Chandra tidak menyangka Tama akan mengaku kalah. Dia pikir hari ini akan ada sebuah pertempuran yang sengit dan pertumpahan darah. Lelaki itu duduk bersila dan mulai menggerakkan kultivasi penyembuhan untuk mengobati lukanya.“Energi sejati yang begitu dingin,” gumam Chandra sambil menggigil.Meski dia sudah mengeluarkan energi dingin tersebut, Chandra tetap merasakan suhu dingin. Dari kejauhan, Nova menghela napas lega ketika melihat pertempurannya sudah berakhir. Perempuan itu memilih untuk pergi secara diam-diam.Maggie muncul ketika Chandra tengah mengobati lukanya. Melihat itu dia hanya diam dan tidak mengusik. Chandra menatap Maggie sambil bertanya, “Mereka mempersulit kamu, nggak?”Maggie menggelengkan kepalanya.“Apa yang terjadi? Siapa orang itu? Kenapa kamu memanggilnya ‘Kakak’? Apakah dia juga murid dari Kelompok Gunung Langit?” tanya Chandra.Maggie mengangguk dan berkata, “Iya, dia kakakku. Sepuluh tahun yang lalu dia pergi dari Kelompok Gunung Langit. Waktu itu aku masih
“Kalah?” tanya orang dibalik tirai dengan terkejut. Suara tersebut sangat memikat dan mirip dengan suara perempuan serta suara lelaki yang cukup lembut.“Tama, kamu itu mencapai Tangga Langit Ketiga. Kenapa kamu bisa kalah dari Chandra?”Tama berlutut dengan wajah pucat pasi sambil berkata, “Nggak tahu kemampuan apa yang dimiliki oleh Chandra. Seluruh tubuhnya berubah perunggu dan pertahanannya menjadi sangat kuat. Tapi itu bukan apa-apa.”“Sekarang ketika dia menggerakkan kemampuan itu, tubuhnya muncul dinding energi berwarna emas. Dinding tersebut benar-benar kuat sekali. Bahkan serangan pedang dengan seluruh kekuatanku juga nggak bisa menghancurkannya. Chandra hanya muntah darah saja.”Dia diam sejenak dan lanjut berkata, “Kalau diteruskan, hanya akan membuat kami berdua kehilangan nyawa. Ketua juga hanya memintaku mencari tahu dia saja dan nggak memintaku membunuhnya. Oleh karena itu, aku akhirnya mengaku kalah.”Orang di balik tirai tidak berbicara lagi. Setelah hening selama bebe
Akhir-akhir ini, kemampuan dari Ketua Langit Mistika sangat kuat sekali. Dia juga sengaja mencari tahu bahwa senjata dari Ketua Langit Mistika adalah Pedang Keji Sejati. Dia juga mengetahui asal muasal pedang tersebut.Dia juga tahu bahwa pesang ini terkubur dalam gua salju dalam Kelompok Gunung Langit.“Sebenarnya kamu siapa? Ini adalah sebuah pedang kejahatan dan nggak ada yang bisa mengendalikannya. Kenapa kamu bisa?”Nova menjawab, “Ternyata kamu tahu cukup banyak. Bahkan kamu juga tahu tentang Pedang Keji Sejati. Tapi siapa yang kasih tahu kamu pedang ini nggak ada yang bisa mengendalikannya? Siapa kamu sebenernya?”Perempuan jtu juga ingin tahu siapa sebenarnya sosok Tama ini. Kekuatannya sangat besar, tetapi dia belum pernah mendengarnya sebelumnya. Ketika pertempuran membunuh Kura Sakti, orang ini juga tidak ikut hadir.Keduanya saling bertatapan hingga energi menakutkan yang berasal dari mereka berdua keluar dan bergabung membentuk aura yang menyeramkan. Aura tersebut membuat
“Benar.”Tama lanjut berkata, “Ketua Langit Mistika itu yang dimaksud. Senjata yang ada di tangannya adalah Pedang Keji Sejati. Pedang yang dulu ditinggalkan Raja Januar di gua es Kelompok Gunung Langit.”Mendengar itu, orang yang ada di balik tirai tenggelam dalam keheningan. Sesaat kemudian terdengar suara yang berkata, “Aku tahu, kamu abaikan saja. Aku sendiri yang akan membereskannya.”“Baik, Ketua. Aku pamit dulu.”Tama bangkit berdiri dan segera pergi dari sana.***Ketika Nova tengah mengikuti Tama, Chandra sudah mengendarai mobilnya pergi. Setengah hari kemudian, lelaki itu muncul di Gurun Selatan.Chandra tiba di Mansion Naga Hitam. Meski dia jarang menempati tempat tersebut, tetapi tempat ini adalah tempat tinggalnya di Gurun Selatan. Setiap hari akan ada orang yang membersihkannya.Chandra duduk di hadapan Ruby di ruang tamu sambil bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi dalam beberapa waktu terakhir?”Ruby berpikir sejenak dan berkata, “Memang ada banyak hal yang terjadi. Ta
Namun dia tidak melakukannya. Chandra adalah orang yang hebat dengan sifat yang baik. Setidaknya sampai saat ini, dia masih belum menemukan keburukan lelaki itu. Lelaki seperti itu pasti akan buat hati perempuan mana saja tergerak. Begitu pula dengan Maggie.Baik untuk dirinya sendiri atau pun untuk Kelompok Gunung Langit, Maggie merasa dia ingin dekat dengan Chandra. Lelaki itu juga turut tenggelam dalam pikirannya sendiri. Apa yang Maggie katakan memang masuk akal.Karena Tama adalah kakaknya Maggie yang dulunya merupakan orang dari Kelompok Gunung Langit, selama perempuan itu ada di Diwangsa, maka Tama pasti akan muncul lagi. Dia akan tahu siapa orang di belakang Tama dengan meminjam hubungan Maggie dengan lelaki itu.Tama begitu kuat dan menyeramkan. Chandra tidak bisa membayangkan bagaimana orang di balik lelaki itu. Memikirkan hal tersebut membuat Chandra menghela napas berat.“Aku juga ingin tahu siapa orang di belakang Tama. Aku juga bisa merasakan kalau dia bukan orang yang ke
Dilihat dari Robi yang bisa keluar masuk gua es Kelompok Gunung Langit, pasti Wanto yang mengajarkan ilmu Telapak Genrei pada Robi. Nova hanya sedikit tidak mengerti kenapa Robi mau mengajarkan ilmu itu ketika lelaki itu tahu bahwa Pernapasan Genrei adalah ilmu sesat. Apa tujuan Robi?Selama ini Nova tidak pernah curiga dengan Robi. Semua karena apa yang lelaki itu lakukan selalu mempertimbangkan keadaan Chandra. Yang dia tidak mengerti adalah kenapa Robi mewariskan dan mengajarkan Pernapasan Genrei padanya? Bahkan lelaki itu mengatakan bahwa ilmu tersebut bukan ilmu sesat.Dia ingat sekali bahwa Robi pernah mengatakan kalau sebuah ilmu atau kekuatan tidak membedakan jahat dan baik. Yang jahat adalah hati manusia. Jika manusia memiliki hati yang buruk, maka semua ilmu yang dipelajari akan menjadi sebuah ilmu sesat.Pemikiran tersebut melintas dalam benak Nova. Dia menghirup napas dalam-dalam dan memutuskan untuk melupakannya. Dia menatap Chandra dan bertanya, “Setelah kamu terkena puku
“Kak Chandra, semenjak perusahaan papaku tertimpa masalah, papaku menghilang dan aku nggak pernah melihatnya lagi. Bahkan mamaku juga nggak tahu. Kalau aku dari awal sudah tahu, mamaku nggak mungkin meninggal.”“Turut berduka,” ujar Chandra dengan pelan.“Tidak apa-apa,” jawab Ruby sambil memaksakan seulas senyuman paksa.Beberapa waktu terakhir ini dia sudah mengalami banyak hal dan sudah terima. Sekarang dia hanya bisa hidup penuh rasa syukur saja. Nova yang merasa sepertinya situasi di antara mereka sedikit aneh bergegas bertanya, “Sayang, kapan kamu akan mulai?”Chandra berpikir sejenak dan berkata, “Aku akan segera mulai. Aku akan pergi ke pangkalan militer untuk melihat keadaan. Pertama rapikan dulu Pasukan Api Merah dan singkirkan semua orang yang bermasalah. Setelah membuat Pasukan Api Merah menjadi pasukan yang kuat, aku akan langsung mulai.”“Iya,” ujar Nova sambil mengangguk dan tidak berkata apa pun lagi.“Ruby, kamu tinggal di sini untuk sementara waktu. Di sini sudah past
Gangga terdiam beberapa saat dan akhirnya tersadar. Dia melirik Chandra dan dengan santai berkata, “Chandra, kamu sedang bercanda denganku?”Chandra tertawa mendengar pertanyaan tersebut. Tawanya sangat lebar dan lepas.“Mulai sekarang, kamu bukan wakil ketua Pasukan Api Merah.”“Cih!” Kali ini Gangga yang mendengus dan tertawa miring.“Chandra, sekarang kamu masih nggak tahu keadaannya? Meski kamu Jenderal Langit, tapi kekuasaanmu sudah dicabut. Di seluruh Pasukan Api Merah, siapa yang bisa kamu perintahkan? Siapa yang bisa kamu andalkan? Kamu tidak bisa menggunakan kekuasaanmu di Diwangsa.”Gangga sangat mengetahui keadaan di Diwangsa. Saat ini, Kota Diwangsa sudah terbagi menjadi beberapa kelompok. Namun dalam kelompok tersebut tidak ada sosok Chandra.“Chandra, kamu terlalu angkuh. Kamu menganggap dirimu Raja Naga dan ketua Pasukan Api Merah. Makanya kamu nggak menghargai orang lain. Kamu menyentuh siapa pun yang ingin kamu singkirkan. Kamu harus tahu, di Diwangsa, kamu nggak bisa
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di