Nova menariknya tepat waktu lalu berbisik, “Aku baik-baik saja.”Robi yang tidak beranjak pergi tiba-tiba saja merenung lalu berkata, “Kemungkinan besar, Nova sudah menyerap semua energi yang ada di dalam darahnya. Sekarang, hanya ada satu cara untuk menyelamatkannya. Naga itu harus dibunuh dan kita bisa menggunakan darah naga ....”“Kamu pasti sudah merencanakan semua ini sejak lama, kan?” tanya Chandra menyela perkataan Robi. Dia menatap Robi dengan tatapan tajamnya lalu berkata, “Kamu pasti sudah tahu sejak awal kalau Nova akan menghisap seluruh energi di dalam darahnya sampai dia kehilangan vitalitas dan kemampuan untuk beregenerasi. Dengan begitu, Nova dan aku terpaksa harus membunuh naga itu dengan tangan kami sendiri, benar kan begitu?”“Aku nggak peduli kalau kamu mau menjebak orang lain dengan rencanamu itu. Tapi, aku ini cucumu. Bagaimana mungkin kamu setega ini sama cucumu sendiri?”Chandra meraung sedih. Dia tidak menyangka, kakeknya tega melakukan hal seperti ini padanya
Chandra tidak keluar selama beberapa waktu dari rumahnya dan tidak mengurus berbagai macam perkerjaan setelah dia kembali ke Diwangsa. Karena Robi sudah berjanji kepadanya kalau Robi tidak akan mencari masalah lagi di luar sana. Selain itu, Kamar Dagang Timur Besar juga tidak lagi berusaha menentangnya. Jadi, dia bisa menyelesaikan semua masalahnya dengan lebih mudah. Sekarang, dia sudah tidak lagi memiliki lawan. Semua masalahnya bisa selesai dengan mudah sebelum pemilihan besar dilaksanakan. Chandra menghabiskan seluruh waktunya di dalam rumah selama beberapa hari belakangan karena Nova mengatakan kalau dia ingin memiliki anak. Jadi, mereka berdua menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk beraktivitas bersama. Mereka juga meninggalkan berbagai macam jejak di seluruh ruangan rumah, baik di rumah tamu, dapur, bahkan teras dan balkon. Di sisi lain, Daniel Aryani mengetahui tentang Pedang Pertama yang berada di tangan Chandra setelah kembali dari Vila Pedang Deite. Dia merasa her
Basita menatap pemuda yang ada di depannya dengan ekspresi curiga lalu bertanya, “Katakan dulu, apa hal yang mau kamu laporkan padaku.”Pemuda itu berkata dengan tegas, “Informasiku ini sangatlah berharga dan tak ternilai harganya. Aku akan memberikanmu informasi penting ini selama kamu memberikan surat perintah Rintoku padaku.”Basita menanggapinya dengan tenang seraya berkata, “Rintoku tidak pernah mengeluarkan surat perintah apa pun sebelum mengetahui informasi penting yang berhubungan dengan surat perintah itu. Kamu beritahu dulu informasi apa yang ingin kamu laporkan padaku. Aku akan memberikan surat perintah itu kalau memang informasi itu layak untuk mendapatkannya. Namun, aku akan menggantinya dengan hal yang sepadan kalau memang informasi itu tidak layak untuk mendapat surat perintah.”Kelompok Rintoku memiliki kecerdasan terbaik di dunia ini. Hal ini bisa terjadi karena kelompok Rintoku selalu membuat kesepakatan dengan para prajurit kuno. Rintoku pasti akan memberikan surat p
