Ronald adalah pion yang sangat berharga bagi Akasa. Meskipun Akasa tidak ingin kehilangannya, dia tidak bisa melakukan apa pun untuk menyelamatkan Ronald saat ini. Energi sejati yang dimiliki Ronald tidak boleh terbuang sia-sia.Ronald merasakan energinya menghilang dengan cepat. Dia panik dan ingin melawan, tetapi tubuhnya yang terluka parah dan berada di ambang kematian membuatnya sulit bahkan untuk berbicara, apalagi melawan.Ronald hanya bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana energi sejatinya hilang. Energi sejati Ronald sangat kuat dan besar, sehingga Akasa membutuhkan waktu satu jam penuh untuk menyerap semuanya.Setelah menyerap seluruh energi sejati Ronald, Akasa merasa tubuhnya penuh dan tidak nyaman. Dia harus segera menemukan tempat untuk menyerap dan memproses energi itu, atau tubuhnya akan meledak.Akasa melemparkan Ronald ke tanah tanpa mempedulikannya, membiarkannya mati begitu saja, lalu segera meninggalkan daerah itu. Setelah kepergian Akasa, daerah itu m
Hidup adalah yang paling penting saat ini. "Aku akan mengajarkanmu Kitab Sembilan Kekuatan," kata Robi."Apa?" Ronald tampak bingung.Robi menjelaskan, "Ini adalah ilmu yang dilatih Chandra. Dengan ilmu ini, Chandra bisa memulihkan kekuatannya dan menjadi seorang ahli tingkat tinggi.""Segera, ajarkan aku ...." Ronald tidak sabar. Robi mulai menjelaskan Kitab Sembilan Kekuatan kepada Ronald sambil terus menggunakan energi sejati untuk menjaga kehidupan Ronald agar dia tidak cepat mati.Sementara itu, Chandra sudah dalam perjalanan kembali ke kota Gurun Selatan. Dia tidak tahu bahwa Robi telah pergi mencari Ronald, menyiapkan langkah-langkah untuk rencana masa depannya.Chandra mengemudikan mobil menuju Gurun Selatan. Nova duduk di kursi penumpang, melihat keluar jendela dengan pikiran melayang. Maggie duduk diam di kursi belakang. Mobil itu sangat sunyi, menciptakan suasana sedikit aneh."Tunggu ...." Chandra tiba-tiba berpaling, melihat Nova yang sedang melamun, dan bertanya, "Nova, a
Nova tidak memiliki keinginan lain. Sekarang, dia hanya ingin memanfaatkan sisa hidupnya untuk memberikan Chandra seorang anak, meninggalkan kenang-kenangan cinta mereka. Itu sudah cukup baginya.Chandra menatapnya, dengan tekad yang kuat berjanji, "Aku pasti akan menyembuhkanmu. Aku akan mencari Jarum 81 Langit. Dengan menggunakan Jarum 81 Langit, mungkin kita bisa memperpanjang hidupmu, merangsang darahmu, dan mengembalikan fungsinya."Nova terdiam. Dia tahu kondisi tubuhnya dengan baik. Darahnya telah menyatu dengan Darah Kura. Darah asli miliknya sudah sepenuhnya diserap oleh Darah Kura. Sekarang, setelah menyerap semua energi dari Darah Kura, darahnya telah bermutasi dan kehilangan kemampuan regenerasi. Darah yang ada sekarang tidak bisa bertahan lama.Meskipun Jarum 81 Langit sangat ajaib, itu tidak akan bisa membuat darahnya beregenerasi. Darahnya adalah satu-satunya di dunia ini. Orang lain tidak bisa memberinya darah yang sama. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa dan tidak men
Chandra menggelengkan kepala dan berkata, "Belum pernah. Saya hanya mendengar bahwa makam Raja Januar berada di Gurun Selatan, tapi tepatnya di mana, saya juga tidak tahu. Kenapa senior menanyakan hal ini?"Basita tidak menjawab pertanyaan Chandra dan kembali bertanya, "Apa kamu pernah bertemu dengan keturunan Raja Januar?"Mendengar pertanyaan itu, Chandra terdiam dan merenung sejenak. Ia teringat akan seseorang. Ketika pertama kali datang ke Gurun Selatan, di Gunung Langit, ia bertemu dengan seorang bernama Jamal. Mereka sempat bertarung. Jamal sangat kuat, kekuatan energinya setara dengan Chandra. Namun, kemampuan bela diri Jamal luar biasa, sampai-sampai Chandra harus menggunakan Ilmu Keabadian Vajra untuk mengimbanginya. Chandra tidak tahu apakah Jamal adalah keturunan Raja Januar atau bukan.Setelah berpikir sejenak, Chandra berkata, "Belum pernah bertemu, tapi sekitar sepuluh hari yang lalu, saya bertemu dengan seorang bernama Jamal di dekat Gunung Langit dan sempat bertarung d
Chandra memanggil Basita, tetapi Basita tidak berhenti. Dia berbalik dan meninggalkan Mansion Naga Hitam. Chandra mengusap dagunya dan bergumam, "Pedang dewa apa?"Dia pernah mendengar tentang Vila Pedang Deite. Beberapa waktu yang lalu, Kadir membawa Pedang Para Dewa dari Burung Elang dan pergi ke Vila Pedang Deite, meminta mereka untuk menempa ulang pedang tersebut. Namun, Vila Pedang Deite menolak. Karena itu, Kadir bertarung dengan pemilik tua Vila Pedang Deite. Setelah mengalahkannya, barulah Vila Pedang Deite setuju untuk menempa ulang Pedang Para Dewa.Sekarang, dia mendengar bahwa Vila Pedang Deite sedang menempa sebuah senjata dewa yang baru, dan konon, senjata tersebut sudah ditempa selama lebih dari seribu tahun. Senjata macam apa yang layak ditempa selama itu? Chandra menjadi tertarik.Selain itu, Alden sudah pergi ke Vila Pedang Deite. Untuk merebut kembali Pedang Hukuman dan Jarum 81 Langit, dia harus pergi ke sana juga. Setelah mempertimbangkannya sejenak, dia duduk dan
Paul terkejut dan berseru, "Langit Mistika! Itu salah satu yang terkuat di dunia seni bela diri kuno. Tak kusangka, Nova yang dulu perlu perlindungan, kini dalam waktu setengah tahun menjadi sangat kuat. Aku merasa malu, aku baru saja mulai melatih energi sejati dan masih di Alam Pertama, sementara dia bisa mengalahkanku dalam satu serangan."Chandra hanya menghela napas. "Ada apa, Bos?" tanya Paul."Tidak apa-apa," jawab Chandra sambil memejamkan mata, mencoba tidak memikirkan banyak hal. Tak lama kemudian, mereka tiba di keluarga Atmaja. Di belakang rumah, di sebuah kamar, Sonia terbaring di tempat tidur. Rully menuangkan segelas anggur untuk Chandra."Bagaimana keadaan Sonia?" tanya Chandra. Rully menghela napas, "Keadaannya sangat parah. Aku harus menggunakan energi sejati setiap hari untuk memperpanjang hidupnya.""Aku akan melihatnya," kata Chandra sambil mendekati tempat tidur. Sonia, yang mengenakan baju tidur putih, terbaring dengan mata setengah tertutup dan wajah pucat tanpa
Kadir menyambut Chandra dan Nova masuk ke dalam rumah. “Kak Chandra, Nova, mau minum apa?” tanya Sandra.“Apa saja,” jawab Nova pelan.Sandra kembali bertanya, “Kak Chandra, kamu mau minum apa?”“Sama, apa saja,” jawab Chandra.Chandra datang bukan untuk sekadar berkunjung, melainkan ada sesuatu yang ingin ditanyakan kepada Kadir.Kadir duduk dan langsung bertanya, “Chandra, aku tahu, kamu tidak akan datang jika tidak ada keperluan penting. Ada apa sebenarnya? Langsung saja.”Chandra mengangguk dan berkata, “Ya, benar. Aku ingin bertanya tentang Vila Pedang Deite.”“Oh,” Kadir tertarik dan menatap Chandra dengan penuh minat, “Kenapa tiba-tiba kamu tertarik dengan Vila Pedang Deite?”Chandra tidak bertele-tele, ia menceritakan informasi yang didapat dari Basita.“Begitu, ya?” Kadir terdiam sejenak, berpikir.“Vila Pedang Deite akan mengeluarkan pedang sakti? Kenapa aku tidak tahu?”Beberapa waktu lalu, Kadir baru saja mengunjungi Vila Pedang Deite, tetapi dia tidak mendengar tentang ped
Chandra berpikir lama, kemudian dengan wajah serius berkata, “Situasinya sangat rumit. Ini masalah darah. Bukan hanya karena Nova telah menyerap Darah Kura dan darahnya bermutasi, tetapi bahkan jika darahnya tidak bermutasi, ini tetap sulit diobati dengan ilmu kedokteran modern.”Chandra bertanya, “Tidak ada cara lain?”Kadir berpikir sejenak dan berkata, “Satu-satunya cara adalah dengan mengganti seluruh darahnya, tapi itu hanya dalam teori. Karena organ Nova telah dicuci oleh Darah Kura, sekarang dia bergantung pada Darah Kura. Darah biasa tidak akan cukup.”“Kita membutuhkan darah yang lebih kuat dari Darah Kura, dan itu pun belum tentu berhasil. Jika setelah transfusi darah, darahnya tetap tidak bisa beregenerasi dan tidak kompatibel dengan organ tubuhnya, maka itu adalah jalan buntu,” kata Kadir menjelaskan pemahamannya.Chandra memahami betapa parahnya kondisi Nova. Namun, dia tidak menyangka bahwa bahkan Kadir tidak memiliki solusi.“Apa yang terjadi dengan Nova?” Sandra baru be
Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny
Kemenangan Anak Dewa bukan lagi hal terpenting bagi Dusky saat ini. Karena tujuan utamanya adalah untuk membantai sebuah kota manusia bumi yang pasti akan menyulut kemarahan para prajurit bumi. Dengan begitu, Dusky bisa lebih mudah untuk membunuh semua prajurit bumi sekaligus. Namun, dia sendiri yang akan turun tangan dan membunuh Chandra kalau sampai Anak Dewa kalah. Hal ini tentu saja akan tetap membangkitkan pergolakan dan perlawanan para prajurit bumi yang bisa dia manfaatkan untuk membunuh mereka semua. Di puncak gunung. Chandra berdiri di sebuah batu besar dengan mengenakan jubah putih dan pedang di belakang punggungnya. Rambutnya yang sudah lama tidak dipangkas juga sudah mulai memanjang dan membuatnya seperti seorang ksatria zaman dahulu.Dia menatap Anak Dewa lalu berkata dengan tenang, “Anak Dewa, layangkanlah seranganmu.”“Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk segera mati!” seru Anak Dewa dengan raut wajah dingin. Anak Dewa mulai mengaktifkan energi sejatinya yang menga
“Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku
Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni