Gangga tidak berontak. Dia tahu jika dirinya berontak maka ada kemungkinan dihukum mati di tempat. Di tangan Chandra terdapat Pedang Penghakiman yang mempunyai kekuasaan untuk memberikan hukuman. Dia memilih untuk mengalah saja.Gangga yakin berita ini akan tersebar. Nanti akan ada orang yang menolongnya. Karena orang di belakangnya tidak mengizinkan Chandra merusak keseimbangan ini.Setelah Chandra menangkap orang, dia tidak memilih kembali ke pangkalan militer. Lelaki itu memilih untuk menuju ke Pengadilan. Dia ingin menginterogasi Gangga malam ini juga dan menentukan pilihan. Jika setelah hukuman diputuskan dan mendapat hukuman mati, maka lelaki itu akan dibunuh terlebih dahulu.Chandra ingin lihat apa keributan yang terjadi ketika Gangga meninggal nanti. Ketika Chandra hendak berangkat menuju ke pengadilan, di waktu yang sama di rumah tradisional di Diwangsa tampak Alden tengah duduk di sofa.Tempat tersebut dijaga dengan ketat. Di luar halaman terdapat prajurit berpakaian seragam
Mereka semua saling menebak pemikiran masing-masing. Suku Dukun tidak bergerak, Dery yang memimpin Kamar Dagang Timur Besar juga tidak bergerak.Chandra berhasil membawa Gangga ke Pengadilan Diwangsa. Gangga dipaksa keluar dari mobil. Begitu menyadari dirinya berada di Pengadilan Diwangsa, pria itu seketika panik. Dia pun langsung berkata, “Chandra, apa yang akan kamu lakukan? Apa yang mau kamu lakukan?”Chandra yang berjalan di depan spontan berhenti. Kemudian, dia berbalik dan berjalan ke depan Gangga sambil tersenyum tipis, “Menurutmu, apa yang akan aku lakukan kalau aku bawa kamu ke pengadilan? Tempat ini khusus untuk mengadili orang-orang besar. Kamu justru harus bangga bisa datang ke sini.”“Mengadili aku? Kamu kira kamu siapa? Cepat lepaskan aku. Aku mau telepon orang, berikan ponselku. Aku mau telepon.”Gangga benar-benar panik. Dia tahu, kalau dia tidak segera meminta bantuan, kalau sudah masuk ke pengadilan dan dijatuhi hukuman, maka semuanya akan terlambat.“Mau telepon? Tel
Someria adalah negara dengan peraturan hukum yang sangat ketat. Jika mengikuti prosedur formal, akan sangat merepotkan untuk memberhentikan seorang jaksa. Selain itu, Chandra menangkap Gangga juga tanpa mengikuti prosedur normal.Jika mengikuti prosedur normal, Chandra harus mengajukan permohonan kepada Raja Someria. Raja Someria akan mengeluarkan surat. Setelah beberapa pihak meninjau dan menyetujuinya, lalu ditandatangani, Chandra baru bisa menangkap orang tersebut.Raja Someria menutup telepon. Chandra pun mulai berpikir sejenak. Dia merasa kalau dia mau mengambil tindakan selanjutnya, dia harus mengambil alih Pengadilan Diwangsa ke tangannya sendiri dulu. Karena pada langkah selanjutnya, Pengadilan Diwangsa sangat krusial. Chandra tidak ingin orang di Pengadilan Diwangsa adalah orang dari faksi lain.Setelah berpikir sebentar, Chandra menelepon Sonia dan langsung berkata, “Sonia, bantu aku selidiki satu orang.”Suara Sonia datang dari ujung lainnya, “Siapa?”“Fegi, hakim Pengadilan
“Gangga, delapan tahun yang lalu kamu punya seorang simpanan. Simpananmu itu hamil. dia berencana untuk lahirkan anak itu, tapi kamu suruh orang diam-diam aborsi anak itu. Di sini ada informasi medis simpananmu itu di rumah sakit, serta laporan tes DNA anak yang akhirnya nggak pernah lahir ke dunia itu.”“Gangga, lima tahun yang lalu, kamu diam-diam menghancurkan sebuah perusahaan keuangan dan mendapat keuntungan sebesar 20 triliun. Ini ada bukti yang berkaitan dengan kasus itu.”“....”Fegi melihat bukti-bukti yang dia terima dan membacanya satu per satu. Setelah mendengar semuanya, wajah Gangga menjadi pucat pasi. Dia langsung berteriak, “Nggak mungkin, sama sekali nggak mungkin. Ini fitnah, aku nggak pernah lakukan hal-hal itu. Aku nggak pernah, nggak pernah! Aku mau bertemu Pak Dery. Aku mau bertemu Raja. Chandra, kamu nggak berhak adili aku. Aku seorang jenderal bintang tiga. Kalau kamu mau tangkap dan adili aku, kamu harus dapat surat dari Raja. Mana suratmu? Tanpa surat, kamu ng
Kelompok Gunung Langit berdiri di belakang Chandra untuk menopangnya. Chandra tidak ingin Kelompok Gunung Langit mengalami nasib yang sama seperti Suku Dukun seratus tahun yang lalu. Oleh karena itu, Chandra harus membasmi semuanya dan memberikan Someria kedamaian.Chandra tidak menganggap dirinya orang yang baik dan penuh keadilan. Namun, karena sudah berada di titik ini, dia sungguh tidak punya jalan untuk mundur lagi.Malam ini, semua orang memperhatikan Pengadilan Diwangsa.“Berita terbaru, Pengadilan Diwangsa dikepung oleh Pasukan Api Merah.”“Orang kita nggak bisa masuk ke Pengadilan Diwangsa. Nggak tahu bagaimana situasi di dalam sana.”“Nggak tahu apa yang terjadi dengan Gangga.”“....”Segala jenis berita sampai ke telinga semua pasukan dan keluarga besar. Mereka semua menunggu, ingin melihat apa yang terjadi. Namun, tidak ada yang tahu bagaimana dengan situasi di dalam Pengadilan Diwangsa.Setelah Chandra membunuh Gangga, dia meninggalkan Pengadilan Diwangsa. Dia duduk di tan
“Itu urusanmu, aku nggak mau tahu. Sekarang juga kamu pergi ke Pengadilan Diwangsa. Aku mau tahu apa yang terjadi di sana. Aku juga mau tahu sebenarnya apa yang ingin Chandra lakukan,” kata Dery.Dery telah berpikir lama, tapi dia masih belum memutuskan untuk menyingkirkan Chandra. Karena kalau dia menyingkirkan Chandra, maka tidak ada yang bisa menyeimbangi Suku Dukun lagi.Karena Alden juga bukan orang yang bisa dianggap remeh. Dery tidak yakin bisa menang jika melawan Alden. Dia hanya bisa memanfaatkan Chandra untuk menghadapi Alden. Adapun orang-orang yang dibunuh Chandra hanyalah orang-orang yang tidak penting. Dery bisa mempromosikan orang seperti dalam hitungan menit. Makanya hal itu tidak akan berdampak besar padanya.“Baik, saya pergi sekarang juga.”Ronald tidak banyak bicara lagi, langsung pergi menjalankan perintah Dery. Kemudian, dia membawa orang dari Junwa pergi ke Pengadilan Diwangsa.“Berita terbaru, Junwa telah diberangkatkan.”“Ronald membawa banyak anggota Junwa ke
Kekuatan Ronald seperti yang diduga Chandra. Pada dasarnya dia pesilat yang sudah masuk ke Alam Ketujuh. Setelah menyerang Rully dan merebut inti dalam darinya, Ronald menghilang selama lebih dari dua bulan.Sekarang pria itu muncul, dia pasti sudah memurnikan inti dalam Kura Sakti dan masuk ke Delapan Alam. Namun, Chandra tidak tahu apakah pria itu sudah mencapai Tangga Langit atau belum.Chandra tidak menduga kalau Ronald akan bergabung dengan Kamar Dagang Timur Besar. Dia pernah menjadi kepala keluarga Atmaja, orang yang berstatus tinggi. Sekarang dia malah menjadi bawahan orang lain.Chandra menatap Ronald yang muncul di depan Pengadilan Diwangsa bersama beberapa anggota Junwa. Chandra menghampiri mereka dan berkata, “Ternyata Ronald, aku kira siapa. Sekarang sudah berani muncul di depan publik? Nggak takut Rully cari masalah sama kamu?”Ronald tertawa pelan, “Jenderal Langit suka bercanda. Untuk apa Kakek cari masalah sama aku?”“Nggak usah pura-pura di sini. Demi mendapatkan inti
Mengikuti perintah Paul, orang-orang yang mengepung Pengadilan Diwangsa segera mundur. Bahkan Paul juga kembali ke pangkalan militer. Saat ini, hanya tersisa Chandra, Ronald dan beberapa prajurit Junwa yang berada di Pengadilan Diwangsa.Pengadilan Diwangsa, di sebuah ruangan kantor.Chandra dan Ronald duduk berhadapan. Keduanya saling menatap satu sama lain. Atmosfer di antara mereka rasanya tidak biasa.“Chandra, setelah ini kamu mau apa?”Ronald berbicara lebih dulu. Suaranya memecahkan keheningan di antara mereka. Alih-alih menjawab, Chandra justru berpikir sejenak.Setelah ini, Chandra ingin merekomendasikan hakim baru dan mengendalikan Pengadilan Diwangsa sepenuhnya, sebagai persiapan persidangan orang-orang besar berikutnya. Namun, jika hakim baru ingin menjawab, Chandra butuh persetujuan dari beberapa pihak. Sekalipun Raja setuju juga belum tentu bisa.Chandra memutar bola matanya lalu melihat ke arah Ronald. Sesaat kemudian, dia baru berkata, “Selanjutnya, aku ingin ambil kend
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di
Duno Lowen tidak tahu maksud dan tujuan kedatangan Yosan, jadi Yosan mengungkapkan tujuan utamanya dengan berkata, "Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu.""Tetua Yosan, tidak perlu sungkan begitu. Kamu bisa langsung memberitahuku.""Tujuanku datang ke sini adalah untuk meminta sebuah Pil Enam Yang," jawab Yosan terus terang. Senyuman di wajah Duno seketika menghilang setelah mendengar jawaban Yosan. Bahkan anggota keluarga Lowen lainnya yang berada di aula juga langsung berdiskusi satu sama lain. Duno berkata dengan raut wajah enggan, "Tetua Yosan, pil itu adalah peninggalan leluhur kami sejak ribuan tahun yang lalu. Sekarang, pil itu sudah tidak ada lagi."Yosan tahu kalau makna dari perkataan Duno adalah sebuah penolakan, jadi dia pun berkata, "Tuan Duno, aku juga tidak datang dengan tangan kosong. Aku akan menukar pil itu dengan barang yang setara. Aku akan berusaha memberikan apa pun yang keluarga Lowen inginkan."Yosan sadar kalau dia harus berkorban untuk mendapatkan Pil Ena
Luna terkejut ketika melihat sosok Yosan. Master Yosan? Jadi, Chandra sudah menjadi murid dari Master Yosan?Setelah tertegun selama beberapa saat, Luna akhirnya bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?""Aku akan pergi ke Liran Selatan bersama Master Yosan," jawab Chandra. "Oh iya, pergilah," balas Luna. Chandra mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara setelah berpamitan dengan Luna. Dia berbalik lalu berkata kepada Yosan, "Master, ayo kita pergi."Yosan melambaikan tangannya dengan ringan lalu muncul cahaya keemasan yang diikuti dengan sebuah labu yang muncul di tangannya. Labu itu terus membesar sampai sepanjang 10 meter. "Ini?" tanya Chandra terkejut. Yosan tersenyum lalu berkata, "Ini adalah senjata tebang ajaib. Ayo, naiklah."Kemudian dia naik ke atas labu raksasa itu, diikuti oleh Chandra yang melompat di belakangnya. Yosan bergegas mengerahkan energi sejatinya lalu labu itu mulai bergerak dengan cepat di udara. Dalam sekejap mata, gunung-gunung tertinggal di belakang me