Chandra mendarat di atas dada Alden. Alden mengangkat tangannya berusaha untuk memukul Chandra. Namun, Chandra bereaksi dengan sangat cepat. Dia menangkap tangan Alden tepat waktu. Kemudian, Chandra terbang setinggi 40 meter dari atas tanah lalu membuang tubuh laki-laki itu di atas sebuah jurang dengan kedalaman belasan meter. Hal ini tentu saja membuat tubuh Alden terluka, tapi luka itu tidak sampai membuatnya tidak bisa kembali bertarung. Dia dengan cepat bangkit dan berusaha untuk melarikan diri dari Chandra. Namun, sayangnya Chandra tidak berniat untuk melepaskannya kali ini. Jadi, dia bergegas mendekat dan menarik lengan Alden lalu mengerahkan kekuatan tangannya. Krak!Suara tulang patah bisa terdengar di telinga mereka berdua. Chandra berhasil mematahkan lengan Alden dengan mudahnya. “Aaaa!” teriak Alden kesakitan. Jeritannya terdengar sangat menyayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya. Alden terus meringis kesakitan. Namun, dia tidak lagi peduli dengan kesakitannya. Dia t
“Hufh!” Kadir menghela napas lega. Dia merasa ada hal yang tidak biasa di hatinya setelah mendengar kematian Alden. Kadir pernah menjadi pemimpin dari suku Dukun sampai akhirnya pertempuran itu terjadi. Saat itu, hatinya hancur dan dia bersumpah akan membalaskan dendamnya. Bahkan sampai sekarang kebencian itu belum juga hilang dari dalam hatinya. Terkadang, dia masih berpikir untuk membalaskan dendamnya. Sampai akhirnya, Alden Obar sudah mati di tangan Chandra dan Kadir sama sekali tidak perlu menggerakkan jarinya. Namun, Kadir juga tidak tahu apakah dia sudah merasa dendamnya terbalaskan atau belum? Bagaimanapun juga, Kadir pernah menganggap Alden sebagai saudaranya sendiri. Walaupun Alden sudah mengkhianatinya, dia tetap saja bisa memahami posisi Alden saat ini. “Kenapa?” tanya Chandra setelah melihat ekspresi sedih di wajah Kadir.“Nggak apa-apa, kok,” jawab Kadir sambil menggeleng.Kemudian Kadir bertanya, Oh iya, apa rencanamu selanjutnya?”“Sekarang, aku sudah berhasil mendap
Chandra bukan hanya bisa menghidupkan orang mati, tapi dia juga bisa menyelamatkan kehidupan orang-orang yang masih bernapas kalau sampai dia selesai menguasai semua kekuatan yang dimiliki Jarum 81 Langit. Jarum 81 Langit benar-benar merupakan sebuah keajaiban dalam dunia pengobatan. “Aku masih harus menyelamatkan Nova. Aku akan kembali lagi ke sini dalam beberapa hari,” ujar Chandra lalu bergegas pergi meninggalkan rumah keluarga Atmaja. Chandra benar-benar khawatir dengan keadaan Nova dan takut hal buruk terjadi kepadanya. Oleh karena itu, dia dengan cepat kembali ke rumahnya setelah berhasil membangunkan Sonia.Sesampainya di rumah, Chandra langsung masuk ke dalam, tapi tidak menemukan Nova di dalam ruang tamu. Akhirnya, dia bergegas pergi ke dalam kamar dan menemukan Nova sedang duduk bersila di atas tempat tidur. Aura menakutkan memancar dengan jelas dari tubuhnya dengan matanya yang berubah merah darah. Nova tampak sangat menakutkan sampai membuat Chandra gemetar ketakutan. “N
Sekarang, adalah waktu yang tepat untuk menindak suku Dukun. Karena pemimpin mereka Alden Obar sudah mati. “Aku akan mendiskusikan rencana terbaik dengan Sonia nanti,” jawab Chandra sambil menatap Nova. Chandra tetap membahas tentang Sonia di depan Nova, sekalipun dia tahu kalau Nova tidak menyukainya. Namun, Sonia sekarang adalah pemimpin dari keluarga Atmaja. Dia memiliki posisi dan status yang sangat penting di Diwangsa. Selain itu, statusnya juga sangat tinggi di dalam Kamar Dagang Timur Besar. Sonia mengetahui tentang situasi ekonomi di ibukota yang Chandra sendiri tidak terlalu mengerti. Oleh karena itu, dia harus bisa berhubungan baik dengan Sonia agar dia bisa melakukan persiapan yang matang dan sebaik mungkin. “Ya sudah, pergi sana temui Sonia,” ujar Nova tanpa terlihat marah sama sekali. Kemudian dia tersenyum seraya berkata, “Lagi pula, Sonia juga cukup baik. Kamu boleh kok kalau mau banyak berhubungan dengannya.”Chandra menatap Nova dalam seakan dia tidak mengerti apa
Sonia berkata dengan lemah, "Nggak apa-apa, aku harus ke kantor pusat untuk mengadakan rapat dan mengumumkan bahwa keluarga Atmaja keluar dari Kamar Dagang Timur Besar dan bergabung dengan perusahaan baru Chandra, Kamar Dagang Era Baru.""Dalam kondisi kamu yang seperti ini?" Rully mengerutkan kening."Suruh saja beberapa orang untuk mengantarku," jawab Sonia. "Lebih baik aku sendiri yang mengantarmu." Rully menunjukkan wajah penuh perhatian. Melihat kondisi Sonia yang sekarang, bagaimana mungkin Rully akan membiarkan orang lain yang mengantarnya? Dia harus mengantar sendiri.Saat Sonia pergi ke kantor pusat, Chandra sudah bertemu dengan Sandra. Hari ini, Sandra mengenakan pakaian formal berwarna merah. Rambut panjang bergelombangnya berwarna merah, sepatu hak tingginya juga merah. Sepertinya Sandra memang sangat menyukai warna merah."Kak Chandra." Setelah masuk mobil, Sandra memanggil dengan manis."Ke rumah keluarga Iskandar." Chandra memberi instruksi kepada sopir. Kemudian, dia m
Chandra dan Sandra menunggu di luar selama beberapa waktu. Seorang pria gemuk datang dengan tergesa-gesa. Setelah muncul di hadapan Chandra, dia menunjukkan rasa hormat, "Pak Chandra, kenapa Anda datang tanpa memberi tahu terlebih dahulu? Beraninya kalian membiarkan Pak Chandra menunggu di luar?""Pak Chandra, ayo, silakan masuk." Ketua keluarga Iskandar, Sandi Iskandar, menyambut Chandra dan Sandra dengan antusias. Setelah mereka masuk, dia baru bisa menghela napas lega. Belakangan ini, dia tahu apa saja yang telah dilakukan Chandra, terutama dalam pertempuran di Gunung Langit melawan Ronald. Dia tahu bahwa Chandra sekarang hampir tak terkalahkan. Orang seperti Chandra bukanlah seseorang yang bisa dia musuhi.Di aula keluarga Iskandar, Sandi berdiri di samping. Chandra melihatnya dan berkata, "Pak Sandi, silakan duduk."Sandi baru duduk dan dengan hormat bertanya, "Pak Chandra, ada keperluan apa datang ke keluarga Iskandar?"Chandra tersenyum dan berkata, "Kenapa? Tidak boleh mengunj
Setelah Chandra pergi, dia menghela napas lega dan tertawa, "Tidak disangka, kali ini menghadapi keluarga Iskandar ternyata begitu lancar."Sandra mengangguk dan berkata, "Iya, sekarang dari empat keluarga kuno, hanya tinggal keluarga Api. Jika kita bisa menarik keluarga Nantaboga juga, maka kekuatan Era Baru ini akan semakin besar.""Itu mungkin tidak bisa." Chandra menggeleng pelan dan berkata, "Permusuhanku dengan keluarga Nantaboga sangat dalam, tidak mungkin aku bisa meyakinkan mereka semua. Sekarang keluarga Nantaboga ingin sekali membunuhku."Chandra tidak pernah berpikir tentang keluarga Nantaboga. Karena dia telah membunuh pangeran, membunuh kepala keluarga dari keluarga Nantaboga.Dan Nova juga telah membunuh sembilan orang penting dari keluarga Nantaboga. Permusuhan Chandra dengan keluarga Nantaboga terlalu dalam, tidak bisa diselesaikan.Sandra bertanya, "Lalu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?""Aku akan menemui Raja, bertemu dengan Erwin.""Lalu bagaimana denganku?"
Hari ini adalah hari yang sangat menggemparkan bagi kota Diwangsa. Meskipun sebelumnya Chandra sudah bergerak, itu hanya terbatas pada dunia militer.Sekarang, bahkan dunia bisnis pun ikut bergejolak. Setelah hari ini, kota Diwangsa akan benar-benar kacau. Beberapa keluarga lama pasti akan terguling.Dan beberapa keluarga baru akan memanfaatkan kesempatan ini untuk bangkit, seiring dengan naiknya raja baru. Mereka akan mendapatkan keuntungan besar.Saat ini, di kediaman keluarga Kurniawan Rivera. Akhir-akhir ini, keluarga Kurniawan berkembang pesat di Rivera. Dengan hubungan mereka dengan Chandra, mereka telah menjadi salah satu keluarga terbesar di Rivera. Bahkan keluarga-keluarga yang datang dari Diwangsa pun harus memberi penghormatan kepada keluarga Kurniawan.Dan keluarga Kurniawan selalu memperhatikan setiap gerakan di kota Diwangsa. Setelah keluarga Atmaja dan keluarga Iskandar mengumumkan keluar dari Kamar Dagang Timur Besar dan bergabung dengan Kamar Dagang Era Baru, keluarga
Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny
Kemenangan Anak Dewa bukan lagi hal terpenting bagi Dusky saat ini. Karena tujuan utamanya adalah untuk membantai sebuah kota manusia bumi yang pasti akan menyulut kemarahan para prajurit bumi. Dengan begitu, Dusky bisa lebih mudah untuk membunuh semua prajurit bumi sekaligus. Namun, dia sendiri yang akan turun tangan dan membunuh Chandra kalau sampai Anak Dewa kalah. Hal ini tentu saja akan tetap membangkitkan pergolakan dan perlawanan para prajurit bumi yang bisa dia manfaatkan untuk membunuh mereka semua. Di puncak gunung. Chandra berdiri di sebuah batu besar dengan mengenakan jubah putih dan pedang di belakang punggungnya. Rambutnya yang sudah lama tidak dipangkas juga sudah mulai memanjang dan membuatnya seperti seorang ksatria zaman dahulu.Dia menatap Anak Dewa lalu berkata dengan tenang, “Anak Dewa, layangkanlah seranganmu.”“Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk segera mati!” seru Anak Dewa dengan raut wajah dingin. Anak Dewa mulai mengaktifkan energi sejatinya yang menga
“Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku
Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni