Share

Bab 309

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-12 19:00:01
Alkohol bisa membuat percikan api, jadi fenomena Jarum Api itu tidak aneh. Hanya saja, Nova semakin merasa bahwa ada Chandra menyimpan sebuah misteri. Suami yang kelihatannya serampangan dan tidak peduli dengan segala hal ini lama kelamaan menjadi semakin misterius.

Nova yakin pasti ada sesuatu yang ditutupi oleh Chandra. Namun Chandra tidak mau mengatakannya, jadi Nova juga tidak bertanya apa-apa lagi.

“Suamiku bukan orang yang nggak berguna, “pikir Nova dalam hati, dengan perasaan yang bahagia.

Paling tidak sekarang Nova tahu kalau Chandra memang mengerti pengobatan tradisional, dan kemampuannya pun tidak main-main, bahkan sampai anggota asosiasi saja sampai berlutut dan minta berguru kepadanya.

Tiba-tiba Nova teringat apa yang Chandra katakan sebelum ini, yang dia bilang akan mengajarkan ilmunya kepada Nova selama beberapa hari, dan menjamin kalau Nova pasti bisa menang di pertandingan. Dulu Nova merasa ucapan itu hanyalah lelucon belaka, tapi sekarang dia rasa mungkin itu benar-ben
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 310

    Nova kira Chandra memiliki rahasia yang dia sembunyikan, tapi ternyata semua itu cuma sandiwara. Dari awal Nova sudah tahu seperti apa sifat Chandra, tapi dia masih menganggap Chandra orang yang bisa dipercaya dan cukup tahu diri.“Kak Nova, Kak Chandra, kalian berdua lagi ngomongin apa?” tanya Helen yang tiba-tiba datang memotong pembicaraan mereka.“Eh, Helen, kamu yang kasih tahu soal kondisi Kakek ke Chandra?” tanya Nova.“Hah?”Sontak Helen terkejut ketika ditanya seperti itu. Dia yang memberi tahu Chandra? Kapan?Meski sempat kebingungan sesaat, Helen menyadari apa yang terjadi dan segera mengakuinya, “Kak Nova jangan nyalahin aku, ya. Kak Chandra yang minta, aku cuma ngikutin apa yang dia suruh saja.”Nova langsung menatap Chandra seketika mendengar jawaban Helen. Rasa kagum terhadap Chandra yang baru saja muncul langsung musnah dalam sekejap.“Kamu jadi orang itu harus jujur,” kata Nova.“Iya, istriku,” balas Chandra.“Hmph.”Setelah Nova pergi meninggalkan mereka berdua, barul

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Jenderal Naga   Bab 311

    “Bagus, ya, Chandra. Berani kamu bohongin aku lagi.”“Nggak, kok. Aku nggak bohongin kamu, sumpah. Sisa uang di kartu ini sudah nggak seberapa, paling cuma ada lebih dikit.”Ekspresi pasrah dan tak berdaya terlukis di raut wajah Chandra. Bahkan punya uang saja juga masih disalahkan?Nova mengambil kartu hitam itu dan berkata sembari berjalan ke ATM terdekat, “Coba aku lihat ada sisa berapa di kartu ini.”“Berapa PIN-nya?”“Delapan enam kali.”Ketika Nova memasukkan PIN dan melihat sisa saldo yang ada di kartu, dia pun seketika tertawa terbahak-bahak.“Saldonya 0. Kamu nipu aku?”Chandra pun hanya bisa mengusap hidungnya malu. Jumlah saldo yang tertera memang 0, tapi batas cerukan yang bisa ditarik mencapai 20 triliun, dan pihak bank tidak akan menagih karena semuanya akan di-cover oleh keuangan negara.Nova menarik kembali kartunya dan mengembalikannya ke Chandra. Setelah itu mereka berdua pergi ke cabang Medika Gria yang tadi diberi tahu oleh Yura. Medika Gria adalah toko obat terbesa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Jenderal Naga   Bab 312

