Share

Bab 1409

Penulis: Angin
Pedang Deite dan pedang berat saling bertabrakan. Dua kekuatan mengerikan itu bertabrakan, ruang kosong pun meledak. Akibat dari pertarungan itu seperti riak di air, dengan cepat menyebar ke segala arah.

Aura pertarungan memengaruhi seluruh area. Gunung terus runtuh, seperti habis terjadi gempa bumi. Pesilat lainnya yang berada di Gunung Olympus sudah pergi. Hanya sedikit orang yang percaya dengan kekuatannya sendiri masih tinggal untuk menonton pertarungan.

Chandra adalah salah satunya. Akibat dari pertarungan antara keduanya sangat kuat. Namun, Chandra juga berada di Delapan Alam. Jadi aura itu tidak berpengaruh padanya.

Pertarungan sengit terjadi di langit. Alden memegang pedang berat dan bertarung sengit dengan Kelmi yang memegang Pedang Deite.

Pedang berat tidak memiliki sisi tajam, tapi pedang itu sangat menakutkan. Setiap gerakannya membawa kekuatan penghancur, yang terus memaksa Kelmi yang memegang Pedang Deite mundur selangkah demi selangkah.

“Matilah kau.” Teriakan Alden berg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
semangat kak. semakin seru
goodnovel comment avatar
Yani Setiawan
dibanyakin uploadnya kk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1410

    Chandra bisa mengetahui keadaan Kelmi hanya dengan melihatnya secara sekilas. Meskipun kini Kelmi terlihat sangat ganas, kekuatan yang dia tunjukkan juga jauh lebih kuat dari sebelumnya, Chandra tahu kalau orang itu telah menggunakan seluruh kekuatannya hingga tak bersisa.Setelah pertarungan ini berakhir, terlepas dari menang atau kalah, berbagai organ di tubuh Kelmi akan menua dengan cepat. Paling lama tiga pulan, paling cepat tiga hingga lima hari, Kelmi akan mati.Chandra mengabaikan hal itu. Dia tetap berada di tempatnya dan menyaksikan pertarungan, menyaksikan Kelmi dan Alden bertarung dengan sengit.Tidak hanya Chandra, Alden juga mengetahui kondisi Kelmi. Sekalipun Kelmi dalam kondisi seperti ini, Kelmi juga tidak akan bisa mengalahkannya. Namun, setelah ini masih banyak hal yang harus Alden lakukan. Oleh karena itu, dia tidak bertarung mati-matian dengan Kelmi. Dia terus menghindar dari serangan Kelmi.Di langit ini, energi pedang beriak, ruang kosong pun bergetar. Kelmi sedan

  • Jenderal Naga   Bab 1411

    “Jangan-jangan keluarga Vampir?” Chandra mengerutkan kening.Keluarga Vampir merupakan sebuah keluarga yang misterius. Ada rumor yang mengatakan kalau keluarga tersebut bukanlah manusia, melainkan hantu. Kalau seperti apa mereka, Chandra tidak tahu.Suku Dukun tidak menyentuh keluarga Vampir, hanya ada dua kemungkinan. Pertama, Alden takut. Namun, itu jelas tidak mungkin. Bagaimana mungkin Alden takut pada keluarga Vampir?Ada satu kemungkinan lain, yakni Alden telah membentuk sekutu dengan keluarga tersebut. Saat memikirkan hal itu, ekspresi Chandra menjadi semakin serius.Sret!Tubuh Chandra melesat cepat dan muncul di udara. Dia berdiri di ruang kosong dan melihat ke arah Alden yang memegang pedang berat serta berada di tempat berjarak puluhan meter darinya. Kemudian, Chandra berkata dengan tenang, “Pak Alden, kamu susah payah datang ke Gunung Olympus sini, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?”Sekarang Chandra berdiri di posisi yang lebih tinggi, dia pun bisa melihat lebih jauh.

  • Jenderal Naga   Bab 1412

    Tidak bisa dipungkiri, Alden sedikit takut pada pemimpin Langit Mistika. Apalagi dalam kondisi dia tidak tahu banyak soal lawannya itu. Dia tidak ingin bertarung mati-matian dengan pemimpin Langit Mistika untuk saat ini.Namun, Nova malah mengabaikannya. Dia hanya ingin membunuh Alden. Orang itu adalah pemimpin Suku Dukun, musuh terbesar Chandra. Jika membiarkan dia kembali ke Someria hidup-hidup, orang itu hanya akan membawa masalah yang tak ada habisnya bagi Chandra.Nova memegang Pedang Keji Sejati dengan erat, aura yang terpancar dari tubuhnya seperti pelangi. Pada saat berada di Kelompok Gunung Langit, seluruh tubuhnya dikelilingi oleh Darah Kura. Darah Kura dan darah di tubuhnya telah menyatu. Kini darahnya mengandung kekuatan yang sangat menakutkan.Selama ini, Nova terus berlatih. Dia mengubah kekuatan dalam darahnya menjadi energi sejati. Di kolam dingin di gunung belakang Lembah Raja Obat, dia mendapatkan Kitab Racun secara kebetulan. Dia berlatih Pernapasan Bintang Iblis, ju

  • Jenderal Naga   Bab 1413

    Sebaliknya, Nova justru memanfaatkan kesempatan ini untuk mengejar Alden. Sekarang Chandra dalam kondisi terkena racun. Chandra sama sekali bukan tandingan Alden. Hanya saja, Raja Darah Pertama sekali lagi menghalangi Nova dengan kecepatan yang luar biasa.“Sial,” rutuk Nova.Nova pun meluncurkan serangan kuat. kali ini Raja Darah Pertama tidak menghindar, tapi mulai menangkis dan menghadapi serangan Nova. Seni bela diri yang dia gunakan sangat unik, teknik menggunakan kekuatan kecil untuk mengalahkan kekuatan besar. Sekalipun energi sejati Nova sangat kuat, dia tidak dapat melukai Raja Darah Pertama.Di langit terjadi pertarungan sengit. Di bawah, Chandra duduk bersila di atas batu. Dia memeriksa tubuhnya dengan cepat. Dia pun segera menemukan ada Cacing Dukun yang sangat kecil di darahnya. Cacing Dukun inilah yang memengaruhi dirinya.Begitu Chandra menggunakan energi sejatinya, Cacing Dukun itu mulai menimbulkan masalah seperti menggigit daging dan darahnya, menyebabkan Chandra kesa

  • Jenderal Naga   Bab 1414

    “Hei.” Chandra memanggil Nova dengan suara keras. Namun, perempuan itu sudah pergi. Dalam sekejap, Nova sudah menghilang dari pandangannya.Chandra mengerutkan kening dan bergumam, “Pemimpin Langit Mistika, sebenarnya siapa kamu? Kenapa kamu berulang kali menyelamatkan aku? Apakah mungkin dia Kakek?”Chandra teringat dengan seseorang, yaitu kakeknya, Robi. Hanya saja, pemikiran itu hanya terlintas sejenak di benaknya. Dia merasa tidak mungkin orang itu kakeknya. Jelas-jelas ada aroma wangi di tubuh orang itu. Selain itu, tangan orang itu sangat lembut. Meski memakai topeng, orang itu memiliki rambut hitam panjang. Kalau begitu, dia seharusnya seorang perempuan, bahkan usianya juga tidak tua.“Sebenarnya siapa itu?”Chandra sudah memeras otak tapi tetap tidak mengetahui siapa pemimpin Langit Mistika itu. Dia sama sekali tidak berani menduga kalau perempuan itu adalah Nova, karena itu terlalu sulit untuk dipercaya. Namun, satu hal yang bisa Chandra pastikan, yakni pemimpin Langit Mistika

  • Jenderal Naga   Bab 1415

    Raja Darah Pertama tidak berani menyambut serangan itu, dia pun bergegas menghindar. Pada saat ini, Alden datang dengan pedang beratnya dan berteriak, “Raja Darah Pertama, gunakan semua kekuatanmu. Kalau nggak, kamu nggak akan bisa bunuh pemimpin Langit Mistika.”“Oke,” jawab Raja Darah Pertama dengan suara keras.Semburan cahaya merah tiba-tiba keluar dari telapak tangan Raja Darah Pertama. Cahaya itu berkumpul dan membentuk pedang panjang berwarna merah darah. Dia memegang pedang panjang itu dan menyerang Nova dari belakang.Pertarungan sengit pun terjadi di area ini. Nova mengandalkan kekuatan Darah Kura, teknik Pedang Iblis, energi pembunuh untuk bertarung satu lawan dua. Dia menghadapi dua orang terkuat di dunia saat ini.Di atas batu di kejauhan, seorang pria tua berjubah putih duduk di sana. Pria itu memiliki potongan rambut cepak. Rambutnya setengah hitam setengah putih. Dia hanya menyaksikan pertarungan di kejauhan, melihat Nova yang mengenakan topeng dan Pedang Keji Sejati ya

  • Jenderal Naga   Bab 1416

    Sejak awal Kadir sudah menduga kemunculan Alden pasti menyembunyikan suatu konspirasi. Dia memiliki solusi untuk menawar racun itu, tapi dia tidak melakukannya, karena dia berniat menyerahkan tugas itu kepada Chandra, supaya Chandra memenangkan hati banyak orang.Setelah membunuh para petarung dari Suku Dukun, dia pun pergi meninggalkan para petarung itu.“Kadir …? Dia itu Kadir?”Eka juga berada di tengah kerumunan orang itu. Dia juga terkejut mendengar ucapan Suku Dukun. Eka tentu pernah mendengar nama Kadir. Hanya saja dia kira Kadir sudah mati, siapa sangka ternyata dia masih hidup dan kekuatannya pun begitu mengerikan.Eka berbalik menatap Gunung Olympus yang berada sangat jauh darinya. Di sana dia merasakan masih ada peperangan besar yang sedang terjadi.“Semuanya, bubar!”Sebagai orang kedua terkuat di Peringkat Akash, sudah waktunya Eka beraksi dan menstabilkan keadaan.Sementara itu di Gunung Olympus, Nova sedang bertarung melawan dua orang sendirian. Dengan kemampuan pedangny

  • Jenderal Naga   Bab 1417

    “Kamu ngapain di sini? Kamu terkena racun, cepat lari!”Alden dan Raja Darah Pertama yang sudah kewalahan mendapat sedikit kesempatan untuk tarik napas sejenak dan mundur.“Racunnya sudah menghilang. Ayo kubantu, kita lawan mereka berdua,” kata Chandra.“Nggak perlu, aku bisa sendiri.”“Aduh, kenapa malah pergi? Hey ….”Nova langsung pergi setelah dia mengatakan itu. Chandra memanggilnya, tapi sayang Nova sudah keburu menghilang dari jarak pandangnya. Sementara itu, Robi yang melihat berada jauh di bawah mereka menyaksikan langsung seluruh proses pertarungan Nova.“Pemimpin Langit Mistika itu main lama bertarung makin kuat, tapi begitu Chandra memanggilnya,dia langsung lengah dan kekuatannya sedikit menurun. Tapi apa penyebabnya …? Oh, mungkin dia sudah setengah kerasukan.”Tiba-tiba Robi teringat dia pernah membaca suatu catatan tentang Pedang Iblis sewaktu berada di gua es. Catatan itu menjelaskan bahwa hanya dengan kondisi setengah kerasukan itu barulah pengguna Pedang Iblis bisa me

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2072

    “Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku

  • Jenderal Naga   Bab 2071

    Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan

  • Jenderal Naga   Bab 2070

    Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala

  • Jenderal Naga   Bab 2069

    Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s

  • Jenderal Naga   Bab 2068

    Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m

  • Jenderal Naga   Bab 2067

    Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah

  • Jenderal Naga   Bab 2066

    Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni

  • Jenderal Naga   Bab 2065

    Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra

  • Jenderal Naga   Bab 2064

    Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status