Chandra terus menatap Nova yang saat ini tampak sangat polos dan suci. Bahkan dia terlihat sangat manis ketika membuka mulutnya. “Aku tidak mau mengenalmu!” tolak Nova. Nova kembali mengerutkan mulutnya lalu bertanya, “Apa kamu benar-benar mengenalku?”“Ya, aku sangat mengenalmu,” jawab Chandra cepat. “Kalau begitu, katakan padaku apa hubungan kita sebelumnya?” tanya Nova. Dia merasa aneh, kenapa dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang apa yang terjadi selama 11 tahun belakangan? Dia terus bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Namun, tidak ada satu orang pun yang bisa memberitahukan jawaban dari pertanyaannya ini. “Kamu adalah istriku,” jawab Chandra dengan bersungguh-sungguh. “Kamu pikir aku bodoh, ya? Jangan coba-coba mempermainkanku! Bagaimana mungkin aku menikah denganmu? Siapa pun pasti tidak akan mau menikah denganmu,” balas Nova tidak percaya dengan jawaban Chandra. Nova sama sekali tidak mengenal ataupun mengetahui identitas laki-laki yang ada
Chandra kembali ke klinik Mortal dengan perasaan sedih. Dia mendengar seseorang sedang menelepon di ruang belakang klinik tepat ketika dia melangkah masuk ke dalam klinik. “Aku mencintaimu. Sudah dulu, ya. Aku dengar ada yang buka pintu. Sepertinya, Bos sudah pulang,” pungkas Paul dan bergegas menutup teleponnya dan Chandra pun masuk.Paul dengan cepat langsung berdiri dan bertanya, “Bos, bagaimana? Apa kamu berhasil bertemu dengan Kak Nova?”“Aku memang berhasil bertemu dengannya, tapi dia justru mengusirku,” jawab Chandra lalu duduk dengan perasaan tertekan. “Bos, kamu nggak perlu terburu-buru begitu. Bos, kamu jangan marah, ya. Tapi, sepertinya citramu di hadapannya saat ini memang kurang baik,” ujar Paul berusaha memberikan masukan kepada Chandra. “Oh, begitu, ya?” tanya Chandra. “Benar sekali, Bos. Coba Bos pikirkan kembali. Istri Bos itu kehilangan ingatannya selama beberapa tahun ke belakang. Ingatannya kembali ke usianya yang masih 18 tahun. Itu artinya dia masih seorang g
“Raja Naga, Jenderal Teuku, apalah itu semua? Semua terdengar sangat kacau bagiku,” ujar Nova sambil mengerutkan keningnya. Sekarang, Nova hanya memiliki ingatan tentang masa sekolahnya. Saat itu, dia memang tidak tahu tentang Raja Naga, Jenderal Naga, apalagi Jenderal Teuku. Semua itu terdengar sangat asing di telinganya. Namun, dia tahu tentang Raja. Dia pun menatap Chandra lalu tertawa dan berkata, “Haha, apa benar orang sepertinya bisa menjadi Raja?”Bukannya Nova tidak percaya, tapi semua itu terdengar terlalu aneh baginya. Raja apa maksud mereka? Bukankah Raja adalah pejabat tertinggi di Someria? Bagaimana mungkin orang di depannya ini bisa menjadi seorang Raja? Nova tidak akan mempercayai semua itu, sekalipun mereka memukulinya sampai mati. “Sudahlah, aku lapar. Aku mau makan ayam goreng saja di luar. Aku mau ganti baju dulu,” ujar Nova lalu berbalik dan menuju ke lantai atas. Keluarga Kurniawan tampak malu dan tidak enak hati kepada Chandra. Toni menatap Chandra dengan tata
Chandra selalu membawa surat ini bersamanya. Dia mengeluarkan surat itu dan menyerahkannya kepada Nova. Nova dengan cepat mengambilnya dan membacanya dengan serius. Dia sadar kalau tulisan ini adalah tulisan tangannya sendiri. Namun, apa yang Chandra katakan terasa sangat aneh baginya. Jadi, dia berpikir kalau cerita Chandra hanya sekedar sebuah cerita roman yang menyentuh dan bukan merupakan sebuah kenyataan. “Oke, aku mau pulang saja sekarang,” ujar Nova lalu bergegas berdiri dan hendak pergi. Chandra hanya bisa pasrah tanpa banyak bisa berkata-kata. Dia sudah menjelaskan semuanya, tapi Nova selalu saja bersikap acuh tak acuh kepadanya. Sepertinya, Nova benar-benar sudah melupakannya. Dia hanya bisa menatap kepergian Nova dengan wajah sedih. Namun, dia merasa kalau dirinya tidak perlu lagi merasa terburu-buru untuk menyembuhkan Nova. Karena hal yang harus dia cari tahu terlebih dahulu adalah apa yang sebenarnya terjadi kepada Nova dan mengapa Nova bisa kehilangan ingatannya. Jadi,
“Aku juga tidak tahu tentang itu. Pak Damendra yang sudah menyembuhkannya. Master Damendra sekarang berada di Gunung Rinto dan aku akan mengantarmu sekarang. Kamu bisa bertanya padanya sekarang,” ujar Basita lalu berbalik dan pergi membawa Chandra meninggalkan Gunung Belakang.Mereka berdua dengan cepat pergi menuju Gunung Depan. Di sana, mereka berdua bertemu dengan Master Damendra yang sudah tampak menua. Master Damendra menyatukan tangannya lalu berkata dengan penuh hormat, “Pak Basita.”Kemudian dia menatap Chandra lalu bertanya, “Kamu pasti Chandra, kan?”“Benar,” jawab Chandra cepat. Chandra tanpa banyak basa-basi langsung bertanya, “Kamu adalah orang yang sudah menyembuhkan Nova dan menyebabkannya hilang ingatan, benar begitu?”“Itu adalah pilihannya sendiri,” jawab Master Damendra. “Apa ada cara untuk memulihkan ingatan Nova?” tanya Chandra lagi.“Ada, tapi ....”“Katakan saja kalau memang ada,” ujar Chandra sedikit memaksa. Akhirnya, Master Damendra berkata, “Dia kehilanga
Basita merasa kurang senang dengan perintah yang diberikan Chandra padanya. Dia adalah seorang mata-mata dan bukan bawahan dari siapa pun. “Chandra, aku bukan bawahanmu. Kenapa kamu menyuruhku seperti ini?” tanya Basita sambil mengerutkan keningnya dan menatap tajam ke arah Chandra. “Bukankah tugas ini hanyalah hal sepele bagimu?” ujar Chandra santai. “Ini memang hal sepele. Aku akan membantumu sekali ini saja,” balas Basita setuju untuk membantu Chandra. Kemudian dia menunjuk ke arah sebuah halaman rumah yang berada tak jauh dari mereka seraya berkata, “Kamu bisa tinggal di sana untuk sementara waktu.”Chandra mengangguk ringan. Kemudian dia berbalik dan lekas pergi meninggalkan Basita. Basita langsung tersenyum kecil seraya bergumam, “Pemuda ini terlalu berbangga diri.”Chandra bergegas pergi menuju halaman rumah yang ditunjukkan oleh Basita. Kemudian dia masuk ke dalam ruangan yang berada di halaman itu. Ruangan ini memiliki desain yang sederhana dan hanya terdapat tempat tidur
Energi dari Pil Emas Sembilan Putaran langsung memenuhi tubuh Chandra setelah dia meminum pil itu. Dia dengan cepat mengaktifkan energi sejati di dalam tubuhnya untuk menyerap dan menyempurnakan energi ini.Energinya pun meningkat tanpa dia sadari. Auranya juga terasa semakin kuat. Chandra terus memikirkan cara untuk bisa masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan sambil terus menyerap energi dari Pil Emas Sembilan Putaran. Tidak ada catatan sejarah mana pun yang bisa memberitahunya tentang bagaimana cara agar dirinya bisa masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan. Selama berabad-abad, belum ada orang yang bisa mencapai tingkat itu. Jadi, Chandra harus memikirkan caranya sendiri kalau memang dirinya ingin segera masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan. Sekarang, kekuatan Chandra sudah semakin kuat. Hanya dibutuhkan waktu tiga hari untuk bisa menyerap energi Pil Emas Sembilan Putaran secara penuh. Akhirnya, energi sejatinya pun semakin kuat hanya dalam tiga hari saja. Namun, semua kekuatan barunya
Rintoku sudah ada sejak ribuan tahun lamanya. Kelompok ini selalu berdiri di pihak netral. Pemimpin dari Rintoku di setiap generasi akan disebut sebagai Basita. Bagi orang-orang luar, mungkin hal ini adalah peraturan yang biasa terjadi di dalam sebuah kelompok. Namun, mereka tidak tahu kalau sejak awal berdiri sampai sekarang, Basita adalah satu orang yang sama. Rintoku akan mengumumkan sosok Basita yang baru setiap generasinya, sekalipun orang yang mereka umumkan sebenarnya adalah satu orang yang sama. Seseorang yang sudah masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan memang akan memiliki usia yang sangat panjang di alam ini. Selama ribuan tahun itu juga, Basita tidak pernah bertemu dengan siapa pun yang berhasil masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan, bahkan mendekatinya pun tidak ada. Baru Chandra seorang yang bisa mendekati Alam Tingkat Sembilan selama ribuan tahun. Basita menantikan Chandra untuk bisa masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan. Namun, Chandra tetap tidak berhasil masuk ke dalam
Enam tahun ke depan akan menjadi masa terakhir bumi menikmati kedamaian. Chandra bertekad untuk memastikan bahwa selama waktu ini, makhluk dari Alam Niskala tidak semena-mena mengganggu bumi. Namun, Chandra tahu dirinya belum cukup kuat untuk sepenuhnya menghabisi para makhluk dari Alam Niskala. Setelah diskusi singkat dengan para pemimpin Negara Naga, Chandra meninggalkan istana. “Kak Chandra,” Maggie memanggilnya sambil menyusul dari belakang. “Tiga tahun lalu, tempat tinggalmu sudah dirobohkan, tapi aku menyimpan buah ungu yang kamu letakkan di dalam brankas dengan baik.” Tiga tahun lalu, Chandra mendapatkan sebuah buah misterius berwarna ungu. Namun, karena dia saat itu sedang fokus menyerap energi Feng Yuan, buah itu tidak sempat dikonsumsinya. Hingga kini, buah itu masih tersimpan dengan aman. “Ambilkan untukku,” perintah Chandra. Maggie mengangguk. “Baik, tunggu sebentar.” Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit, Maggie kembali dengan membawa buah ungu itu. Mes
Sandra berusaha menenangkan emosinya. Setelah melepaskan pelukannya, dia berdiri di samping Chandra. Meski air mata masih membekas di wajah Sandra, senyum bahagia mulai merekah. “Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kamu sudah mati tiga tahun lalu? Sekarang, kenapa kamu bisa hidup kembali? Dan kekuatanmu ... bahkan Yamesa pun bukan tandinganmu,” tanya Sandra penuh rasa ingin tahu. “Benar,” Maggie menimpali. “Yamesa itu pesilat kuat dari Alam Niskala, berada di Alam Mahasakti, dan telah membuka empat segel tubuh manusia. Tapi dia kalah begitu mudah darimu. Bahkan, kau membunuhnya tanpa kesulitan.” “Empat segel tubuh manusia, ya?” Chandra bergumam pelan, tampak berpikir. Chandra tidak terlalu tahu detail kekuatan Yamesa. Tapi, dalam pertarungan tadi, dia benar-benar menghancurkan Yamesa dengan mudah. Bahkan, dia hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan tubuh barunya. Dia sendiri tidak tahu seberapa kuat tubuhnya jika menggunakan seluruh kekuatannya. Juga, dia masih bertan
Yamesa adalah sosok yang sangat kuat. Dia telah mencapai Alam Mahasakti dan berhasil membuka empat segel tubuh manusia. Dengan kekuatan ini, di bumi, dia hampir tak tertandingi. Yamesa selalu berpikir bahwa di bumi, tempat seni bela diri sudah mulai memudar, dia bisa bertindak semaunya. Dia bahkan berambisi untuk merebut Negara Naga dan menjadi rajanya. Namun, ambisi itu hancur ketika dia bertemu seorang pemuda bernama Chandra. Hanya dengan satu serangan, Chandra menghancurkan Yamesa. Tulang di lengan Yamesa hancur berkeping-keping. Dia jatuh ke tanah dengan keras, mencoba bangkit dengan susah payah. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat menatap Chandra. "Kamu ... kamu siapa sebenarnya?" Yamesa bertanya dengan suara bergetar. "Dari aliran mana asalmu? Bahkan di Alam Niskala, aku belum pernah mendengar tentangmu. Apa kamu juga berasal dari Alam Niskala?!" Sebagai pendekar hebat dari Alam Niskala, Yamesa telah bertemu dengan banyak talenta muda di sana. Jikapun dia belum bertemu la
Saat seorang murid dari Paviliun Pedang melancarkan serangannya dengan kekuatan penuh, kecepatannya begitu luar biasa hingga Paul dan yang lainnya hanya bisa tertegun, wajah mereka dipenuhi keterkejutan. Namun, di tengah situasi genting itu, Chandra mengangkat tangannya. Dengan dua jari, ia menjepit pedang panjang yang diarahkan padanya. Murid Paviliun Pedang itu terhenti. Ia baru saja melangkah ke Alam Mahasakti, mengerahkan seluruh kekuatannya. Tapi serangannya bahkan tidak membuat Chandra, pria berbaju hitam di depannya, mundur sedikit pun. Siapa sebenarnya orang ini? pikirnya, kebingungan. Ekspresi Chandra tetap datar. Ia menekan pedang itu dengan sedikit kekuatan. Krek! Pedang itu patah, dan dalam sekejap, energi dahsyat dari Chandra menghantam tubuh murid Paviliun Pedang, membuatnya terpental beberapa langkah ke belakang. "Apa-apaan ini?" Yamesa berseru, wajahnya penuh keterkejutan. Yamesa sangat mengenal kekuatan adik seperguruannya, seorang yang baru saja menembus A
Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah
Wajah mereka semua tampak penuh ketegangan. "Bagaimana, tidak ada yang mau bicara?" Pria yang memimpin, Yamesa, berkata dengan nada dingin, "Kalau tidak ada yang bicara, maka aku hanya punya satu pilihan: membunuh." Srett! Dia tiba-tiba menghunus pedangnya. Tidak ada yang bisa melihat gerakannya dengan jelas. Hanya ada kilatan cahaya pedang, dan seketika itu juga, para prajurit bersenjata yang berada di sekitarnya roboh dalam genangan darah. Semua tewas dengan satu tebasan. Melihat prajurit mereka dibantai, para petinggi Negara Naga dipenuhi amarah. Paul berbicara dengan suara dingin, "Jangan terlalu memandang rendah kami." Namun, seorang pria di belakang Yamesa tiba-tiba mengayunkan tangannya. Dengan tenaga besar yang menyapu udara, tubuh Paul ditarik paksa ke arahnya. Pria itu mencengkeram rambut Paul dan menampar wajahnya dengan keras. Wajah Paul yang gelap langsung memerah dengan bekas tamparan. Dalam hitungan detik, wajahnya bengkak, dan darah mengalir dari sudut
Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar
Tiga tahun telah berlalu, kini Chaca sudah berusia empat tahun. Chandra merasakan rindu pada putrinya. ia sadar, dirinya bukanlah seorang ayah yang baik. Memikirkan hal itu, Chandra hanya bisa menghela napas panjang. Tak lama kemudian, dia meninggalkan Gunung Langit. Chandra menuju kota terdekat dari Gunung Langit untuk membeli sebuah ponsel dan langsung masuk ke forum pesilat. Chandra mulai mencari tahu apa saja yang telah terjadi selama tiga tahun terakhir. Melalui pembahasan di forum, Chandra mengetahui bahwa tiga tahun lalu dia hampir saja berhasil membunuh Jayhan. Namun, Jayhan terlalu kuat. Meski Chandra telah menggunakan ilmu pamungkas hingga tubuhnya hancur dan jiwanya lenyap, dia tetap gagal membunuh Jayhan. Namun, perlawanan itu membuat Jayhan terluka parah. Setelah itu, Robi bersama anak buahnya berhasil menangkap Jayhan hidup-hidup. Meski Jayhan tidak dibunuh, dia dipenjarakan. Alasannya, Jayhan memiliki latar belakang yang sangat besar. Jika dia dibunuh sembara
Bagi seorang penjaga yang pernah mengalami Zaman Kegelapan, keadaan saat ini terasa seperti masa yang damai. Penjaga itu tidak menjelaskan dengan rinci seperti apa kondisi dunia luar sekarang. Namun, hal ini cukup membuat Chandra merasa lega. Jika penjaga tidak merasa perlu mengkhawatirkan keadaan di luar, berarti dunia luar masih relatif tenang. “Penjaga, bagaimana caranya agar aku bisa hidup kembali?” Chandra memandang penjaga itu dengan penuh harapan. Ia sangat ingin hidup kembali, ingin keluar dari tempat ini dengan tubuh yang baru. Penjaga itu melirik Chandra sejenak, lalu menggerakkan tangannya dengan santai. Seketika, Chandra merasakan tubuh jiwanya terangkat, seakan tidak terkendali, perlahan melayang ke arah tubuh di tanah. Di saat yang sama, tangan penjaga memunculkan simbol-simbol misterius. Ia mulai melafalkan mantra yang tidak dipahami Chandra. Satu per satu simbol itu masuk ke dalam tubuh Chandra yang terbaring. Sekitar lima menit berlalu. Chandra, yang terbar