkan Christian? Christian ratusan kali lipat lebih baik daripada Chandra! Coba saja tadi kamu bilang minta cerai, Chandra bakalan pergi dan semua nggak akan jadi begini ...." Yani terus melampiaskan amarahnya.Yani tidak terima, impiannya untuk memiliki menantu yang hebat pun sirna. Semua karena Chandra, dia telah menghancurkan semuanya!Jejak tamparan membekas di wajah Nova. Dia memegang pipinya sambil menangis tersedu-sedu. "Kenapa aku yang salah? Semua in
Chandra tidak tahu bahwa Margot telah menculik Nova dan Hendro.Sesampainya di vila Keluarga Winata, Chandra tidak menemukan seorang pun di sana. Setelah mencari tahu, Chandra baru mengetahui bahwa Christian dan Donny dibawa ke rumah sakit.Chandra tak mau membuang-buang waktu, dia langsung melaju ke City Hospital.Doddy terlihat mondar-mandir di depan ruang operasi.Tak jauh dari lorong ruang operasi, Doddy menempatkan sejumlah pengawal untuk berjaga di sana. Christian telah mengutus Margot untuk menculik Nova, kemungkinan Chandra akan datang untuk membuat onar. Oleh sebab itu, Doddy menempatkan sejumlah pengawal untuk melawan Chandra.Para pengawal ini bukanlah pengawal sembarang. Mereka adalah pengawal terlatih dan memiliki sertifikasi.Ruang operasi terbuka, seorang dokter dan beberapa perawat beranjak keluar.Doddy bergegas menghampiri dokter dan bertanya, "Dok, bagaimana kondisi anakku?"Dokter melepaskan masker, lalu menghela napas panjang dan berkata, "Pak Donny, kondisi Christ
Kedatangan Chandra berakhir sia-sia. Kemudian, dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi Filbert."Wah, ada apa?" tanya Filbert.Suara Filbert terdengar aneh, tetapi Chandra tidak berpikir terlalu jauh. Tanpa basa-basi, Chandra langsung memerintahkan Filbert, "Cari tahu keberadaan Keluarga Winata! Segera kabari aku.""Chandra, kamu sudah bukan Naga Hitam. Kamu nggak ada hak untuk memerintahku. Jangan hubungi aku lagi!" Filbert tidak sungkan-sungkan menolak permintaan Chandra.Filbert bekerja sebagai pencari informasi. Sejak Chandra mengundurkan diri, Filbert tahu bahwa banyak pihak yang menginginkan kematian Chandra. Chandra saja sulit melindungi dirinya sendiri, untuk apa Filbert takut?"Filbert, bagus!" kata Chandra, lalu menutup teleponnya.Chandra mengerutkan alis, bahkan Filbert pun sudah tidak menghargainya."Mereka pikir bisa menindasku seenaknya?" Chandra berguman kecil.Chandra tidak menemukan keberadaan Donny dan Christian. Akhirnya, dia pun pulang ke rumah.Sesampainya di dep
Vila Laure.Nova dan Hendro disekap di ruang bawah tanah.Margot mengamati Nova yang masih mengenakan gaun pengantin. Bentuk tubuh Nova sangat menggoda, ditambah wajahnya yang cantik, Margot tak tahan dan terus menelan air liur.Sorotan mata Margot sangat menjijikkan ....Awalnya Margot ingin menjebak Nova, tetapi Christian malah muncul sebagai pahlawan kesiangan dan mengacaukan rencananya.Setelah menjalin kesepakatan, Margot terpaksa mengurungkan niatnya untuk memiliki Nova agar bisa menjadi bos mafia di Rivera. Margot sadar, dia tidak bisa melawan Christian.Namun setelah semua yang terjadi, Christian pasti sudah tidak menginginkan Nova. Seketika, pikiran untuk memerkosa Nova pun melintas di benak Margot."Kak Margot, wanita ini cantik banget. Kulitnya putih, wajahnya cantik, tubuhnya seksi, wah .... Setelah Kak Margot puas, kami juga ingin mencicipinya.""Iya! Cantik banget! Kak, aku boleh minta bagian, nggak?"Tak hanya Margot, semua anak buahnya juga menginginkan Nova.Margot men
Menyesal, Nova sangat menyesal."Nova, ini akibatnya menentangku. Aku memberikanmu kehidupan yang enak, tapi kamu nggak mau dan malah menyusahkan aku. Apa susahnya menjadi Nyonya Winata?" kata Christian sambil menggertakkan gigi.Sebenarnya Christian sangat menyukai Nova. Christian terpesona melihat setiap gerak gerik Nova.Christian tulus ingin membahagiakan Nova, bahkan Christian tidak keberatan meski Nova sudah pernah menikah. Namun, Nova sama sekali tidak menghargai semua kebaikan Christian.Saat pesta pernikahan berlangsung, Nova malah meninggalkan Christian dan pergi bersama Chandra.Christian sangat malu, Nova dan Chandra membuatnya murka!"Nova, bukankah kamu adalah wanita tercantik di Rivera? Haha, hari ini aku akan membuatmu jadi wanita terjelek d kota ini. Kalau aku nggak bisa mendapatkanmu, orang lain juga nggak boleh memilikimu." Teriakan Christian terdengar sangat mengerikan. "Siapkan minyak tanah!""Cepat, laksanakan!" Margot memerintahkan.Beberapa anak buahnya langsung
