Tidak ingin bertarung lagi, Ronald segera melarikan diri. SWOOSH!Dari kejauhan, Nova terus mengamati pertarungan. Melihat Ronald melarikan diri, dia segera bergerak dengan kecepatan tinggi dan muncul di depan Ronald, menghalangi jalannya.“Mau pergi ke mana?” Nova berkata dengan wajah dingin. “Karena sudah datang, jangan harap bisa pergi. Gunung Langit ini akan menjadi tempat pemakamanmu.”Dia mengangkat Pedang Keji Sejati dan dengan satu tebasan, muncul sinar pedang sepanjang seratus meter. Ronald segera menghindar.BOOM! Sinar pedang itu menghantam tanah, menyebabkan gempa hebat. Seluruh Gunung Langit mulai runtuh. Chandra menghampiri Ronald dan menggunakan Pukulan Sepuluh Tangan Aryani, membuat bayangannya memenuhi langit, begitu pula dengan bekas telapak tangannya. Dalam sekejap, Ronald terkena banyak pukulan. Sekarang dia tampak sangat kacau, tidak lagi sombong atau berlagak tak terkalahkan seperti sebelumnya.Nova menyerang lagi. Ronald dengan tergesa-gesa melarikan diri. Di ba
Orang bertopeng yang menyandera Sonia melukai Sonia, mendorongnya jatuh, lalu menarik Ronald yang terluka oleh Jarum 81 Penghancur dan melarikan diri dengan cepat. Nova mengejar mereka. Dia tahu bahwa Ronald pasti akan mati setelah terkena Jarum 81 Penghancur. Namun, orang yang menyelamatkan Ronald itu pasti sekutu Ronald, dan dia juga harus mati.Sementara itu, Chandra berlari cepat menuju Sonia. Saat dia tiba, Sonia terbaring di tanah, berlumuran darah yang terus mengalir dari mulutnya. Chandra mengangkat tubuh Sonia dan melihat punggungnya yang terluka parah, penuh darah dan daging yang tercabik-cabik. Panik, Chandra segera memeriksa denyut nadinya. Ekspresinya semakin serius."Bagaimana?" Robi muncul tepat waktu dan berkata, "Minggir, biar aku yang menangani."Chandra, yang tanpa Jarum 81 Langit, merasa keahliannya dalam pengobatan sangat berkurang. Tanpa ragu, dia memberi jalan. Robi dengan cepat memeriksa luka Sonia, kemudian menggerakkan energi sejati, menempelkan telapak tangan
Tubuh Nova mulai bermasalah. Darahnya telah sepenuhnya berubah menjadi Darah Kura. Pada awalnya, darah itu tampak menyatu sempurna dengan tubuhnya, bahkan memberikan kekuatan luar biasa. Namun, kini ketidakcocokan mulai muncul. Darahnya kehilangan kemampuan untuk beregenerasi, dan alirannya ke beberapa organ mulai terhambat. Nova harus memaksa darahnya tetap mengalir ke organ-organ pentingnya. Menurut perhitungannya sendiri, Nova hanya akan bertahan beberapa tahun lagi. Begitu organ-organ kekurangan pasokan darah atau jika dia kehilangan terlalu banyak darah, Nova akan segera mati. "Aku ... aku tidak apa-apa," kata Nova sambil menggelengkan kepala, mencoba menyembunyikan kekhawatirannya.Nova tidak ingin memberitahu Chandra tentang kondisinya. Dia tidak ingin membuat Chandra khawatir. Satu-satunya keinginannya sekarang adalah agar Chandra bisa segera pensiun, dan dia bisa menggunakan sisa hidupnya yang terbatas untuk melahirkan seorang anak bagi Chandra, sehingga hidup mereka sebagai
Gunung Langit telah hancur total. Tebingnya runtuh, dan akar-akar pohon berserakan di tanah. Sekitar setengah jam kemudian, Robi akhirnya berhenti. Ia perlahan-lahan meletakkan Sonia di tanah, membiarkannya berbaring miring.“Bagaimana?” Chandra segera bertanya, “Kakek, dia tidak apa-apa, ‘kan?”Robi berkata, “Untuk sementara lukanya sudah stabil, tidak akan mengancam nyawanya dalam waktu dekat. Tapi luka ini sangat parah. Dia membutuhkan waktu lama untuk beristirahat total dan harus terus-menerus menggunakan energi sejati untuk mempertahankan kehidupan di dalam tubuhnya. Jika tidak, dia bisa mati kapan saja.”Robi memandang Chandra sejenak dan melanjutkan, “Satu-satunya yang bisa menyelamatkannya adalah Jarum 81 Langit.”“Ya,” Chandra mengangguk pelan, “Aku akan segera mencari Jarum 81 Langit dan menyembuhkannya.”Sonia terluka karena Chandra dan Nova. Chandra merasa sedikit bersalah.“Baiklah, semuanya bubar,” Robi mulai memanggil para pendekar untuk pergi. Ia melihat sekeliling, mat
Basita berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membutuhkan sedikit darahmu.” Chandra tertegun.“Kamu mau darahku?”“Benar.”“Untuk apa darahku?”“Itu tidak perlu kamu tanyakan. Tidak banyak, hanya sedikit saja.”Sambil berbicara, dia mengeluarkan sebuah jarum suntik kecil dan memberikannya kepada Chandra. “Isi jarum suntik ini penuh. Jika kamu setuju, dalam tiga hari, aku akan memberimu informasi tentang Erwin.”Tanpa ragu, Chandra mengambil jarum suntik itu, menusukkannya ke lengannya, dan mengisi jarum suntik dengan darahnya, lalu menyerahkannya kepada Basita.“Baiklah, aku akan menunggu informasimu.”“Selamat tinggal,” kata Basita sambil membawa darah Chandra dan pergi.Setelah Basita pergi, Chandra merenung sejenak. Setelah beberapa lama, dia bertanya, “Maggie, kamu mengenal Basita?”Maggie mengangguk ringan, “Ya, aku mengenalnya.”Chandra bertanya lagi, “Dia orang seperti apa?”Maggie menjawab, “Aku sering ke Rintoku. Menurut pemahamanku, Basita adalah orang yang baik, sa
Ronald adalah pion yang sangat berharga bagi Akasa. Meskipun Akasa tidak ingin kehilangannya, dia tidak bisa melakukan apa pun untuk menyelamatkan Ronald saat ini. Energi sejati yang dimiliki Ronald tidak boleh terbuang sia-sia.Ronald merasakan energinya menghilang dengan cepat. Dia panik dan ingin melawan, tetapi tubuhnya yang terluka parah dan berada di ambang kematian membuatnya sulit bahkan untuk berbicara, apalagi melawan.Ronald hanya bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana energi sejatinya hilang. Energi sejati Ronald sangat kuat dan besar, sehingga Akasa membutuhkan waktu satu jam penuh untuk menyerap semuanya.Setelah menyerap seluruh energi sejati Ronald, Akasa merasa tubuhnya penuh dan tidak nyaman. Dia harus segera menemukan tempat untuk menyerap dan memproses energi itu, atau tubuhnya akan meledak.Akasa melemparkan Ronald ke tanah tanpa mempedulikannya, membiarkannya mati begitu saja, lalu segera meninggalkan daerah itu. Setelah kepergian Akasa, daerah itu m
Hidup adalah yang paling penting saat ini. "Aku akan mengajarkanmu Kitab Sembilan Kekuatan," kata Robi."Apa?" Ronald tampak bingung.Robi menjelaskan, "Ini adalah ilmu yang dilatih Chandra. Dengan ilmu ini, Chandra bisa memulihkan kekuatannya dan menjadi seorang ahli tingkat tinggi.""Segera, ajarkan aku ...." Ronald tidak sabar. Robi mulai menjelaskan Kitab Sembilan Kekuatan kepada Ronald sambil terus menggunakan energi sejati untuk menjaga kehidupan Ronald agar dia tidak cepat mati.Sementara itu, Chandra sudah dalam perjalanan kembali ke kota Gurun Selatan. Dia tidak tahu bahwa Robi telah pergi mencari Ronald, menyiapkan langkah-langkah untuk rencana masa depannya.Chandra mengemudikan mobil menuju Gurun Selatan. Nova duduk di kursi penumpang, melihat keluar jendela dengan pikiran melayang. Maggie duduk diam di kursi belakang. Mobil itu sangat sunyi, menciptakan suasana sedikit aneh."Tunggu ...." Chandra tiba-tiba berpaling, melihat Nova yang sedang melamun, dan bertanya, "Nova, a
Nova tidak memiliki keinginan lain. Sekarang, dia hanya ingin memanfaatkan sisa hidupnya untuk memberikan Chandra seorang anak, meninggalkan kenang-kenangan cinta mereka. Itu sudah cukup baginya.Chandra menatapnya, dengan tekad yang kuat berjanji, "Aku pasti akan menyembuhkanmu. Aku akan mencari Jarum 81 Langit. Dengan menggunakan Jarum 81 Langit, mungkin kita bisa memperpanjang hidupmu, merangsang darahmu, dan mengembalikan fungsinya."Nova terdiam. Dia tahu kondisi tubuhnya dengan baik. Darahnya telah menyatu dengan Darah Kura. Darah asli miliknya sudah sepenuhnya diserap oleh Darah Kura. Sekarang, setelah menyerap semua energi dari Darah Kura, darahnya telah bermutasi dan kehilangan kemampuan regenerasi. Darah yang ada sekarang tidak bisa bertahan lama.Meskipun Jarum 81 Langit sangat ajaib, itu tidak akan bisa membuat darahnya beregenerasi. Darahnya adalah satu-satunya di dunia ini. Orang lain tidak bisa memberinya darah yang sama. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa dan tidak men
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di