Share

Bab 174

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-12 19:00:00
Helen tertegun dan pikirannya seketika menjadi kosong.

Chandra mengerutkan keningnya, langsung memelototi Mawar.

Alhasil Mawar pun terkejut hingga sekujur tubuhnya merinding. Dia langsung berlutut dengan tubuh gemetar.

Gambaran ini membuat dua puluhan petinggi terbengong.

Bukankah … bukankah orang itu adalah Bu Mawar? Penanggung jawab dari Perusahaan New Era? Kenapa dia malah berlutut?

Chandra langsung berbicara dengan nada ketus, “Kenapa kamu malah berlutut? Cepat berdiri!”

“Baik, baik.” Mawar langsung berdiri, lalu berdiri di samping dengan tubuh gemetar.

Chandra lalu bertanya, “Untuk apa kamu bawa orang sebanyak ini? Bubarkan mereka.”

Mawar langsung berpesan, “Kembali kerja sana!”

“Baik.”

Dua puluh petinggi langsung berlari pergi.

Seketika, di depan Gedung New Era hanya tersisa Chandra, Mawar, dan Helen saja.

“Kak … Kak Chandra, aku ….”

Mawar terlihat khawatir. Dia hanya ingin menyambut kedatangan Chandra saja. Siapa sangka Chandra malah tidak menyukainya. Jika Mawar tahu masalah ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 175

    Setelah dilihat-lihat, tujuan Helen bekerja di perusahaan adalah untuk mencari pengalaman. Suatu hari nanti, dia pasti akan menjadi petinggi di perusahaan.“Hah, kamu mengaturku untuk menangani kawasan kuliner?” Helen agak kaget.Bukankah ini adalah pekerjaan yang seharusnya ditangani oleh petinggi perusahaan?Padahal Helen mengira dia hanya akan mencari pekerjaan sebagai karyawan biasa saja. Sekarang dia malah disuruh untuk mengelola satu kawasan.Helen sudah dengar sebelumnya, standardisasi kawasan kuliner dalam memilih investor sangatlah tinggi.Hanya restoran yang mendapat pengakuan dari dunia kuliner baru boleh melakukan investasi. Terlebih dana setoran pertama adalah langsung menyuntikkan dana sebesar miliaran. Itu pun masih belum termasuk biaya sewa.Saat ini, Helen mulai merasa ketakutan. Apa dia sanggup memegang tanggung jawab besar ini?Tapi Helen lebih penasaran dengan identitas Chandra.“Direktur, Kak Chandra … Kak Chandra sebenarnya itu siapa, sih? Apa Kota New Era ini dib

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Jenderal Naga   Bab 176

    Di dalam Klinik Mortal.Saat Paul sedang tidur lelap, tiba-tiba dia menyadari ada yang memasuki rumahnya. Dia spontan terbangun dan pergi membuka lampu, dan tampak sosok Chandra berjalan ke dalam.“Kak Chandra, kenapa kamu bisa ada di sini?”Raut wajah Chandra terlihat lesu. “Ada salah paham di antara aku dan Nova.”“Hah? Ada salah paham apa?” tanya Paul dengan terkejut.Chandra hanya menghela napas panjang. Paul pun spontan menyerahkan sebatang rokok untuknya.Setelah Chandra mengembuskan asap rokok, dia berkata, “Bukan masalah serius, hanya salah paham saja ….”Chandra menceritakan kembali semua yang terjadi.“Haha ….”Paul pun tertawa terbahak-bahak. “Lucu sekali! Seorang Jenderal Gurun Selatan malah diusir dari Kediaman Kurniawan ….”Sewaktu merasakan ekspresi aneh Chandra, Paul memilih untuk tidak tertawa lagi. Dia pun berbicara dengan serius, “Kak Chandra, kalau kamu suruh aku bunuh seseorang, aku pasti bisa melakukannya. Tapi mengenai masalah ini … aku nggak bisa bantu kamu.”Ch