Semua orang sudah tahu bahwa Naga Hitam adalah orang yang membantu Nova. Semua orang juga tahu bahwa Naga Hitam banyak menyinggung tokoh-tokoh besar di Rivera.Banyak pihak yang menginginkan kematian Naga Hitam, tetapi sebelum mereka semua bergerak, malah terdengar berita Naga Hitam yang tewas di Gunung Langit.Sekarang Christian mengatakan bahwa Nova adalah istrinya Naga Hitam?"Chandra, si menantung pecundang itu adalah Naga Hitam?" Margot sulit memercayainya."Jangan banyak omong kosong. Cepat bersihkan tubuh Nova! Mau mati, ya?" Christian sudah tidak sabar."Suruh pelayan wanita yang membersihkan tubuhnya. Sebelum aku menyentuhnya, nggak boleh ada pria lain yang melihat tubuhnya," kata Christian."Baik, baik." Margot langsung menganggukkan kepala.Margot tidak mau berpikir terlalu banyak. Mungkin Nova dan Naga Hitam sempat menjalin hubungan gelap, makanya Christian mengatakan bahwa Nova adalah istrinya Naga Hitam.Nova diseret paksa, lalu Margot mencari beberapa pelayan wanita untu
Biasanya Paul yang menyetir, tetapi sekarang Paul masih sekarat. Jadi, Senny yang menggantikan Paul untuk menyetir.Ketika Chandra menggendongnya masuk ke dalam mobil, Nova berkata, "Chandra, adikku masih di ruang bawah tanah. Tolong selamatkan dia!"Nova terlihat sangat cemas."Em, aku tahu," jawab Chandra, lalu berpesan kepada Senny, "Bawa dia ke klinik."Senny menganggukkan kepala dan mengingatkan Chandra, "Kak, hati-hati!""Cuma sekelompok preman lemah, tenang saja!" jawab Chandra, lalu membalikkan badan dan pergi menyelamatkan Hendro.Senny sempat melirik Nova yang duduk di bangku belakang. Tanpa banyak bicara, Senny menyalakan mobil dan membawa Nova ke Klinik Mortal.Sembari berjalan masuk, Chandra menelepon Arya untuk meminta bantuan. "Aku lagi di Vila Laure. Datang satu jam lagi."Setelah menutup teleponnya, Chandra turun ke ruang bawah tanah yang dijaga sangat ketat. Tak sampai 5 menit, Chandra selesai menghabisi semua pengawal yang mengadangnya.Chandra melihat Hendro yang te
Tadi siang Christian baru saja menjalani operasi di kaki dan tangan. Jahitan operasinya bahkan belum kering, tetapi seluruh tulang di tubuhnya kembali retak.Tak hanya patah tulang, sekujur tubuh Christian juga berdarah. Saat ini, Christian baru mengetahui apa yang disebut kematian.Suara Christian terdengar gemetar, dia merasa sangat putus asa. "Ja-jangan bunuh aku, jangan bunuh aku. Aku mohon, berikan aku 1 kesempatan lagi. Aku ada uang, aku akan memberikanmu uang."Christian takut, dia benar-benar takut. Seumur hidupnya, dia tidak pernah merasa setakut ini."Ampuni aku, tolong bawa aku ke rumah sakit." Jika tidak segera dibawa ke rumah sakit, Christian bisa meninggal.Chandra duduk di tangga sambil menatap Donny dengan dingin dan berkata, "Donny, kok kamu bisa sebodoh anakmu? Anakmu melompat ke jurang, kamu malah juga ikut melompat. Sudah tua, ya? Otakmu sudah nggak berfungsi? Aku sudah mengundurkan diri, tapi nggak berarti kalian berhak menindasku seenaknya. Memangnya orang seperti
Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep
Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber
Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita
"Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be
Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara
Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma
Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd
Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie
Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba