Share

Bab 1624

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-14 18:00:00
Chandra tidak begitu mengenal Pedang Naga Terbalik. Dia hanya memiliki niat untuk merebutnya, tetapi apakah itu berhasil atau tidak, tergantung pada takdir.

"Chandra, aku yakin kamu benar-benar bisa melakukannya," kata Kadir dengan semangat. "Pemilik lama Vila Pedang Deite pernah berkata bahwa pedang ini hanya bisa dikuasai oleh seseorang yang memiliki hati besar dan semangat yang benar-benar mulia. Aku merasa kamu memiliki kualitas itu. Cobalah saja, dan aku akan membantumu."

Sambil berbicara, Kadir melirik ke arah Nova. "Dengan Ketua Langit Mistika Nova di sisimu, peluangmu untuk mendapatkan Pedang Naga Terbalik lebih dari 95%."

"Baiklah, kita lihat nanti," jawab Chandra santai. Masih ada tiga hari lagi sebelum saatnya tiba, jadi dia tidak terburu-buru.

"Kalian tunggu di sini, aku mau keluar melihat siapa saja ahli yang datang ke Vila Pedang Deite kali ini," kata Kadir sebelum berbalik dan pergi.

Chandra dan Nova tetap berada di dalam kamar. Sekitar dua puluh menit kemudian, terdenga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1625

    Dengan ledakan tungku, Pedang Naga Terbalik yang membara tiba-tiba memancarkan cahaya merah darah yang menembus gua dan menerangi langit malam yang gelap."Luar biasa, betapa mengerikan auranya," ujar seseorang kagum."Pedang Deite telah lahir," tambah yang lain.Saat ledakan terjadi, semua orang di Vila Pedang Deite berlari keluar dari rumah mereka. Mereka melihat cahaya merah darah yang melesat ke langit dan merasakan aura yang kuat, semuanya berseru kaget."Tak sia-sia, pedang ini ditempa selama seribu tahun.""Haha, pedang ini milikku," terdengar suara tawa menggema. Segera, bayangan seseorang bergerak cepat menuju belakang gunung.Saat itu, Chandra dan Nova juga berlari keluar dari rumah mereka. Begitu mereka keluar, mereka melihat cahaya merah darah yang melesat ke langit."Kuat sekali auranya," Nova tidak bisa menahan seruannya.Pedang Keji Sejati di tangannya mulai bergetar, hal yang sama terjadi pada Pedang Hukuman milik Chandra yang bergetar tak terkendali, seolah ditarik ole

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Jenderal Naga   Bab 1626

    "Itu pedangnya Chandra.""Benar, aku juga mengenalinya. Bagaimana bisa pedang Chandra menyatu dengan Pedang Naga Terbalik dari Vila Pedang Deite?"Banyak pesilat tertegun melihat dua pedang menyatu di langit. Pemilik Vila Pedang Deite, Aman, menatap tajam ke arah dua pedang itu dengan ekspresi serius."Apa mungkin pedang Chandra adalah pedang yang ditempa oleh Kaisar Pertama?" gumam Aman pelan.Seorang tetua dari Vila Pedang Deite bertanya, "Bos, ada apa dengan pedang ini?"Aman menjelaskan, "Pedang yang ditempa oleh Kaisar Pertama dalam sejarah disebut Pedang Pertama, terbuat dari meteorit langit. Pedang Naga Terbalik juga terbuat dari meteorit yang sama. Menurut catatan kuno kami, meteorit ini adalah sisa dari pembuatan Pedang Pertama. Jika benar begitu, bahan dari kedua pedang ini sama, jadi mungkin saja mereka bisa menyatu. Tapi, kenapa bisa menyatu?"Penyatuan pedang ini di luar perkiraan Vila Pedang Deite. Pedang Naga Terbalik sudah selesai ditempa, hanya perlu menyerap darah par

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Jenderal Naga   Bab 1627

    Namun sekarang, Titan tidak bisa mengendalikan pedang itu sedikit pun. Saat Titan mundur, orang lain mulai bergerak, berebut mendekati Pedang Naga Terbalik untuk menguasainya. Dalam sekejap, beberapa orang sudah mendekati pedang itu dan saling bertarung.BOOM!Suara benturan energi sejati terdengar menggema di udara. Gelombang energi sejati yang mengerikan menyebar ke segala arah. Pegunungan tempat Vila Pedang Deite berada bergetar hebat seperti dilanda gempa.Chandra tidak gegabah. Dia berdiri di bawah, memandang Pedang Naga Terbalik yang melayang di udara. Dia tidak yakin apakah itu Pedang Naga Terbalik atau Pedang Hukuman miliknya, tetapi dia merasa akrab dengan pedang itu, seolah-olah itu adalah Pedang Hukuman yang selalu mengikutinya.Kadir muncul di depan Chandra dan bertanya, "Chandra, kenapa kamu diam saja? Ini kesempatan terbaik untuk merebut pedang itu."Chandra memandang ke langit, di mana pertarungan sengit sedang berlangsung. Siapa pun yang mendekati pedang itu menjadi tar

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Jenderal Naga   Bab 1628

    Chandra muncul di depan Pedang Naga Terbalik, memandang pedang emas sepanjang dua meter yang tampak seperti naga emas. Saat mendekati pedang ini, dia merasakan kekuatan yang sangat kuat. Dia mengulurkan tangan untuk mengambilnya."Pedang itu milikku."Terdengar suara teriakan dari kejauhan. Titan muncul dengan aura yang sangat kuat, seperti binatang buas yang mengamuk, bergerak cepat ke arah mereka. Dalam sekejap, dia sudah berada di area tersebut.Kadir mencoba menghalangi. Dia melangkah maju dan muncul di depan Titan. Titan hanya mengayunkan tangannya, dan mereka bertarung sejenak. Kadir kalah kekuatan dari Titan, terlempar, memuntahkan darah, dan jatuh keras ke tanah.Nova, dengan Pedang Keji Sejati di tangannya, menggunakan jurus pedang iblis dan menyerang Titan dengan cepat. Chandra tidak mempedulikan hal lain, karena dengan Nova yang menghalangi, orang lain tidak bisa mendekat.Dia mengulurkan tangan dan menggenggam Pedang Naga Terbalik. Saat dia memegang pedang itu, tubuhnya seo

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Jenderal Naga   Bab 1629

    Begitu Titan menangkap Pedang Naga Terbalik, pedang itu tiba-tiba melepaskan aura mengerikan yang langsung mendorong Titan mundur. Meskipun Titan telah mencapai puncak Tangga Langit Enam dan mendekati Tangga Langit Tujuh, kekuatannya masih tidak cukup untuk menaklukkan pedang ini. Pedang itu dengan sendirinya terbang kembali ke sisi Chandra.Chandra menangkapnya, membelai bilah pedang, dan berkata pelan, "Sungguh pedang yang luar biasa."Di bawah, Robi melihat kejadian ini dan tersenyum tipis, "Sepertinya, pembunuh naga sudah bisa dipastikan."Semua ini sesuai dengan rencananya. Dia tidak pernah menduga Chandra akan mendapatkan Pedang Naga Terbalik. Menurut rencananya, pedang ini seharusnya diberikan kepada kaum vampir. Sekarang pedang itu ada di tangan Chandra, maka Chandra pasti akan pergi membunuh naga. Robi tersenyum tipis, tidak berlama-lama, dan berbalik pergi. Orang lain yang melihat pedang itu berada di tangan Chandra, dan Titan tidak bisa mengendalikannya, juga kehilangan mina

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Jenderal Naga   Bab 1630

    "Bagaimana, kamu juga tahu asal usul Pedang Hukuman?" tanya Chandra dengan bingung kepada pemilik Vila Pedang Deite.Aman mengangguk dan berkata, "Awalnya aku tidak tahu, tapi aku menyimpulkannya dari penyatuan kedua pedang.""Eh?" Chandra terkejut. "Bagaimana bisa begitu?"Aman menjelaskan, "Karena kedua pedang itu terbuat dari bahan yang sama. Dulu, Kaisar Pertama mendapatkan sebuah meteorit langit, mengumpulkan semua pandai besi terbaik di dunia, dan membuat Pedang Pertama. Sedangkan Pedang Naga Terbalik dari Vila Pedang Deite dibuat dari sisa bahan pembuatan Pedang Pertama. Meskipun ada tambahan bahan lain, bahan utamanya tetap meteorit langit itu.""Begitu rupanya," Chandra baru mengerti."Oh ya," Aman teringat sesuatu, memandang Chandra, dan bertanya, "Konon, bersama dengan Pedang Pertama ada Teknik Pedang Pertama. Apakah kamu mendapatkan teknik itu juga?"Chandra menggelengkan kepala. "Tidak.""Sayang sekali," kata Aman. "Menurut cerita, hanya Kaisar Pertama yang berhasil mengua

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Jenderal Naga   Bab 1631

    Nova menariknya tepat waktu lalu berbisik, “Aku baik-baik saja.”Robi yang tidak beranjak pergi tiba-tiba saja merenung lalu berkata, “Kemungkinan besar, Nova sudah menyerap semua energi yang ada di dalam darahnya. Sekarang, hanya ada satu cara untuk menyelamatkannya. Naga itu harus dibunuh dan kita bisa menggunakan darah naga ....”“Kamu pasti sudah merencanakan semua ini sejak lama, kan?” tanya Chandra menyela perkataan Robi. Dia menatap Robi dengan tatapan tajamnya lalu berkata, “Kamu pasti sudah tahu sejak awal kalau Nova akan menghisap seluruh energi di dalam darahnya sampai dia kehilangan vitalitas dan kemampuan untuk beregenerasi. Dengan begitu, Nova dan aku terpaksa harus membunuh naga itu dengan tangan kami sendiri, benar kan begitu?”“Aku nggak peduli kalau kamu mau menjebak orang lain dengan rencanamu itu. Tapi, aku ini cucumu. Bagaimana mungkin kamu setega ini sama cucumu sendiri?”Chandra meraung sedih. Dia tidak menyangka, kakeknya tega melakukan hal seperti ini padanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Jenderal Naga   Bab 1632

    Chandra tidak keluar selama beberapa waktu dari rumahnya dan tidak mengurus berbagai macam perkerjaan setelah dia kembali ke Diwangsa. Karena Robi sudah berjanji kepadanya kalau Robi tidak akan mencari masalah lagi di luar sana. Selain itu, Kamar Dagang Timur Besar juga tidak lagi berusaha menentangnya. Jadi, dia bisa menyelesaikan semua masalahnya dengan lebih mudah. Sekarang, dia sudah tidak lagi memiliki lawan. Semua masalahnya bisa selesai dengan mudah sebelum pemilihan besar dilaksanakan. Chandra menghabiskan seluruh waktunya di dalam rumah selama beberapa hari belakangan karena Nova mengatakan kalau dia ingin memiliki anak. Jadi, mereka berdua menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk beraktivitas bersama. Mereka juga meninggalkan berbagai macam jejak di seluruh ruangan rumah, baik di rumah tamu, dapur, bahkan teras dan balkon. Di sisi lain, Daniel Aryani mengetahui tentang Pedang Pertama yang berada di tangan Chandra setelah kembali dari Vila Pedang Deite. Dia merasa her

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 1975

    Jamal sangat bersemangat. Tiga tahun yang lalu, dia mendapat kabar bahwa Chandra gugur dalam pertempuran di Istana Bunga. Dia langsung bergegas ke sana. Namun, saat dia tiba, Istana Bunga sudah hancur menjadi puing-puing.Dia mengerahkan orang-orang untuk menggali di antara reruntuhan, tetapi yang mereka temukan hanyalah Pedang Naga Pertama milik Chandra dan Jarum 81 Langit yang ditinggalkan setelah kematian Chandra. Tidak ada jejak tubuh Chandra.Karena itu, dia mengira Chandra telah tiada. Bukan hanya dia, bahkan seluruh dunia persilatan juga menganggap Chandra sudah meninggal. Siapa sangka, setelah tiga tahun, Chandra kembali muncul di hadapannya, hidup-hidup.“Paman, bagaimana dengan Chaca? Kali ini aku datang untuk menemuinya,” tanya Chandra.Jamal menjawab, “Chaca sekarang sedang sekolah. Dia sudah masuk taman kanak-kanak dan belajar di TK Kerajaan Negara Januar. Masih ada dua jam lagi sebelum jam pulang.”Mendengar itu, Chandra merasa lega. “Oh iya, aku dengar kakek mengalami lu