Di dunia seni bela diri kuno, pihak yang kuatlah yang harus dihormati dan dituakan layaknya senior. Siapa pun tidak akan menjadi apa pun jika dia lemah. Oleh karena itu, dia tidak berani mendengar Nova memanggilnya sebagai seorang senior. Karena kekuatan Nova jelas lebih unggul daripada kekuatannya. Nova pun duduk dan tidak melontarkan apa pun lagi dari mulutnya sampai akhirnya Chandra bertanya kepada Basita, “Informasi apa yang Pak Basita punya?”Basita menatap Chandra lalu berkata, “Informasiku ini pastinya akan berguna bagimu. Namun, Rintoku selalu memiliki aturan yang harus dipatuhi. Pak Chandra harus bersedia melakukan sesuatu untuk kami sebelum kami memberikan informasi ini.”Chandra juga mengetahui tentang peraturan itu, jadi dia pun berkata, “Kalau begitu, katakan saja dulu apa informasinya.”“Tidak bisa! Kamu harus berjanji terlebih dahulu,” balas Basita serius lalu menyerahkan sebuah surat perintah Rintoku kepada Chandra. “Ini adalah surat perintah Rintoku. Aku akan datang
“Tidak ada tapi!” ujar Chandra tegas. “Aku nggak akan membiarkanmu terluka. Kamu bisa tinggal di Diwangsa dengan tenang. Lagi pula, kekuatanku saat ini dan Pedang Naga Pertama yang kumiliki membuatku menjadi orang yang terkalahkan di Someria dan seluruh dunia. Hanya ada segelintir orang yang mungkin bisa menandingiku,” ujar Chandra lagi. Nova tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelah Chandra tidak mengizinkannya pergi. Dia pun hanya bisa pasrah dan menunggu Chandra di rumah. “Hati-hati di sana. Kamu pergi cepat dan pulang pun juga harus cepat. Lagi pula, masih banyak urusan yang harus kamu selesaikan di Diwangsa,” ujar Nova pasrah. Chandra langsung tersenyum lalu berkata, “Sebenarnya, aku juga nggak perlu menyelesaikannya sekarang. Semua urusan di sini sudah bisa selesai dengan kekuatan Raja. Aku juga sudah berkomunikasi dengan Raja. Dia mengatakan kalau dia bisa mengurus semuanya sekarang. Dia juga akan membubarkan Kamar Dagang Timur Besar sebelum pemilihan besar diadakan.”“Aku jug
Chandra mengerutkan keningnya lalu bertanya, “Jadi, berita ini sudah menyebar ke seluruh dunia seni bela diri kuno?”Tama tersenyum lalu berkata, “Benar sekali!”“Siapa yang menyebarkan berita itu? Siapa yang memberitahumu?” tanya Chandra lagi.Dia merasa ditipu oleh Basita. Karena Basita memberitahunya informasi yang sudah diketahui oleh banyak orang. Bahkan Basita juga memberinya surat perintah Rintoku agar Chandra bersedia menuruti permintaan Basita suatu saat nanti. “Apa Basita yang memberitahumu?” “Bukan.”“Aku tidak tahu siapa yang menyebarkan berita ini. Tapi, aku mendengar tentang sejarah keluarga Aryani sekaligus berita tentang mereka yang berhasil menemukan denah makam Kaisar Pertama. Makanya, aku segera datang ke sini dan nggak menyangka aku juga bisa bertemu denganmu di sini,” jawab Tama tanpa menyembunyikan apa pun dari Chandra. Tama menghampiri Chandra kembali lalu berkata sambil menatap pedang Chandra, “Coba saja kamu pikirkan, apa mungkin seluruh dunia seni bela diri
“Aku bertemu dengan Robi ketika aku sedang pelatihan di luar belasan tahun yang lalu. Kakekmu menunjukkan kekuatan yang sangat menakjubkan padaku. Aku bisa menebak kalau kekuatan itu adalah kekuatan Pernapasan Genrei.”“Saat itu, aku kalah darinya dan sangat menginginkan kekuatan itu.”“Tapi, kakekmu mengatakan kalau dia mempelajari kekuatan Pernapasan Genrei dari kelompok Gunung Langit. Selain itu, dia juga menceritakan sejarah kekuatan Pernapasan Genrei padaku. Saat itu, aku tidak pikir panjang lagi, jadi aku langsung kembali ke kelompok Gunung Langit dan meminta ayahku untuk mengajarkan kekuatan itu. Tapi, ayahku tidak mengizinkannya. Jadi, aku pun marah dan langsung angkat kaki dari kelompok Gunung Langit.”“Aku pun bertemu Jamal setelah aku meninggalkan kelompok Gunung Langit. Kemudian dia membawaku ke makam kuno dan di sanalah aku belajar ilmu Pernapasan Genrei,” jelas Tama berusaha menceritakan tentang pengalamannya secara singkat. Chandra menatap wajah Tama yang terlihat pucat
Raja Januar adalah seorang Raja yang bertakhta ribuan tahun yang lalu. Entah sudah berapa generasi yang berlalu sejak Raja Januar masih hidup sampai sekarang. Orang biasa bisa hidup sampai usia 80-90 tahun. Mereka bisa mencapai usia seratus tahun jika mereka memperhatikan kesehatan mereka dengan baik. Selain itu, seorang prajurit kuno yang memiliki kekuatan kultivasi terendah saja bisa hidup hingga lebih dari seratus tahun. Ada berbagai rintangan sebelum bisa mencapai alam tingkat delapan. Namun, orang-orang yang memiliki kekuatan di bawah alam tingkat delapan bisa hidup sampai usia lebih 170 tahun. Jangka hidup seseorang akan meningkat dengan sangat pesat setelah masuk ke dalam alam tingkat delapan. Bahkan ada yang mengatakan kalau orang yang sudah masuk ke alam delapan bisa hidup sampai lebih dari 200 tahun.Lalu bagaimana dengan orang yang sudah masuk ke dalam alam tingkat sembilan? Walaupun Chandra belum pernah bertemu dengan seseorang yang berhasil masuk ke dalam alam tingkat se
Jamal sangat bersemangat. Tiga tahun yang lalu, dia mendapat kabar bahwa Chandra gugur dalam pertempuran di Istana Bunga. Dia langsung bergegas ke sana. Namun, saat dia tiba, Istana Bunga sudah hancur menjadi puing-puing.Dia mengerahkan orang-orang untuk menggali di antara reruntuhan, tetapi yang mereka temukan hanyalah Pedang Naga Pertama milik Chandra dan Jarum 81 Langit yang ditinggalkan setelah kematian Chandra. Tidak ada jejak tubuh Chandra.Karena itu, dia mengira Chandra telah tiada. Bukan hanya dia, bahkan seluruh dunia persilatan juga menganggap Chandra sudah meninggal. Siapa sangka, setelah tiga tahun, Chandra kembali muncul di hadapannya, hidup-hidup.“Paman, bagaimana dengan Chaca? Kali ini aku datang untuk menemuinya,” tanya Chandra.Jamal menjawab, “Chaca sekarang sedang sekolah. Dia sudah masuk taman kanak-kanak dan belajar di TK Kerajaan Negara Januar. Masih ada dua jam lagi sebelum jam pulang.”Mendengar itu, Chandra merasa lega. “Oh iya, aku dengar kakek mengalami lu
Maggie hanya mengangguk pelan tanpa banyak berkata. Pesawat melaju cepat, dan dalam waktu singkat mereka tiba di Negara Januar. Negara ini didirikan oleh Raja Januar, sebuah monarki absolut di mana sang raja memiliki kekuasaan penuh atas negaranya.Setelah turun dari pesawat, Chandra dan Maggie langsung menuju istana. Namun, saat tiba di depan gerbang, langkah mereka dihentikan oleh penjaga istana. “Siapa kalian? Ini wilayah terlarang! Orang luar dilarang masuk!” seru salah satu penjaga dengan nada tegas.Maggie melangkah maju, menunjukkan kewibawaannya. “Saya dari Negara Naga. Ada urusan penting yang harus disampaikan kepada Raja Januar.”“Negara Naga?” Penjaga itu memandang Maggie dengan ragu sebelum akhirnya berkata, “Tunggu di sini. Saya akan melapor.”Chandra dan Maggie menunggu dengan tenang di depan gerbang. Sementara itu, di dalam istana Negara Januar, Raja Januar terbaring lemah di atas tempat tidur megahnya. Wajahnya pucat, napasnya tersengal-sengal, dan tubuhnya tampak rin
Chandra, setelah berhasil menembus Alam Mahasakti, meninggalkan Gunung Langit dan tiba-tiba muncul di istana Negara Naga. Kehadirannya disambut oleh Maggie yang segera muncul di hadapannya.“Kak Chandra, sudah berhasil menembus batas? Kok cepat sekali keluar dari pengasingan?” tanya Maggie dengan nada terkejut.“Hmm,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah menembus Alam Mahasakti.”“Ha?!” Maggie terbelalak kaget. “Baru … baru Alam Mahasakti?”Chandra mengangguk sekali lagi, lalu bertanya, “Iya, memangnya kenapa?”Maggie tampak bingung sekaligus heran. “Tapi, Kak … bukankah sebelumnya Kakak berhasil mengalahkan seorang pesilat dengan empat segel kekuatan? Bagaimana mungkin Kakak baru sekarang menembus Alam Mahasakti?”Maggie merasa sulit menerima kenyataan ini. Jika apa yang dikatakan Chandra benar, maka sebelum menembus Alam Mahasakti pun, Chandra sudah memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan lawannya. Jadi, seberapa besar sebenarnya kekuatan Chandra? Chandra hanya tersenyum tip
Energi spiritual dari alam terus mengalir masuk ke tubuh Chandra, diserap dan dimurnikan menjadi energi sejati. Tubuhnya mengalami perubahan signifikan, dan kecepatan kultivasinya meningkat berkali-kali lipat. Kini, dia mampu menyerap energi spiritual sepuluh hingga seratus kali lebih cepat dibanding sebelumnya. Energi sejati-nya terus berkembang tanpa henti. Waktu berlalu tanpa terasa. Dalam sekejap, Chandra telah berlatih di Gunung Langit selama setengah bulan. Setelah setengah bulan, dia merasakan batas dari kekuatannya. Energi sejati-nya tidak lagi bisa bertambah, seperti terbentur tembok tak terlihat. Di atas kepalanya, dia dapat merasakan adanya penghalang tak kasat mata—sebuah dinding yang membatasi kultivasinya, menahan energi sejati-nya untuk terus berkembang. “Pecah!” Chandra mengerahkan seluruh kekuatannya. Dengan tinju yang dipenuhi energi sejati, dia menghantam penghalang itu dengan keras. Tubuh barunya memiliki kekuatan luar biasa, bahkan lebih besar daripada
Enam tahun ke depan akan menjadi masa terakhir bumi menikmati kedamaian. Chandra bertekad untuk memastikan bahwa selama waktu ini, makhluk dari Alam Niskala tidak semena-mena mengganggu bumi. Namun, Chandra tahu dirinya belum cukup kuat untuk sepenuhnya menghabisi para makhluk dari Alam Niskala. Setelah diskusi singkat dengan para pemimpin Negara Naga, Chandra meninggalkan istana. “Kak Chandra,” Maggie memanggilnya sambil menyusul dari belakang. “Tiga tahun lalu, tempat tinggalmu sudah dirobohkan, tapi aku menyimpan buah ungu yang kamu letakkan di dalam brankas dengan baik.” Tiga tahun lalu, Chandra mendapatkan sebuah buah misterius berwarna ungu. Namun, karena dia saat itu sedang fokus menyerap energi Feng Yuan, buah itu tidak sempat dikonsumsinya. Hingga kini, buah itu masih tersimpan dengan aman. “Ambilkan untukku,” perintah Chandra. Maggie mengangguk. “Baik, tunggu sebentar.” Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit, Maggie kembali dengan membawa buah ungu itu. Mes
Sandra berusaha menenangkan emosinya. Setelah melepaskan pelukannya, dia berdiri di samping Chandra. Meski air mata masih membekas di wajah Sandra, senyum bahagia mulai merekah. “Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kamu sudah mati tiga tahun lalu? Sekarang, kenapa kamu bisa hidup kembali? Dan kekuatanmu ... bahkan Yamesa pun bukan tandinganmu,” tanya Sandra penuh rasa ingin tahu. “Benar,” Maggie menimpali. “Yamesa itu pesilat kuat dari Alam Niskala, berada di Alam Mahasakti, dan telah membuka empat segel tubuh manusia. Tapi dia kalah begitu mudah darimu. Bahkan, kau membunuhnya tanpa kesulitan.” “Empat segel tubuh manusia, ya?” Chandra bergumam pelan, tampak berpikir. Chandra tidak terlalu tahu detail kekuatan Yamesa. Tapi, dalam pertarungan tadi, dia benar-benar menghancurkan Yamesa dengan mudah. Bahkan, dia hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan tubuh barunya. Dia sendiri tidak tahu seberapa kuat tubuhnya jika menggunakan seluruh kekuatannya. Juga, dia masih bertan
Yamesa adalah sosok yang sangat kuat. Dia telah mencapai Alam Mahasakti dan berhasil membuka empat segel tubuh manusia. Dengan kekuatan ini, di bumi, dia hampir tak tertandingi. Yamesa selalu berpikir bahwa di bumi, tempat seni bela diri sudah mulai memudar, dia bisa bertindak semaunya. Dia bahkan berambisi untuk merebut Negara Naga dan menjadi rajanya. Namun, ambisi itu hancur ketika dia bertemu seorang pemuda bernama Chandra. Hanya dengan satu serangan, Chandra menghancurkan Yamesa. Tulang di lengan Yamesa hancur berkeping-keping. Dia jatuh ke tanah dengan keras, mencoba bangkit dengan susah payah. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat menatap Chandra. "Kamu ... kamu siapa sebenarnya?" Yamesa bertanya dengan suara bergetar. "Dari aliran mana asalmu? Bahkan di Alam Niskala, aku belum pernah mendengar tentangmu. Apa kamu juga berasal dari Alam Niskala?!" Sebagai pendekar hebat dari Alam Niskala, Yamesa telah bertemu dengan banyak talenta muda di sana. Jikapun dia belum bertemu la
Saat seorang murid dari Paviliun Pedang melancarkan serangannya dengan kekuatan penuh, kecepatannya begitu luar biasa hingga Paul dan yang lainnya hanya bisa tertegun, wajah mereka dipenuhi keterkejutan. Namun, di tengah situasi genting itu, Chandra mengangkat tangannya. Dengan dua jari, ia menjepit pedang panjang yang diarahkan padanya. Murid Paviliun Pedang itu terhenti. Ia baru saja melangkah ke Alam Mahasakti, mengerahkan seluruh kekuatannya. Tapi serangannya bahkan tidak membuat Chandra, pria berbaju hitam di depannya, mundur sedikit pun. Siapa sebenarnya orang ini? pikirnya, kebingungan. Ekspresi Chandra tetap datar. Ia menekan pedang itu dengan sedikit kekuatan. Krek! Pedang itu patah, dan dalam sekejap, energi dahsyat dari Chandra menghantam tubuh murid Paviliun Pedang, membuatnya terpental beberapa langkah ke belakang. "Apa-apaan ini?" Yamesa berseru, wajahnya penuh keterkejutan. Yamesa sangat mengenal kekuatan adik seperguruannya, seorang yang baru saja menembus A
Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah