Share

Bab 304

Author: Angin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Nova tahu betul seperti apa sifat anggota keluarga Sinjaya. Dulu Nova selalu dipandang rendah, dan dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk membela diri. Wajar jika dia kesal sekarang giliran suaminya yang diremehkan.

“Suamiku bukan sampah. Dia itu dokter sakti yang nyembuhin lukaku. Cuma dia yang layak disebut dokter nomor satu di Rivera.”

Yani juga awalnya malu menantunya dicemooh oleh anggota keluarganya, dan dia tidak tahu harus bagaimana menanggapi mereka. Namun ketika Nova mengatakan bahwa kemampuan medis Chandra hebat, dia pun menimpali, “Iya, menantuku ini bukan orang yang nggak bisa apa-apa. Kalian semua tahu seberapa parah lukanya Nova. Satu badan habis kebakar, tapi cuma dalam sepuluh hari, Nova langsung sembuh. Kalau Chandra bukan dokter sakti, apa namanya?”

Semua orang terdiam seketika mendengar hal itu, dan mereka tidak bisa lagi melawan.

Markus selaku kepala keluarga Sinjaya juga mengamati Chandra dengan saksama. Dia adalah pensiunan tentara yang mengalami PTSD karena terl
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jenderal Naga    Bab 305

    Ketika Chandra baru saja berbicara, tiba-tiba ada seorang pemuda yang menyelanya, “Chandra, Kakek masih sehat begitu, mana mungkin kondisinya sudah gawat. Kamu nyumpahin Kakek, ya?”“Iya.”“Anak itu ngerti apa soal pengobatan.”“Sok tahu saja.”Seiring dengan hinaan dari mereka semua, seketika itu juga seorang pria paruh baya dengan jas putih datang.“Eh, Dokter Yuda sudah datang.”Semua orang termasuk Markus langsung berdiri untuk menyambut dokter tersebut. Dokter itu bernama Yuda. Dia adalah dokter yang dipanggil khusus dari Rivera oleh Charles untuk merawat kakeknya. Kondisi fisik Markus semakin membaik setelah dia memakan obat yang diresepkan oleh Yuda.Yuda menyapa Charles dan juga Markus, lalu terakhir melirik Chandra dengan tatapan sinis dan berkata, “Selama ini Pak Markus makan obat sesuai resep yang aku kasih. Usianya sudah lebih dari 80 tahun, tapi kondisinya masih bagus. Hidup sampai 20 tahun lagi juga masih kuat.”“Betul, Dokter Yuda ini anggota Asosiasi Pengobatan Tradisio

  • Jenderal Naga    Bab 306

    Tidak ada seorang pun yang percaya kepada Chandra. Di mata keluarga Sinjaya, Chandra hanyalah seorang penipu yang bisa mengetahui segala kondisi tentang Markus karena sudah diberi tahu oleh Nova sebelumnya. Lagaknya yang pura-pura meraba nadi juga hanya tipuan untuk meyakinkan mereka kalau dia adalah dokter sakti.Chandra tidak berkutik melawan di bawah keraguan dari begitu banyak orang. Sejak awal dia memang tidak mau terlihat mencolok, tapi dia terpaksa memeriksa kondisi Markus atas permintaan Nova. Kalau pada akhirnya Chandra malah diragukan, ya mau bagaimana lagi, terserah mereka saja.“Ngomong apa kalian? Aku nggak ada kasih tahu apa-apa soal Kakek ke Chandra. Lagian aku juga sudah sepuluh tahun nggak datang kemari, aku mana tahu kondisi Kakek gimana. Mana aku tahu Kakek baru saja operasi tiga bulan yang lalu. Semua ini Chandra tahu karena dia ngeraba nadi Kakek,” jelas Nova.Sayangnya seketika Nova membela diri, orang lain malah semakin tidak percaya. Mereka bersikeras memercayai

  • Jenderal Naga    Bab 307

    Gerakan Chandra begitu cepat, hanya dengan satu tarikan napas, jarum-jarum sudah tertancap dari paha sampai ujung kaki. Setelah itu, Chandra menyiramkan alkohol ke lutut Markus dan menyulutnya dengan korek api. Seketika itu muncul semacam gumpalan api di lututnya.“Chandra, ngapain kamu?”“Cukup, cukup. Stop!”Namun, Chandra tidak berhenti sampai di situ. Dia mengambil jarumnya menusuk lagi kaki Markus sampai membentuk satu barisan jarum yang cukup panjang. Dan di saat itulah sebuah keajaiban terjadi. Api yang membara di lutut Markus langsung menghilang seakan terserap ke dalam jarum. Kini jarum perak itu terlihat seperti jarum yang menyemburkan api.“Ja-Jarum Api?!” seru Yuda terkejut.Pengobatan tradisional memiliki sejarah yang panjang, banyak ilmu atau teknik yang hilang termakan zaman, dan hanya sebagian saja yang masih tercatat di buku-buku kuno. Sebagai anggota asosiasi, kemampuan medis Yuda tentu tidak diragukan lagi. Dia sudah banyak membaca buku kuno, dan di beberapa catatan

  • Jenderal Naga    Bab 308

    Orang-orang dari keluarga Sinjaya tidak mengerti apa-apa soal pengobatan tradisional, jadi mereka tidak paham apa kehebatan dari Jarum Api. Jarum Api merupakan teknik yang sangat sulit.Tubuh manusia terbagi menjadi dua energi, yaitu Yin dan Yang. Tubuh yang sehat itu harus memiliki keseimbangan antara keduanya. Apabila salah satu dari energi ini terlalu banyak, maka manusia akan jatuh sakit. Jarum Api adalah teknik yang mampu mengusir hawa dingin dari tubuh dan meningkatkan energi Yang.Selama ini, Yuda hanya sebatas membacanya di buku-buku atau catatan kuno, tapi baru kali ini dia menyaksikannya secara langsung. Dengan wajah memelas dia berlutut di lantai. Apabila dia bisa mempelajari teknik kuno itu, maka kemampuannya akan meningkat jauh.“Guru, aku mohon, kasih aku kesempatan.”“Dokter Yuda ngapain? Dokter kan anggota asosiasi, kenapa malah berlutut di depan manusia sampah ini?”“Tahu apa kamu? Jarum Api ini teknik yang melegenda. Bahkan Dokter Cakra saja belum tentu bisa. Dan kala

  • Jenderal Naga    Bab 309

    Alkohol bisa membuat percikan api, jadi fenomena Jarum Api itu tidak aneh. Hanya saja, Nova semakin merasa bahwa ada Chandra menyimpan sebuah misteri. Suami yang kelihatannya serampangan dan tidak peduli dengan segala hal ini lama kelamaan menjadi semakin misterius.Nova yakin pasti ada sesuatu yang ditutupi oleh Chandra. Namun Chandra tidak mau mengatakannya, jadi Nova juga tidak bertanya apa-apa lagi.“Suamiku bukan orang yang nggak berguna, “pikir Nova dalam hati, dengan perasaan yang bahagia.Paling tidak sekarang Nova tahu kalau Chandra memang mengerti pengobatan tradisional, dan kemampuannya pun tidak main-main, bahkan sampai anggota asosiasi saja sampai berlutut dan minta berguru kepadanya.Tiba-tiba Nova teringat apa yang Chandra katakan sebelum ini, yang dia bilang akan mengajarkan ilmunya kepada Nova selama beberapa hari, dan menjamin kalau Nova pasti bisa menang di pertandingan. Dulu Nova merasa ucapan itu hanyalah lelucon belaka, tapi sekarang dia rasa mungkin itu benar-ben

  • Jenderal Naga    Bab 310

    Nova kira Chandra memiliki rahasia yang dia sembunyikan, tapi ternyata semua itu cuma sandiwara. Dari awal Nova sudah tahu seperti apa sifat Chandra, tapi dia masih menganggap Chandra orang yang bisa dipercaya dan cukup tahu diri.“Kak Nova, Kak Chandra, kalian berdua lagi ngomongin apa?” tanya Helen yang tiba-tiba datang memotong pembicaraan mereka.“Eh, Helen, kamu yang kasih tahu soal kondisi Kakek ke Chandra?” tanya Nova.“Hah?”Sontak Helen terkejut ketika ditanya seperti itu. Dia yang memberi tahu Chandra? Kapan?Meski sempat kebingungan sesaat, Helen menyadari apa yang terjadi dan segera mengakuinya, “Kak Nova jangan nyalahin aku, ya. Kak Chandra yang minta, aku cuma ngikutin apa yang dia suruh saja.”Nova langsung menatap Chandra seketika mendengar jawaban Helen. Rasa kagum terhadap Chandra yang baru saja muncul langsung musnah dalam sekejap.“Kamu jadi orang itu harus jujur,” kata Nova.“Iya, istriku,” balas Chandra.“Hmph.”Setelah Nova pergi meninggalkan mereka berdua, barul

  • Jenderal Naga    Bab 311

    “Bagus, ya, Chandra. Berani kamu bohongin aku lagi.”“Nggak, kok. Aku nggak bohongin kamu, sumpah. Sisa uang di kartu ini sudah nggak seberapa, paling cuma ada lebih dikit.”Ekspresi pasrah dan tak berdaya terlukis di raut wajah Chandra. Bahkan punya uang saja juga masih disalahkan?Nova mengambil kartu hitam itu dan berkata sembari berjalan ke ATM terdekat, “Coba aku lihat ada sisa berapa di kartu ini.”“Berapa PIN-nya?”“Delapan enam kali.”Ketika Nova memasukkan PIN dan melihat sisa saldo yang ada di kartu, dia pun seketika tertawa terbahak-bahak.“Saldonya 0. Kamu nipu aku?”Chandra pun hanya bisa mengusap hidungnya malu. Jumlah saldo yang tertera memang 0, tapi batas cerukan yang bisa ditarik mencapai 20 triliun, dan pihak bank tidak akan menagih karena semuanya akan di-cover oleh keuangan negara.Nova menarik kembali kartunya dan mengembalikannya ke Chandra. Setelah itu mereka berdua pergi ke cabang Medika Gria yang tadi diberi tahu oleh Yura. Medika Gria adalah toko obat terbesa

  • Jenderal Naga    Bab 312

    Janice tidak ada bedanya dengan Sandra. Mereka berdua sama-sama memandang Chandra sebelah mata. Namun Chandra tidak terlalu menghiraukan dan hanya membalas mereka dengan senyum tipis. Reputasi buruk tentang Chandra ternyata juga sudah tersebar sampai ke Rivera Utara.“Janice, Chandra itu bukannya nggak ada kerjaan, cuma dia orangnya low profile. Sebenarnya dia bisa pengobatan tradisional. Lukaku dia yang sembuhin. Pokoknya kemampuan dia nggak kalah sama Dokter Cakra.”Untuk saat ini, Nova hanya bisa berkata seperti itu. Walau Chandra mengaku dirinya tidak begitu mahir, Nova tidak ingin suaminya bikin malu di depan teman mantan teman dekatnya.Janice kembali menatap Chandra, tapi penilaiannya masih tidak berubah. Orang yang bisa pengobatan tradisional di Rivera terlalu banyak. Sebagai warga Rivera, justru aneh kalau dia tidak bisa.Janice tidak terlalu menanggapi ucapan Nova. Kalau benar Chandra itu memiliki kemampuan yang setara dengan Cakra, namanya pasti sudah dikenal di mana-mana, t

Latest chapter

  • Jenderal Naga    Bab 1903

    Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita

  • Jenderal Naga    Bab 1902

    "Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be

  • Jenderal Naga    Bab 1901

    Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara

  • Jenderal Naga    Bab 1900

    Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma

  • Jenderal Naga    Bab 1899

    Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd

  • Jenderal Naga    Bab 1898

    Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie

  • Jenderal Naga    Bab 1897

    Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba

  • Jenderal Naga    Bab 1896

    Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.

  • Jenderal Naga    Bab 1895

    Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l

DMCA.com Protection Status