  • Jenderal Naga   Bab 1974

    Maggie hanya mengangguk pelan tanpa banyak berkata. Pesawat melaju cepat, dan dalam waktu singkat mereka tiba di Negara Januar. Negara ini didirikan oleh Raja Januar, sebuah monarki absolut di mana sang raja memiliki kekuasaan penuh atas negaranya.Setelah turun dari pesawat, Chandra dan Maggie langsung menuju istana. Namun, saat tiba di depan gerbang, langkah mereka dihentikan oleh penjaga istana. “Siapa kalian? Ini wilayah terlarang! Orang luar dilarang masuk!” seru salah satu penjaga dengan nada tegas.Maggie melangkah maju, menunjukkan kewibawaannya. “Saya dari Negara Naga. Ada urusan penting yang harus disampaikan kepada Raja Januar.”“Negara Naga?” Penjaga itu memandang Maggie dengan ragu sebelum akhirnya berkata, “Tunggu di sini. Saya akan melapor.”Chandra dan Maggie menunggu dengan tenang di depan gerbang. Sementara itu, di dalam istana Negara Januar, Raja Januar terbaring lemah di atas tempat tidur megahnya. Wajahnya pucat, napasnya tersengal-sengal, dan tubuhnya tampak rin

  • Jenderal Naga   Bab 1973

    Chandra, setelah berhasil menembus Alam Mahasakti, meninggalkan Gunung Langit dan tiba-tiba muncul di istana Negara Naga. Kehadirannya disambut oleh Maggie yang segera muncul di hadapannya.“Kak Chandra, sudah berhasil menembus batas? Kok cepat sekali keluar dari pengasingan?” tanya Maggie dengan nada terkejut.“Hmm,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah menembus Alam Mahasakti.”“Ha?!” Maggie terbelalak kaget. “Baru … baru Alam Mahasakti?”Chandra mengangguk sekali lagi, lalu bertanya, “Iya, memangnya kenapa?”Maggie tampak bingung sekaligus heran. “Tapi, Kak … bukankah sebelumnya Kakak berhasil mengalahkan seorang pesilat dengan empat segel kekuatan? Bagaimana mungkin Kakak baru sekarang menembus Alam Mahasakti?”Maggie merasa sulit menerima kenyataan ini. Jika apa yang dikatakan Chandra benar, maka sebelum menembus Alam Mahasakti pun, Chandra sudah memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan lawannya. Jadi, seberapa besar sebenarnya kekuatan Chandra? Chandra hanya tersenyum tip

  • Jenderal Naga   Bab 1972

    Energi spiritual dari alam terus mengalir masuk ke tubuh Chandra, diserap dan dimurnikan menjadi energi sejati. Tubuhnya mengalami perubahan signifikan, dan kecepatan kultivasinya meningkat berkali-kali lipat. Kini, dia mampu menyerap energi spiritual sepuluh hingga seratus kali lebih cepat dibanding sebelumnya. Energi sejati-nya terus berkembang tanpa henti. Waktu berlalu tanpa terasa. Dalam sekejap, Chandra telah berlatih di Gunung Langit selama setengah bulan. Setelah setengah bulan, dia merasakan batas dari kekuatannya. Energi sejati-nya tidak lagi bisa bertambah, seperti terbentur tembok tak terlihat. Di atas kepalanya, dia dapat merasakan adanya penghalang tak kasat mata—sebuah dinding yang membatasi kultivasinya, menahan energi sejati-nya untuk terus berkembang. “Pecah!” Chandra mengerahkan seluruh kekuatannya. Dengan tinju yang dipenuhi energi sejati, dia menghantam penghalang itu dengan keras. Tubuh barunya memiliki kekuatan luar biasa, bahkan lebih besar daripada

  • Jenderal Naga   Bab 1971

    Enam tahun ke depan akan menjadi masa terakhir bumi menikmati kedamaian. Chandra bertekad untuk memastikan bahwa selama waktu ini, makhluk dari Alam Niskala tidak semena-mena mengganggu bumi. Namun, Chandra tahu dirinya belum cukup kuat untuk sepenuhnya menghabisi para makhluk dari Alam Niskala. Setelah diskusi singkat dengan para pemimpin Negara Naga, Chandra meninggalkan istana. “Kak Chandra,” Maggie memanggilnya sambil menyusul dari belakang. “Tiga tahun lalu, tempat tinggalmu sudah dirobohkan, tapi aku menyimpan buah ungu yang kamu letakkan di dalam brankas dengan baik.” Tiga tahun lalu, Chandra mendapatkan sebuah buah misterius berwarna ungu. Namun, karena dia saat itu sedang fokus menyerap energi Feng Yuan, buah itu tidak sempat dikonsumsinya. Hingga kini, buah itu masih tersimpan dengan aman. “Ambilkan untukku,” perintah Chandra. Maggie mengangguk. “Baik, tunggu sebentar.” Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit, Maggie kembali dengan membawa buah ungu itu. Mes

  • Jenderal Naga   Bab 1970

    Sandra berusaha menenangkan emosinya. Setelah melepaskan pelukannya, dia berdiri di samping Chandra. Meski air mata masih membekas di wajah Sandra, senyum bahagia mulai merekah. “Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kamu sudah mati tiga tahun lalu? Sekarang, kenapa kamu bisa hidup kembali? Dan kekuatanmu ... bahkan Yamesa pun bukan tandinganmu,” tanya Sandra penuh rasa ingin tahu. “Benar,” Maggie menimpali. “Yamesa itu pesilat kuat dari Alam Niskala, berada di Alam Mahasakti, dan telah membuka empat segel tubuh manusia. Tapi dia kalah begitu mudah darimu. Bahkan, kau membunuhnya tanpa kesulitan.” “Empat segel tubuh manusia, ya?” Chandra bergumam pelan, tampak berpikir. Chandra tidak terlalu tahu detail kekuatan Yamesa. Tapi, dalam pertarungan tadi, dia benar-benar menghancurkan Yamesa dengan mudah. Bahkan, dia hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan tubuh barunya. Dia sendiri tidak tahu seberapa kuat tubuhnya jika menggunakan seluruh kekuatannya. Juga, dia masih bertan

  • Jenderal Naga   Bab 1969

    Yamesa adalah sosok yang sangat kuat. Dia telah mencapai Alam Mahasakti dan berhasil membuka empat segel tubuh manusia. Dengan kekuatan ini, di bumi, dia hampir tak tertandingi. Yamesa selalu berpikir bahwa di bumi, tempat seni bela diri sudah mulai memudar, dia bisa bertindak semaunya. Dia bahkan berambisi untuk merebut Negara Naga dan menjadi rajanya. Namun, ambisi itu hancur ketika dia bertemu seorang pemuda bernama Chandra. Hanya dengan satu serangan, Chandra menghancurkan Yamesa. Tulang di lengan Yamesa hancur berkeping-keping. Dia jatuh ke tanah dengan keras, mencoba bangkit dengan susah payah. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat menatap Chandra. "Kamu ... kamu siapa sebenarnya?" Yamesa bertanya dengan suara bergetar. "Dari aliran mana asalmu? Bahkan di Alam Niskala, aku belum pernah mendengar tentangmu. Apa kamu juga berasal dari Alam Niskala?!" Sebagai pendekar hebat dari Alam Niskala, Yamesa telah bertemu dengan banyak talenta muda di sana. Jikapun dia belum bertemu la

  • Jenderal Naga   Bab 1968

    Saat seorang murid dari Paviliun Pedang melancarkan serangannya dengan kekuatan penuh, kecepatannya begitu luar biasa hingga Paul dan yang lainnya hanya bisa tertegun, wajah mereka dipenuhi keterkejutan. Namun, di tengah situasi genting itu, Chandra mengangkat tangannya. Dengan dua jari, ia menjepit pedang panjang yang diarahkan padanya. Murid Paviliun Pedang itu terhenti. Ia baru saja melangkah ke Alam Mahasakti, mengerahkan seluruh kekuatannya. Tapi serangannya bahkan tidak membuat Chandra, pria berbaju hitam di depannya, mundur sedikit pun. Siapa sebenarnya orang ini? pikirnya, kebingungan. Ekspresi Chandra tetap datar. Ia menekan pedang itu dengan sedikit kekuatan. Krek! Pedang itu patah, dan dalam sekejap, energi dahsyat dari Chandra menghantam tubuh murid Paviliun Pedang, membuatnya terpental beberapa langkah ke belakang. "Apa-apaan ini?" Yamesa berseru, wajahnya penuh keterkejutan. Yamesa sangat mengenal kekuatan adik seperguruannya, seorang yang baru saja menembus A

  • Jenderal Naga   Bab 1967

    Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah

DMCA.com Protection Status