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Jenderal Naga   Bab 177

    “Naga Hitam, jangan cair gara-gara lagi! Kamu kira aku nggak ada kerjaan apa? Aku sibuk sekali.”Chandra langsung menjerit, “Paul, aturkan seratus ribu pasukan dari Gurun Selatan, suruh mereka kemari ….”“Siap, Kak!”Ketika mendengar percakapan Chandra dan Paul, Arya pun emosi hingga ingin membuang ponselnya. Hanya saja, Arya berusaha untuk menahan emosinya.“Chandra, kamu ini memang sangat sadis. Kelak jangan cari aku hanya karena masalah sepele seperti ini. Kamu bisa langsung perintah Abdul.”“Maksudmu, kalau ada masalah besar, aku boleh cari kamu?”Arya emosi hingga tidak bisa menuturkan kata-kata, dan langsung memutuskan panggilan.Setelah memutuskan panggilan, Arya seketika berpesan, “Abdul, kamu selesaikan perkara itu ….”Begitu Abdul mendapat perintah, dia awalnya mengira dirinya sudah salah dengar. Dia malah kembali ke kantor Arya dengan wajah kebingungan.Pada saat yang sama, di Klinik Mortal.Setelah menelepon, hati Chandra terasa lebih lega.“Nova, sekarang aku mau lihat bag

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Jenderal Naga   Bab 178

    “Apa yang terjadi?”“Padahal kami ingin mendaftarkan pernikahan di hari ulang tahun pacarku. Kenapa malah tutup?”Orang-orang berbondong-bondong berjalan keluar KUA dengan mengomel.Suasana hati Chandra terlihat cukup bagus. Dia bahkan merasa lebih bahagia dibandingkan dengan ketika memenangkan pertarungan.Chandra berjalan ke sisi jalan raya, lalu memasuki mobil Paul. “Paul, ayo pergi.”“Kak Chandra, pergi ke mana? Imperial Residences atau kembali ke klinik?”“Klinik, aku mau lanjut tidur.”Chandra menguap. Semalam dia sudah minum sangat banyak. Jadi dia masih mengantuk.“Baik.”Paul mengendarai mobil ke Klinik Mortal.Nova yang tidak jadi bercerai itu pun kembali ke perusahaan. Dia lanjut mengurus pekerjaannya. Sementara itu, Chandra tidur sampai siang hari.Di sekitaran Klinik Mortal terdapat sebuah kedai makanan.Chandra duduk dengan menaruh salah satu kakinya di atas bangku sambil mengigit sayap ayam. “Paul, sepertinya kamu harus segera pikirkan ide lain lagi. Nggak mungkin akan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Jenderal Naga   Bab 179

    “Apa kakekmu lagi di rumah?”“Kakek lagi di rumah, tapi kamu pikir kamu itu siapa? Kamu hanyalah budak di Keluarga Kurniawan. Kalau kamu ingin masuk ke rumah, boleh, berlutut dulu.”“Linda, siapa yang ngebel?” Leon berjalan keluar. Ketika dia melihat Chandra, dia pun tersenyum. “Lho, ada Chandra, tumben sekali.”“Aku ingin bertemu dengan Kakek. Ada urusan penting yang ingin aku diskusikan dengan Kakek,” balas Chandra.Leon langsung membalas dengan arogan, “Benar apa kata Linda, kamu hanyalah budak di Keluarga Kurniawan. Kalau kamu ingin masuk ke rumah ini, kamu harus berlutut dulu.”Sebenarnya Leon keluar karena ingin pergi menjemput seseorang. Adik yang menikah dengan suami Rivera Utara sudah kembali. Jadi dia pun berencana untuk pergi menjemput adiknya.Listya Kurniawan adalah putri bungsu dari Hardi, dan adalah adik dari Linda.Setengah tahun lalu, dia menikah dengan seorang lelaki kaya di Kota Rivera Utara, konon katanya kedudukan keluarga si lelaki setara dengan Empat Keluarga Bes

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Jenderal Naga   Bab 180

    Setelah mendengar ucapan Chandra, Toni terkejut hingga sekujur tubuhnya merinding.Ini ….Hal ini tidak pernah dibayangkan Toni sebelumnya.“Chandra, apa kamu sedang berbohong?”Orang-orang yang berada di depan pintu tidak tahu apa yang sudah terjadi. Semuanya juga terkejut ketika melihat ekspresi Toni.“Kek, kita bicarakan di sini.”Chandra menarik Toni ke samping, lalu menjamin, “Kek, aku sumpah aku nggak sedang bohong. Asal Kakek bersedia, kamu bisa mengadakan pesta ulang tahun di Imperial Residences. Pada saat itu, nama Keluarga Atmaja akan menghebohkan satu Rivera. Ini adalah langkah pertama untuk Keluarga Kurniawan masuk ke jajaran keluarga kaya.”Toni sungguh gembira. Dia berusaha menenangkan dirinya, lalu melirik Chandra sekilas.“Chandra, apa kamu tahu Imperial Residences itu adalah tempat apa?”“Imperial Residences sudah lama dibangun. Ada banyak orang yang ingin membelinya. Bahkan, ada yang rela mengeluarkan uang triliunan untuk membelinya. Hanya saja, tidak ada yang berhasi

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Jenderal Naga   Bab 181

    Chandra tidak ingin menjadi terkenal.“Kakek tahu Arya, ‘kan? Arya punya konflik dengan Naga Hitam. Kalau dia tahu Imperial Residences adalah milik Naga Hitam, dia pasti akan menghalangimu untuk merayakan acara ulang tahunmu di sana. Masalah ini akan menjadi kacau.”Setelah mendengar, sekujur tubuh Toni langsung merinding. Dia tentu tidak ingin rencana mereka batal nantinya.Chandra sangat puas dengan respons Toni, dia berkata, “Asalkan Kakek merahasiakannya, nggak akan ada orang yang mengetahuinya. Nanti paling-paling Kakek bilang saja pemilik Imperial Residences adalah teman lama Kakek. Bukannya Kakek akan merasa sangat terhormat?” Chandra mengutarakan pemikirannya.Toni tidaklah bodoh, dia tentu tahu bagaimana caranya mengatasi masalah ini.Toni menepuk pundak Chandra. “Chandra, ternyata nggak salah Kakek menikahkan kamu dengan Nova. Haha, aku sungguh nggak menyangka, aku masih bisa hidup terhormat di usia ke-80 ini. Aku akan segera mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan masal

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Jenderal Naga   Bab 182

    Toni juga agak tidak memercayai Chandra. Sebab tempat yang dimaksud adalah Imperial Residences!Perlu diketahui bahwa Imperial Residences adalah tempat yang sangat amat terkenal akan kemisteriusannya. Jadi Toni mesti pergi langsung untuk memastikannya.Hardi mengendarai mobil, membawa Toni, Leon, Linda, Listya, dan Baim ke Imperial Residences.Baim adalah warga Rivera Utara, dia pun jarang mengunjungi Rivera. Hanya saja nama Imperial Residences sangatlah terkenal di Rivera Utara. Konon katanya rumah mewah itu bernilai ratusan triliun. Meski ada yang sanggup membelinya, mereka pun tidak bisa mendapatkannya.Tak lama kemudian, akhirnya mereka tiba di pusat kota Rivera. Di seberang sana terdapat sebuah gunung. Lingkungan di sekeliling terasa sangat elegan, dan udara juga sangat bersih.Di bagian kaki gunung terdapat sebuah kompleks perumahan mewah. Ketika melihat dari kejauhan, dapat terlihat ada taman bunga, lapangan golf, dan kolam renang yang mengelilingi perumahan-perumahan mewah. Ko

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 1987

    Tiga tahun lalu, Chandra melukai Jayhan dengan parah. Pada saat itu, kekuatan Chandra bahkan belum mencapai Alam Mahasakti. Dengan kekuatan yang begitu rendah, Chandra mampu melukai Jayhan dengan serius hingga kehilangan kemampuan bertarungnya.Jayhan tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Chandra terus berkembang. Ia berpikir Chandra telah mati, tetapi kini, setelah tiga tahun berlalu, Chandra muncul kembali dan bahkan mencarinya.Ekspresi Jayhan menjadi serius. “Aku akan menemuinya sendiri.”Di sampingnya, Canrag menatap Jayhan dengan rasa penasaran. “Siapa sebenarnya Chandra ini sampai kau mau repot-repot menemuinya langsung?”Jayhan, dengan wajah yang suram, menjawab, “Jangan pernah meremehkan Chandra, pesilat dari Bumi ini. Tiga tahun lalu, ketika aku baru tiba di Bumi, dia bahkan belum mencapai Alam Mahasakti, hanya membuka tiga segel kekuatan.”“Tapi dengan kekuatan itu, dia bisa melukai aku yang sudah mencapai tingkat puncak. Aku terluka parah, kehilangan kemampuan

  • Jenderal Naga   Bab 1986

    “Dasar bocah, merangkak ke sini! Aku akan memotong kedua kakimu. Kalau kau menurut, kau bisa hidup hari ini. Kalau tidak, bahkan raja langit sekalipun tak bisa menyelamatkanmu. Ingat itu!” Salah satu murid Suku Tantra berbicara dengan nada sombong.Chandra menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Dengan suara datar, ia menjawab, “Aku sudah bilang, aku ingin bertemu Jayhan. Cepat laporkan, bilang bahwa Chandra datang.”“Hah, masih berani bicara soal bertemu pemimpin kami?” Ekspresi murid itu berubah dingin, lalu ia langsung menyerang Chandra.Awalnya, Chandra tidak ingin bertarung karena tujuannya datang ke sini hanyalah untuk mencari benda suci. Namun, ia sadar, jika ia tidak melawan, maka ia tidak akan bisa masuk ke Gunung Bushu hari ini.Saat pedang murid itu hampir mengenai tubuhnya, Chandra mengangkat tangannya dan menjepit pedang itu dengan dua jari.“Apa?” Ekspresi murid Suku Tantra itu langsung berubah.Ia sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, tetapi pedang di t

  • Jenderal Naga   Bab 1985

    Setelah memberikan beberapa instruksi singkat kepada Maggie, Chandra meninggalkan Gunung Langit di Gurun Selatan. Tujuannya kali ini adalah Gunung Bushu.Ibunya, Xena, mengatakan bahwa dalam waktu satu minggu, sebuah benda suci luar biasa akan muncul di Gunung Bushu. Mungkin yang paling misterius di antara semua benda suci yang pernah ada di Bumi. Namun, apa sebenarnya benda itu, bahkan Xena pun belum mengetahuinya.Setelah meninggalkan Gunung Langit, Chandra menuju Negara Naga. Dengan bantuan Paul, ia naik pesawat khusus menuju Gunung Bushu. Setengah hari kemudian, ia tiba di Someria, di dekat Gunung Bushu. Tempat ini kini menjadi pusat berkumpulnya para pesilat dari Alam Niskala.Dalam tiga tahun terakhir, semua pesilat yang muncul dari Alam Niskala berkumpul di Gunung Bushu. Dulu, ketika Bumi masih damai, para pesilat dari Bumi masih bisa datang ke tempat ini.Namun, sejak jumlah ahli Alam Niskala semakin banyak, Gunung Bushu menjadi zona terlarang bagi pesilat Bumi. Siapa pun pesil

  • Jenderal Naga   Bab 1984

    Sekarang, Chandra harus berhati-hati. Ia harus menjaga pohon suci itu dengan saksama hingga pohon itu mulai berbuah. Ia kembali ke Gunung Langit dan menanam pohon tersebut.Begitu pohon itu ditanam, Chandra bisa dengan jelas merasakan bahwa pohon itu langsung menyerap energi spiritual dari langit dan bumi di sekitarnya. Bahkan, energi yang terkumpul di sekitar pohon itu jauh lebih banyak daripada energi yang ia kumpulkan saat berlatih.“Luar biasa,” gumam Chandra kagum sambil memandangi pohon kecil berwarna perak itu.Sekarang, ia mulai menantikan buah dari pohon tersebut. Ibunya sendiri mengatakan bahwa pohon ini adalah yang paling langka di Bumi saat ini. Jadi, buah yang dihasilkan pasti mampu membuat kekuatannya meningkat pesat. Chandra menunggu selama beberapa hari di Gunung Langit, tetapi pohon itu belum menunjukkan tanda-tanda akan berbuah.Hingga suatu hari, ia menerima telepon dari ibunya, Xena.“Nak, ada benda suci yang akan muncul di Gunung Bushu,” kata Xena.Mendengar itu, C

  • Jenderal Naga   Bab 1983

    Chandra mulai merangkai kebohongan, dan Xena mempercayainya tanpa ragu. Melihat Chandra yang kini begitu kuat hingga mampu mengalahkan seorang ahli dengan tujuh segel terbuka, hati Xena dipenuhi rasa bangga dan lega.“Oh ya,” ucap Xena tiba-tiba, tersenyum jahil kepada Chandra. “Aku datang ke tempat ini sebenarnya untuk mencari sebuah benda suci yang bisa menyembuhkan ayahmu. Saat aku tiba di Gunung Naga, aku bertemu dengan orang-orang Suku Tujuh Bintang. Aku melihat mereka sedang menjaga sebuah pohon. Saat mereka lengah, aku mencurinya dan menyembunyikannya. Aku akan menunjukkan tempatnya padamu.”Mendengar hal itu, Chandra pun tertarik pada pohon tersebut. Benda yang bahkan membuat ahli tujuh segel menginginkannya pasti bukan benda biasa.“Baik,” jawabnya sambil mengangguk.Keduanya lalu berdiri dan mulai berjalan. Di bawah panduan Xena, Chandra melintasi Gunung Naga. Setelah berjalan sekitar dua jam, mereka akhirnya sampai di bagian dalam hutan Gunung Naga.Xena menghentikan langkah

  • Jenderal Naga   Bab 1982

    Menghadapi teratai hitam itu, Wira bahkan tidak mampu berbicara dengan lancar. Chandra sendiri tidak menyangka bahwa Wira akan ketakutan seperti ini. Padahal, kekuatan ini hanyalah kemampuan Alam Mahasaktinya yang baru saja terbangkitkan.“Ini adalah kekuatan Mahasaktiku,” kata Chandra dengan suara tenang.“Kau… kau bukan manusia. Kau… kau iblis?” Suara Wira bergetar, giginya gemeretak karena rasa takut. “Kau adalah iblis asing, iblis yang dulu ditinggalkan di Bumi!”Chandra mengerutkan kening. Iblis? Ditinggalkan di Bumi? Namun, ia tidak ingin memikirkan hal itu sekarang. Raut wajahnya berubah, memancarkan niat membunuh yang dingin.Wira kembali jatuh berlutut, kali ini ia menundukkan kepalanya dan mulai membenturkan dahinya ke tanah. “Yang Mulia Raja Iblis, tolong jangan bunuh aku! Aku bersedia menjadi budakmu seumur hidup!”Ketakutan Wira semakin memuncak. Iblis—makhluk itu terlalu menakutkan. Dahulu kala, seluruh dunia pernah bersatu untuk melawan para iblis. Namun, meskipun para a

  • Jenderal Naga   Bab 1981

    Wira melarikan diri dengan kecepatan luar biasa. Dalam satu langkah, ia sudah berada ratusan meter jauhnya. Namun, Chandra tidak kalah cepat. Tubuhnya, yang diperkuat oleh kekuatan Teratai Iblis, memberinya tenaga yang luar biasa. Dengan mengerahkan seluruh kemampuannya, ia berhasil mengejar Wira, hingga akhirnya memotong jalannya di tengah hutan belantara.Wira terhenti, terengah-engah. Tenaganya habis, terutama di lengan yang terus mengalirkan darah dari luka parah. Dengan tatapan dingin, Chandra berdiri menghadangnya. Wira hanya bisa menatap tanpa daya.Dengan suara rendah, Wira mencoba berbicara, “Chandra, jangan keterlaluan. Aku berasal dari Alam Niskala. Tidak lama lagi, alam kami akan menyatu dengan Bumi. Saat itu, para ahli dari tempatku akan datang ke sini. Jika kamu membunuhku sekarang, hidupmu tidak akan aman. Mereka akan mencarimu sampai ke ujung dunia!”Wira tahu ia tidak mampu menandingi Chandra. Ancaman ini adalah satu-satunya harapan untuk menyelamatkan dirinya. Namun,

  • Jenderal Naga   Bab 1980

    "Datang dari Alam Niskala?" Dengan nada dingin dan tegas, Chandra berkata, "Makhluk dari Alam Niskala tidak pernah menganggap manusia Bumi sebagai sesama manusia. Kalian memperlakukan kami seperti budak, membantai sesuka hati. Semua dendam ini harus diselesaikan, dan aku akan memulainya dari Paviliun Tujuh Bintang."Chandra mengepalkan tinjunya, dan aura kegelapan yang begitu kuat memancar dari tubuhnya. Atmosfer di sekitar mereka berubah, terasa lebih berat dan penuh ancaman.“Serang!” perintah Wira dengan tegas.Beberapa muridnya langsung mencabut pedang, dan bilah-bilah cahaya pedang melesat tajam menuju Chandra. Namun, Chandra tidak bergerak. Ia berdiri kokoh seperti gunung, tak bergeming sedikit pun.Saat serangan itu hampir menyentuhnya, tubuh Chandra melesat dengan kecepatan luar biasa, menghindari setiap serangan seperti bayangan yang sulit ditangkap. Dalam hitungan detik, ia melancarkan serangan balasan. Satu pukulan menghantam salah seorang murid, dan tubuhnya hancur seketik

  • Jenderal Naga   Bab 1979

    Menghadapi Chandra, Wira merasakan ketakutan yang menusuk hingga ke dasar jiwa. Ini bukan rasa takut biasa—melainkan ketakutan yang muncul dari lubuk hati terdalam, seolah-olah di hadapannya berdiri makhluk yang bukan manusia.Chandra menatapnya dengan santai, seolah-olah semua yang ada di depannya tidak berarti apa-apa, lalu berkata dengan nada tenang, “Namamu Wira, bukan?”“Ya, aku Wira, Wakil Kepala Suku Tujuh Bintang Alam Niskala,” jawab Wira sambil menatap Chandra dengan penuh kewaspadaan.Aura yang dipancarkan Chandra begitu menekan, membuat Wira sulit bernapas. Setiap gerakan Chandra seperti mengandung ancaman yang tak terlihat.“Level kekuatanmu ada di mana?” tanya Chandra sambil melirik dokumen di tangannya. Dokumen itu berisi informasi tentang tokoh-tokoh kuat dari Alam Niskala, namun ia belum sempat membacanya.Wira sebenarnya enggan menjawab, tapi tekanan dari Chandra begitu besar hingga ia tidak berani melawan. Dengan suara pelan, ia menjawab, “Aku berada di tingkat Alam M

DMCA.com Protection Status