Tubuh Nova mulai bermasalah. Darahnya telah sepenuhnya berubah menjadi Darah Kura. Pada awalnya, darah itu tampak menyatu sempurna dengan tubuhnya, bahkan memberikan kekuatan luar biasa. Namun, kini ketidakcocokan mulai muncul. Darahnya kehilangan kemampuan untuk beregenerasi, dan alirannya ke beberapa organ mulai terhambat. Nova harus memaksa darahnya tetap mengalir ke organ-organ pentingnya. Menurut perhitungannya sendiri, Nova hanya akan bertahan beberapa tahun lagi. Begitu organ-organ kekurangan pasokan darah atau jika dia kehilangan terlalu banyak darah, Nova akan segera mati. "Aku ... aku tidak apa-apa," kata Nova sambil menggelengkan kepala, mencoba menyembunyikan kekhawatirannya.Nova tidak ingin memberitahu Chandra tentang kondisinya. Dia tidak ingin membuat Chandra khawatir. Satu-satunya keinginannya sekarang adalah agar Chandra bisa segera pensiun, dan dia bisa menggunakan sisa hidupnya yang terbatas untuk melahirkan seorang anak bagi Chandra, sehingga hidup mereka sebagai
Gunung Langit telah hancur total. Tebingnya runtuh, dan akar-akar pohon berserakan di tanah. Sekitar setengah jam kemudian, Robi akhirnya berhenti. Ia perlahan-lahan meletakkan Sonia di tanah, membiarkannya berbaring miring.“Bagaimana?” Chandra segera bertanya, “Kakek, dia tidak apa-apa, ‘kan?”Robi berkata, “Untuk sementara lukanya sudah stabil, tidak akan mengancam nyawanya dalam waktu dekat. Tapi luka ini sangat parah. Dia membutuhkan waktu lama untuk beristirahat total dan harus terus-menerus menggunakan energi sejati untuk mempertahankan kehidupan di dalam tubuhnya. Jika tidak, dia bisa mati kapan saja.”Robi memandang Chandra sejenak dan melanjutkan, “Satu-satunya yang bisa menyelamatkannya adalah Jarum 81 Langit.”“Ya,” Chandra mengangguk pelan, “Aku akan segera mencari Jarum 81 Langit dan menyembuhkannya.”Sonia terluka karena Chandra dan Nova. Chandra merasa sedikit bersalah.“Baiklah, semuanya bubar,” Robi mulai memanggil para pendekar untuk pergi. Ia melihat sekeliling, mat
Basita berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membutuhkan sedikit darahmu.” Chandra tertegun.“Kamu mau darahku?”“Benar.”“Untuk apa darahku?”“Itu tidak perlu kamu tanyakan. Tidak banyak, hanya sedikit saja.”Sambil berbicara, dia mengeluarkan sebuah jarum suntik kecil dan memberikannya kepada Chandra. “Isi jarum suntik ini penuh. Jika kamu setuju, dalam tiga hari, aku akan memberimu informasi tentang Erwin.”Tanpa ragu, Chandra mengambil jarum suntik itu, menusukkannya ke lengannya, dan mengisi jarum suntik dengan darahnya, lalu menyerahkannya kepada Basita.“Baiklah, aku akan menunggu informasimu.”“Selamat tinggal,” kata Basita sambil membawa darah Chandra dan pergi.Setelah Basita pergi, Chandra merenung sejenak. Setelah beberapa lama, dia bertanya, “Maggie, kamu mengenal Basita?”Maggie mengangguk ringan, “Ya, aku mengenalnya.”Chandra bertanya lagi, “Dia orang seperti apa?”Maggie menjawab, “Aku sering ke Rintoku. Menurut pemahamanku, Basita adalah orang yang baik, sa
Ronald adalah pion yang sangat berharga bagi Akasa. Meskipun Akasa tidak ingin kehilangannya, dia tidak bisa melakukan apa pun untuk menyelamatkan Ronald saat ini. Energi sejati yang dimiliki Ronald tidak boleh terbuang sia-sia.Ronald merasakan energinya menghilang dengan cepat. Dia panik dan ingin melawan, tetapi tubuhnya yang terluka parah dan berada di ambang kematian membuatnya sulit bahkan untuk berbicara, apalagi melawan.Ronald hanya bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana energi sejatinya hilang. Energi sejati Ronald sangat kuat dan besar, sehingga Akasa membutuhkan waktu satu jam penuh untuk menyerap semuanya.Setelah menyerap seluruh energi sejati Ronald, Akasa merasa tubuhnya penuh dan tidak nyaman. Dia harus segera menemukan tempat untuk menyerap dan memproses energi itu, atau tubuhnya akan meledak.Akasa melemparkan Ronald ke tanah tanpa mempedulikannya, membiarkannya mati begitu saja, lalu segera meninggalkan daerah itu. Setelah kepergian Akasa, daerah itu m
Hidup adalah yang paling penting saat ini. "Aku akan mengajarkanmu Kitab Sembilan Kekuatan," kata Robi."Apa?" Ronald tampak bingung.Robi menjelaskan, "Ini adalah ilmu yang dilatih Chandra. Dengan ilmu ini, Chandra bisa memulihkan kekuatannya dan menjadi seorang ahli tingkat tinggi.""Segera, ajarkan aku ...." Ronald tidak sabar. Robi mulai menjelaskan Kitab Sembilan Kekuatan kepada Ronald sambil terus menggunakan energi sejati untuk menjaga kehidupan Ronald agar dia tidak cepat mati.Sementara itu, Chandra sudah dalam perjalanan kembali ke kota Gurun Selatan. Dia tidak tahu bahwa Robi telah pergi mencari Ronald, menyiapkan langkah-langkah untuk rencana masa depannya.Chandra mengemudikan mobil menuju Gurun Selatan. Nova duduk di kursi penumpang, melihat keluar jendela dengan pikiran melayang. Maggie duduk diam di kursi belakang. Mobil itu sangat sunyi, menciptakan suasana sedikit aneh."Tunggu ...." Chandra tiba-tiba berpaling, melihat Nova yang sedang melamun, dan bertanya, "Nova, a
Nova tidak memiliki keinginan lain. Sekarang, dia hanya ingin memanfaatkan sisa hidupnya untuk memberikan Chandra seorang anak, meninggalkan kenang-kenangan cinta mereka. Itu sudah cukup baginya.Chandra menatapnya, dengan tekad yang kuat berjanji, "Aku pasti akan menyembuhkanmu. Aku akan mencari Jarum 81 Langit. Dengan menggunakan Jarum 81 Langit, mungkin kita bisa memperpanjang hidupmu, merangsang darahmu, dan mengembalikan fungsinya."Nova terdiam. Dia tahu kondisi tubuhnya dengan baik. Darahnya telah menyatu dengan Darah Kura. Darah asli miliknya sudah sepenuhnya diserap oleh Darah Kura. Sekarang, setelah menyerap semua energi dari Darah Kura, darahnya telah bermutasi dan kehilangan kemampuan regenerasi. Darah yang ada sekarang tidak bisa bertahan lama.Meskipun Jarum 81 Langit sangat ajaib, itu tidak akan bisa membuat darahnya beregenerasi. Darahnya adalah satu-satunya di dunia ini. Orang lain tidak bisa memberinya darah yang sama. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa dan tidak men
Chandra menggelengkan kepala dan berkata, "Belum pernah. Saya hanya mendengar bahwa makam Raja Januar berada di Gurun Selatan, tapi tepatnya di mana, saya juga tidak tahu. Kenapa senior menanyakan hal ini?"Basita tidak menjawab pertanyaan Chandra dan kembali bertanya, "Apa kamu pernah bertemu dengan keturunan Raja Januar?"Mendengar pertanyaan itu, Chandra terdiam dan merenung sejenak. Ia teringat akan seseorang. Ketika pertama kali datang ke Gurun Selatan, di Gunung Langit, ia bertemu dengan seorang bernama Jamal. Mereka sempat bertarung. Jamal sangat kuat, kekuatan energinya setara dengan Chandra. Namun, kemampuan bela diri Jamal luar biasa, sampai-sampai Chandra harus menggunakan Ilmu Keabadian Vajra untuk mengimbanginya. Chandra tidak tahu apakah Jamal adalah keturunan Raja Januar atau bukan.Setelah berpikir sejenak, Chandra berkata, "Belum pernah bertemu, tapi sekitar sepuluh hari yang lalu, saya bertemu dengan seorang bernama Jamal di dekat Gunung Langit dan sempat bertarung d
Chandra memanggil Basita, tetapi Basita tidak berhenti. Dia berbalik dan meninggalkan Mansion Naga Hitam. Chandra mengusap dagunya dan bergumam, "Pedang dewa apa?"Dia pernah mendengar tentang Vila Pedang Deite. Beberapa waktu yang lalu, Kadir membawa Pedang Para Dewa dari Burung Elang dan pergi ke Vila Pedang Deite, meminta mereka untuk menempa ulang pedang tersebut. Namun, Vila Pedang Deite menolak. Karena itu, Kadir bertarung dengan pemilik tua Vila Pedang Deite. Setelah mengalahkannya, barulah Vila Pedang Deite setuju untuk menempa ulang Pedang Para Dewa.Sekarang, dia mendengar bahwa Vila Pedang Deite sedang menempa sebuah senjata dewa yang baru, dan konon, senjata tersebut sudah ditempa selama lebih dari seribu tahun. Senjata macam apa yang layak ditempa selama itu? Chandra menjadi tertarik.Selain itu, Alden sudah pergi ke Vila Pedang Deite. Untuk merebut kembali Pedang Hukuman dan Jarum 81 Langit, dia harus pergi ke sana juga. Setelah mempertimbangkannya sejenak, dia duduk dan
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di
Duno Lowen tidak tahu maksud dan tujuan kedatangan Yosan, jadi Yosan mengungkapkan tujuan utamanya dengan berkata, "Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu.""Tetua Yosan, tidak perlu sungkan begitu. Kamu bisa langsung memberitahuku.""Tujuanku datang ke sini adalah untuk meminta sebuah Pil Enam Yang," jawab Yosan terus terang. Senyuman di wajah Duno seketika menghilang setelah mendengar jawaban Yosan. Bahkan anggota keluarga Lowen lainnya yang berada di aula juga langsung berdiskusi satu sama lain. Duno berkata dengan raut wajah enggan, "Tetua Yosan, pil itu adalah peninggalan leluhur kami sejak ribuan tahun yang lalu. Sekarang, pil itu sudah tidak ada lagi."Yosan tahu kalau makna dari perkataan Duno adalah sebuah penolakan, jadi dia pun berkata, "Tuan Duno, aku juga tidak datang dengan tangan kosong. Aku akan menukar pil itu dengan barang yang setara. Aku akan berusaha memberikan apa pun yang keluarga Lowen inginkan."Yosan sadar kalau dia harus berkorban untuk mendapatkan Pil Ena
Luna terkejut ketika melihat sosok Yosan. Master Yosan? Jadi, Chandra sudah menjadi murid dari Master Yosan?Setelah tertegun selama beberapa saat, Luna akhirnya bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?""Aku akan pergi ke Liran Selatan bersama Master Yosan," jawab Chandra. "Oh iya, pergilah," balas Luna. Chandra mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara setelah berpamitan dengan Luna. Dia berbalik lalu berkata kepada Yosan, "Master, ayo kita pergi."Yosan melambaikan tangannya dengan ringan lalu muncul cahaya keemasan yang diikuti dengan sebuah labu yang muncul di tangannya. Labu itu terus membesar sampai sepanjang 10 meter. "Ini?" tanya Chandra terkejut. Yosan tersenyum lalu berkata, "Ini adalah senjata tebang ajaib. Ayo, naiklah."Kemudian dia naik ke atas labu raksasa itu, diikuti oleh Chandra yang melompat di belakangnya. Yosan bergegas mengerahkan energi sejatinya lalu labu itu mulai bergerak dengan cepat di udara. Dalam sekejap mata, gunung-gunung tertinggal di belakang me