Setelah berbicara tentang apa yang harus dilakukan sekarang, Basita melanjutkan, "Jika kamu tidak bisa mencapai Alam Tingkat Sembilan dalam waktu dekat, aku harus mengambil tindakan dan merebut segel dari tangan Raja Januar untuk membuka segel bumi. Begitu segel itu terbuka, aku akan segera bergerak untuk mengendalikan Someria demi memastikan keselamatan orang-orang di sana.""Tapi sekarang, karena kamu sudah mencapai Alam Tingkat Sembilan, kita tidak perlu terburu-buru membuka segel itu. Yang paling penting sekarang adalah menstabilkan Someria terlebih dahulu.""Baik, aku mengerti," jawab Chandra sambil mengangguk.Dia tahu bahwa Basita tidak sedang bercanda. Berdasarkan informasi yang dia dapatkan tentang tanaman mistis sebelumnya, dia yakin bahwa apa yang dikatakan Basita itu benar."Manusia yang belum dikenal, binatang buas yang belum dikenal, dunia yang belum dikenal ...." gumam Chandra pelan.Saat ini, dia mulai merasa antusias. Dia menantikan saat segel itu dibuka, untuk bertaru
"Chandra, akhirnya kamu kembali," kata Kadir sambil menghampiri Chandra dengan rasa ingin tahu yang jelas terlihat di wajahnya. "Bagaimana? Apa kamu mendapatkan informasi saat pergi ke Gunung Rinto untuk bertanya kepada Basita tentang asal-usul Suku Mistik?"Ekspresi Chandra berubah serius. Memang ada informasi yang ia dapatkan, tetapi asal-usul Suku Mistik terlalu besar dan rumit untuk dijelaskan begitu saja. Jika dia membocorkannya, hal itu bisa menimbulkan kegemparan. Justru itulah alasan Basita memilih untuk menyimpannya sebagai rahasia selama ini."Aku dapat sedikit gambaran, tapi semuanya masih belum terlalu jelas," jawab Chandra sambil mencoba meredam rasa penasaran Kadir."Jadi, apa sebenarnya asal-usul Suku Mistik itu?" tanya Kadir, semakin penasaran.Orang-orang di sekitar mereka menunggu dengan penuh perhatian, semua mata tertuju pada Chandra, berharap mendapatkan jawaban.Chandra tersenyum tipis dan berkata, "Sebenarnya, mereka hanyalah sekte kuno yang sudah tersembunyi sel
“Baik.” Murid itu berbalik dan pergi.Baru setelah itu, Wukon berkata, “Guru, Chandra adalah satu-satunya orang yang berhasil mengalahkan murid-murid dari Suku Mistik. Jika kita ingin menguasai Bumi sebelum menemukan Empat Segel, kita harus menunjukkan kekuatan kita. Karena itulah aku membawa istri Chandra ke Gunung Bushu, untuk memaksanya muncul. Kita hanya bisa mendapatkan pengakuan dari para petarung di Bumi dengan mengalahkan Chandra secara terang-terangan dan menghancurkan para petarung terkuat di sana.”“Hmm.” Orang tua itu mengangguk ringan dan berkata, “Aku percaya pada kemampuanmu. Aku beri waktu sepuluh tahun untuk menemukan Empat Segel dan sepenuhnya menguasai Bumi. Jika Bumi bisa dipersatukan, saat itulah segel akan terbuka.”Sambil berbicara, ia bangkit berdiri, dengan sorot mata dipenuhi ambisi dan keserakahan.“Kelak, dunia ini akan menjadi milik Suku Mistik.”“Barang siapa yang membuka segel, akan mendapat berkah dari langit dan bumi, juga kesempatan besar yang tak terh
Chandra ingin Nova kembali ke Rivera terlebih dahulu. Alasannya, tempat ini terlalu berbahaya. Namun, Nova tidak mau kembali."Sayang, aku akan menunggumu. Setelah kamu mengalahkan orang-orang dari Suku Mistik, kita pulang bersama ke Rivera," ucap Nova tegas.Chandra berpikir sejenak dan akhirnya setuju. Ia merasa selama Nova berada di sini di bawah pengawasannya, semuanya masih bisa diatur."Baiklah," jawabnya singkat.Beberapa hari berlalu sejak mereka menunggu di tempat itu. Hari yang dinantikan pun tiba. Hari di mana Chandra dan Suku Mistik telah sepakat untuk bertarung.Saat matahari baru saja terbit, Chandra sudah duduk bersila di puncak salah satu bukit di Gunung Bushu. Ia tengah menyerap energi alam dan mengubahnya menjadi energi sejati dalam tubuhnya.Selama beberapa hari terakhir, semakin banyak pesilat yang datang ke Gunung Bushu. Jumlah mereka mencapai sekitar sepuluh ribu orang, terdiri dari berbagai kalangan, tua dan muda. Mereka adalah pilar utama dunia persilatan saat i
Chandra mendengar kata-kata Wukon dan mengerutkan kening. Awalnya, ia mengira ini hanyalah pertarungan biasa, sekadar adu kekuatan. Tak disangka, ini adalah pertarungan hidup dan mati.Wukon melayang di udara, rambut peraknya tertiup angin. Wajahnya tampan dengan garis-garis tegas, dan di sudut bibirnya tersungging senyum mengejek. Chandra telah mengalahkan Landra. Bagi Suku Mistik, ini adalah aib besar.Suku Mistik berasal dari tanah terlarang yang tersegel. Bahkan di tanah terlarang itu, Suku Mistik adalah sekte kelas atas, setara dengan orang suci. Sedangkan Bumi hanyalah dunia dengan energi spiritual yang sangat tipis.Kekalahan murid Suku Mistik di tangan pesilat Bumi akan menjadi bahan olokan di tanah terlarang. Karena itu, Wukon bertekad untuk mengalahkan Chandra di depan seluruh pesilat dunia.Setelah itu, ia berniat menundukkan para pesilat Alam Tingkat Sembilan lainnya seperti Titan, Raja Januar, dan Basita. Jika para pesilat terkuat itu kalah, Suku Mistik akan dengan mudah m
Pedang Chandra melesat cepat, secepat kilat. Tak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan kecepatannya. Bahkan sebelum pedang itu mencapai Wukon, tanah di bawahnya sudah bergetar, debu beterbangan, dan batu-batu di sekitar kaki Wukon pecah terkena tekanan energi yang tak terlihat.Namun, Wukon tetap tenang, tanpa rasa takut. Tepat saat pedang Chandra hampir menembus kepalanya, Wukon melancarkan tendangan terbalik yang melepaskan energi dahsyat.Dalam sekejap, energi dari tendangan itu bertabrakan dengan pedang Chandra, menciptakan ledakan besar. Gelombang energi menyebar seperti riak di permukaan air, menghancurkan apa pun yang dilewatinya. Batu-batu besar pecah, dan pepohonan di sekitar mereka hancur berkeping-keping. Kekuatan Wukon benar-benar mengerikan.Chandra terkejut. Gelombang energi luar biasa itu menghantamnya, membuat lengannya mati rasa. Ia nyaris kehilangan kendali atas pedangnya. Dalam sekejap, Chandra mulai menyadari betapa mengerikannya kekuatan Wukon. Pria itu mem
Chandra menggenggam erat Pedang Naga Pertama, mengerahkan energi sejati untuk menekan luka di tubuhnya. Di wajahnya tampak ekspresi serius yang jarang terlihat. Ia semula mengira, setelah mencapai Alam Tingkat Sembilan, meski tak bisa menandingi Wukon, setidaknya ia bisa bertahan.Namun, kenyataan berkata lain. Wukon terlalu kuat. Baru saja bertarung beberapa jurus, Wukon sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Dalam hal energi sejati, Chandra benar-benar kalah telak.Wukon memandang Chandra yang berdiri beberapa ratus meter di kejauhan dengan luka di tubuhnya, namun aura Chandra tetap kuat dan tidak meredup. Wajah Wukon menegang.“Hebat juga, anak muda,” gumam Wukon, dengan nada yang lebih serius dari sebelumnya.Kekuatan Chandra telah melampaui ekspektasinya. Chandra mengangkat Pedang Naga Pertama, yang saat itu mulai bergetar seolah merespons semangat pemiliknya. Ia mengarahkan pedangnya ke Wukon. “Sekarang, giliranmu menerima seranganku,” kata Chandra tenang.Dalam sekejap, tu
Tetua Suku Mistik sangat yakin pada kekuatan murid mereka. Menurutnya, meskipun Chandra berhasil mencapai Alam Tingkat Sembilan melalui usahanya sendiri, ia tetap bukan tandingan Wukon.Alasannya sederhana. Wukon sudah berada di Alam Tingkat Sembilan selama lebih dari dua puluh tahun, dan ia mencapainya di tanah terlarang yang penuh dengan energi spiritual melimpah. Situasi itu jelas tidak bisa dibandingkan dengan kondisi Bumi yang energi spiritualnya sangat tipis.Di langit, kedua pesilat itu saling berhadapan, masing-masing menggenggam pedang di tangan. Mereka memanggil dan mengarahkan energi spiritual alam ke pedang mereka, menciptakan dua medan energi dahsyat yang menekan satu sama lain. Para penonton yang menyaksikan dari kejauhan dapat merasakan tekanan mengerikan yang membuat jantung mereka berdebar keras.“Jadi ... ini yang disebut kekuatan sejati Alam Tingkat Sembilan?” gumam Titan dengan mata terbelalak.Meskipun ia sendiri telah mencapai Alam Tingkat Sembilan, ia bergantung
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di