    Janice tidak ada bedanya dengan Sandra. Mereka berdua sama-sama memandang Chandra sebelah mata. Namun Chandra tidak terlalu menghiraukan dan hanya membalas mereka dengan senyum tipis. Reputasi buruk tentang Chandra ternyata juga sudah tersebar sampai ke Rivera Utara.“Janice, Chandra itu bukannya nggak ada kerjaan, cuma dia orangnya low profile. Sebenarnya dia bisa pengobatan tradisional. Lukaku dia yang sembuhin. Pokoknya kemampuan dia nggak kalah sama Dokter Cakra.”Untuk saat ini, Nova hanya bisa berkata seperti itu. Walau Chandra mengaku dirinya tidak begitu mahir, Nova tidak ingin suaminya bikin malu di depan teman mantan teman dekatnya.Janice kembali menatap Chandra, tapi penilaiannya masih tidak berubah. Orang yang bisa pengobatan tradisional di Rivera terlalu banyak. Sebagai warga Rivera, justru aneh kalau dia tidak bisa.Janice tidak terlalu menanggapi ucapan Nova. Kalau benar Chandra itu memiliki kemampuan yang setara dengan Cakra, namanya pasti sudah dikenal di mana-mana, t

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Jenderal Naga   Bab 313

    “Wah, jadi ini yang namanya Raja Ginseng?”“Aromanya bisa kecium sampai ke sini.”“Konon katanya Raja Ginseng seribu tahun ini bisa ngobatin segala penyakit kalau dicampur sama obat-obat mahal lainnya.”Chandra yang juga melihat ginseng itu berkata dengan wajah tersenyum lebar, “Boleh juga. Ginseng ini benar-benar berumur seribu tahun. Aku nggak nyangka di kota kaya gini bisa ketemu obat sebagus itu.”Nova tidak mengerti apa-apa soal obat, tapi dia juga cukup terkejut ketika melihat ginseng sebesar itu.“Ginseng ini didapatkan oleh kakekku delapan tahun yang lalu, dan sampai sekarang terus menjadi barang paling berharga di Medika Gria. Saya yakin hadirin sekalian sudah tahu kalau harga ginseng ini dibuka di harga 200 miliar, minimal bid dua miliar.”Semua orang yang ada di balai lelang tertegun ketika mendengar peraturannya. Mereka syok mendengar harga Raja Ginseng itu terlepas dari seberapa kaya mereka. Angka 200 miliar itu benar-benar di luar akal sehat.Tiba-tiba seorang pria tua y

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Jenderal Naga   Bab 314

    Tidak ada yang berani menawar harga begitu Barry buka mulut. Raut wajah Barry awalnya terlihat begitu puas, tapi seketika dia mendengar ada yang berani menawar harga dan melihat Chandra, raut wajahnya langsung memuram. Chandra terlihat asing, dan lagi dia juga masih muda.“Kamu nggak dengar, ya? Tadi aku bilang aku mau giseng ini. Apa maksudnya kamu nawar lebih tinggi? Ngajak ribut?” kata Barry.Chandra tidak peduli siapa itu Barry. Pokoknya dia harus mendapatkan ginseng itu dan memberikannya kepada Nova.Nurul juga sempat kesal ketika melihat Barry ikut serta dalam acara lelang ini. Dia tahu kalau Barry adalah orang yang tidak enak untuk diajak kompromi, selain itu kemampuan medisnya juga tidak kalah dari kakeknya. Jika Barry sudah mengatakan dia ingin ginseng itu, berarti harganya tidak bisa naik lebih tinggi lagi dan terpaksa dijual dengan harga rendah. Nurul kaget ketika dia melihat Chandra berani menawar lebih tinggi, ditambah lagi ada Nova di sampingnya.Bukankah itu Nova dari ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Jenderal Naga   Bab 315

