Satu hari kemudian di bandara Kota Diwangsa. Seorang laki-laki berjalan perlahan dengan pakaian biasa. Penampilannya tidak berbeda dengan para pekerja imigran yang biasa ada di kota ini. Namun, pakaiannya ini berbeda dengan penduduk kota Diwangsa yang asli. Orang itu adalah Chandra Atmaja. Chandra bergegas kembali ke Kota Diwangsa setelah dia berhasil menguasai Kitab Sembilan Kekuatan. Dia kembali ke Diwangsa setelah pertempuran di Negara Meguya yang terjadi setengah bulan yang lalu. Walaupun Chandra sudah sempat bertemu dengan Robi, kakeknya itu sama sekali tidak membahas tentang peristiwa pertempuran di Meguya. Chandra tidak tahu apa yang terjadi di Meguya setelah dia jatuh koma. Selain itu, dia juga tidak tahu bagaimana keadaan di Diwangsa saat ini. Oleh karena itu, dia bergegas kembali ke Diwangsa setelah mendapatkan kembali kekuatannya. Dia memanggil taksi setelah keluar dari bandara lalu dia berkata kepada si pengendara taksi, “Ke Distrik Lovin.”Sopir itu langsung menatap Ch
“Heh, kamu sudah membuang waktuku lama. Kalau kamu nggak kasih aku enam ratus ribu, jangan harap bisa pergi hari ini.” Sopir taksi itu mulai kehilangan kesabarannya. Dia tidak ingin berdebat lagi dengan Chandra. Sopir itu berniat mengusir Chandra dari mobilnya. Namun, saat mengingat waktu yang sudah terbuang tanpa mendapatkan sepeser pun, sopir itu merasa kesal. Dia memutuskan untuk menakut-nakuti Chandra.Sopir itu segera menelepon. Beberapa menit kemudian, lebih dari sepuluh taksi datang dan mengepung mobil tersebut. Puluhan orang keluar dari mobil-mobil itu.“Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kasih uangnya, kalau tidak ....”Chandra tidak menggubris ancaman sopir itu. Dia tahu Paul akan segera tiba. Benar saja, tak lama kemudian, beberapa mobil militer mendekat. Mobil-mobil itu berhenti di depan pintu gerbang bandara, dan seorang pria berpakaian seragam tempur merah dengan tiga bintang di pundaknya turun lebih dulu, diikuti oleh beberapa prajurit bersenjata lengkap.Kehadiran mobil-
Tak lama kemudian, Chandra tiba di depan pintu gerbang keluarga Atmaja. Para penjaga yang melihat mobil militer segera mendekat. Ketika mereka mendekat, Chandra sudah turun dari mobil.“Pak Chandra ….” salah satu penjaga membuka suara. Mereka tampak agak gugup melihat Chandra. Chandra langsung bertanya, “Sonia ada di dalam?”“Ya, ada di ....” Penjaga itu belum selesai bicara, Chandra sudah berjalan masuk ke dalam kompleks keluarga Atmaja.Di dalam rumah keluarga Atmaja, Sonia sedang berbincang dengan kepala keluarga Iskandar, Sandi. “Pak Sandi, saya sudah jelaskan sampai di sini, tolong dipertimbangkan lagi.”Saat itu, Chandra masuk ke dalam ruangan. Ketika melihat Chandra, Sonia langsung berdiri dan terkejut, “Chandra!”Chandra melirik Sandi dan berkata dengan dingin, “Ini bukan urusanmu, keluar.”Sandi menatap Chandra sebentar, lalu tanpa berkata apa-apa, dia bangkit dan pergi. “Kak Chandra sudah kembali?” tanya Sonia.Chandra menatap Sonia dengan tajam dan bertanya, “Kenapa kamu me
Chandra pernah mencurigai Nova, juga kakeknya. Tapi, siapa sebenarnya yang terlibat, dia tidak memiliki bukti. Chandra tidak pernah menyangka bahwa Ketua Langit Mistika adalah Nova, istrinya sendiri, perempuan yang pernah menderita begitu banyak.“Oh ya, kamu bilang tadi bahwa Nova memberikan tantangan kepada Ronald?”“Iya,” jawab Sonia. “Berita ini sudah menyebar di dunia seni bela diri kuno. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah kamu bersama Nova?”Chandra menceritakan secara singkat kejadian yang terjadi.“Kakek merasa potensi darah kura dalam tubuh Nova sangat besar. Dia ingin memaksa Nova untuk masuk ke kondisi jahat agar bisa mengeluarkan kekuatan darah kura sepenuhnya. Ngomong-ngomong, selama ini di dunia seni bela diri kuno tidak ada kejadian besar, ‘kan? Dan di dalam Langit Mistika juga tidak ada masalah besar, ‘kan?”Sonia belum sempat menjawab, Rully menyela, “Tidak ada kejadian besar. Selama periode ini, dunia seni bela diri kuno relatif tenang. Hanya saja, di Negara Meguya
Dalam waktu setengah bulan, energi sejati Nova terus bertambah. Kini, dia sudah mencapai Tangga Langit keempat. Energi Darah Kura dalam tubuhnya hampir sepenuhnya terserap meski belum mencapai batas maksimal. Masih ada sedikit energi Darah Kura yang tersisa dalam tubuhnya.Saat Nova tengah berlatih tertutup, sebuah kabar menyebar ke seluruh dunia seni bela diri kuno. "Berita terbaru, Ketua Langit Mistika adalah Nova.""Apa? Nova? Nova yang mana?""Istri Chandra, perempuan yang dulu dikenal sebagai wanita terjelek di Rivera, yang menyelamatkan Chandra dari api.""Nggak mungkin, Nova. Lelucon macam apa ini!"Entah siapa yang menyebarkan berita ini, tetapi sekarang semua pendekar kuno di Someria tahu bahwa Ketua Langit Mistika adalah Nova. Sedangkan Chandra sudah tiba di Gurun Selatan. Setibanya di distrik militer Gurun Selatan, suara serentak terdengar, "Raja Naga." Beberapa jenderal datang, dipimpin oleh Jenderal Gili, "Selamat datang kembali, Raja Naga."Chandra hanya melirik mereka
