Hari ini adalah hari yang sangat menggemparkan bagi kota Diwangsa. Meskipun sebelumnya Chandra sudah bergerak, itu hanya terbatas pada dunia militer.Sekarang, bahkan dunia bisnis pun ikut bergejolak. Setelah hari ini, kota Diwangsa akan benar-benar kacau. Beberapa keluarga lama pasti akan terguling.Dan beberapa keluarga baru akan memanfaatkan kesempatan ini untuk bangkit, seiring dengan naiknya raja baru. Mereka akan mendapatkan keuntungan besar.Saat ini, di kediaman keluarga Kurniawan Rivera. Akhir-akhir ini, keluarga Kurniawan berkembang pesat di Rivera. Dengan hubungan mereka dengan Chandra, mereka telah menjadi salah satu keluarga terbesar di Rivera. Bahkan keluarga-keluarga yang datang dari Diwangsa pun harus memberi penghormatan kepada keluarga Kurniawan.Dan keluarga Kurniawan selalu memperhatikan setiap gerakan di kota Diwangsa. Setelah keluarga Atmaja dan keluarga Iskandar mengumumkan keluar dari Kamar Dagang Timur Besar dan bergabung dengan Kamar Dagang Era Baru, keluarga
Meskipun selama ini banyak cerita beredar tentang Chandra, Raja juga tidak tahu sejauh mana kekuatan Chandra saat ini.Chandra tersenyum tipis dan berkata, "Aku sudah menyentuh ambang tangga keenam, tidak jauh lagi menuju tingkat sembilan."Mendengar itu, Shadow di belakang Raja tidak bisa menahan keterkejutannya dan berseru, "Apa? Tangga keenam?"Shadow itu adalah seorang pesilat bela diri, dia tahu apa arti tangga keenam. Di sepanjang sejarah ribuan tahun, tingkat ini adalah yang sangat terhormat.Dia sangat terkejut. Sulit baginya untuk percaya bahwa Chandra, yang setengah tahun lalu masih seorang biasa, kini telah menjadi begitu kuat dalam waktu yang begitu singkat. Kecepatan latihannya luar biasa cepat. Bagaimana dia bisa berlatih secepat ini?Chandra tersenyum dan berkata, "Sekarang, apakah kamu bisa menyerahkan Erwin padaku?""Bisa."Raja berpikir sejenak dan berkata, "Tapi, Chandra, aku akan segera turun tahta. Aku juga punya keluarga, aku butuh kehidupan yang layak. Aku hanya
Erwin dijadikan tahanan rumah karena dia sangat penting. Informasi yang dia miliki berhubungan dengan masa depan tata letak komunikasi global terbaru. Siapa pun yang menguasai informasi ini, akan memiliki kendali dalam perencanaan ini.Raja menahan Erwin untuk melindunginya. Meski tidak bisa meninggalkan vila ini, kehidupan Erwin cukup baik. Selain tidak bisa keluar, dia memiliki segala yang dia butuhkan."Ini tempatnya." Shadow menunjuk ke vila di depan dan berkata, "Selama ini, Erwin berada di sini, terisolasi dari dunia luar. Bahkan jika pun dunia luar kacau balau, dia tidak akan tahu.""Baik, mari kita lihat." Chandra mengangguk dan berjalan menuju vila. Vila ini hampir tidak memiliki penjagaan. Dia mendorong pintu dan masuk.Begitu masuk, sebuah pedang tajam langsung menempel di dadanya. Orang ini bergerak sangat cepat, dan Chandra yang lengah tidak sempat menghindar.“Pak Lexo, ini Chandra," ucap Shadow. Shadow segera masuk dan melanjutkan, "Raja mengutus kami untuk membawa Erwin
Terutama dengan ilmu pedangnya yang disebut Pedang Lexer, yang terkenal luar biasa. Shadow juga ingin melihat seberapa jauh Pedang Lexer dari aliran ini dibandingkan dengan Rahasia 13 Pedang dari keluarga Atmaja.Sekarang dia mulai merasa penasaran. Chandra juga berdiri di puncak sebuah pohon besar, melihat ke arah Lexo di depannya, dengan isyarat tangan mempersilakan, "Silakan mulai, jika kamu tidak bergerak sekarang, tidak akan ada kesempatan lagi.""Hah, sombong sekali." Lexo yang telah terkenal selama puluhan tahun, belum pernah melihat seseorang sesombong ini.Dia tertawa dingin. Bersama suara dingin itu, Lexo langsung bergerak. Dalam sekejap mata, tubuhnya sudah berada di depan Chandra, dan pada saat yang sama, pedangnya sudah terayun.Chandra berdiri di tempatnya, tak bergeming seperti gunung. Namun, saat Lexo mengayunkan pedangnya, Chandra juga mengeluarkan pedangnya. Saat pedang itu terhunus, cahaya emas yang cemerlang muncul. Dengan gerakan ringan, Chandra dengan mudah menaha
Chandra dulu pernah dipukul mundur habis-habisan oleh Jamal. Dia merenungkan hal itu dengan serius dan menyadari bahwa keahliannya dalam bela diri memang sangat rendah.Chandra tidak ingin berlama-lama pada masalah itu, langsung ke intinya, "Di mana Erwin? Aku ingin bertemu dengannya."Lexo menunjuk ke atas, "Di lantai dua, aku akan mengantarmu." Sambil berkata demikian, dia berdiri dan membuat isyarat mengundang, "Silakan."Chandra berdiri. Dengan panduan Lexo, mereka naik ke lantai dua. Begitu sampai di lantai dua, Chandra menyadari ada sesuatu yang istimewa di sana. Ada banyak mesin percobaan. Seorang pria sedang sibuk di depan komputer."Erwin, ada tamu." Lexo memanggil."Tunggu sebentar." Erwin bahkan tidak mengangkat kepala, sibuk mengetik di depan komputer.Lexo tertawa, "Dia memang seperti ini, kalau sudah sibuk, makan pun bisa lupa."Chandra berjalan mendekat. Dia melihat layar komputer yang penuh dengan data yang tidak dia mengerti. Dia menunggu dengan sabar. Menunggu lebih d
Meskipun Erwin tidak punya ponsel untuk berhubungan dengan dunia luar, tapi dia masih memiliki komputer dan tetap mengikuti perkembangan dunia luar. Selain itu, Lexo juga sering memberitahunya tentang situasi di luar.Erwin menatap Chandra dan bertanya, "Kamu datang mewakili dirimu sendiri atau negara?""Tentu saja negara." Chandra menatapnya dan berkata, "Jika bukan atas nama negara, aku tidak akan tertarik dengan teknologi yang kamu miliki."Erwin bertanya, "Bagaimana caranya kita bekerja sama?"Chandra berkata, "Kamu adalah seorang ilmuwan sekaligus pebisnis. Mungkin kamu tidak terlalu memahami situasi di Diwangsa. Baiklah, aku akan menjelaskan sedikit." Chandra mulai menjelaskan situasi di Diwangsa secara singkat.Mulai dari Kamar Dagang Timur Besar seratus tahun yang lalu hingga jaringan hubungan yang kompleks saat ini.Setelah menjelaskan, dia berkata lagi, "Untuk melawan Kamar Dagang Timur Besar, aku mendirikan Kamar Dagang Era Baru. Saat ini, perkumpulan itu sudah memiliki skal
Erwin menyelesaikan persiapannya dengan cepat. Dia hanya membackup beberapa data penting, kemudian menghancurkan sistem komputer di laboratorium lantai dua, serta merusak komputer utama dan hard drive.Setelah itu, Chandra membawa Erwin meninggalkan Myan dan naik pesawat khusus kembali ke Someria. Setengah hari kemudian, mereka tiba di Someria.Karena Erwin sangat penting, Chandra sangat memperhatikannya dan langsung membawanya ke keluarga Atmaja. Di sana, Erwin bertemu kembali dengan putrinya, Ruby.Meskipun Ruby bukan anak kandungnya, Erwin sangat menyayangi Ruby. Setelah memastikan Erwin aman di keluarga Atmaja, Chandra pergi. Dia merasa tenang dengan Erwin berada di keluarga Atmaja.Chandra kembali ke rumah untuk memeriksa kondisi Nova. Kondisi Nova masih sama, tidak memburuk."Suamiku, aku baik-baik saja," kata Nova sambil tersenyum. "Ngomong-ngomong, kamu sudah membawa Erwin kembali?""Ya, sudah. Aku akan pergi menemui Sandra untuk membahas langkah selanjutnya.""Oh ya, ada satu
Beberapa peristiwa terbaru di Diwangsa menunjukkan bagaimana situasinya berkembang dengan cepat."Ya," sapa Chandra kepada petugas keamanan di pintu, "Aku punya janji dengan Sandra.""Silakan masuk," jawab petugas keamanan tanpa menghalangi. Mereka tahu lebih baik untuk tidak menghalangi.Di depan gedung Kamar Dagang Era Baru, banyak jurnalis berkumpul. Kemunculan Chandra langsung diabadikan oleh kamera mereka, dan dalam sekejap, berita tentangnya tersebar luas. Para jurnalis yang mengejar sensasi mulai membesar-besarkan laporan mereka.Di lantai 18, di kantor ketua Kamar Dagang Era Baru, Sandra sedang merapikan dokumen. Di kantor itu juga ada seorang wanita cantik dan tinggi mengenakan pakaian formal. Dia adalah Hani Luandi, mantan pemimpin keluarga Luandi yang sekarang membantu Sandra."Bu Sandra, pesan sudah disebar. Lusa pagi, para anggota Kamar Dagang Era Baru akan berkumpul di sini untuk mengadakan rapat anggota pertama. Ini daftar terbaru, silakan periksa," kata Hani.Sandra mel
“Chandra keberuntunganmu besar juga, ya. Sekarang, aku mau melihat, apa mungkin kamu masih bisa menerima serangan pedangku ini?” Anak Dewa mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan aura di tubuhnya berubah dengan napas panas yang menyapu sekitarnya. Pedang di tangannya berangsur-angsur berubah warna menjadi merah. Beberapa pemandangan tentang semesta yang terbakar tampak muncul di pedangnya. Pemandangan yang muncul di pedangnya menandakan, Anak Dewa akan menggunakan jurus Pedang Terik Matahari yang siap membakar bumi dan langit. “Bagian kedua dari jurus Pedang 4 Musim adalah pedang terik matahari.”“Aku tidak menyangka, ternyata Anak Dewa juga menguasai bagian kedua dari jurus Pedang 4 Musim. Bagian pertama saja sudah cukup sulit dikuasai, tapi sekarang dia bisa menguasai bagian kedua.”“Benar-benar menakjubkan.”“Chandra pasti akan mati sekarang.”Para prajurit dari Alam Niskala tampak sangat bersemangat. Para prajurit dari alam lainnya juga tampak terkejut dengan kekuatan Anak Dewa.
Chandra jatuh tersungkur di balik reruntuhan gunung. “Mati?”“Ini adalah jurus Pedang 4 Musim yang merupakan jurus terkenal dari orang terkuat di Alam Niskala. Anak Dewa sudah melayangkan serangan pertama dengan jurus pedang ini dengan kekuatan yang luar biasa kuat. Jadi, wajar saja kalau Chandra mati karenanya.”Para prajurit Alam Niskala mengira kalau Chandra sudah mati. Bagaimanapun juga, jurus Pedang 4 Musim adalah salah satu jurus pedang yang tersohor karena kedahsyatannya di Alam Niskala. Anak Dewa berdiri di langit dengan rambut tidak karuan dan penuh kewibawaan sambil menatap reruntuhan yang ada di bawahnya. Rasa percaya diri perlahan muncul di dalam hatinya. Jurus pedang yang ditunjukkannya adalah jurus pedang unik dan dahsyat dari gurunya. Jurus ini memiliki empat bagian serangan yang tidak akan mampu ditahan oleh siapa pun, termasuk orang-orang yang memiliki tingkat kekuatan di atasnya. Oleh karena itu, Anak Dewa sangat yakin kalau Chandra pasti sudah mati karena jurusnya
Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny
Kemenangan Anak Dewa bukan lagi hal terpenting bagi Dusky saat ini. Karena tujuan utamanya adalah untuk membantai sebuah kota manusia bumi yang pasti akan menyulut kemarahan para prajurit bumi. Dengan begitu, Dusky bisa lebih mudah untuk membunuh semua prajurit bumi sekaligus. Namun, dia sendiri yang akan turun tangan dan membunuh Chandra kalau sampai Anak Dewa kalah. Hal ini tentu saja akan tetap membangkitkan pergolakan dan perlawanan para prajurit bumi yang bisa dia manfaatkan untuk membunuh mereka semua. Di puncak gunung. Chandra berdiri di sebuah batu besar dengan mengenakan jubah putih dan pedang di belakang punggungnya. Rambutnya yang sudah lama tidak dipangkas juga sudah mulai memanjang dan membuatnya seperti seorang ksatria zaman dahulu.Dia menatap Anak Dewa lalu berkata dengan tenang, “Anak Dewa, layangkanlah seranganmu.”“Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk segera mati!” seru Anak Dewa dengan raut wajah dingin. Anak Dewa mulai mengaktifkan energi sejatinya yang menga
“Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku
Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m