Chandra menggenggam erat Pedang Naga Pertama, mengerahkan energi sejati untuk menekan luka di tubuhnya. Di wajahnya tampak ekspresi serius yang jarang terlihat. Ia semula mengira, setelah mencapai Alam Tingkat Sembilan, meski tak bisa menandingi Wukon, setidaknya ia bisa bertahan.Namun, kenyataan berkata lain. Wukon terlalu kuat. Baru saja bertarung beberapa jurus, Wukon sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Dalam hal energi sejati, Chandra benar-benar kalah telak.Wukon memandang Chandra yang berdiri beberapa ratus meter di kejauhan dengan luka di tubuhnya, namun aura Chandra tetap kuat dan tidak meredup. Wajah Wukon menegang.“Hebat juga, anak muda,” gumam Wukon, dengan nada yang lebih serius dari sebelumnya.Kekuatan Chandra telah melampaui ekspektasinya. Chandra mengangkat Pedang Naga Pertama, yang saat itu mulai bergetar seolah merespons semangat pemiliknya. Ia mengarahkan pedangnya ke Wukon. “Sekarang, giliranmu menerima seranganku,” kata Chandra tenang.Dalam sekejap, tu
Tetua Suku Mistik sangat yakin pada kekuatan murid mereka. Menurutnya, meskipun Chandra berhasil mencapai Alam Tingkat Sembilan melalui usahanya sendiri, ia tetap bukan tandingan Wukon.Alasannya sederhana. Wukon sudah berada di Alam Tingkat Sembilan selama lebih dari dua puluh tahun, dan ia mencapainya di tanah terlarang yang penuh dengan energi spiritual melimpah. Situasi itu jelas tidak bisa dibandingkan dengan kondisi Bumi yang energi spiritualnya sangat tipis.Di langit, kedua pesilat itu saling berhadapan, masing-masing menggenggam pedang di tangan. Mereka memanggil dan mengarahkan energi spiritual alam ke pedang mereka, menciptakan dua medan energi dahsyat yang menekan satu sama lain. Para penonton yang menyaksikan dari kejauhan dapat merasakan tekanan mengerikan yang membuat jantung mereka berdebar keras.“Jadi ... ini yang disebut kekuatan sejati Alam Tingkat Sembilan?” gumam Titan dengan mata terbelalak.Meskipun ia sendiri telah mencapai Alam Tingkat Sembilan, ia bergantung
Seruan takjub terdengar dari segala penjuru. Semua orang yang menyaksikan pertempuran itu menahan napas, mata mereka terpaku pada duel tersebut tanpa berkedip. Wukon, yang menyadari kekuatan pedang Energi Sejati yang telah terwujud secara nyata, mulai merasa cemas.“Serang!” seru Chandra dengan tenang.Ia mengayunkan Pedang Naga Pertama, dan pedang raksasa berbentuk energi sejati sepanjang seratus meter melesat ke arah Wukon, membawa kekuatan besar yang menggetarkan langit dan bumi. Wukon mendengus dingin. Dengan cepat, ia mengayunkan pedangnya, dan dalam sekejap, seratus kilatan pedang muncul untuk menghadang Rahasia 14 Pedang milik Chandra.BOOM!Udara bergemuruh dan benturan energi menyebabkan ledakan hebat di angkasa.Kilauan cahaya pedang berhamburan seperti kembang api, membuat para penonton di kejauhan tak mampu melihat apa yang sebenarnya terjadi di sana.Wukon berhasil menahan Rahasia 14 Pedang, namun Chandra kembali bergerak tanpa memberikan celah. Kali ini, ia menggunakan te
Setelah Chandra berhasil mengalahkan Wukon, seorang tetua Suku Mistik muncul dan langsung menyerang dengan kekuatan dahsyat. Chandra yang sudah terluka semakin parah setelah menerima serangan itu. Seluruh jalur energinya hancur, dan tubuhnya mengalami cedera serius. Kepalanya berputar, kelopak matanya berat, dan rasa kantuk yang begitu kuat hampir membuatnya tak sadarkan diri."Tidak ... aku tidak boleh tidur," gumam Chandra, berusaha keras untuk tetap sadar.Namun, pikirannya semakin kabur. Dalam kesadarannya yang memudar, ia melihat bayangan Nova yang berlari ke arahnya.“Nova …,” bisik Chandra pelan.Ia mencoba bangkit, tetapi rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuh membuatnya tak mampu bergerak. Dengan sisa-sisa tenaga, Chandra mengaktifkan teknik penyembuhan dari kitab medis, menggunakan energi langit dan bumi untuk menstabilkan luka-lukanya.Nova melihat Chandra dihantam dan jatuh. Dalam sekejap, pengaruh Darah Empat Hewan Pembawa Keberuntungan dalam tubuhnya membuatnya mengala
Seorang pria muncul dan turun dari langit dengan anggun. Pria itu mengenakan jubah putih, tampak muda dengan penampilan sekitar tiga puluh tahun, meskipun rambutnya telah memutih sepenuhnya.“Ayah,” panggil Jamal dengan penuh hormat.Pria itu adalah Raja Januar. Dalam sekejap, ia muncul di hadapan tetua Suku Mistik.“Ini ....” Tetua Suku Mistik terkejut dengan kecepatan Raja Januar, membuatnya secara refleks mundur beberapa langkah.“Alam Mahasakti?” gumam tetua Suku Mistik dengan mata terbelalak,ekspresi wajahnya tampak sangat terkejut.Raja Januar menatapnya tajam dan berbicara dengan nada tegas, “Apa katamu tadi? Kamu pikir Someria tidak punya pesilat yang bisa melawanmu?”“Kamu ... kamu telah mencapai Alam Mahasakti?” tanya tetua Suku Mistik, kini dipenuhi ketakutan saat merasakan aura mengerikan yang memancar dari tubuh Raja Januar.Raja Januar tidak menjawab. Ia hanya melangkah mendekat, perlahan namun pasti.“Jangan kira Someria tidak memiliki pesilat hebat. Aku hanya tidak ikut
Dengan bantuan Nova, Chandra meninggalkan Gunung Bushu. Jamal ikut serta bersama mereka. Setelah meninggalkan Gunung Bushu, Chandra sengaja memperlambat langkah mereka, membiarkan para pesilat lain pergi lebih dulu. Saat sekeliling mereka sudah sepi, Chandra berhenti dan menatap Jamal.“Kak, buah yang kau berikan padaku tadi ... itu apa sebenarnya?” tanyanya dengan nada penasaran.Chandra tahu buah itu adalah buah spiritual, yang terbentuk setelah segel dunia mulai melemah dan energi alam menyebar, memicu mutasi pada tumbuhan tertentu. Namun, ia berpura-pura tidak tahu, karena ia belum yakin apakah Jamal mengetahui rahasia tentang segel dunia.Jamal tersenyum, “Chandra, masih banyak hal yang belum kamu ketahui. Sekarang belum waktunya bagimu untuk tahu semuanya. Untuk saat ini, jangan buru-buru kembali ke Rivera. Ikutlah denganku ke Gurun Selatan, aku akan membawamu ke suatu tempat untuk bertemu dengan seseorang.”“Mmm? Ke Gurun Selatan? Bertemu dengan siapa?” tanya Chandra, masih penu
Ruangan itu sebenarnya hanyalah sebuah kamar dengan pintu besi di luarnya, bukan penjara seperti yang terlihat."Xena?" gumam Chandra dengan mata membelalak, hatinya berdegup kencang.Tiga tahun lalu, ia bertemu dengan ayahnya, Rudi, dan mengetahui sedikit tentang ibunya. Saat itu, sang ayah memberitahu bahwa nama ibunya adalah Xena. Kini, nama itu kembali disebut, membuat jantung Chandra berdetak semakin cepat.Jamal memandang sosok di balik pintu besi dan menghela napas panjang. "Dia adalah adikku. Dahulu dia seorang gadis yang sangat berbakat. Dalam hal seni bela diri, tidak ada yang bisa menandinginya. Apa pun ilmu yang ia pelajari, ia kuasai hanya dengan sekali lihat. Di usia 18 tahun, ia sudah mencapai tingkat delapan, karena kerja kerasnya sendiri."Jamal melanjutkan dengan suara pelan, "Seribu tahun yang lalu, ayah kami memimpin ekspedisi untuk memburu Kura Sakti, namun usaha itu gagal. Saat ia bersiap untuk mencoba lagi, ayah mendengar tentang makam Kaisar Pertama dan memutusk
“Siapa ... kamu?” Xena bertanya dengan tatapan bingung, matanya tampak kosong tanpa ingatan jelas.Jamal membantu Chandra berdiri dan berkata, “Percuma, dia tidak ingat apa-apa. Sekarang dia masih dalam keadaan tenang, tapi saat dia mulai kehilangan kendali, situasinya bisa sangat berbahaya. Sebaiknya kita keluar dulu.”Jamal membawa Chandra keluar dari ruangan itu. Di sebuah kamar dalam istana bawah tanah, Chandra duduk dengan alis berkerut. Ia memikirkan kondisi ibunya, Xena. Dari pemeriksaan yang ia lakukan, jelas terlihat bahwa saraf-saraf ibunya mengalami kerusakan parah. Untuk menyembuhkannya tidak mudah dan akan sangat sulit.Di sisi Chandra, Nova tetap diam dan menemani dengan tenang, memberikan dukungan tanpa perlu berkata apa-apa.Setelah merenung, Chandra menatap Jamal yang berdiri di dekatnya. Ia masih merasa terkejut dengan kenyataan bahwa Jamal adalah pamannya.“Pam ... Paman?” Chandra memanggil dengan sedikit ragu.Jamal tersenyum ringan dan berkata, “Sebenarnya aku tida
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di