Koko langsung berkata dengan nada menyesal, “Maaf, saya terlalu gegabah.”Chandra kembali duduk di atas batu lalu menunjuk ke batu di sampingnya seraya berkata, “Duduklah.”Seorang bawahan Koko tiba-tiba melangkah maju lalu meletakkan selembar kain di atas batu setelah itu Koko pun duduk. Xena yang berada di sisi Chandra terus terdiam seribu bahasa. “Oh iya, aku harus memanggilmu apa?” tanya Koko bersikap sedikit lebih santai. “Panggil saja Chandra,” jawab Chandra“Chandra, namamu bagus sekali. Selain itu, kamu sangat kuat sampai bisa membuat lima prajurit kuat Alam Niskala kewalahan. Bahkan kamu hampir saja membunuh salah satu di antaranya,” ujar Koko dengan penuh kekaguman. “Aku bisa merasakan tingkat kekuatanmu yang tidak terlalu tinggi, tapi kekuatan fisikmu justru sangat kuat, khususnya teratai hitam itu. Kamu benar-benar pandai dalam menggunakan teratai hitam itu.”Chandra langsung menatap Koko tajam. Sepertinya, Koko sudah berada di Gunung Bushu cukup lama dan diam-diam menya
Bawahan Koko tiba-tiba bertanya setelah mereka berjalan cukup jauh dari Chandra, “Tuan, kenapa kamu memberikan benda berharga itu kepadanya?”Koko berhenti sebentar lalu berkata, “Dia memiliki tubuh iblis. Cepat atau lambat umat manusia pasti akan menolaknya dan dia juga bisa berguna bagi umat kita nantinya. Anggap saja, apa yang kulakukan sekarang adalah caraku untuk membuka jalan baginya. Satu-satunya pilihan yang bisa dia pilih ketika dia putus asa adalah bergabung dengan kaum kita.”“Tuan sungguh bijaksana.”Koko kembali mengeluarkan mutiara yang sudah kembali putih lalu berkata, “Aku tidak menyangka kalau ada sosok akar dewa murni yang dekat dengan Chandra. Tapi sayangnya, kita tidak bisa melakukan tindakan apa pun ataupun mendekatinya. Sekarang, kita tunggu saja dulu dan bicarakan masalah ini nanti.”Kemudian Koko melambaikan tangannya dan energi sejati langsung muncul di telapak tangannya lalu merasuk ke dalam Mutiara ajaib. Dalam sekejap mata, cahaya hitam kembali muncul di dal
“Sebenarnya, apa yang kamu inginkan?” tanya Sonia. Koko hanya tersenyum tipis lalu berkata, “Aku tidak menginginkan apa pun. Aku akan memberikanmu kemakmuran jika kamu mengikutiku dari sekarang. Tanpa perlu menunggu terlalu lama, kamu akan menjadi salah satu sosok paling kuat di dunia ini. Kamu bisa menaklukkan semua tingkat kekuatan mana pun yang kamu mau.”Kemudian Koko melambaikan tangannya dan kabut hitam langsung muncul di tangannya. Kabut hitam itu langsung masuk ke dalam mulut dan hidung Sonia sampai membuat perempuan itu jatuh pingsan. Di sisi lain, Chandra tidak tahu kalau Sonia datang ke Gunung Bushu untuk mencarinya. Dia juga tidak tahu kalau Koko sudah menculik Sonia. Chandra terus berada di Gunung Bushu untuk menunggu kemunculan jimat berikutnya. Hari demi hari berlalu. Tak terasa, jimat itu akan muncul satu hari lagi. Chandra sama sekali tidak mengantuk malam ini. Dia dan Xena masih berada di kaki Gunung Bushu. Walaupun saat ini adalah malam hari, berbagai macam warna
“Apa itu?”Chandra sudah melayang di udara sambil menatap pegunungan di bawahnya. Retakan besar tampak muncul di area pegunungan dan sebuah jurang tak berdasar muncul di hadapannya. Pergerakan sebesar itu berhasil membangunkan seluruh makhluk Alam Niskala yang berada di Gunung Bushu. Tidak lama kemudian, ada makhluk Alam Niskala yang muncul di kejauhan. Sosok itu tidak langsung mendekat dan memutuskan untuk melihat dari kejauhan ketika melihat sosok Chandra. Syut!Cahaya keemasan terang tiba-tiba muncul dari dalam jurang lalu terus naik dan menjulang menuju langit. Chandra bisa merasakan kekuatan yang sangat kuat akan segera muncul. Tidak lama kemudian, tanah berguncang dan sebuah bangunan muncul dari bawah jurang. Chandra bisa melihatnya dengan jelas kalau sebuah bangunan muncul dari jurang dalam itu. Rumah itu seluas seribu meter persegi yang dikelilingi oleh cahaya keemasan yang menyilaukan mata. Hal ini membuat Chandra sulit untuk melihat keadaan rumah tersebut. “Apa ini? Sebu
“Hehe!”Anak Dewa sedikit terkekeh lalu turun dari langit dan muncul di depan gerbang. Diikuti oleh para prajurit Alam Niskala lainnya. Mereka menatap Rumah Abadi ini dengan penuh kekaguman. Chandra berusaha bangkit ketika Anak Dewa menghampirinya lalu bertanya, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra menyeka darah di sudut mulutnya lalu berkata, “Tidak apa-apa.”Kemudian dia kembali melangkah dan berdiri di dekat prajurit Alam Niskala lainnya lalu bertanya, “Apa ini?”“Aku hanya tahu kalau akan ada sesuatu yang hebat muncul di tempat ini, tapi aku tidak tahu apa itu.”Kemudian Anak Dewa berkata, “Ini adalah Rumah Abadi.”“Rumah Abadi?” Chandra cukup terkejut ketika mendengarnya. Seorang prajurit dari Alam Niskala tiba-tiba ikut berkata, “Ya, itu adalah Rumah Abadi. Rumah ini seharusnya adalah peninggalan dari orang kuat di zaman kuno yang terbuat dari bahan terbaik. Biasanya, ada banyak barang peninggalan kuno di dalamnya.”“Aku juga tidak tahu, ada apa saja di dalamnya.”“Setidaknya, pa
Roh itu adalah roh penunggu Rumah Abadi. Bagi manusia modern, mungkin roh penunggu itu bagaikan sebuah robot yang bertugas menunggu rumah. Roh itu bukanlah makhluk hidup. Namun, dia bisa berkomunikasi dengan manusia. Bayangan itu menatap orang-orang yang ada di depannya lalu menggeleng dan berkata, “Sepertinya tuanku sudah salah memilih waktu untuk memunculkan rumah ini. Siapa mereka ini? Kenapa mereka semua sangat lemah? Mereka tidak pantas mendapatkan peninggalan tuanku.”Anak Dewa langsung merasa sedikit cemas lalu berkata, “Leluhur, walaupun sekarang saya masih lemah, tapi saya memiliki potensi yang sangat besar ke depannya. Saya tidak akan mempermalukan leluhur kalau sampai leluhur memberikan rumah ini kepada saya. Saya tidak sama dengan mereka semua.”Kemudian yang lainnya langsung bergegas ikut mengoceh untuk meyakinkan roh penunggu.“Leluhur, saya juga cukup baik.”“Potensi saya juga besar. Saya pasti akan menjadi pewaris yang sangat kuat kalau sampai mendapatkan rumah ini ber
Chandra merasa berada di dunia lain ketika memasuki pintu emas. “Begitu banyak benda magis di sini?” ujarnya takjub sekaligus heran. “Dilarang memetik buah apa pun di sini. Siapa pun yang melanggarnya akan didiskualifikasi,” ujar si bayangan dengan suara yang menggema. Orang-orang langsung menghilangkan semua pikiran mereka lalu melihat ke sekeliling mereka dengan penuh antusias. Peninggalan orang-orang kuno sangat luar biasa dan penuh dengan keberuntungan. Chandra sempat tertegun sejenak lalu melihat ke sekelilingnya. Terdapat sebuah kota yang berada di kejauhan. Di sana, ada banyak sekali bangunan-bangunan kuno seperti kastil yang bergaya barat. Setiap kastil memiliki ketinggian ribuan meter yang membuatnya terlihat seperti negeri dongeng. “Besar sekali!” seru Chandra dengan mata terbelalak. Dia sempat berpikir kalau bangunan ini hanyalah sebuah rumah yang besar. Namun ternyata, ada hal lain yang menakjubkan di dalamnya. Dia merasa seperti berada di dunia lain. Jantungnya berd
“Membunuh mereka semua?” tanya Chandra terkejut. Jumlah makhluk Alam Niskala yang masuk ke dalam Rumah Abadi ini hampir sepuluh ribu. Bagaimana mungkin mereka bisa membunuh semua makhluk itu? Chandra merasa tidak memiliki kekuatan sebesar itu. “Lagi pula, melewati pos-pos itu bukanlah hal yang mudah. Sepertinya, lebih mudah kalau kita bekerja sama untuk membunuh semua orang ini, benar kan?” ujar Koko tenang. Namun, Chandra justru sedikit terkejut ketika mendengar perkataan Koko. Bagaimanapun juga, jumlah saingan mereka adalah ribuan orang, ditambah lagi ada 5 orang yang sudah mencapai kekuatan magis sempurna di antara semua orang itu. Selain itu, ada juga Anak Dewa yang kekuatannya masih belum diketahuinya yang kemungkinan besar sudah mencapai Alam Trasenden. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa membunuh semua orang itu? Dia menatap Koko heran. Entah dari mana Koko mendapat kepercayaan diri itu sampai berpikir bisa membunuh semua peserta yang ada. Koko mungkin bisa membunuh semua ma
“Dia pasti sudah masuk ke dalam Alam Kesucian. ““Ada yang bilang, kalau kemunculan prajurit utusan di bumi kali ini adalah orang-orang super kuat dan jenius. Prajurit terlemah yang muncul di bumi saat ini setidaknya sudah masuk ke dalam Alam Kesucian.”“Guru mereka juga memberikan pesan kalau sebuah keberuntungan akan segera muncul di bumi. Oleh karena itu, mereka semua berbondong-bondong masuk ke dalam bumi untuk mendapatkan keberuntungan itu.”Semua orang sibuk membicarakan pertarungan ini di Kota Bushu. Semua orang ini juga tahu kalau keberuntungan akan segera muncul di bumi. Namun, sayangnya mereka sama sekali tidak tahu seperti apa bentuk keberuntungan itu. Di sisi lain, seorang laki-laki muncul di luar area Kota Bushu. Orang itu adalah Chandra. Chandra tahu kalau kota ini menjadi tempat berkumpulnya para makhluk dari dunia lain. Tujuan utamanya datang ke kota ini adalah untuk mengetahui tingkat kekuatan Mosa. “Bukankah itu Chandra?”“Kenapa dia ke sini?”“Bukankah Mosa baru sa
Chandra cukup terkejut dan langsung menyadari tujuan Mosa menemuimya setelah Mosa mengatakan kalau Anak Dewa adalah saudara satu perguruan dengannya. Namun, Chandra hanya menatap Mosa tanpa melontarkan apa pun dari mulutnya. Mosa kembali berkata dengan sangat tenang, “Juniorku itu kalah darimu karena kekuatannya masih belum cukup baik. Kedatanganku ke sini bukan untuk menindasmu. Aku ingin bertarung denganmu di tempat Anak Dewa tewas.”Kemudian Mosa mengeluarkan surat deklarasi pertarungan dari dalam jubahnya lalu melemparkannya ke arah Chandra.“Aku akan memberikan waktu satu minggu bagimu untuk bersiap. Kita akan bertarung dengan mempertaruhkan nyawa kita di Gunung Bushu,” ujar Mosa yang suaranya semakin lama semakin menjauh dan hilang dalam sekejap mata.Chandra memegang surat deklarasi pertarungan yang terasa berat di tangannya. “Sayang,” panggil Nova cemas. Chandra tersadar dari lamunannya lalu berkata dengan raut wajah serius, “Laki-laki itu adalah saudara satu perguruan denga
Chandra melontarkan kata-katanya dengan pasrah. Padahal semua ini baru permulaan, tapi sudah terasa sangat kejam. Dia tidak bisa membayangkan, apa lagi yang harus dihadapi manusia bumi ke depannya. Malam ini, semua berjalan dengan tenang.Keesokan harinya. Chandra berdiri di depan Istana Kekaisaran Negara Naga ketika hujan hitam masih turun dari langit dengan intensitas yang lebih ringan. Tanah sudah ditutupi dengan air berwarna hitam dan samar-samar terlihat kabut dari air itu yang membumbung dan berkumpul di langit. Sayangnya, kabut itu tidak hilang dengan cepat dan akhirnya membuat langit terlihat suram dan gelap. Chandra hanya berdiri di depan aula sambil melihat air hitam di tanah dan awan hitam di atas langit. Dia bisa merasakan getaran kabut hitam di dalam tubuhnya. Pori-pori di tubuhnya meregang dan dia mulai menyerap kabut hitam ke dalam tubuhnya tanpa terlihat. Hal ini membuat kekuatan fisiknya meningkat, sekalipun peningkatannya tidak terlalu cepat. Chandra sadar kalau h
Chandra terus berada di Negara Naga sepanjang hari dengan raut wajah cemas ketika mendengar informasi dari seluruh dunia. Sampai akhirnya, hujan hitam kembali turun di sore hari. Keadaan seluruh jalanan tampak sepi, tidak ada satu pun orang yang berani keluar rumah setelah hujan hitam tadi malam. Untung saja, hujan hitam sore ini sifatnya tidak terlalu merusak seperti hujan hitam tadi malam. Di sebuah kota tertentu yang berada di Someria. Air di saluran bawah tanah sudah tampak menghitam. Ada banyak tikus yang mati di selokan dan bangkainya terapung di sana.Di sebuah sudut kota, seekor tikus raksasa muncul dengan panjang hampir setengah meter dan gigi bertaring. Ini adalah tikus yang bermutasi karena terkena hujan hitam. Virus yang tidak dikenal memasuki tubuh tikus dan membuat tubuhnya bermutasi menjadi sangat kuat. Tikus itu melompat dengan cepat dan muncul beberapa meter jauhnya masuk ke dalam selokan. Tubuhnya mengenai selokan dan langsung membuat retakan di dinding selokan. D
Nova menggenggam Chandra dengan kencang. Dia ingin selalu bersama Chandra melewati berbagai rintangan dan masa-masa tersulit bagi umat manusia bumi. Dia juga yakin, semuanya pasti akan berlalu dan kembali baik seperti sedia kala. “Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Mereka berdua pergi tanpa membawa Weni dan meninggalkan putri kecil mereka bersama keluarga Kurniawan di Rivera. Karena menurut mereka, keadaan Someria saat ini masih terbilang cukup aman, jadi Weni tidak akan berada dalam bahaya untuk sementara waktu. Walaupun mereka enggan untuk meninggalkan Weni, sayangnya mereka tidak memiliki waktu untuk mengurus Weni. Keesokan harinya. Chandra dan Nova sudah tiba di Negara Naga. Aula utama Istana Kekaisaran Negara Naga.Chandra memunculkan Istana Abadi lalu memanggil Arya, Paul serta Maggie yang berada di dalamnya. Selain itu, Chandra juga memanggil Delappan Naga Langit, Alex Gondo, Sandra dan yang lainnya. Puluhan pejabat tinggi Negara Naga saat ini berkumpul di aula utama.
Retakan yang muncul di langit terhubung dengan 3000 dunia yang tersegel. Para utusan hebat dari 3000 dunia lain muncul dari dalam retakan dan turun ke bumi. Raut wajah Chandra seketika berubah sangat serius setelah melihat peristiwa ini. Akhirnya, akhir dunia telah tiba. “Sayang.”Nova dan Chandra berdiri di halaman rumah. Dia langsung menggenggam tangan suaminya setelah melihat kemunculan sosok dari dalam retakan. Kemudian dia berkata dengan raut wajah khawatir, “Ada banyak prajurit utusan yang muncul di bumi. Hal ini pastinya bukanlah suatu pertanda baik bagi bumi.”Chandra menghela napas panjang lalu berkata, “Tidak ada cara lain dalam menghadapi semua ini. Kita hanya bisa maju selangkah demi selangkah.”Chandra sudah tahu sejak lama kalau hari ini akan tiba. Sebenarnya, dia sudah mempersiapkan banyak hal untuk menghadapi hari ini. Namun, dia sadar kalau semua persiapannya hanyalah sia-sia belaka setelah hari akhir ini benar-benar tiba di depan matanya. “Bagaimana ini? Apa yang
“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berdiri hendak masuk ke dalam rumah. Namun, tiba-tiba saja hujan turun dan air hujan menetes di wajahnya. Chandra mengulurkan tangannya dan melihat sesuatu yang sangat mengejutkan. Air hujan yang ada di telapak tangannya berwarna hitam. “Hujan hitam?”Chandra menatap langit gelap dengan ekspresi yang sangat serius. “Apa harinya sudah tiba?”Duar!Petir menyambar menembus awan. Srrr!Hujan turun dengan derasnya. Hujan ini berwarna hitam dan jatuh ke tanah sampai membuat sebagian tanah terkorosi disertai dengan kabut berwana hitam. “Ini?”Nova juga tidak kalah terkejutnya. Dia menyentuh wajahnya yang basah karena air hujan. Dia bisa melihat dengan jelas kalau air hujan yang turun berwarna hitam. Walaupun Nova adalah salah satu prajurit terkuat di bumi, dia masih bisa merasakan kalau air hujan hitam yang jatuh ke bumi bersifat korosi.“Sayang, apakah hujan hitam ini adalah malapetaka pertama yang akan muncul seperti yang kamu cerit
Si penjaga muncul dan memberikan kabar buruk bagi Chandra. Bumi akan dilanda malapetaka yang pertama dan menyebabkan kematian sepertiga manusia bumi yang berjumlah miliaran. Chandra sangat sedih setelah mendengarnya. Dia juga tidak tahu, apa yang akan terjadi setelah bencana pertama terjadi. Akhirnya, dia pergi menuju kediaman keluarga Kurniawan dengan perasaan sedih. Dia mendengar suara tawa dan obrolan riang dari dalam rumah sebelum dia masuk. Keluarga itu sepertinya sedang makan siang bersama. Tidak lama kemudian, seseorang membukakannya pintu setelah Chandra menekan bel. Orang yang membukakan pintu adalah Leon Kurniawan. Dia sempat tertegun sejenak ketika melihat sosok Chandra lalu dia berkata dengan gugup, “Cha ... Chandra, kamu sudah kembali? Silakan masuk.”“Kakek, Chandra sudah pulang. Nova, Chandra pulang!” seru Leon dengan suara yang menggema di seluruh penjuru ruangan. Seluruh keluarga Kurniawan langsung berdiri. Kemudian seorang gadis kecil dengan pakaian yang cantik b
Dia tidak tahu kalau orang-orang yang akan muncul kali ini adalah para prajurit utusan yang hebat yang tidak bisa dibandingkan dengan Anak Dewa maupun Dusky. Dia juga tidak tahu kalau bencana besar pertama akan segera menghampiri bumi. Saat ini, Chandra sedang berada di dalam pesawat menuju Rivera. Pesawat yang ditumpanginya mendarat di area militer Rivera. Dia bergegas turun dan keluar dari area militer untuk pergi menuju ke kediaman keluarga Kurniawan. Namun, sosok seorang perempuan tiba-tiba saja menghalangi langkah Chandra. Perempuan itu mengenakan gaun putih dengan rambut hitam panjang. Dia berdiri membelakangi Chandra. Kemudian perempuan itu berbalik dan memperlihatkan wajahnya yang cantik dan lembut. Chandra cukup terkejut lalu berkata, “Kak Penjaga? Kenapa Kakak ada di sini?”Sosok perempuan itu adalah Si Penjaga Pustaka Agung yang sedang menatap Chandra dalam lalu berkata, “Aku ke sini karena ada hal yang ingin kusampaikan padamu.”“Katakan saja, Kak,” balas Chandra dengan