Toni berteriak dengan marah, “Pergi, pergi dan suruh Nova dan keluarganya datang kemari.”“Oke.” Leon tampak puas, bergumam dingin dalam hati, “Nova, aku mau lihat bagaimana kamu bisa mengatasi hal ini.Jarak antara vila keluarga Kurniawan dan rumah Nova tidak jauh. Leon tidak menelepon mereka dan langsung pergi ke sana untuk menyuruh mereka datang.Chandra sudah pulang.Dia tersenyum ketika melihat satu keluarganya masih duduk bersedih dan kesal di rumah dan berkata, “Tenang saja. Arif sudah mengakuinya dan sudah pergi ke vila keluarga Kurniawan untuk mengakui kesalahannya. Kakek akan datang ke sini sebentar lagi.”Mendengar itu, Nova menatap Chandra dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan pada Arif?”Chandra tersenyum dan berkata datar, “Orang seperti dia perlu ditakuti. Aku hampir membuangnya dari lantai delapan. Dia sangat ketakutan sampai nggak bisa berkata-kata lagi. Dia juga bilang dia akan pergi ke rumah keluarga Kurniawan untuk menemui Toni dan mengakui kesalahannya.”“Haha. Kak
Yani berdiri dan berteriak, “Arif, kamu kalau bicara pakai hati nurani, dong.”“Memang ... memang Nova yang memaksaku. Setelah itu, Chandra datang mengancamku dan menyuruhku memfitnah Pak Hardi.” Arif bersikeras mengatakan bahwa Nova-lah yang melakukannya, bahkan mengatakan bahwa Chandra mengancamnya.“Kamu ....” Wajah Yani memerah karena marah.Nova juga merasa ini semua tidak adil.Dia tulus bekerja untuk keluarga besarnya, tapi malah berakhir seperti ini.Chandra menarik napas dalam-dalam dan terpaksa menahan amarahnya. Dia tahu bahwa ini adalah Rivera, kota yang damai, bukan hutan belantara yang kacau di selatan.“Sudah, cukup.” Toni berkata marah, “Nggak ada habisnya. Nova, kamu melakukan kesalahan dan Kakek juga nggak menyalahkanmu. Lagipula, kamu masih muda, jadinya nggak tahan dengan godaan. Asalkan kamu tahu salahmu dan mau berubah, Kakek bisa memaafkanmu. Tapi, kalian sudah sangat keterlaluan. Apa yang mau kalian lakukan? Pembunuhan?”“Aku nggak melakukannya,” teriak Nova.“B
“Ma, apa yang Mama bicarakan? Mana mungkin aku yang melakukannya.” Nova meneteskan air mata. Tidak apa-apa kalau kakeknya tidak percaya padanya, tapi sekarang orang tuanya juga tidak percaya.“Ma, aku percaya bukan Kak Nova yang melakukannya. Pasti Hardi dan sekeluarga dalang di balik semua ini,” kata Hendro.Indah mengangguk, “Iy, keluarga kita mendapatkan 50% saham dan Kak Nova juga mendapatkan jabatan presdir. Bagaimana mungkin Hardi yang selama ini menguasai bisnis keluarga kita mau tinggal diam dan menerimanya begitu saja?”“Huh.” Yani menghela napas.Dia awalnya mengira hidup mereka akan menjadi tenang sekarang. Tak disangka, jadi ada banyak masalah seperti ini.“Apa aku nggak punya kesempatan untuk menjadi nyonya-nyonya kaya seumur hidupku ini?”Chandra menyarankan, “Bagaimana kalau kita berbisnis sendiri? Kita buka perusahaan sendiri. Dengan kemampuan Nova, kita pasti bisa menjadi ternama di Rivera ini.”“Ngomongnya mudah,” tegur Yani. “Apa kamu tahu berapa biaya yang dibutuhka
