Chandra tidak banyak bicara. Dia juga langsung mengubah arahnya karena Tama mengatakan kalau pintu ini bukanlah pintu masuk. Hanya dengan satu langkah Chandra sudah muncul 100 meter jauhnya dari tempat dia sebelumnya dan dalam sekejap mata dia sudah muncul di puncak gunung sesuai arah yang ditunjuk oleh Tama. Tama mengikuti Chandra dengan kecepatan yang tidak kalah cepatnya dari Chandra. Dia terus berada di dekat Chandra sampai tiba di puncak gunung. Puncak gunung ini berbentuk datar. Dengan area tanah lapang di sekitarnya. Chandra melihat ke sekelilingnya yang kosong lalu berkata, “Di mana pintu masuknya?”Tama pun berkata, “Pintunya pasti di sini. Kita tunggu saja sebentar lagi. Keluarga Aryani seharusnya belum tiba.”“Aku akan percaya padamu sekali ini saja,” ujar Chandra lalu duduk. Mereka duduk dan menunggu lebih dari satu jam lamanya. Butuh waktu kurang lebih satu jam untuk orang-orang bisa mencapai puncak gunung ini. Benar saja, ada sekelompok orang yang datang ke puncak gun
Daniel tidak akan mengajak Chandra masuk ke dalam makam Kaisar Pertama bersamanya, sekalipun Chandra menghajarnya sampai tewas. Bagaimanapun juga, dia tidak akan membiarkan Chandra merampas apa yang sudah susah payah dia cari selama ini. “Jadi, kamu tidak mau masuk?” tanya Chandra sambil mencibir.“Sepertinya, itu memang yang terbaik. Sekarang, serahkan denah makam Kaisar Pertama padaku. Aku akan pergi ke sana sendiri tanpamu,” lanjut Chandra. Kemudian Chandra berjalan menghampiri Daniel. Daniel perlahan mundur seakan dia menolak Chandra untuk mendekatinya. Srak!Para anggota keluarga Aryani lainnya bergegas menghunus pedang mereka. Namun, tiba-tiba saja tubuh Chandra melayang dan berputar di antara kerumunan keluarga Aryani bagaikan hembusan angin. Hanya dalam waktu 3 detik saja, dia sudah kembali ke posisinya yang semula. Chandra sudah melayangkan serangannya dengan mengunci titik akupunktur belasan anggota keluarga Aryani. Serangannya itu mengakibatkan mereka semua tidak bisa be
Tama mengangguk setelah mendengar perkataan Chandra. Bebatuan itu memang tampak seperti permainan bagi mereka. Laki-laki tua itu berjalan 3 langkah ke depan lalu berhenti di depan sebuah batu lainnya. Dia kembali menginjak batu itu dengan keras dan batu itu kembali tenggelam. Namun, batu yang sebelumnya juga diinjak laki-laki itu kembali muncul ketika dia menginjak batu lainnya. Si laki-laki tua mengabaikan hal itu dan terus melanjutkan langkahnya. Sekitar 10 menit berlalu tiba-tiba saja terdengar suara. “Klik!”Lempengan batu seketika menghilang setelah muncul suara itu. Kemudian sebuah lorong dengan diameter 5 meter muncul di hadapan mereka. Daniel bergegas berjalan masuk ke dalam lorong dengan wajah gembira diikuti oleh Chandra di belakangnya. Kemudian dia memperhatikan ke sekelilingnya dan melihat ada tangga menuju ke bawah di dalam lorong itu. Daniel dengan penuh keberanian melangkah melewati tangga itu. Chandra berada di belakangnya, diikuti oleh Tama dan para anggota keluar
Akasa sudah berhasil masuk ke dalam wilayah makam Kaisar Pertama. Namun, langkahnya tertahan oleh pintu batu di depannya. “Kurang ajar!” kutuk Akasa penuh amarah. Kemudian dia mengaktifkan energi sejatinya lalu memukul batu itu dengan tangannya. Namun, dinding batu itu sama sekali tidak bergerak karena bahan yang digunakan sangat istimewa dan membutuhkan mekanisme tersendiri untuk membukanya. Bahkan Akasa yang sudah berada di tangga langit keenam saja tetap tidak bisa menghancurkannya. “Pintu ini harus dibuka dengan menggunakan mekanisme tertentu,” gumamnya lalu berusaha untuk menenangkan diri. Namun, dia tetap saja tidak bisa menemukan cara membuka pintu batu itu setelah lama mencari. Sampai akhirnya, seseorang tiba-tiba saja datang. Orang itu adalah Robi Atmaja. Robi menghampiri Akasa yang tampak kebingungan lalu bertanya, “Ada apa?”Akasa pun berkata, “Aku datang terlambat. Anggota keluarga Aryani sudah berhasil masuk ke dalam. Aku terjebak di sini dan tidak bisa masuk ke dalam
Mereka berdua pun berbalik. Namun, mereka tetap saja tidak berhasil sampai di titik awal mereka setelah melewati banyak rumah batu. “Seharusnya tidak begini. Aku ingat kalau kita tidak melewati rumah batu saat mencapai titik ini. Padahal kita sudah mencoba kembali. Kenapa bisa begini?” ujar Chandra bingung. Raut wajah Tama berubah serius lalu berkata, “Labirin ini berhasil membuat kita kebingungan. Kita merasa kalau kita sudah kembali ke titik awal, tapi nyatanya kita justru masuk semakin dalam ke labirin ini.”“Kalau begitu, di rumah batu yang mana kita berada sekarang?” tanya Chandra lalu mengeluarkan denah kuno itu dan membacanya lagi. “Aku juga tidak tahu,” jawab Tama sambil merentangkan tangannya. “Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Chandra yang mulai memutar otaknya. “Oh, iya!” seru Tama. “Apa?” tanya Chandra sambil menatap Tama. Tama mendekati Chandra lalu berbisik, “Kak Chandra ....”Chandra mendengarkan bisikan Tama dengan seksama. Namun, tiba-tiba saja T
Tama pergi meninggalkan Chandra yang berusaha memulihkan keadaannya. Tama tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang dikenalnya setelah berjalan melewati beberapa rumah batu. Orang itu adalah Jamal.“Ketua,” sapa Tama penuh hormat. “Bagaimana?” tanya Jamal sambil meletakkan tangannya di belakang punggung. “Chandra adalah pemuda yang sangat sombong. Dia sangat mudah mempercayai orang lain. Dia akan mengendurkan kewaspadaannya ketika mempercayai orang lain. Padahal dia sangat waspada ketika berhadapan dengan Daniel, tapi dia sama sekali tidak merasa waspada denganku. Aku juga sudah menyerangnya secara diam-diam dengan seluruh kekuatanku.”Jamal mengangguk pelan lalu berkata, “Wajar saja kalau dia menjadi sombong dan sedikit gila setelah berhasil menjadi orang terkuat di dunia sebelum usianya mencapai 30 tahun. Biarkan saja dia belajar dari pengalaman ini agar dia bisa jauh lebih bijaksana ke depannya.”“Ketua, kenapa kamu baik sekali kepada pemuda itu?” tanya Tama bingung. Tama mengetahu
“Tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ‘kan?”Saat Chandra merasa tertekan, terdengar suara langkah kaki, lalu pintu batu di belakangnya terbuka. Tama berjalan mendekat.“Jangan bertindak gegabah, Chandra. Aku tidak punya maksud buruk. Aku hanya ingin mengingatkanmu untuk tidak mudah percaya pada orang lain. Jika aku ingin mengambil nyawamu, aku sudah melakukannya saat kamu terluka sebelumnya. Mengapa aku harus melepaskanmu? Bukankah begitu?” Tama berbicara dengan senyum di wajahnya.Namun, yang menyambut Tama malah serangan pedang yang tajam. Tubuh Tama bergerak seperti cicak, merayap di dinding batu untuk menghindari serangan Chandra. Dinding batu itu sangat keras; bahkan dengan kekuatan Chandra saat ini, ia hanya bisa meninggalkan goresan di permukaannya.“Chandra, tahan pedangmu. Aku bisa membawamu keluar dari labirin bawah tanah ini. Jangan bertindak gegabah. Dengarkan aku dulu,” Tama terus menghindar sambil berbicara.Setelah Chandra meluapkan kemarahannya, dia mulai tenang. Chandra m
Jurus Pedang Pertama terlalu kuat. Chandra hanya dengan melihatnya saja sudah merasa ketakutan. Dengan ilmu pedang sehebat ini, jika jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab, dunia akan berada dalam bahaya besar. Orang itu mungkin malah akan menghancurkan dunia.Jurus Pedang Pertama memiliki persyaratan masuk yang sangat tinggi. Untuk mempelajarinya, seseorang harus memiliki pemahaman mendalam tentang seni pedang. Ambang batas ini setara dengan Rahasia 14 Pedang, salah satu Ilmu Pedang Dantra. Hanya mereka yang mencapai tingkat ini yang berhak mempelajari ilmu pedang tiada tanding ini. Chandra merasa takut. Dia benar-benar takut.Setelah menghancurkan semua ilmu pedang di dinding batu, Chandra menghela napas panjang. Dia sudah mengingat Jurus Pedang Pertama. Ilmu pedang ini terlalu kuat, ingin melupakannya pun sulit. Setelah menghancurkan semua ilmu pedang di dinding batu, barulah Chandra sadar bahwa dirinya berada di tempat berbahaya. Dia mulai mencari jalan keluar. Namun, setela
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di