“Jadi, kamu menculik anak Chandra?”Keduanya terpaku mendengar ucapan Sonia. Setelah beberapa detik terdiam, Grace akhirnya tertawa kecil, mencoba meredakan suasana. “Kak Sonia, kamu pasti bercanda. Untuk apa kamu menculik anak Chandra?”Sonia melirik Grace, hanya dengan satu tatapan membuat tubuh Grace merinding. Rasanya seperti jatuh ke dalam jurang yang dalam. Tatapan itu begitu dingin dan mengerikan, sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya.Tubuh Grace tanpa sadar mundur beberapa langkah.“Tidak, aku tidak bercanda,” kata Sonia dengan nada datar. “Aku memang menculik anak Chandra. Aku sudah banyak berkorban untuknya. Aku bahkan mengorbankan nama baikku, menjadi kepala keluarga Atmaja, dan sepenuh hati membantunya. Tapi apa balasannya? Dia malah memilih hidup tenang bersama Nova.”Kata-katanya terdengar ringan, seperti sedang membicarakan sesuatu yang sepele. Namun, dalam nada bicaranya tersirat rasa kecewa dan kemarahan yang dalam.Mendengar itu, Grace dan Amanda terdiam. Tid
Seperti yang diduga, setelah Chandra mengatakan semua itu, ekspresi Sonia mulai melunak. Melihat celah ini, Chandra mencoba mengarahkan pembicaraan untuk mencari tahu tentang Chaca.“Sonia, apa Nova pernah mendatangimu? Apa dia mungkin salah paham tentang hubungan kita? Apa kalian bertengkar, sehingga kamu mengambil anakku?” tanya Chandra hati-hati.“Tidak,” Sonia menggeleng.“Kalau begitu, kenapa?” tanya Chandra dengan raut bingung. “Hubungan kita selama ini baik-baik saja. Kita pernah melewati masa-masa sulit bersama. Kita bahkan bisa disebut teman seperjuangan. Kenapa kamu menculik anakku?”“Kamu pikir kenapa?” Sonia tersenyum kecil, menatap Chandra dengan tatapan penuh teka-teki.Chandra terus mencoba membaca pikiran Sonia. Ia sudah mulai menduga alasan di balik tindakannya, tetapi ia memilih untuk tidak mengatakannya secara langsung.“Sonia, aku benar-benar tidak tahu. Aku selalu menganggapmu seperti adikku. Kenapa kamu melakukan ini?”“Adik?” Sonia tertawa sinis.“Chandra, jangan
Chandra benar-benar tidak menyangka Sonia akan mengajukan permintaan seperti itu.Ketika Sonia sampai di pintu, ia berhenti sejenak, berbalik, dan menatap Chandra yang masih duduk di sofa dengan ekspresi terkejut. Dengan nada datar, ia berkata, “Sebenarnya, aku sama sekali menerima keberadaan Nova.”Setelah mengatakan itu, Sonia berbalik dan pergi, meninggalkan Chandra yang tenggelam dalam pikirannya.Setelah Sonia pergi, Grace akhirnya berbicara. “Kak Chandra, apa sebenarnya yang Sonia inginkan?”Chandra mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya, dan menarik napas dalam-dalam. “Aku juga tidak tahu apa yang ada di pikirannya.”Chandra benar-benar tidak bisa menebak maksud Sonia. Menikahi Sonia mungkin masih masuk akal, tetapi mengapa Sonia melibatkan Grace dan Amanda?Grace kemudian memandang Amanda dengan kesal. “Amanda, apa yang sebenarnya kamu lakukan? Bagaimana kamu bisa setuju dengan ide gila Sonia? Menikah dengan tiga orang sekaligus? Itu tidak masuk akal!”“Aku … aku …” Wajah A
Setengah hari kemudian, Chandra tiba di Gunung Langit.Mengikuti ingatannya, Chandra pergi ke lembah tempat Pustaka Agung berada, masuk ke dalam air, lalu turun ke gua bawah tanah hingga mencapai lokasi Pustaka Agung. Ia mendorong pintu batu menuju lantai pertama menara bawah tanah dan masuk ke dalamnya.Di lantai pertama, ruangan itu kosong.Chandra melihat sekeliling, lalu berteriak, “Penjaga, apa Anda di sini? Saya, Chandra, ada keperluan penting.”Tiba-tiba, cahaya putih muncul. Cahaya itu perlahan turun ke tanah dan berubah menjadi seorang wanita bergaun putih. Tubuhnya tinggi semampai, wajahnya cantik, dan ia memancarkan aura yang tidak terjamah oleh dunia fana.“Ada apa?” tanyanya dengan suara yang merdu.Chandra menjawab, “Di mana Nova? Saya harus bertemu dengannya.”“Nova sedang berada di kedalaman bawah tanah untuk memurnikan energi jahat. Dia tidak dapat bertemu siapa pun.”“Tetapi ini masalah mendesak. Saya harus bertemu dengannya sekarang,” desak Chandra.Wanita itu berpik
Penjaga Pustaka Agung melambaikan tangan dengan santai. Dari lengan bajunya, kekuatan besar tiba-tiba muncul, menyelimuti tubuh Chandra. Pandangan Chandra mendadak buram. Ketika membuka mata, ia sudah berdiri di lantai pertama Pustaka Agung.Chandra menghela napas panjang, penuh rasa putus asa. Menikahi tiga orang? Itu sama sekali tidak masuk akal. Satu-satunya harapannya adalah segera menemukan Chaca. Selama Chaca ada di sisinya, ia yakin Sonia tidak akan bertindak di luar kendali.Tiba-tiba, Chandra teringat pada seseorang: Basita dari Gunung Rinto. Jika ada yang tahu keberadaan Chaca, orang itu pasti Basita. Tanpa membuang waktu, ia segera berangkat menggunakan pesawat pribadinya menuju Gunung Rinto.Setelah perjalanan hampir setengah hari, Chandra tiba di sana. Di belakang gunung, ia menemukan Basita, seperti biasa, mengenakan pakaian serba putih. Basita duduk tenang di atas batu besar, dengan sebatang rumput kecil tergantung di sudut bibirnya.“Kamu datang,” kata Basita tanpa meno
Di antara orang-orang itu, ada Basita, Raja Januar, Jamal, Chandra, dan Nova.Pria berjubah biru kehijauan melihat data tersebut, lalu berkata dengan santai, “Baik, aku akan menanganinya satu per satu. Karena sudah tiba di Bumi, mari kita nikmati perjalanan ini dulu.”Chandra tidak tahu bahwa dari Alam Niskala, kembali hadir seorang tokoh yang jauh lebih mengerikan daripada Santara. Bahkan Santara sendiri harus bersikap penuh hormat dan memanggilnya “Kakak.”Saat ini, Chandra telah kembali ke Rivera. Namun, setibanya di Rivera, dia tidak langsung pergi ke keluarga Kurniawan, melainkan menuju rumah Grace untuk sementara tinggal di sana. Chandra tidak menghubungi Sonia. Dia menunggu. Menunggu kabar dari Paul, menunggu berita dari Basita.Tiga hari berlalu. Akhirnya, Basita muncul di Rivera.“Pak, bagaimana? Ada kabar tentang Chaca?” tanya Chandra dengan tidak sabar.Basita menggelengkan kepala. “Aku sudah mengirim orang untuk menyelidiki, tetapi tidak berhasil menemukan jejak Chaca. Aku
Awalnya, Chandra berniat memanfaatkan situasi untuk menipu Sonia agar bisa bertemu dengan Chaca. Dia yakin, jika berhasil bertemu Chaca, dia bisa merebutnya kembali dan lepas dari ancaman Sonia. Namun, Sonia sama sekali tidak memberikan ruang untuk negosiasi. “Chaca baru bisa kau temui setelah kita menikah selama tiga tahun,” tegas Sonia sebelum menutup telepon. Chandra hanya bisa duduk termenung di sofa, memikirkan langkah berikutnya. Menikahi tiga wanita sekaligus? Itu jelas mustahil. Dia sudah memiliki Nova, dan tidak akan menikahi wanita lain. “Kak Chandra,” suara Grace memecah lamunannya. Chandra menoleh. “Hmm? Ada apa?” “Apa yang dikatakan Kak Sonia?” tanya Grace, penasaran.Chandra menghela napas panjang. “Dia tidak memberi jalan keluar. Dia bersikeras aku harus menikahinya selama tiga tahun sebelum dia mau menyerahkan Chaca. Aku bahkan tidak tahu di mana Chaca sekarang. Aku juga tidak mengerti bagaimana Sonia bisa berubah menjadi seperti ini. Aku khawatir tentang Chaca.”“
Saat Chandra masih kebingungan, telepon dari Sonia masuk.“Bersiaplah. Aku akan mengirim orang untuk menjemputmu bersama Grace dan Amanda ke Istana Bunga,” kata Sonia singkat sebelum menutup telepon tanpa memberi Chandra kesempatan untuk berbicara.Chandra hanya bisa menghela napas panjang. Di titik ini, dia hanya bisa menjalani semuanya langkah demi langkah. Namun, dia tidak tinggal diam. Chandra segera menghubungi Maggie, meminta untuk menggerakkan jaringan Kelompok Gunung Langit guna mencari informasi tentang keberadaan Chaca.Tidak lama kemudian, orang-orang yang dikirim Sonia tiba. Chandra memutuskan untuk tidak menolak. Di bawah arahan murid-murid Istana Bunga, Chandra, Grace, dan Amanda naik mobil menuju bandara, kemudian terbang ke kota tempat Istana Bunga berada.Istana Bunga adalah sekte yang didirikan oleh Sonia, terletak di wilayah Someria. Sekelompok pegunungan menjulang tinggi menjadi tempat berdirinya sekte ini, dengan puncak utama yang menjulang ke langit dan dihiasi ba
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di