    “Hey, anak kecil, kamu ini siapa sebenarnya? Kenapa dari tadi kamu terus nantangin aku?” bentak Barry sambil menodongkan jarinya ke Chandra.“Aku bukan siapa-siapa. Sudah kubilang, siapa yang berani nawar lebih tinggi, dia yang menang. Kalau kamu mau, naikkin saja terus penawarannya.”Nova ketakutan setengah mati sampai sekujur tubuhnya gemetaran ketika mendengar Chandra berani menawar satu triliun. Tak bosan-bosannya Nova menarik Chandra agar dia berhenti, tapi Chandra tidak menghiraukannya.“Oke, oke. Kalau kamu mau, ambil saja. Pakai saja obat ini untuk memperpanjang nyawa kamu sendiri,” kata Barry dengan nada yang terdengar sangat mengancam.Semua orang di sana dapat merasakan kemarahan Barry. Habislah Chandra, pikir mereka. Setelah itu Barry tidak lagi menaikkan penawarannya. Nurul yang berdiri di podium depan tidak bisa berkata apa-apa menyaksikan semua ini, tapi diam-diam dia sudah menghubungi kakeknya yang berada di Rivera.Setelah mengetahui apa yang terjadi di balai lelang mi

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Jenderal Naga   Bab 316

    Chandra menarik Nova keluar dari Medika Gria.Di luar, Nova terlihat tidak senang dan berkata, “Chandra, apa yang kamu lakukan? Mana boleh kita mengambil barang semahal itu?”“Kenapa aku tidak boleh mengambilnya? Lagian nggak perlu bayar.” Chandra tampak acuh tak acuh.“Kamu ini .....” Nova cemberut, lalu menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Huh, lupakan saja.”Dia lagi-lagi berutang budi kepada Tuan Chandra yang misterius itu.Setelah kembali ke Rivera, dia harus mencari kesempatan untuk berterima kasih pada pria itu secara langsung.Sekaligus bilang pada pria itu, jangan membantunya lagi ke depannya.Dia hanyalah orang biasa, tetapi tokoh-tokoh besar ini sangat baik padanya. Kalau sekali ya sudahlah, tapi ini berkali-kali. Dia benar-benar merasa tidak nyaman.Setelah mendapatkan ginseng itu, Chandra dan Nova juga memilih untuk pergi. Mereka pergi ke rumah keluarga Sinjaya.Sebelum sampai di rumah keluarga Sinyaja, Nova mendapat telepon dari Hendro.“Kak, Kakak di mana? Kak Charles

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Jenderal Naga   Bab 317

    Pria itu berasal dari keluarga Kosasih, namanya Erich Kosasih. Temannya Charles.Hanya saja, hanya Charles yang menganggap pria itu sebagai teman. Bagi Erich, Charles bukan apa-apa.Kalau bukan karena Charles bilang dia akan mengenalkan seorang wanita cantik kepada Erich, Erich tidak akan datang.“Kak Erich, aku benar-benar nggak membohongimu. Sepupuku benar-benar secantik bidadari. Kecantikannya nggak perlu diragukan lagi. Meskipun sudah punya suami, suaminya itu nggak berguna dan mereka berdua belum pernah berhubungan seks.”“Aku bisa bersaksi atas hal itu.”Hendro berkata, “Kakakku benar-benar belum berhubungan seks dengan pria nggak berguna itu, tapi banyak sekali pria kaya yang mengejar kakakku. Keluarga Winata tahu, ‘kan? Christian Winata juga sedang mengejar kakakku, sama Tuan Chandra yang misterius juga. Semuanya orang-orang kaya. Mereka memberi mobil mewah dan vila yang harganya miliaran.”Maksud Hendro sudah jelas.Kalau kamu ingin mengejar kakakmu, kamu harus memberikan hadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 1969

    Yamesa adalah sosok yang sangat kuat. Dia telah mencapai Alam Mahasakti dan berhasil membuka empat segel tubuh manusia. Dengan kekuatan ini, di bumi, dia hampir tak tertandingi. Yamesa selalu berpikir bahwa di bumi, tempat seni bela diri sudah mulai memudar, dia bisa bertindak semaunya. Dia bahkan berambisi untuk merebut Negara Naga dan menjadi rajanya. Namun, ambisi itu hancur ketika dia bertemu seorang pemuda bernama Chandra. Hanya dengan satu serangan, Chandra menghancurkan Yamesa. Tulang di lengan Yamesa hancur berkeping-keping. Dia jatuh ke tanah dengan keras, mencoba bangkit dengan susah payah. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat menatap Chandra. "Kamu ... kamu siapa sebenarnya?" Yamesa bertanya dengan suara bergetar. "Dari aliran mana asalmu? Bahkan di Alam Niskala, aku belum pernah mendengar tentangmu. Apa kamu juga berasal dari Alam Niskala?!" Sebagai pendekar hebat dari Alam Niskala, Yamesa telah bertemu dengan banyak talenta muda di sana. Jikapun dia belum bertemu la

  • Jenderal Naga   Bab 1968

    Saat seorang murid dari Paviliun Pedang melancarkan serangannya dengan kekuatan penuh, kecepatannya begitu luar biasa hingga Paul dan yang lainnya hanya bisa tertegun, wajah mereka dipenuhi keterkejutan. Namun, di tengah situasi genting itu, Chandra mengangkat tangannya. Dengan dua jari, ia menjepit pedang panjang yang diarahkan padanya. Murid Paviliun Pedang itu terhenti. Ia baru saja melangkah ke Alam Mahasakti, mengerahkan seluruh kekuatannya. Tapi serangannya bahkan tidak membuat Chandra, pria berbaju hitam di depannya, mundur sedikit pun. Siapa sebenarnya orang ini? pikirnya, kebingungan. Ekspresi Chandra tetap datar. Ia menekan pedang itu dengan sedikit kekuatan. Krek! Pedang itu patah, dan dalam sekejap, energi dahsyat dari Chandra menghantam tubuh murid Paviliun Pedang, membuatnya terpental beberapa langkah ke belakang. "Apa-apaan ini?" Yamesa berseru, wajahnya penuh keterkejutan. Yamesa sangat mengenal kekuatan adik seperguruannya, seorang yang baru saja menembus A

  • Jenderal Naga   Bab 1967

    Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah

  • Jenderal Naga   Bab 1966

    Wajah mereka semua tampak penuh ketegangan. "Bagaimana, tidak ada yang mau bicara?" Pria yang memimpin, Yamesa, berkata dengan nada dingin, "Kalau tidak ada yang bicara, maka aku hanya punya satu pilihan: membunuh." Srett! Dia tiba-tiba menghunus pedangnya. Tidak ada yang bisa melihat gerakannya dengan jelas. Hanya ada kilatan cahaya pedang, dan seketika itu juga, para prajurit bersenjata yang berada di sekitarnya roboh dalam genangan darah. Semua tewas dengan satu tebasan. Melihat prajurit mereka dibantai, para petinggi Negara Naga dipenuhi amarah. Paul berbicara dengan suara dingin, "Jangan terlalu memandang rendah kami." Namun, seorang pria di belakang Yamesa tiba-tiba mengayunkan tangannya. Dengan tenaga besar yang menyapu udara, tubuh Paul ditarik paksa ke arahnya. Pria itu mencengkeram rambut Paul dan menampar wajahnya dengan keras. Wajah Paul yang gelap langsung memerah dengan bekas tamparan. Dalam hitungan detik, wajahnya bengkak, dan darah mengalir dari sudut

  • Jenderal Naga   Bab 1965

    Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar

  • Jenderal Naga   Bab 1964

    Tiga tahun telah berlalu, kini Chaca sudah berusia empat tahun. Chandra merasakan rindu pada putrinya. ia sadar, dirinya bukanlah seorang ayah yang baik. Memikirkan hal itu, Chandra hanya bisa menghela napas panjang. Tak lama kemudian, dia meninggalkan Gunung Langit. Chandra menuju kota terdekat dari Gunung Langit untuk membeli sebuah ponsel dan langsung masuk ke forum pesilat. Chandra mulai mencari tahu apa saja yang telah terjadi selama tiga tahun terakhir. Melalui pembahasan di forum, Chandra mengetahui bahwa tiga tahun lalu dia hampir saja berhasil membunuh Jayhan. Namun, Jayhan terlalu kuat. Meski Chandra telah menggunakan ilmu pamungkas hingga tubuhnya hancur dan jiwanya lenyap, dia tetap gagal membunuh Jayhan. Namun, perlawanan itu membuat Jayhan terluka parah. Setelah itu, Robi bersama anak buahnya berhasil menangkap Jayhan hidup-hidup. Meski Jayhan tidak dibunuh, dia dipenjarakan. Alasannya, Jayhan memiliki latar belakang yang sangat besar. Jika dia dibunuh sembara

  • Jenderal Naga   Bab 1963

    Bagi seorang penjaga yang pernah mengalami Zaman Kegelapan, keadaan saat ini terasa seperti masa yang damai. Penjaga itu tidak menjelaskan dengan rinci seperti apa kondisi dunia luar sekarang. Namun, hal ini cukup membuat Chandra merasa lega. Jika penjaga tidak merasa perlu mengkhawatirkan keadaan di luar, berarti dunia luar masih relatif tenang. “Penjaga, bagaimana caranya agar aku bisa hidup kembali?” Chandra memandang penjaga itu dengan penuh harapan. Ia sangat ingin hidup kembali, ingin keluar dari tempat ini dengan tubuh yang baru. Penjaga itu melirik Chandra sejenak, lalu menggerakkan tangannya dengan santai. Seketika, Chandra merasakan tubuh jiwanya terangkat, seakan tidak terkendali, perlahan melayang ke arah tubuh di tanah. Di saat yang sama, tangan penjaga memunculkan simbol-simbol misterius. Ia mulai melafalkan mantra yang tidak dipahami Chandra. Satu per satu simbol itu masuk ke dalam tubuh Chandra yang terbaring. Sekitar lima menit berlalu. Chandra, yang terbar

  • Jenderal Naga   Bab 1962

    Chandra terdiam sejenak, lalu berkata, “Apa ini tentang suku di dalam tempat penyegelan?” Penjaga menggeleng pelan. “Lupakan. Kalau aku jelaskan sekarang, kamu tidak akan mengerti. Nanti aku akan memberitahumu. Untuk sekarang, aku membawamu ke sini karena aku berniat menggunakan Teratai Iblis ini untuk membentuk kembali tubuhmu.” “Apa?” Chandra tertegun. Ia memandang bunga teratai yang mengeluarkan kabut hitam di depannya, lalu bertanya, “Menggunakan bunga ini untuk membentuk kembali tubuhku?” “Benar.” Penjaga itu mengangguk. “Bunga ini didapatkan dengan susah payah oleh leluhur Bumi. Bunga ini terkait dengan rencana besar yang luar biasa. Namun, aku belum bisa memberitahumu banyak sekarang. Terlalu banyak yang kukatakan hanya akan membebani pikiranmu. Yang bisa kukatakan adalah kamu mendapatkan peluang besar dan keberuntungan yang luar biasa.” Dia berbalik menatap Teratai Iblis. “Bunga ini dulu milik seorang ahli super yang kekuatannya melampaui bayanganmu. Jika aku menggunak

  • Jenderal Naga   Bab 1961

    Tugas seorang prajurit adalah melindungi rakyat. Itulah tanggung jawab dan kewajiban yang telah terasah selama lebih dari sepuluh tahun Chandra menjalani kehidupan sebagai seorang pejuang. Jika semua orang hanya memilih mundur dan tidak ada yang berani maju, dunia ini akan hancur. “Ya,” Sang Penjaga mengangguk pelan. Dia setuju dengan apa yang dikatakan Chandra. Sejak zaman purba, berkat keberadaan orang-orang seperti itu lah, Bumi bisa tetap terjaga hingga sekarang. “Penjaga, apakah aku masih punya harapan untuk hidup?” Chandra, yang kini hanya berupa tubuh astral, memandang sang Penjaga dengan penuh harap. Dia tidak ingin mati. Masih banyak hal yang harus dia lakukan, masih banyak hal yang belum selesai. “Masih ada harapan,” ujar Penjaga dengan suara pelan. “Namun, dengan hidupmu yang baru nanti, tanggung jawabmu akan menjadi lebih besar, dan tekanan yang kau rasakan akan jauh lebih berat.” Chandra, tanpa ragu, berkata, “Aku siap menanggung semuanya.” Sang Penjaga melamb

DMCA.com Protection Status