Chandra benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Keluarga ini sangat tidak mau berusaha. Semuanya hanya ingin duduk santai menikmati kesuksesan.Tuk! Tuk! Tuk!Terdengar ketukan di pintu.Yani memanggil, “Hendro, pergi buka pintunya.”Hendro juga sedang tidak mood, jadi dia melirik Indah di sampingnya, “Sayang, kamu saja yang buka.”Indah juga malas bergerak dan akhirnya menatap Chandra, “Chandra, kamu saja.”Chandra benar-benar kesal.Nggak besar, nggak kecil, semuanya malas. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa, bangkit dari kursi dan membuka pintu.Ada seorang lelaki tua berusia 70 atau 80-an yang mengenakan pakaian yang sangat sederhana berdiri di depan pintu. Pria itu memegang beberapa botol anggur berkualitas di tangannya.“Siapa kamu?” Chandra menatap lelaki tua yang berdiri di pintu dengan keraguan di wajahnya.“Kamu Chandra, ‘kan? Aku Rusli Kurniawan, adik dari kakeknya Nova.”“Oh, silakan masuk.” Chandra membawa pria itu masuk ke rumah.Melihat Rusli datang, ekspresi di wa
Hati Yani juga tergerak mendengarnya.Hendro berkata, “Chandra, apa kamu tahu Wasa Group itu skala bisnisnya seberapa besar? Meskipun perusahaan mereka nggak sehebat Yorda Group, mereka juga memiliki pabrik besar. Selain itu, Kakek Rusli juga sudah bilang, Wasa Group akan segera bangkrut. Mereka nggak hanya nggak mendapat pesanan, tapi juga punya hutang 20 miliar. Kamu mau mengambil alih begitu saja? Nggak semudah itu, dong? Selain itu, Wasa Group adalah perusahaan yang Kakek Rusli dirikan dengan susah payah. Mau sebanyak apapun uang yang kamu berikan padanya, belum tentu dia mau memindahtangankan perusahaan itu pada kita.”Boni mengangguk, “Iya. Itu masuk akal. Lagi pula, memangnya kamu punya uang?”Chandra berkata dengan acuh tak acuh, “Hanya uang, ‘kan? Aku akan mencari cara.”Yani juga ikut tergerak.Jika mereka bisa mendapatkan uang dan mengambil alih Wasa Group dari Rusli, dengan karyawan dan peralatan yang sudah dimiliki perusahaan itu, ditambah koneksi yang dimiliki Nova dengan
“Kakek, apa kita bisa mengurus prosedur pengalihan itu sekarang? Nova menatap Rusli.“Oke, oke, tapi ... Nova, apa kamu punya uang?” Setelah mendengarkan dengan antusias, Rusli menjadi tenang dan bertanya dengan ragu, “Jangan bilang kamu mempermainkan Kakek?”Nova menatap Chandra, “Berikan kartunya.”Chandra mengeluarkan Kartu Naga Hitam.Nova bertanya, “Berapa banyak uang yang ada di kartu ini?”Dia tahu bahwa Chandra pernah menghasilkan uang dulu, lalu digugat ke pengadilan militer dan dikeluarkan dari militer.Hanya saja, dia tidak tahu berapa banyak uang yang ada di dalam kartu itu.“Nggak banyak, mungkin hanya 400 miliar,” kata Chandra, menyebutkan angka yang masih masuk akal.Dua ratus juta kebetulan sekali cukup untuk menyelesaikan masalah Nova saat ini.Dana untuk mengakuisisi Wasa Group 200 miliar, lalu modal untuk menggerakkan bisnis perusahaan 200 miliar.Chandra tidak berani mengatakan nilai yang terlalu besar, takutnya Nova terkejut.“Ngomong-ngomong, kartumu ini bahkan ng
Sebagai orang Rivera, Samuel tentu tahu siapa Nova di Yorda Group.“Bukankah Rusli Kurniawan dan Toni Kurniawan nggak pernah berhubungan lagi? Mengapa Nova bisa datang ke sini?” Samuel bingung.Mereka sudah menyelidiki latar belakang Wasa Group dengan jelas sebelum setuju meminjamkan uang. Mereka tahu mereka akan segera mendapatkan Wasa Group, tapi sekarang Nova malah muncul di sini.“Bukankah kamu Nova dari Yorda Group? Samuel berdiri, mengulurkan tangan dan tersenyum, “Halo, Bu Nova. Aku Samuel dari keluarga Prasetyo.”“Hm?” Nova melirik pria itu dengan ekspresi sedingin es di wajahnya yang cantik.Samuel menarik tangannya kembali karena malu, lalu berkata sambil tersenyum canggung, “Bu Nova, jangan-jangan Ibu datang ke kantor Wasa Group untuk meminjamkan uang untuk mereka?”Chandra berkata, “Meminjamkan uang apanya? Kami datang untuk mengakuisisi dan mengambil alih Wasa Group.”“Apa?” Ekspresi di wajah Andi langsung berubah mendengarnya. Dia berteriak, “Pa, Papa benar-benar menjual
Proses pengalihan kepemilikan itu berlangsung lancar.Rusli meminta sekretarisnya untuk membuat kontrak pengalihan kepemilikan, sementara Chandra langsung login ke internet banking dan mentransfer 200 miliar ke rekening pribadi Rusli.Selain itu, Chandra juga mentransfer 200 miliar ke rekening perusahaan sebagai modal.Setelah transfernya berhasil, perjanjian itu pun ditandatangani.Rusli kelihatan lelah. Dia memandang Nova, menepuk bahu wanita itu, dan berkata, “Nova, Kakek menyerahkan Wasa Group ini padamu. Wasa Group nggak bisa berkembang di tangan Kakek, jadi Kakek harap perusahaan ini berjaya di tanganmu.”Nova berjanji, “Kakek, jangan khawatir. Aku pasti akan memimpin Wasa Group menuju kejayaan.”“Ngomong-ngomong ….” Andi teringat sesuatu. Dia menatap Nova dan berkata, “Nova, karyawan-karyawan perusahaan sedang membuat onar di pabrik sekarang. Mereka sudah memanggil belasan truk. Kalau kita nggak membayar upah mereka hari ini, mereka akan mengambil seluruh peralatan di pabrik dan
Walaupun Lurca hanyalah seorang pelayan di kediaman Anak Dewa, tidak ada siapa pun yang menyinggungnya karena besarnya nama Anak Dewa di mata semua orang. Oleh karena itu, semua perkataan Lurca akan dianggap mewakili perkataan Anak Dewa. Sekarang, dia berniat untuk membunuh Chandra setelah melihat kekuatan Chandra yang menakutkan. Orang-orang saling berpandangan satu sama lain lalu menangguk setuju. “Sudah lama, aku ingin membunuh pemuda itu,” ujar Jayhan. Bagaimanapun juga, Chandra sudah membunuh adiknya. Jadi, wajar saja kalau Jayhan ingin membunuh Chandra. Namun, Jayhan cukup takut untuk menghadapi pemuda itu sendirian. Sampai akhirnya, Lurca mengajak mereka semua bekerja sama untuk membunuh Chandra, jadi Jayhan tidak lagi takut untuk menghadapi Chandra. Di langit yang berada di kejauhan. Haraza menatap Chandra dengan penuh kemarahan dan tubuh yang berlumuran darah serta rambut yang berantakan lalu berkata, “Kamu pasti mati hari ini karena sudah berhasil membuatku marah!”Tiba-
Canra menghampiri Jayhan lalu berbisik, “Kak Jayhan, apa kamu mau bergabung untuk menghancurkan pemuda itu?”“Aku sudah mengamati pemuda itu beberapa waktu dan menurutku pemuda itu sangatlah aneh. Dia bisa menghancurkan kita semua kalau kita biarkan dia tumbuh.”Jayhan berpikir sejenak lalu berkata, “Tenang saja, kita lihat saja dulu pertarungan ini.”Di hadapan mereka, Chandra masih belum bisa lolos dari serangan Haraza. Senjatanya terlempar dan sekarang dia harus mengerahkan kekuatan dirinya untuk menghadapi Haraza. Namun, tetap saja kekuatan Haraza masih lebih kuat darinya. Bahkan tubuhnya juga menderita beberapa luka karena serangan Haraza. Anehnya, semua lukanya bisa pulih dengan sangat cepat. Brak!Haraza kembali melayangkan serangan ke arah Chandra yang membuat tubuh Chandra terhempas ke belakang sampai dia memuntahkan seteguk darah dari mulutnya. Dia menunduk dan melihat beberapa retakan yang muncul di telapak tangannya. Namun, semua retakan itu langsung pulih hanya dalam sek
Gunung Bushu, pada awalnya adalah sebuah pegunungan di Someria. Namun, ada banyak pegunungan baru bermunculan setelah munculnya segel. Walaupun ada beberapa pegunungan yang tidak disegel, sebagian besar pegunungan sudah disegel dan tidak bisa ditembus oleh manusia. Di puncak Gunung Bushu.Chandra sedang menggenggam Pedang Naga Pertama dengan posisi horizontal. Dia menatap tenang ke arah Haraza yang berada ratusan meter di depannya. Dia sama sekali tidak takut dalam menghadapi orang-orang kuat dari Alam Niskala. Chandra masih bisa melukai Jayhan dengan kekuatan puncaknya tiga tahun lalu ketika Chandra masih lemah. Tingkat alam kemampuan Chandra sekarang mungkin masih berada di bawah Jayhan, tapi besar kekuatan tubuhnya kurang lebih sama dengan Jayhan. Kekuatan Haraza kurang lebih setingkat dengan Jayhan. Oleh karena itu, Chandra tidak takut dengannya. Haraza mengenakan jubah putih sambil memegang kipas di tangannya yang membuatnya tampak anggun dan berwibawa. Kipas itu adalah senjat
Kekuatannya sungguh menakutkan. Berdasarkan berbagai informasi yang Chandra dapatkan, Anak Dewa mungkin sudah masuk ke Alam Trasenden. Tiba-tiba saja, seorang laki-laki paruh baya masuk ke dalam aula. Usianya mungkin sekitar empat puluh tahunan dengan tubuh sedikit gemuk. Dia mengenakan jubah berwarna biru sambil memegang pedang di tangannya. Dia menatap semua orang yang berada di aula lalu berkata, “Tuanku tidak bisa hadir, jadi dia mengirimku ke sini.”Jayhan langsung berdiri lalu berkata, “Chandra, beliau adalah pengurus rumah Anak Dewa yang bernama Lurca.”“Pak Lurca, laki-laki ini adalah Chandra, prajurit bumi yang sangat kuat.”Lurca hanya melirik Chandra lalu mencari tempat duduk untuknya tanpa banyak bicara. Jayhan memperhatikan kalau para prajurit kuat sudah hampir tiba semua. Jadi, dia menatap Chandra seraya bertanya, “Sekarang, semuanya sudah ada di sini. Jadi, apa yang mau kamu katakan kepada kami?”Chandra berdiri lalu menatap semua orang yang hadir sambil terus mengama
Bagi Haraza, manusia bumi adalah pendosa dan budak. Mereka tidak pantas untuk disambut di aula suku Tantra. Raut wajah Jayhan tampak tidak berdaya. Bagaimana mungkin dia tidak tahu akan hal seperti ini? Namun, Chandra sangatlah kuat. Jayhan bisa saja menang menghadapi Chandra dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, tapi kemungkinan besar Jayhan juga akan menderita cedera yang sangat parah setelahnya. “Kak Jayhan, apa semua latihanmu selama ini tidak berarti sampai kamu melakukan hal hina seperti ini?” ujar Haraza dengan tatapan jijik. Sebelumnya, kelompok Haraza adalah musuh dari suku Tantra. Namun, kelompoknya bisa ditekan oleh Jayhan, jadi dia mengambil setiap kesempatan untuk mengkritik semua yang dilakukan oleh Jayhan. Biasanya, Jayhan akan marah ketika mendengar kritikan seperti itu. Namun sekarang, dia tidak bisa marah. Jayhan hanya tersenyum lalu berkata, “Berhak atau tidaknya, tidaklah penting sekarang. Mungkin kamu bisa mencoba untuk mengusirnya dari sini kalau memang kam
“Apa kamu tahu tentang peperangan di zaman kuno?” lanjut Jayhan. “Apa?” tanya Chandra yang tiba-tiba tertarik. Chandra sama sekali tidak tahu tentang peperangan zaman kuno. Namun, dia bisa menebak, peperangan itu pasti memiliki hubungan dengan iblis. “Aku mau mengetahuinya secara detail,” ujar Chandra sambil menatap Jayhan. Kemudian Jayhan mulai bercerita, “Pada zaman kuno, invasi iblis di dunia luar sudah memakan ribuan korban. Umat manusia bekerja sangat keras untuk mengusir dan membunuh mereka semua. Sampai akhirnya, perdamaian pun tercapai.”Chandra langsung mengerutkan keningnya lalu bertanya, “Lalu apa hubungannya dengan segel bumi?”Jayhan berpikir sejenak lalu berkata, “Aku juga kurang tahu detailnya dan hanya tahu gambaran kasarnya saja.”“Kalau begitu, ceritakan padaku,” ujar Chandra sambil menatap Jayhan. Jayhan termenung dan berusaha mengingat semuanya lalu berkata, “Bumi adalah dunia yang cerah ribuan tahun yang lalu. Sampai akhirnya, iblis dari luar berniat untuk men
Pedang itu dibawa Jayhan dari Alam Niskala dan dibuat oleh seorang ahli pedang. Pedang itu sangat kuat, bahkan orang-orang dari Alam Trasenden tidak bisa menghancurkannya. Namun sekarang, pedang itu justru ditelan oleh energi iblis. Jayhan mulai ketakutan. Walaupun dia tidak terluka dalam pertarungan ini, kekuatan teratai hitam itu sungguh jahat dan menakutkan. Kemungkinan besar, dirinya tidak akan bisa melepaskan diri jika teratai hitam itu berhasil menyentuhnya. “Chandra, kekuatan iblis apa yang kamu latih? Kamu adalah manusia, tapi kamu berlatih kekuatan iblis dan mempraktikkannya. Kamu sungguh memalukan,” ujar Jayhan ketus. Chandra menatap Jayhan tajam. Laki-laki itu sama sekali tidak terluka, sekalipun pedangnya sudah hancur. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya sosok Jayhan. Sepertinya, Chandra tidak akan mampu membunuh laki-laki itu sekarang. Selain itu, ada makhluk lainnya yang memiliki kekuatan setara dengan Jayhan di Alam Niskala. Kematian Jayhan pastinya akan membuat makhlu
Namun, Chandra menahan darah itu keluar dari mulutnya dan menelannya kembali. “Benar-benar kekuatan yang luar biasa dan sudah melampaui Segel Kesembilan. Sosok makhluk yang hampir mencapai kesempurnaan,” ujar Chandra terkejut. Energi sejati Chandra masih tertinggal jauh dari Jayhan. Sekarang, Chandra hanya bisa mengandalkan tubuh dan teratai hitam untuk menghadapi Jayhan. Bahkan bisa dibilang Chandra bukanlah tandingan Jayhan jika hanya mengandalkan energi sejati Chandra semata. Jayhan tiba-tiba saja muncul di hadapan Chandra. Laki-laki itu mengepalkan tinjunya dan langsung melayangkannya ke arah Chandra. Tinju itu sangat kuat dan bisa menghancurkan apa pun yang dikenainya. Sayangnya, Chandra sedang lengah, sehingga pukulan mengerikan itu berhasil mengenai tubuhnya. Bunyi retakan terdengar dari tubuh Chandra dan langsung menghempaskan tubuh Chandra ribuan meter jauhnya. Chandra bisa merasakan ada beberapa retakan yang muncul di tubuhnya layaknya kaca yang retak. “Kekuatan yang lua
Semua orang terkejut ketika teratai hitam yang mengandung kekuatan iblis muncul di hadapan mereka. Mustahil ada manusia di bumi yang memiliki kekuatan iblis sekuat itu. Chandra pasti bukan manusia, melainkan iblis.Manusia di bumi pastinya tidak mengetahui tentang iblis. Namun, Jayhan dan yang lainnya berasal dari Alam Niskala, jadi mereka tahu kalau iblis itu benar-benar ada. Bahkan Segel yang ada di bumi ini memiliki hubungan dengan iblis. Jaymin tidak kalah terkejutnya. Kesombongan di wajahnya perlahan memudar dan berubah menjadi kepanikan. Dia perlahan mulai melangkah mundur. “Mati kamu!” seru Chandra sambil menunjuk ke arah Jaymin. Kemudian Teratai hitam itu bergerak dengan sangat cepat sambil membawa energi iblis yang menakutkan. Dalam sekejap mata, tubuh Jaymin diselimuti oleh energi iblis yang membuatnya tidak bisa bergerak. Ekspresi wajahnya tampak kesakitan yang disertai dengan ketakutan. “Aaaa!”Energi Iblis yang menyelimutinya benar-benar terasa sangat menyakitkan. Dia