Saat itu, dari bawah tebing melesat seorang pria. Dia mendarat dengan tenang di atas tanah."Tuan," Tama segera berdiri dengan penuh hormat. Pria yang baru saja naik dari tebing itu tampak berusia sekitar tiga puluhan. Dia mengenakan jubah putih, rambut panjang klasik, dan memancarkan aura ketenangan dengan tangan terlipat di belakang."Bagaimana situasinya?" tanya pria itu."Tuan, Ketua Langit Mistika menantang Ronald. Pertarungannya akan berlangsung di Gunung Langit. Selain itu, ada kabar yang menyebutkan bahwa Ketua Langit Mistika adalah Nova, istri Chandra.""Ketua Langit Mistika adalah Nova?" Pria itu tampak terkejut mendengar berita tersebut. Selama ini dia juga telah berusaha menyelidiki identitas Ketua Langit Mistika, tetapi belum juga menemukan hasil. Setelah beberapa saat terdiam, dia bertanya, "Siapa yang menyebarkan berita ini?""Tuan, saya tidak tahu," jawab Tama. "Tapi berdasarkan informasi yang dapat dipercaya, Chandra terlihat di ibu kota. Setelah mengunjungi keluarga A
Chandra tidak pernah melihat orang itu, bahkan belum pernah mendengar namanya. Namun, dari kata-kata Jamal, tampaknya orang ini sudah mengenal Chandra sejak lama. Chandra menatap pria di depannya dengan serius.Pria itu sepertinya sangat kuat, setara dengan kekuatan Chandra. Chandra telah mencapai Tangga Langit Lima dan hampir menyentuh Puncak Tangga Langit. Menurut perhitungan Chandra, dirinya sekarang adalah yang terkuat di dunia. Akan tetapi, sekarang tiba-tiba muncul seseorang yang kekuatannya setara dengannya. Dunia ini benar-benar penuh dengan kejutan. Memang benar kata orang, hanya dengan naik lebih tinggi lah, kita baru akan bisa bertemu lebih banyak orang.“Jamal, siapa kamu sebenarnya?” tanya Chandra.Jamal tidak menjawab. Orang itu juga sedang memperhatikan Chandra. Kekuatan Chandra mengejutkannya. Padahal Jamal hampir memperhatikan semua perkembangan Chandra. Sejak Chandra memasuki Gurun Selatan sepuluh tahun yang lalu, Jamal sudah mengawasinya diam-diam. Kekuatan Chandra
Chandra tidak tahu bagaimana cara melawan Jamal.Bukan karena keahliannya dalam seni bela diri buruk, tetapi karena lawannya kali ini terlalu kuat.Itu adalah ilmu bela diri yang belum pernah Chandra lihat atau dengar sebelumnya."Apa ... apa ilmu bela diri yang kamu gunakan?" Chandra menatap tajam pada Jamal."Bukan ilmu bela diri yang hebat, hanya gerakan sederhana saja. Dalam dunia bela diri, begitu menguasai satu gerakan, maka semuanya akan terbuka. Energi sejati adalah inti, sementara ilmu bela diri adalah cara untuk memaksimalkan kekuatan energi sejati tersebut," jawab Jamal.Kata-katanya terdengar seperti pamer, tetapi juga seolah memberikan petunjuk kepada Chandra. Secara harfiah, kata-kata Jamal mudah dipahami, tapi dalam konteks bela diri, itu sangat sulit."Sampai jumpa lagi." Jamal tidak berbicara lebih lanjut, dia berbalik dan pergi."Tahan seranganku!" Tidak terima dengan kekalahan yang tidak jelas, Chandra melancarkan serangan lagi saat Jamal berbalik. Chandra menggunaka
Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny
Kemenangan Anak Dewa bukan lagi hal terpenting bagi Dusky saat ini. Karena tujuan utamanya adalah untuk membantai sebuah kota manusia bumi yang pasti akan menyulut kemarahan para prajurit bumi. Dengan begitu, Dusky bisa lebih mudah untuk membunuh semua prajurit bumi sekaligus. Namun, dia sendiri yang akan turun tangan dan membunuh Chandra kalau sampai Anak Dewa kalah. Hal ini tentu saja akan tetap membangkitkan pergolakan dan perlawanan para prajurit bumi yang bisa dia manfaatkan untuk membunuh mereka semua. Di puncak gunung. Chandra berdiri di sebuah batu besar dengan mengenakan jubah putih dan pedang di belakang punggungnya. Rambutnya yang sudah lama tidak dipangkas juga sudah mulai memanjang dan membuatnya seperti seorang ksatria zaman dahulu.Dia menatap Anak Dewa lalu berkata dengan tenang, “Anak Dewa, layangkanlah seranganmu.”“Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk segera mati!” seru Anak Dewa dengan raut wajah dingin. Anak Dewa mulai mengaktifkan energi sejatinya yang menga
“Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku
Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni